Anda di halaman 1dari 4

Tahap/ usia

Bayi lahir sampai 1 tahun


(Infant)

Masa usia bermain 1-3 tahun


(Toddler)

Masa kanak-kanak awal 3-5


tahun (Preschool)

Kemampuan
Perkembangan
Bertambahnya mobilitas
Meningkatnya koordinasi
mata-tangan dan reflex
menggenggam volunter
Berguling
Bermain mulut sangat terlihat
jelas
Merangkak
Menarik benda-benda
Belajar jalan, berlari,
memanjat
Mampu membuka pintu dan
gerbang
Menjelajah segala sesuatu
dengan mulut
Memiliki rasa
keinginantahuan yang
besar
Naik turun tangga
Tidak mewaspadai
potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh orang
asing atau orang lain
Tertarik dengan kecepatan dan
gerakan
Semakin terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang jauh
dari rumah
Dapat bekerja keras untuk
meyempurnakan suatu
keterampilan
Mempunyai aktivitas motorik
kasar yang bersifat waspada,
tetapi bukan takut
Menikmati mencoba hal-hal
baru
Mobilitas menjurus ke
peningkatan
kemandirian

Risiko Cedera

Aspirasi
Tenggelam
Jatuh
Keracunan
Luka bakar
Kecelakaan kendaraan
bermotor
Kerusakan tubuh
Kecelakaan kendaraan
bermotor
Tenggelam
Luka bakar
Keracunan
Jatuh
Tersedak
Kerusakan tubuh

Kecelakaan kendaraan
bermotor
Tenggelam
Luka bakar
Keracunan cedera tubuh

Pencegahan Cedera:
Kejadian cedera merupakan penyebab utama dari hospitalisasi dan kematian
pada anak. Orang tua harus lebih waspada untuk menjaga keamanan di sekitar
rumah karena banyak anak yang mengalami cedera di dalam atau disekitar
rumah mereka.
Penyebab utama cedera:

a.
b.
c.
d.

Jatuh
Tersedak
Luka bakar
Kecelakaan kendaraanbermotor

2.3 Pencegahan Kecelakaan Pada Balita


Kecelakaan dapat dicegah jika orangtua mengerti hal-hal yang harus dilakukan untuk
menghindari anak dari kecelakaan. Menurut Widjaja (2002), pencegahan kecelakaan dapat
dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu sebagai berikut:
2.3.1 Pengamanan secara umum
a. Tidak meletakkan pisau atau benda tajam sembarangan.
b. Menjauhkan atau menyimpan zat-zat berbahaya sehingga jauh dari jangkaun anak-anak.
c. Tidak meninggalkan anak sendirian tanpa pengamanan, terutama bayi. Jangan menidurkan bayi
di tempat yang tinggi, karena dapat terguling dan jatuh.
d. Mengganti popok bayi di lantai atau di atas kasur berselimut tebal, sehingga kemungkinan bayi
jatuh tidak ada.
e. Anak yang agak besar harus dijauhkan dari obat-obatan, pembersih lantai, insektisida, dan
peralatan mandi. Barang-barang tersebut harus diletakkan ditempat yang jauh dari jangkauan
anak-anak. Sebab, anak-anak sangat menyukai benda-benda yang mencolok dan dapat dijadikan
mainan.
Peran Perawat dan Orang Tua dalam Menjaga Keamanan dan Kenyamanan Anak
Prasekolah
Seorang perawat perlu memahami beberapa peran orang tua dalam melakukan pengendalian
cedera anak pada lingkungan keluarga. Tujuannya agar perawat mampu memberikan edukasi
yang tepat terhadap orang tua. Perawat sebagai praktisi kesehatan berperan dalam melakukan
intervensi guna mendukung peran orangtua dalam menjaga keamanan dan kenyaman klien.
Selain itu perawat juga berperan mendorong orangtua anak untuk mencitakan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi anak prasekolah, menjelaskan berbagai peran yang harus
dipegang oleh orangtua, menjelaskan kepada orangtua pengelolaan kemanaan dan
kenyamanan yang sesuai dengan anak dan mendorong orangtua agar selalu menjadi role
model yang baik untuk anaknya.
Orang tua berperan besar dalam upaya pencegahan terjadinya cedera pada anak. Beberapa peran
orang tua dalam mencegah terjadinya cedera pada anak diantaranya sebagai preventif, protektif,
role model, dan pendidik.
Peran preventif orang tua dapat diaplikasikan dengan mengontrol lingkungan anak saat dia
bermain, karena anak akan lebih bergerak bebas untuk menstimulasi perkembangan ototnya. Jika
lingkungan anak kurang baik seperti halaman rumah yang kotor dan ada lubang genangan air saat
anak bermain maka anak berisiko untuk jatuh. Upaya pencegahan cedera yang dapat dilakukan
oleh orangtua, yaitu membuat peraturan, anak prasekolah lebih mendengar aturan orangtua,
membantu anak mengatasi ketakutan, dan menghadapkan anak kepada benda atau kondisi yang
menakutkan dalam keadaan aman dan nyaman secara perlahan.

Orang tua juga perlu melakukan peran protektif. Anak-anak harus diajarkan mengenai konsep
keselamatan di air terutama jika anak-anak sering bermain di air (kolam). Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk memfasilitasi keamanan anak antara lain:
a. Orangtua harus mengawasi anak sepanjang waktu ketika anak sedang beraktivitas di rumah
ataupun di luar rumah.
b. Jangan pernah meninggalkan anak sendiri tanpa pengawasan meskipun hanya sebentar.
c. Selalu berada di dekat anak supaya ketika terjadi kecelakaan orangtua dapat langsung
memberikan bantuan.
d. Hindari hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti telepon.
15

e. Bila memungkinkan, pasang pagar di sekeliling kolam untuk mencegah anak keluar masuk
kolam.
f. Menjaga anak dari hal-hal yang berpotensi bahaya, walaupun dalam tahap prasekolah anak
sudah mulai mengenali potensi bahaya.

Sebagai role model orang tua harus memberikan contoh yang baik agar anak dapat mengikutinya.
Orang tua tidak hanya membuat peraturan-peraturan untuk mencegah anak mengalami cedera,
tapi juga harus melakukannya. Misalnya, memakai perlengkapan keselamatan ketika berkendara
seperti helm atau sabuk pengaman.

Anda mungkin juga menyukai