Anda di halaman 1dari 3

Keamanan dan kenyamanan merupakan aspek dasar yang harus diperoleh oleh setiap

anak. kedua hal tersebut berperan penting dalam keberlangsungan proses tumbuh kembang
anak. Pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan perlindungan akan keamanan dan
kenyamanan sehingga mereka sangat berisiko tinggi untuk mengalami cedera. Anak usia
prasekolah memiliki risiko cedera yang tinggi, termasuk cedera akibat kendaraan, tenggelam,
aspirasi, jatuh, keracunan, dan luka bakar. Konsep at risk aman dan nyaman pada anak
prasekolah bertujuan untuk menurunkan potensi bahaya yang mungkin terjadi pada anak.
Konsep at risk keamanan dan kenyamanan pada anak prasekolah memiliki aspek
positif maupun negatif. Aspek atau kegunaan positif dari penerapan konsep at risk yang
pertama, orang tua dapat mengetahui risiko cedera yang dapat terjadi pada anak melalui
informasi dari perawat maupun dari berbagai media. Aspek positif pertama, orang tua yang
memiliki pengetahuan mengenai konsep pencegahan cedera pada anak akan membangkitkan
usaha untuk meminimalisasi risiko cedera dengan pengawasan, pengarahan, memberikan dan
contoh yang tepat. Kedua, kesadaran orang tua dan masyarakat mengenai angka risiko cedera
pada anak semakin meningkat membuat mereka menjadi lebih waspada dan peduli terhadap
keamanan dan kenyamanan pada anak. Ketiga, dengan tumbuhnya rasa kesadaran tersebut
dapat meminimalkan angka kejadian cedera atau kecelakaan pada anak prasekolah dengan
memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk bermain. Keempat, orang
tua paham bahwa untuk mencegah cedera bukan dengan cara membatasi anak untuk bermain,
namun mengawasi anak ketika bermain karena pada usia prasekolah merupakan masa aktif
beraktivitas dan bereksplorasi untuk mengembangkan kemampuan sensorik dan motorik pada
anak.
Aspek positif at risk juga berpengaruh terhadap pihak pelayanan kesehadan dan
pemerintah. Kejadian cedera pada anak yang cukup tinggi membuat pelayanan kesehatan
akan semakin luas dan berkembang, akses kesehatan dapat lebih baik, biaya perawatan
menjadi lebih terjangkau, dan angka keselamatan pasien dapat meningkat. Pada pemerintahan
konsep at risk dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan yang bisa
mempengaruhi sistem, mempromosikan perubahan organisasi, mempengaruhi norma-norma
sosial, dan memodifikasi perilaku individu untuk mecegah cedera anak. Usaha pencegahan
cedera yang berasal dari keluarga maupun pemerintah untuk meminimalisasi risiko cedera
pada anak dapat menurunkan tingkat kejadian cedera pada anak, dan juga dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain aspek positif, konsep at risk aman dan nyama juga memiliki beberap aspek
negatif yang menjadi hambatan. Pertama, perlu ditingkatkan koordinasi antar sektor

pemerintah, kesehatan, instansi sekolah, polisi, layanan sosial dan orang tua untuk
menerapkan konsep at risk yang menyeluruh dan berkesimambungan. Kedua, masih
kurangnya keterampilan dari mengenai cara menyampaikan informasi mengenai konsep
aman dan nyaman kepada masyarakat luas. Ketiga, kurangnya peran dari pihak sekolah dan
institusi dalam menanggapi isu at risk. Risiko cedera pada anak kurang mendapatkan
perhatian dari berbagai pihak sehingga banyak orang tua yang menganggap keamanan dan
kenyamanan anak adalah hal sepele, sehingga banyak orang tua yang lalai dalam mengawasi
anak mereka ketika beraktivitas atau bermain. Fenomena ini dapat kita lihat di dalam
kehidupan sehari-hari seperti anak yang terluka karena jatuh akibat terpeleset karena orang
tua yang meninggalkan anaknya sendirian bermain di kolam renang. Berdasarkan kasus
tersebut, kita dapat mengetahui bahwa orang tua belum memiliki kesadaran akan bahaya
cedera yang dapat menimpa anaknya ketika bermain. Seharusnya, sebagai orang tua sudah
seharusnya memahami akan bahaya cedera yang mungkin terjadi pada anak mereka terkait
dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Orang tua seharusnya paham jika
anak pada usia prasekolah memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan selalu ingim
bereksplorasi sehingga risiko cedera yang mungkin terjadi pada anak seusia mereka masih
tinggi.
Salah satu penerapan konsep at risk terkait keamanan dan kenyamanan anak usia 4,5
tahun (prasekolah) dapat berupa adanya kebijakan yang secara spesifik mengatur keamanan
lingkungan bagi anak, baik itu di rumah, di day care, di lingkungan pendidikan anak usia dini
(PAUD), maupun di taman bermain. Program pemerintah untuk kesehatan anak saat ini masih
mengutamakan kesehatan ibu dan anak (KIA), yaitu untuk ibu dan neonatus. Sedangkan
belum ada peraturan pusat yang khusus mengatur mengenai keamanan dan kesehatan anak
usia prasekolah. Secara umum, peraturan mengenai perlindungan kesehatan bagi anak
tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, khususnya Pasal 44
sampai 47. Pasal 44 ayat (1) dan (3) membahas mengenai penyelenggaraan upaya kesehatan
yang komprehensif yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pengadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat menjadi upaya preventif. Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan Kepmenkes RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004 menjadi salah
satu acuan pelaksanaan promosi kesehatan. Di tingkat pusat memang belum ada kebijakan
promosi kesehatan yang khusus membahas tentang risiko cedera pada anak, namun terdapat
promosi kesehatan yang mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu,
telah ada pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk usia di bawah 18
tahun.

Penerapan konsep at risk dapat diterapkan di dalam proses belajar di sekolah taman
kanak-kanak. Penerapan konsep aman dan nyaman kepada anak sejak dini merupakan salah
satu strategi untuk menanamkan sikap peduli terhadap keamanan dan kenyamanan yang
dapat diingat oleh seorang anak hingga ia dewasa. Menanamkan kebiasaan sejak sedini
mungkin mengenai konsep at risk aman dan nyaman diharapkan dapat mengurangi risiko
cedera pada anak. Nilai-nilai mengenai keamanan dan kenyamanan yang mereka pelajari di
sekolah mereka seperti peraturan lalu lintas, penggunaan alat pelindung ketika bermain dan
berkendara nantinya menjadi dasar bagi anak untuk selalu waspada dan diterapkan untuk
melindungi dirinya dari bahaya hingga ia dewasa. Pada kenyataannya, hal ini tidaklah mudah
untuk dilakukan jika tidak adanya dukungan dari pihak sekolah, pemerintah, maupun orang
tua. Oleh karena itu, peran perawat untuk mengadvokasi kebijakan-kebijakan tersebut sangat
tinggi untuk tercapainya lingkungan yang aman dan sehat bagi anak.
Hal ini didukung oleh pernyataan Pedoman dari intervensi dan strategi untuk
menjamin keamanan dan mencegah cedera mliputi tiga target domain: (1) perkembangan dan
usia anak, (2) lingkungan yang memperhatikan keamanan atau bebas dari bahaya cedera, (3)
keadaan sekitar yang mendukung kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai