Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dengan
segenap kemampuan dan kesanggupan dapat menyelesaikan makalah
ini.Berbagai hambatan dan tantangan yang ditemui dalam penyelesaian
makalah ini, namun dengan kesabaran, semangat, dan kerja keras penulis
akhirnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi oleh penulis.
Makalah yang berjudul Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai
Pelanggaran dalam Etika BIsnis ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Etika Bisnis. Disamping itu, penulis juga mengharapkan agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan
pengetahuan kita.
Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis
menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penulis mengucapkan banyakbanyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian makalah ini, dengan harapan semoga dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Amin....

Padang, 02 Desember 2014

Zeggy Restanovel

1 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR................................................................................................
.................1
DAFTAR
ISI...............................................................................................................
..............2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang......................................................................................
...............3
B. Identifikasi
Masalah.......................................................................................
......4
C. Pembatasan
Masalah.......................................................................................
...4
D. Perumusan
Masalah.......................................................................................
.....4
E. Tujuan..........................................................................................
........................5
F. Kegunaan.....................................................................................
........................5
BAB II KERANGKA TEORI DAN DASAR TEORI
A. Kerangka
Teori ............................................................................................
.......6
2 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

B. Dasar
Teori ............................................................................................
.............6
BAB III PEMBAHASAN
A. Defenisi
Fraud...............................................................................................
.......11
B. Karakteristik
Fraud ..............................................................................................
13
C. Klasifikasi
Kecurangan ....................................................................................
.....13
D. Pendekatan
Fraud ..............................................................................................
.18
E. Kasus Kasus
fraud ..............................................................................................
..19
F. Pencegahan
Fraud ..............................................................................................
.21
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................................................................
.....................24
B. SARANSARAN ............................................................................................
.........25
DAFATAR
PUSTAKA .......................................................................................................
........26

3 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta
etika

perusahaan

yang

dilaksanakan

secara

konsisten

dan

konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis
akan

selalu

menguntungkan

perusahaan

baik

untuk

jangka

menengah maupun jangka panjang, karena : mampu mengurangi


biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan
motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu
meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan
oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen
dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan
lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan
maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnyatermasuk perusahaan
yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,
terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak
etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang
karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang
4 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan


harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.

B. Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fraud (penyimpangan) dalam etika
bisnis dan apa karakteristik fraud ?
2. Apa
saja
faktor
penyebab

orang

melakukan

fraud

( penyimpangan ) dalam etika bisnis ?


3. Kasus kasus apa yang pernah terjadi dan menunjukkan adanya
fraud dalam etika bisnis ?

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini lebih fokus dan tidak meluas
dari pembahasan yang kita maksud, dalam makalah ini penulis
membatasinya pada ruang lingkup pembahasan yaitu sebagai
berikut :
1. Pencegahan fraud dan
2. Kasus-kasus dalam fraud
D. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Sejauh manakah pengaruh pembelajaran tindakan fraud
( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam etika bisnis ?
2. Apakah pembelajaran fraud dalam etika bisnis sudah dapat
dipahami dan dapat dimengerti oleh mahasiswa ?

E. Tujuan
1. Untuk lebih memahami dan mengetahui tindakan fraud
( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam etika bisnis.

5 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

2. Untuk memenuhi syarat mengikuti ujian mata kuliah etika bisnis


dan memahami lebih jauh materi yang telah di ajarkan.
F. Kegunaan
Kegunaan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk membantu mahasiswa mengetahui lebih dalam tentang
tindakan fraud ( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam
etika bisnis.
2. Untuk sebagai

bahan

acuan

bagi

pembaca

mengenai

pembahasan penyimpangan sebagai pelanggaran dalam etika


bisnis.
3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia bisnis.

BAB II
KERANGKA TEORI DAN DASAR TEORI
A. Kerangka teori
1.
2.
3.
4.
5.

Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim


Teori Donald R. Cressey dan
G.Jack Bologna, Robert J.Lindquistdan Joseph T.Wells (1993:3)
Black Law Dictionary
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

B. Dasar Teori
6 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

Etika bisnis didefinisikan sebagai Pemikiran atau refleksi


tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek
baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan
atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan
apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan
suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan
berguna

untuk

masyarakat

disamping

itu

dikelola

dengan

manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya


manusia

dan

lain-lain

tetapi

tidak

mempunyai

etika,

maka

kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan


bagi perusahaan tersebut. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak
perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena
sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturanaturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial,
termasuk juga aturan-aturan moral.
Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim fraud (kecurangan)
adalah untuk merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan
atau kesatuan untuk menipu orang lain dan menyebabkan kerugian.
Khususnya terjadi (misrepresentation) penyajian yang keliru untuk
merusak, dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan
untuk pelaksaanaan keputusan terdahulu
Jadi dapat disimpulkan fraud (kecurangan) merupakan sesuatu
yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam
bentuk

perilakunya

untuk

melakukan

suatu

tindakan

yang

menyalahi aturan.
Hubungan antara etika bisnis dan fraud (kecurangan) bahwa
segala sesuatu tindakan yang menyalahi aturan dan dikategorikan
sebagai pelanggaran etika (Irham Fahmi, 2013:157).
Fraud triangle adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh
Donald R. Cresseysetelah melakukan penelitian untuk tesis doktornya pada tahun 1950. Cressey mengemukakan hipotesis mengenai
fraud

triangle

untuk

menjelaskan

alasan

mengapa

orang

7 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

melakukan fraud. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Cressey


menemukan bahwa orang melakukan fraud ketika mereka memiliki
masalah keuangan yang tidak bisa diselesaikan bersama, tahu dan
yakin bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan secara diam-diam
dengan jabatan/pekerjaan yang mereka miliki dan mengubah pola
pikir dari konsep mereka sebagai orang yang dipercayai memegang
aset menjadi konsep mereka sebagai pengguna dari aset yang
dipercayakan kepada mereka. Cressey juga menambahkan bahwa
banyak dari pelanggar kepercayaan ini mengetahui bahwa tindakan
yang mereka lakukan merupakan tindakan yang ilegal, tetapi
mereka berusaha memunculkan pemikiran bahwa apa yang mereka
lakukan merupakan tindakan yang wajar. Dari penjelasan di atas,
Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yang mendukung
seseorang melakukan fraud, yaitu masalah keuangan yang harus
dirahasiakan (pressure), kesempatan untuk melakukan fraud, dan
rasionalisasi dari pelaku. Fraud triangledapat diibaratkan sebagai
fire triangle, dimana pressure dapat dianggap sebagai sumber
panas yang dapat menyebabkan api. Akan tetapi, Lister (2007)
mengungkapkan bahwapressuresendiri tidak akan dapat membuat
seseorang melakukan fraud, kecuali adanya faktor lainnya berupa
opportunity

atau

peluang

untuk

melakukan

fraud

yang

diumpamakan sebagai bahan bakar yang membuat api tetap


menyala dan rasionalisasi dari tindakan pelanggaran yang dilakukan
sebagai oksigennya.

8 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

Kecurangan atau fraud didefinisikan oleh G.Jack Bologna, Robert


J.Lindquist
dan Joseph T.Wells (1993:3) sebagai berikut:
Fraud is criminal deception intended to financially benefit the
deceiverKecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk
memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti
setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan denga maksud jahat. Dan
dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan merugikan
korbannya secara financial.
Albrecht (2012:6) mengemukakan dalam bukunya Fraud
examination
menyatakan bahwa:
fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means
whichhuman ingenuity can devise, which are resorted to by one
individual, to get an advantage over another by false representations. No
definite andinvariable rule can be laid down as general proportion in
defining fraud,as it includes surprise, trickery, cunning and unfair ways by
whichanother is cheated. The only boundaries defining it are those which
limit human knavery.
9 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

Dari pengertian kecurangan (fraud) menurut Albrecht, kecurangan


adalah istilah umum, dan mencakup semua cara dimana kecerdasan
manusia

dipaksakan

dilakukan

oleh

satu

individu

untuk

dapat

menciptakan cara untuk mendapatkan suatu manfaat dari orang lain dari
representasi yang salah. Tidak ada kepastian dan invariabel aturan dapat
ditetapkan sebagai proporsi yang umum dalam mendefinisikan penipuan,
karena mencakup kejutan, tipu daya, cara-cara licik dan tidak adil oleh
yang lain adalah curang. Hanya batas-batas yang mendefinisikan itu
adalah orang-orang yang membatasi kejujuran manusia .
Sedangkan definisi fraud menurut Black Law Dictionary ialah:
1. A knowing misre presentation of the truth or concealment of a
material fact to induce another to act to his or her detriment; is
usual a tort, but insome cases (esp. When the conduct is willful) it
may be a crime,
2. A misrepresentation made recklessly without belief in its truth to
induceanother person to act,
3. A tort arising from knowing misre presentation,concealment of
material fact, or reckless misre presentation made toinduce another
to act to his or her detriment.
Yang diterjemahkan (tidak resmi), kecurangan adalah :
1. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau
keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat
mempengaruhi
tindakan
namun

orang

lain

untuk

melakukan

yang merugikannya, biasanya


dalam

pakasus

merupakan

kesalahan
secara

disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;


2. Penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang

secara

perhitungan

(khususnya

atau

dilakukan

ceroboh/tanpa

bebera

perbuatan

dan

tanpa

dapat

dipercaya

10 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan


orang lain bertindak atau berbuat;
3. Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan
atau penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian
fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan
yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang
merugikannya.
Association

of

Certified

Fraud

Examiners

(ACFE)

merupakan

organisasi antifraudterbesar di dunia dan sebagai penyedia utama


pendidikan dan pelatihan anti-fraud. ACFE mendefinisikan kecurangan
(fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh
seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat
mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau
entitas atau pihak lain.

11 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

BAB III
PEMBAHASAN
A. Defenisi Fraud
Fraud merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan
mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Biasanya kejahatan
yang dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Sebagai
contoh adanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam
aktivitas yang berkaitan dengan Fraud kartu kredit. Carding muncul
ketika seseorang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan
kartu kredit tersebut secara melawan hukum.
Fraud adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru atau
benda, statistik, atau dokumen-dokumen , dengan maksud untuk
menipu. Kejahatan yang serupa dengan penipuan adalah kejahatan
memperdaya yang lain, termasuk melalui penggunaan benda yang
diperoleh

melalui

pemalsuan.

Menyalin,

penganda,

dan

mereproduksi tidak dianggap sebagai pemalsuan, meski pun


mungkin

mereka

nanti

dapat

menjadi

pemalsuan

selama

mengetahui dan berkeinginan untuk tidak dipublikasikan. Dalam hal


penempaan

uang

atau

mata

uang

itu

lebih

sering

disebut

pemalsuan. Barang konsumen tetapi juga meniru ketika mereka


tidak diproduksi atau yang dihasilkan oleh manufaktur atau
produsen diberikan pada label atau merek dagang tersebut ditandai
oleh simbol. Ketika objek diadakan adalah catatan atau dokumen ini
sering disebut sebagai dokumen palsu.
12 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

Fraud juga diartikan dengan Penipuan, yang memiliki arti keliru


yang disengaja yang menyebabkan seseorang atau bisnis menderita
kerusakan, sering dalam bentuk kerugian moneter. Semua elemen
ini biasanya diperlukan untuk tindakan yang harus dipertimbangkan
penipuan, jika seseorang berbohong tentang namanya, misalnya,
tidak

akan

penipuan

kecuali

dengan

demikian,

orang

yang

menyebabkan orang lain kehilangan uang atau menderita beberapa


kerusakan lainnya. Ada berbagai jenis penipuan, dari pencurian
identitas, penipuan asuransi untuk memalsukan informasi pajak,
dan membuat pernyataan palsu sering dapat menjadi salah satu
elemen kejahatan lain. Meskipun biasanya dituntut di pengadilan
kriminal, penipuan juga dapat mencoba di bawah hukum sipil.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa
fraud atau kecurangan memiliki empat Kriteria yang harus dipenuhi,
yaitu:
1.
2.
3.

Tindakan tersebut dilakukan oleh pelaku secara sengaja


Adanya korban
Korban menuruti kemauan pelaku

4.

Adanya kerugian yang dialami oleh korban

Dalam

pengertian

luas, Fraud adalah

suatu

bentuk penipuan yang disengaja/direncakan demi keuntungan dan


kemakmuran

pribadi/perseorangan

atau

untuk

merusak/mengganggu kehidupan dan kekayaan orang lain. Kata


deception

atau

mendefinisikan Fraud.

penipuan

adalah
Perlu

kata

kunci

untuk

diketahui

bahwa Fraud SELALU melibatkan penipuan dan kepercayaan. Satu


hal yang perlu dicamkan adalah orang yang paling dipercaya
adalah orang yang memiliki peluang paling besar untuk melakukan
penipuan kepada Anda. Mengapa? KetikaDari sekian banyak
definisi formal tentang Fraud, mungkin yang paling cocok kita
jadikan pedoman adalah: Fraud is a generic term, and embraces all
13 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

the multifarious means which human ingenuity can devise, which


are resorted to by one individual, to get an advantage over another
by false representations. No definite and invariable rule can be laid
down as a general proposition in defining fraud, as it includes
surprise, trickery, cunning, and unfair ways by which another is
cheated. The only boundaries defining it are those which limit
human knavery.
Fraud adalah sebuah istilah umum dan luas, serta mencakup
semua bentuk kelicikan/tipu daya manusia , yang dipaksakan oleh
satu orang, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain
dengan

memberikan

dimanipulasi.

Tidak

menyeragamkan

keterangan-keterangan
ada

definisi

ketentuan
dari

Fraud

dan
itu

palsu

dan

keharusan
sendiri.

telah
untuak

Fraud

juga

mengandung pengertian sebagai kejutan, tipuan,kelicikan, dan caracara

yang

tidak

sah

terhadap

pihak

yang

ditipu.

Batasan

pendefinisian Fraud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan


ketidakjujuran manusia.
B. Karakteristik Fraud
Dilihat dari pelaku fraud maka secara garis besar kecurangan bisa
dikelompokkan menjadi dua jenis :
1.

Oleh pihak perusahaan, yaitu :


Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji
yang

timbul

karena

kecurangan

pelaporan

keuangan

(misstatements arising from fraudulent financial reporting).


Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang
berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising
from

misappropriation

of

assets).

14 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

2.

Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha,


dan

pihak

asing

yang

dapat

menimbulkan

kerugian

bagi

perusahaan.
C. KLASIFIKASI KECURANGAN
Ditinjau dari sisi pelaku, kecurangan dapat dilakukan oleh orang
dalam maupun luar organisasi. Pelaku kecurangan dalam organisasi
dapat melibatkan manajemen, karyawan, atau dari pihak dalam yang
bekerjasama dengan pihak luar organisasi.
Terlepas dari pelaku kecurangan, tindakan kecurangan secara
umum mencakup berbagai tindakan dan perbuatan, antara lain :
o
o
o
o
o
o
o

Ketidakjujuran
Penyembunyian
Penggelapan
Penyalahgunaan wewenang dan jabatan
Penyelewengan
Pencurian
Perilaku yang tidak baik.

1. Kecurangan Perusahaan (corporate fraud)


Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
secara umum berkaitan dengan kebijakan dan kinerja perusahaan.
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat
berbentuk pemberian informasi yang tidak wajar baik itu pada
laporan keuangan, produksi dan kondisi non produksi kepada
kreditor, investor, petugas pajak, konsumen maupun akuntan
publik.
Kecurangan

yang

dilakukan

oleh

manajemen

perusahaan

memiliki tujuan berbeda-beda, antara lain :


Pada umumnya kecurangan pada kreditor dan investor
berkaitan dengan nilai laba yang dibuat tinggi dengan
tujuan menunjukan prestasi atau bonus dari kinerja
yang baik.

15 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

Kecurangan
bertujuan

yang

ditujukan

menunjukan

pada

ketidak

petugas

pajak

mampuan

atau

penghindaran pajak.
Sedangkan kecurangan yang ditujukan pada akuntan
publik bertujuan untuk mendapat opini yang baik atas
laporan keuangan.
Tindakan

curang

perusahaan

yang

ditujukan

pada

konsumen dan masyarakat pada umumnya bertujuan


untuk

meningkatkan penjualan, market share, brand

image dimata masyarakat.


Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan sering
mengaitkan antara jabatan, pekerjaan dan organisasi,
hal ini sering disebut white collar crime, karena
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan
didukung oleh norma sosial yang ada dan pihak-pihak
tertentu yang mendukung tindakan illegal perusahaan.
Secara umum white collar crime akan menimbulkan
kerusakan

struktur

susunan

sosial

dan

kerugian

ekonomis yang saling terkait.

2. Kecurangan Struktural
Kecurangan struktural ini merupakan tindakan curang yang
dilakukan oleh pejabat-pejabat struktural yang ada dalam suatu
organisasi perusahaan.
Tindakan curang yang dilakukan oleh para pejabat struktural
pada umumnya berbentuk :
Perintah yang tidak jelas.

16 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

Manipulasi anggaran seperti target pendapatan yang


ditetapkan lebih rendah dari potensi dan target biaya yang
terlalu tinggi dari semestinya.
Penyalahgunaan wewenang atas kekuasaan.
Mengubah laporan tanpa pertimbangan diskusi.
Memberikan laporan tanpa substansi yang jelas.

Tujuan dari tindakan curang yang dilakukan oleh pejabat


struktural berbeda- beda antara lain :
Kecurangan

dengan

perintah

tidak

jelas

bertujuan

menghindar dari tanggungjawab yang sesungguhnya dan


melimpahkannya pada pihak lain terutama bawahan.
Kecurangan melalui manipulasi anggaran bertujuan untuk
mempertahankan

posisi

karena

dianggap

mampu

mencapai target.
Kecurangan

melalui

penyalahgunaan

wewenang

dan

kekuasaan bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dan


menutupi kelemahan atas kemampuan yang dimiliki.
Mengubah laporan dan laporan tanpa substansi memiliki
tujuan yang sama dengan kecurangan anggaran, hal ini
dilakukan untuk mempertahankan diri dan posisi supaya
dianggap mampu.
3. Kecurangan Karyawan (employement fraud)
Tindakan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan berupa
ketidakjujuran,
umumnya

manipulasi,

melibatkan

pencurian.

aktivitas

Kecurangan

perpindahan

itu

kekayaan

pada
seperti

pengelapan atau pencurian, mark-up pembelian, mark-up biaya


operasional, pengeluaran fiktif, penggelapan penerimaan, pencairan
cek pembayaran ke pemasok yang dibawa, pemalsuan dokumen,
penjualan yang tidak dicatat, pemakaian uang penjualan baik yang
dibayarkan tunai maupun melalui cek (kitting).
17 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

4. Kecurangan Pihak Luar (external fraud)


Hal ini merupakan kecurangan yang dilakukan oleh pihakpihak diluar perusahan namun memiliki kepentingan dengan pihak
perusahaan, pihak-pihak tersebut antara lain supplier, debitur,
kontraktor. Supplier kecurangan yang dilakukan berupa kecurangan
pada saat pengiriman barang yang tidak sesuai dengan perjanjian
jual-beli, seperti : kualitas barang berbeda, jumlah tidak sesuai,
pengiriman tidak tepat waktu, penagihan berulang-ulang yang
dilakukan pada transaksi sama. Sedangkan oleh debitur sebagai
penerima piutang pada umumnya melakukan penggelapan barang,
pembayaran piutang tidak sesuai perjanjian.
Kecurangan yang dilakukan oleh kontraktor pada umumnya
dilakukan dalam bentuk pengurangan kualitas pekerjaan, wanprestrasi

kontrak,

jangka

waktu

penyelesaian

tidak

sesuai

perjanjian, denda tidak dibayar.


5. Kecurangan Kolusi Luar dan Dalam Organisiasi
Kecurangan dalam bentuk ini berawal dari persekongkolan
atau kolusi negatif dari dua sisi, yaitu perusahaan dan pihak terkait
dengan perusahaan, sebagai contoh perusahaan dengan bagian
kredit perbankan, dimana keduanya saling menjanjikan, perusahaan
menjanjikan

imbalan

sedangkan

pihak

kredit

perbankan

menetapkan imbalan untuk pencairan kredit karena kurangnya


administrasi sehingga berakibat kredit macet.
Kecurangan

kolusi

conspiracy dan pseudeo


dimana

kedua

belah

dapat

dikelompokan

conspiracy. Bonafide
pihak

sadar

jika

menjadi bonafide
conspiracy terjadi

terjadi

kecurangan,

sedangkan pseudeo conspiracy ada pihak-pihak yang tidak tahu jika


terjadi kecurangan.
Kecurangan jika dilihat dari sisi korban perlu dilihat tujuannya
yaitu : apakah mengakibatkan kerugian organisasi, atau sebaliknya
18 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

mengakibatkan kerugian pihak lain tapi mengguntungkan pihak


organisasi.
6. Kecurangan Terhadap Organisasi
Kecurangan terhadap organisasi ini dapat dilakukan oleh pihak
dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan yang sering
dilakukan terhadap organisasi misalnya melakukan penambahan
karyawan

fiktif,

sehingga

mengakibatkan

manipulasi

upah,

penagihan terhadap persediaan yang rusak dan usang, kecurangan


oleh supplier, pabrik, kontraktor berupa pemberian barang pesanan
tidak sesuai kualitas, jumlah sedikit, penggantian spesifikasi barang
tidak sesuai dengan perjanjian, penagihan berulang-ulang.
7. Kecurangan untuk Kepentingan Organisasi
Kecurangan

yang

dilakukan

oleh

organisasi

seperti

perusahaan pada umumnya dilakukan terhadap investor, kreditor


dan

pemerintah.

Pada

sisi

investor

perusahaan

cenderung

melakukan manipulasi terhadap kinerja penjualan dengan cara


meninggikan penjualan dan merendahkan biaya, sehingga dapat
menciptakan keuntungan dengan tujuan bonus. Sedangkan pada
sisi

kreditor

dapat

menunjukan

kemampuan

perusahaan

menyelesaikan segala kewajibannya.


Pada sisi pemerintah terutama fiskus, kecurangan yang
dilakukan perusahaan cenderung pada tindakan merendahkan
penjualan dan meninggikan biaya dengan tujuan rugi untuk
penghindaran pajak. Perusahaan juga tidak jarang berbuat curang
terhadap konsumen dengan cara mengganti bahan baku dengan
kualitas yang lebih rendah dan juga dengan timbangan yang tidak
wajar dan tidak standar.
Klasifikasi kecurangan yang lain bisa berupa kecurangan dari
sisi akibat hukum yang ditimbulkan, dari sisi pencatatan, frekwensi,

19 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

keunikan. Pada sisi hukum yang ditimbulkan kecurangan dapat


berupa tindakan kriminal, melawan hukum dan pelanggaran hukum.
Sedangkan

pada

sisi

pencatatan

umumnya

kecurangan

dilakukan dalam bentuk pencurian aset yang tampak melalui


duplikasi pembukuan (fraud open on the books), pencurian aset tak
terlihat dengan cara menyembunyikan diantara catatan akuntansi
yang baik (fraud hidden on the books), pencurian piutang dagang
yang telah dihapuskan (fraud off-books).
Pada

sisi

frekwensi,

kecurangan

dikelompokan

menjadi

kecurangan berulang (repeating fraud) dan tidak berulang (nonrepeating fraud). Kecurangan berulang merupakan yang terjadi
mengikuti transaksi-transaksi yang berulang secara otomatis, dan
akan berhenti jika ada perintah penghentian transaksi. Sedangkan
kecurangan tidak berulang merupakan kecurangan bersifat tunggal
dan dilakukan oleh orang yang berbeda.
Dari sisi keunikan, kecurangan dapat dikelompokan dalam
kecurangan umum (garden varieties of fraud) dan kecurangan
khusus (specialized fraud). Kecurangan umum dapat dilakukan oleh
setiap orang dengan tujuan dan kepentingan berbeda-beda namun
bersifat umum dalam kegiatan bisnis, seperti : harga yang tidak
sesuai, barang yang dikirim tidak sesuai perjanjian, pembayaran
kontak yang diminta berulang-ulang. Sedangkan kecurangan khusus
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang bekerja pada
perusahaan jenis tertentu, seperti : bank, asuransi, pialang.
D. PENDEKATAN FRAUD THEORY
Teori kecurangan dimulai dengan asumsi berdasarkan fakta-fakta
yang diketahui, dan melakukan pengujian apakah fakta-fakta tersebut
terbukti atau tidak. Fraud theory meliputi proses:

Analisa data awal yang tersedia.


Jika audit atas suatu fungsi dalam perusahaan dianggap telah
terjamin pelaksanaan fungsi tersebut, maka audit dilakukan pada

20 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

waktu itu dan secara khusus mengarah kepada kemungkinan

terjadinya kecurangan berdasarkan informasi yang diterimanya.


Menyusun dan menciptakan sebuah hipotesa.
Hipotesa dalam mengidentifikasi kecurangan merupakan dugaan
terhadap kondisi terburuk atas suatu kecurangan. Beberapa
dugaan terhadap tindakan curang dapat dibuat seperti bentukbentuk hipotesis berikut ini : diduga ada pemberian suap, diduga
adanya conflict

of

interest,

diduga

ada

penyalahgunaan

wewenang, diduga adanya kickbacks.


Berdasarkan beberapa dugaan yang dibuat, auditor harus dapat
mengenali karakteristik unik dari setiap skim kecurangan, yang
dilihat dari tanda-tanda peringatan (warning sign/red flag)

terjadinya kecurangan.
Menguji hipotesa.
Pendekatan skenario jika

.maka.,

Jika

ada

dugaan

penyuapan kepada perchusing agent maka auditor akan mencari


fakta yang mendukung dugaan kecurangan yang telah disusun,
contohnya seperti :
Adanya hubungan personal antara buyer dan vendor,
Bahwa agen pembelian memiliki kemampuan financial yang
mengarahkan bisnis kepada vendor tertentu,
Bahwa harga lebih tinggi atau kualitas lebih rendah untuk
produk yang dibeli,
Terjadi pengeluaran yang berlebih dari agen pembelian.

Menyempurnakan dan memperbaiki hipotesa.


Sangat mungkin terjadi kondisi data berbeda dengan fakta,
sehingga skenario hipotesa perlu direvisi dan disempurnakan.
Contoh kasus seorang manajer keuangan diidentifikasi berbuat
curang, ternyata tidak bergaya hidup berlebihan namun sedang
mendapat

kesulitan

keuangan

dengan

hutang-hutangnya.

Berdasarkan contoh diatas maka perlu dilakukan revisi terhadap


skenario hipotesa dengan cara melakukan interview pada pihak
terkait, observasi dan pengujian dokumen laporan keuangan,
catatan keuangan, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
21 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

Tindakan tersebut dilakukan supaya hipotesa yang disusun dapat


mendekati kondisi dan fakta kecurangan yang sesungguhnya.

E. Kasus- kasus Fraud


Untuk mengenal fraud di tempat kerja (occupational fraud) bisa
dengan membaca

publikasi international hasil riset ACFE (sosiasi

auditor fraud international) yang diterbitkan setiap tahun dengan judul


berjudul ACFE REPORT TO THE NATIONS On Occupational Fraud and
Abuse. A Global Study. Publikasi terkini yaitu tahun 2012 melaporkan
13 ringkasan temuan dan 8 kesimpulan serta rekomendasi .
13 temuan riset oleh ACFE:
1. Kerugian

akibat

fraud

adalah

sekitar

5%

dari

pendapatan

perusahaan setiap tahun. Jika dihitung dari Gross World Product


jumlah kerugian tersebut mencapai USD 3,5 triliun atau (dengan
kurs USD 1 = Rp 10.000) berarti sekitar Rp 35 triliun atau 2,29%
APBN Indonesia. Tapi itu kan untuk seluruh dunia.
2. Median kerugian akibat fraud mencapai USD 140,000. Dari kasus
fraud lebih dari seperlimanya mengakibatkan kerugian sekurangnya
USD 1 juta.
3. Fraud yang terjadi memerlukan waktu rata-rata 18 bulan untuk
terdeteksi
4. Jenis

fraud

yang

umum

adalah asset

misappropriation atau

pencurian asset (bisa cash atau non-cash), jumlahnya mencapai


87% dari kasus yang terjadi. Fraud ini merupakan fraud yang paling
kecil

kerugiannya,

dengan

rata-rata

kerugian

USD

120,000.

Bandingkan dengan skema fraud pada penyajian laporan keuangan,


jumlahnya hanya 8% dari kasus yang dilaporkan, namun rata-rata
kerugiannya adalah yang terbesar yaitu bisa mencapai rata-rata
USD 1 juta. Sementara skema korupsi ada ditengah-tangah (antara
22 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

asset misappropriation dengan fraud pada penyajian laporan


keuangan), menimbulkan kerugian rata-rata USD 250,000.
5. Fraud di tempat kerja terungkap umumnya karena ada yang
melaporkan. Mayoritas laporan datang dari karyawan perusahaan
yang jadi korban.
6. Di seluruh dunia risiko terbesar bagi perusahaan adalah fraud jenis
korupsi

dan billing

poses billing atau

scheme.

Fraud

pembebanan

ini

menggunakan

tagihan.

sarana

Korupsi

dan

skema billing mencapai 50% dari jumlah fraud yang dilaporkan


7. Fraud

di

tempat

kerja

merupakan

ancaman

terbesar

pada

perusahaan berskala kecil. Dalam riset ini perusahaan terkecil


menderita paling parah. Umumnya perusahaan kecil dengan control
yang lemah.
8. Industri yang paling jadi korban fraud adalah Bank dan Lembaga
keuangan non-bank, Administrasi public dan Pemerintahan, dan
Manufaktur
9. Fraud di tempat kerja

bisa dikurangi kerugiannya dan lamanya

dengan membangun control yang kuat. Semakin kuat control


semakin kecil kerugian akibat fraud dan semakin segera fraud
terdeteksi.
10.

Semakin tinggi kedudukan pelaku fraud semakin besar pula

kerugian yang diderita perusahaan. Rata-rata kerugian akibat fraud


yang dilakukan pemilik/executives adalah USD 573,000, oleh
manager USD 180,000 dan oleh karyawan USD 60,000
11.

Semakin lama pelaku bekerja di perusahaan semakin besar

kerugian. Pelaku dengan masa kerja lebih dari 10 tahun merugikan


rata-rata USD 229,000 sementara pelaku dengan masa kerja kurang
dari setahun merugikan hanya rata-rata USD 25,000.
23 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

12.

Pelaku

fraud

mayoritas

bagian/departemen:

(77%)

adalah

akuntansi,

karyawan

operasi,

di

penjualan,

executives/pejabat tinggi, customer service dan pembelian


13.

Umumnya pelaku melakukan fraud pertama kali dengan masa

lalu kerja yang bersih. Dimana 87% pelaku sebelumnya belum


pernah melakukan fraud, 84% belum pernah dihukum atau dipecat
akibat fraud.
F. Cara Pencegahan Fraud
1. Cara perusahaan melindungi diri dari pencurian data adalah
sebagai berikut :
menggunakan

dan

secara

teratur

memperbarui

perangkat lunak antivirus


membatasi akses fisik ke data pemegang kartu
mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi
pengaman khusus
mengenkripsi transmisi data pemegang kartu saat
melewati jaringan publik/terbuka
melacak dan memantau semua akses ke sumber daya
jaringan
2. Cara

dan

menerus.
perusahaan

data

pemegang

melindungi

diri

kartu
dari

secara

terus

dari

tindak

penggelapan adalah sebagai berikut :


Melakukan audit eksternal terhadap Laporan Keuangan
Membuat dan menetapkan kode etik karyawan
Melakukan
manajemen
sertifikasi
atas
Laporan
Keuangan
Melakukan

penelaahan

Manajemen

keuangan

dan

karyawan
Mengembangkan program dukungan karyawan
Memberikan
pelatihan
mengenai
fraud

bagi

manajemen/eksekutif
Menyediakan tips anti-fraud

bagi

secara

online

karyawan
Memberikan pelatihan anti-fraud bagi karyawan
Melakukan audit internal secara mendadak
Menyediakan hadiah bagi pelapor tindak penggelapan.
24 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika
Bisnis

3. Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri dari penipuan


perbankan online?
Melakukan rekonsiliasi rekening bank pada setiap akhir
bulan
Melakukan evaluasi dan persetujuan yang cermat atas
seluruh transaksi kas keluar
Menempatkan lebih lebih

dari

satu

orang

untuk

mengendalikan akun
Menggunakan komputer khusus yang didedikasikan
untuk online banking
Mengembangkan pendidikan pencegahan fraud bagi
karyawan
4. Berikut adalah langkah yang bisa diambil perusahaan untuk
memastikan mereka benar-benar aman dari tindak kejahatan
penipuan (fraud):
Pastikan cek memiliki fitur keamanan yang cukup.
Misalnya: dengan menggunakan alat pemeriksaan
keamanan

berteknologi

tinggi.

Disamping

dapat

mencegah, jikapun tetap terjadi perusahaan dapat


menunjukkan itukepada pihak bank sebagai bukti bahwa
perusahaan

telahmengambil

langkah-langkah

pencegahan secara sungguhsungguh.


Maksimalkan
usaha-usaha
agar

perusahaan

menerapkan metode (cara) administrasi yang aman


dengan mengimplementasikan Sistem Pengendalian
Intern (SPI) secara ketat di seluruh bagian dan tingkat
operasional
Misalnya:

perusahaan.
pemisahan

fungsi

antar

staffakuntansi

dengan jelas dan tegas.


Hancurkan semua buku cek kosong dari rekening bank
yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin.
Gunakan fitur layanan membayar tertentu untuk
mencegah adanya kliring rekening atas cek tidak sah.
Baca dengan seksama kontrak perjanjian dengan pihak
bank untuk memahami hak dan kewajiban jika suatu

25 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

saat nanti perusahaan mengalami kerugian akibat


tindak penipuan dari pihak lain.
Periksa buku cek baru begitu diterima dari bank. Simpan
buku cek yang belum dipakai di tempat yang sungguh
sungguh aman, dalam kondisi terkunci. Jika buku cek
diterima dalam keadaan tersegel, jangan buka segel
sampai cek dipakai.
Selalu jaga keamanan buku cek dan slip (formulir bank)
yang

tidak

terpakai

atau

dibatalkan,

stempel

perusahaan dan stempel tandatangan (jika memakai),


dengan menyimpannya di tempat yang terkunci hanya
bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang.

26 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata kecurangan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal
yang sering didengar dan berkonotasi negatif. Secara awam
kecurangan adalah tindakan tidak jujur dengan bentuk tipu muslihat
termasuk dalam penyajian suatu fakta yang sengaja disalahkan.
Kecurangan merupakan kumpulan tindakan ketidakberesan
dan tindakan melawan hukum, bentuk-bentuk kecurangan yang
memiliki konsekuensi hukum antara lain : penggelapan, penyuapan,
pencurian dengan cara menipu, penggelapan, korupsi, kolusi,
nepotisme, menyalahgunakan wewenang dan jabatan, kecurangan
dalam pelaporan keuangan.
Kecurangan secara organisasi adalah tindakan melawan atau
melanggar hukum yang dilakukan oleh orang atau kelompok yang
berasal dari dalam atau luar organisasi dan secara langsung
maupun tidak langsung dapat merugikan organisasi maupun orang
lain.
Banyak

yang

berpandangan

kecurangan

(fraud)

sama

dengan white collar crime yang didefinisikan oleh Amin (1992)


sebagai tindakan kesalahan atau suatu seri tindakan yang dilakukan
dengan alat non phisik atau dengan penyembunyian atau akal
bulus/tipu

muslihat

menghindari

untuk

pembayaran

mendapatkan
atau

kerugian

uang

atau

uang/harta,

harta,
atau

mendapatkan keuntungan bisnis atau pribadi.

27 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan saran
bahwa prilaku penyimpangan ( fraud ) dalam kegiatan pelanggaran
etika bisnis itu tidak baik dilakukan dalam kita berbisnis karna itu
sangat merugikan kita dan karna itu perbuatan yang tidak beretika.
Sebaiknya prilaku itu di hindari dalam kegiatan berbisnis dengan
cara kita menghindari penyimpangan atau fraud dalam pelanggaran
etika bisnis kita dapat berbisnis dengan baik dan lancar serta dapat
banyak berinvestasi dengan banyak perusahaan.
Banyak yang berpandangan kalau tindakan penyimpangan ini
adalah tindakan kecurangan, melawan, dan melanggar hukum jadi
apabila kita menemui penyimpangan ( fraud ) dalam kehidupan
sehari hari silahkan melakukan pengecekan dan melaporkannya
kepada pihak yang lebih tau.

28 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

DAFTAR PUSTAKA

Accounting Irregularitiesand financial Fraud, Michael Young.


Business Crimes and Ethics, thahjono Subagio, jasua Tarigan, Budi
Untung, Jap Efendi, Yohana Hardjanto, 2013.
www.blogspot.com
www.wordpress.com
www.wilkpedia.com
www.scrib.com

29 |Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika


Bisnis

Anda mungkin juga menyukai