Anda di halaman 1dari 34

Kromatografi Kolom

Prinsip Kerja :
Pd kromatografi kolom, campuran yg akan
dipisahkan berupa pita pd bagian atas kolom
penjerap yang berada dalam tabung kaca, tabung
logam atau bahkan tabung plastik.
Kromatografi kolom/ tabung utk pengaliran krn gaya
tarik bumi (gravitasi) atau sistem bertekanan rendah
biasanya terbuat dr kaca yg dilengkapi keran jenis
ttt pd bag bawahnya utk matur aliran pelarut.
Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir mll kolom,
krn aliran yg disebabkan ol gaya berat atau didorong
dg tekanan.
Pita senyawa sampel bergerak mll kolom dg laju yg
bbeda, memisah dan dikumpulkan mjd brp fraksi
ketika keluar dari kolom.

Moving forces of
solut:
Elution and
Displacement.

Representation of a chromatographic separation

Ukuran kolom beragam, biasanya


panjang kolom sekurang2 nya 10 x
garis tengah dalamnya.
Perbandingan panjang dan diameter
sebagian besar ditentukan oleh
mudah atau sukarnya pemisahan.
Ukuran kolom dan banyaknya
penjerap yg dipakai ditentukan oleh
bobot campuran sampel yang akan
dipisahkan.

Prinsip Pemisahan
Kromatografi Kolom
Adsorpsi :
Adsorpsi mrp penyerapan pd
permukaan yg melibatkan interaksi2
elektrostatisk spt ikatan hidrogen,
penarikan dipol2 dan penarikan
induksi oleh dipol. Solut akan
bersaing dengan fase gerak utk
berikatan dg sisi aktif pada
permukaan adsorben.

Adsorption Chromatography
The silica gel is surrounded on all sides by
mobile phase. The solvent occupies all
active sites to a greater or lesser extent.
A sample molecule can only be adsorbed if
it interacts more strongly than the solvent
with the adsorbent.
All sample molecules (also the solvent) are
arranged on the silica gel surface so that
their functional group or double bond is
close to the silanol group.

Silica gel surface

During adsorption, functional groups are directed


towards the silica gel surface

Pictorial Representation of
The Adsorption Process

The mobile phase and solute molecules are in


competition for the active sites of the adsorbent.

Adsorption
chromatography
Solute adsorbed on surface of stationary
phase

Jenis2 adsorben/ fase


diam
Adsorben

Jenis

Silika Gel

Netral

Alumina

Basa, pH 10
Netral, pH 7, 5
Asam, PH 4

Arang

Ukuran Partikel 0,04- 0,05

Selulosa

Pertukaran ion

Polistiren

Ukuran pori 50-106 A

Elusi Pelarut
Pemilihan eluen pelarut dpt bdsrk :
1.Penelusuran pustaka (syw dpt
dipisahkan? Apa pernah dikromatografi)
2. KLT (brp Rf?, selisih harga Rf 2 bercak
pd KLT? Brp byk bhn yg dipisahkan?
utk kolom, dipakai pelarut yg mhslkan
Rf rendah pd KLT. Karena :
Rf syw berbanding terbalik dg volum
tambatnya

Kromatografi Kolom

Penggunaan
kolom
Memisahkan campuran dari dua senyawa
yang berwarna, yaitu kuning dan biru.
Warna campuran yang tampak adalah
hijau.
Anda akan membuat larutan jenuh dari
campuran dengan menggunakan pelarut
yang lebih disukai dalam kolom.
Pertama anda membuka kran penutup
untuk membiarkan pelarut yang sudah
berada dalam kolom mengering sehingga
material terpadatkan rata pada bagian
atas, dan kemudian tambahkan larutan
secara hati-hati dari bagian atas kolom.
Lalu buka kran kembali sehingga campuran
berwarna akan diserap pada bagian atas
material terpadatkan, sehingga akan
tampak seperti gambar dibawah ini:

Selanjutnya tambahkan pelarut baru


melalui bagian atas kolom, cegah sedapat
mungkin jangan sampai merusak material
terpadatkan dalam kolom. Lalu buka kran,
supaya pelarut dapat mengalir melalui
kolom, kumpulkan dalam satu gelas kimia
atau labu dibawah kolom. Karena pelarut
mengalir kontinyu, anda tetap tambahkan
pelarut baru dari bagian atas kolom
sehingga kolom tidak pernah kering.

Gambar berikut menunjukkan


perubahan yang mungkin terjadi sejalan
dengan perubahan waktu.

Penjelasan tentang apa


yang terjadi
Senyawa biru lebih polar daripada senyawa kuning
dan memungkinkan mpy kemampuan berikatan dg
hidrogen, krn senyawa biru tidak bergerak secara
sangat cepat melalui kolom. Itu berarti bahwa
senyawa biru harus dijerap secara kuat pada silika gel
atau alumina dibanding dengan senyawa kuning.
Karena kurang polar, senyawa kuning menghabiskan
waktu dalam pelarut, sehingga keluar dari kolom lebih
cepat.
Proses pencucian senyawa melalui kolom
menggunakan pelarut dikenal sebagai elusi. Pelarut
disebut sebagai eluen.

Jika ingin mengumpulkan senyawa


biru saja?
Jika pelarut digantikan dg pelarut yg lebih polar,
setelah seluruh senyawa kuning selesai
terkumpulkan. Ini akan mempunyai dua pengaruh,
keduanya akan mempercepat senyawa biru melalui
kolom.
Pelarut polar akan bersaing untuk mendapatkan
ruang pada silika gel atau alumina dg syw biru.
Bbrp ruang untuk sementara dipergunakan oleh
molekul2 pelarut pada permukaan fase diam, tidak
menyediakan molekul-molekul biru untuk melekat
dan ini akan cenderung menjaga pergerakannya
dalam pelarut.
Akan ada atraksi yg lebih besar antara molekul2
pelarut polar dan molekul biru yang polar.
Kecenderungan ini akan menarik molekul2 biru
menempel pada fase diam kembali pada larutan.

Pengaruh total yaitu dg bertambahnya


kepolaran pelarut, syw biru akan
menghabiskan waktu dlm larutan &
karenanya akan bergerak lebih cepat.
Lalu mengapa tidak menggunakan alternatif
ini dalam tempat pertama? Jawabannya
adalah jika senyawa2 dlm campuran
bergerak secara sangat cepat melalui kolom
dari awal, anda mungkin tidak akan
mendapatkan pemisahan yang baik.

Kromatografi Kolom Fase Terbalik

Reversed-phased adsorption
Chromatography
RP-Chromatography is the term used to
describe the state in which the stationary
phase is less polar than the mobile phase.
Chemically bonded octadecylsilane (ODS) is
the most frequently used stationary phase.
In reverse-phase systems water cannot wet
the non-polar alkyl groups and does not
interact with them in any way.
The greater the amount of water in the
eluent, the longer is the retention time.

Reverse Phase

Relation of the hydrophobic moiety of


adsorbent to retention time of solut

Solut interaction with Reversephase Stationary phase

Reverse-phased adsorbent
Octadecyl - (CH2)17-CH3
Octyl - (CH2)7 CH3
Cyclohexyl - C6H11
Phenyl - C6H5
R
Si

Si
R

Mobile phase in reverse-phase LSC

Methanol
Acetonnitril
Ethanol
Isopropanol
Dimethylformamida
Propan-1-ol
Dioxan
Tetrahydrofuran

Decreasing
polarity.
Increasing
elution
power

Normal phase and reverse phase LSC

Parameter

Normal phase

Reversed phase

Polarity of adsorbent High

Low

Polarity of solvent

Low

High

Elution sequence

Low Polarity
first

High Polarity
first

Increasing of
Solvent Polarity

Faster elution

Slower elution

Possible Orientation of Adsorbed Hydroquinone and


Catechol on Silica

Hexane

Silica gel (polar)

Eluotropic Series of Solvent

Hexane
Cyclohexane
CCl4
Trichlorethylene
Toluene
Benzene
Dichloemethane
Chloroform

Diethylether
Ethylacetate
Acetone
Propanol
Ethanol
Methanol
Pure water

Eluotropic Series for Alumina

1-Pentane
Isooctane
Cyclohexane
CCl4
Xylena
Toluene
Benzene
Ethylether
Chloroform
Methylen chloride

Tetrahydrofuran
Acetone
Ethyl acetate
Aniline
Acetonitrile
2-Propanol
Ethanol
Methanol
Acetic acid

Dependence of Retention Time


on Hydrogen Bonding

Dependence of Retention Time


on Hydrogen Bonding

Anda mungkin juga menyukai