ANALISIS KASUS
Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,
lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab
lain selain gangguan vaskular.
Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan utama tidak bisa berjalan
disebabkan kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri. Hal ini menunjukkan adanya
gangguan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh gejala fokal berupa gangguan
motorik. Kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri timbul secara tiba-tiba saat
penderita istirahat tanpa disertai dengan penurunan kesadaran. Hal ini
menunjukkan onset yang akut dan dapat mengarahkan kepada diagnosis etiologi
stroke non hemoragik.
Saat serangan, penderita tidak mengalami sakit kepala, mual dan muntah
tidak ada, kejang tidak ada, tanpa disertai gangguan rasa baal, nyeri, dan
kesemutan pada sisi yang lemah. Hal ini menunjukkan penyebab keluhan tidak
berasal dari peningkatan tekanan intrakranial dan tidak ada gangguan sensoris.
Penderita sehari-hari menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas dan
menggerakkan tangan kiri tapi dengan bantuan tangan kanan. Penderita masih
dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat. Hal ini
menunjukan hemisferium dominan pada penderita, yang dapat berhubungan
apabila terjadi afasia pada penderita, namun pada kasus ini tidak didapatkan
afasia. Saat bicara mulut penderita sedikit mengot dan bicara pelo. Hal ini
menunjukkan adanya nervi hypoglossus yang terkena sehingga adanya bicara
yang pelo pada pasien.
Saat serangan penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar dan
nafas tidak sesak. Penderita tidak mengeluh sakit kepala bagian belakang yang
timbul pada pagi hari dan berkurang pada malam hari. Riwayat penyakit darah
tinggi ada, penyakit kencing manis disangkal. Hal ini dapat menunjukkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keluhan pada pasien saat ini.
1
Capsula interna
Hemiparese/hemiplegic
Subkorteks cerebri
Defisit motorik
(hemiparese sentral)
Gejala iritatif (kejang)
typical
Parese N VII atau parese
(hemiparese sentral)
Afasia motorik murni
Gejala fokal
N XII
Kelemahan sisi yang
(kelumpuhan tidak
sama berat)
Defisit sensorik pada
sisi yang lumpuh
Afasia global
Posterior Circulation
Penderita :
Infarct
Disfungsi saraf otak, satu
Hemiparese sinistra
gangguan sensorik
sensorik kontralateral
luhur
Gangguan motorik/
lesi)
Gangguan fungsi luhur: afasia,
Sensorik bilateral
Gangguan gerakan
gangguan visuospatial,
et vertical)
Isolated Hemianopia atau
buta kortikal
Kesimpulan : Infark
Dengan rumus :
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolik) (3 x petanda ateroma) 12
(2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 0) + (0.1 X 80) (3X1) 12 = -7
Jika hasilnya:
0
-1
: Non Hemorrhagic
: Hemorrhagic
Penderita
ada
kehilangan
Tidak
kesadaran
Tidak ada arterial fibrilasi
Terjadi saat istirahat
Penatalaksanaan pada kasus ini antara lain pemberian IVFD NaCl 0,9% gtt
20x/m untuk terapi cairan dan line obat injeksi, pemberian injeksi Ranitidine 1x50
mg untuk mengurangi rasa mual yang mungkin timbul akibat efek samping dari
pemberian citicolin dan aspilet yang meningkatkan asam lambung, amlodipin
1x10 mg diberikan sebagai obat anti hipertensi, aspilet 2x80 mg diberikan untuk
anti platelet, citicholin 2x250 mg dan neurobion 1x1 tab sebagai neuroprotektor
dan menutrisi otak, dan fisioterapi agar tidak terjadi kekakuan pada sendi,
mencegah atrofi otot, dan melatih gerakan motorik agar kembali pulih.