Anda di halaman 1dari 7

KESULITAN INTUBASI DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
No. dokumen
0
1
010/... /TU-HK /IV/2012
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur
April 2012
drg. Novi Heriyanto, S
NIP.19671117 200003 1 004

Pengertian

Keadaan dimana terjadi kesulitan intubasi akibat kelalaian

Tujuan

anatomis berdasarkan klasifikasi deMallampati.


Mengantisipasi bilamana ditemukan kesulitan dalam teknik
intubasi.

Kebijakan
Prosedur

Tersedianya tenaga medis dan dilengkapi dengan alat medis.

Persiapan : 1. Laryngoscope dan blades?


2. Endotracheal tube dan Laringeal Mask air way.
3. Introducing Stielete
4. Magils Introducing forcep.
5. Lignocain spray.
1.

Pasien dalam keadaan teranastesi dengan preoksigenasi dengan

100% O2 selama beberapa menit.


2. Posisi supine dengan kepala hiperekstensi
3. Buka mulut denga laryngoscope secara avue dan menentukan
klasifikasi sambil menyemprot lignocaian spray untuk mencegah
terjadinya laryngospasme.
4. Setelah epiloglottis terlihat dengan bantuan introducing sketilete
dan forcep magilss, endotracheal tube segera masukkan ke dalam
trachea.

Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

ANASTESI BEDAH AKUT DENGAN KELAINAN


JANTUNG DI SMF ANASTESI
PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Pengertian

Penderita kelainan jantung suatu ketika memerlukan tindakan

Tujuan

anastesi untuk suatu pembedahan bukan bedah jantung.


Melaksanakan anastesi pada penderita yang mempunyai kelainan
jantung untuk kasus gawat darurat maupun kasus kasus efektif.

Persiapan
Alat

Tersedinya tenaga medis dan fasilitas medis penunjang.

1. Resiko anastesi berdasarkan ASA dan indeks resiko jantung


menurut Goldman.
2. Menjaga keseimbangan antara penyediaan oksigen dan
kebutuhan oksigen.

Cara kerja

1. Penilaiaan para bedah

Ax, PF, dan Lab. Dan EKG

2. Persiapan para bedah

Ekokardiografi bila ada.


a. Optimalisasi penderita bila

waktu memungkinkan
b. Pemantauan pra anastesi
Prinsip
sedation
without

3. Premidikasi

4. Penanganan selama anastesi :

deprision
Kesetabilan

hemodinamik

dipertahankan, mencegah depress


miokard dan distritmia jantung
harus

dicegah

dan

balancing

suplly dan demand oksigen tetap


baik.
Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

RESUSITASI JANTUNG PARU DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

Pengertian

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Henti napas

: Dapat

disebabkan

oleh

serangan

stroke,

keracunan obat, trauma inhalasi, tenggelam,


obstruksi jalan napas oleh benda asing, trauma,
dll.
Henti jantung : ialah ketidak sanggupan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen ke otak dan organ
vital lainnya secara mendadak.
fungsi pernafasan dan sirkulasi pada

Tujuan

1. Mengembalikan

Kebijakan

penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung.


Tersedianya tenaga medis dan dilengkapi dengan alat medis serta

Alat

obat dan penunjang medis lainnya.


Safar membagi resusitasi atas 3 tahap :
1. Basic life support / bantuan hidup dasar, resusitasi ABC.
2. Advance life support/ bantuan hidup lanjut, resusitasi DEF
3. Prologed life support/ bantuan hidup perpanjangan resusitasi
GHI.
BHD :

Cara Kerja

Menjaga jalan napas tetap paten (A), membuat

napas buatan (B), dan membuat sirkulasi buatan dengan


pijatan jantung (C).
BHL : Dengan peralatan EKG maka jenis henti jantung dapat
diketahui. Bila terjadi fibrilasi ventrikel tanpa denyut
nadi therapy definitif dengan syok listrik (DC syok)
BHP : Gauging, human mentation intensive care yaitu
resusitas otak/terapi otak pasca resusitasi.
Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

RESUSITASI CAIRAN DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

Pengertian

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi


mikrosirkulasi yang menyebabkan ketidak cukupan perfusi
jaringan oksigen, jaringan dan produksi energy sel dengan akibat
gangguan mekanisme homeostatic sehingga kerusakan sel yang

Tujuan

ireversibel.
Untuk mengembalikan perfusi jaringan dan pengiriman oksigen
ke sel sehingga mengurangi iskemia jaringan dan kemungkinan
kegagalan jaringan.

Kebijakan

Tersedianya tenaga medis dan fasilitas lainnya berupa cairan kristaloid


atau koloid serta alat monitor hemodinamik

Prosedur

baik yang invasive

maupun non invasive.


Penderita syok hipovolemik oleh causa dehidrasi, perdarahan dan luka
bakar.

Cara kerja

Pasien selalu ditempatkan pada ruangan hangat dan dalam posisi


trendelenberg.
Perawatan di UGD :
1. Memaksimalkan

hantaran

oksigen

dikerjakan

dengan

memastikan kecukupan ventilasi, meningkatkan saturisasi


oksigen dan memilihkan aliran darah.
2. Mengendalikan kehilangan darah lebih lanjut, dan
3. Resusitasi cairan, dengan infus caliber dengan akses IV vena
antecubiti, vena saphena atau vena lengan atau akses ke vena
sentral.
4. Segera setelah dapat akses resusitasi cairan dimulai.
5. Jika tanda-tanda vital kembali normal,pasien harus dipantau
untuk memastikan kesetabilannya.
Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

ANASTESI PASIEN EKLAMPSIA DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

Pengertian

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Eklampsia merupakan penyakit pada wanita hamil yang secara


akut dengan gejala-gejala hipertensi, proteinuria, dan endema

Tujuan

disertai kejang.
Membantu menurunkan morbiditas dan moralitas perinatal

Kebijakan

penderita eklampsia khususnya penanganan di kamar operasi


Tersedianya tenaga medis dan fasilitas medis.

Prosedur

Pasien dengan umur kehamilan > 35 minggu atau dilakukan lebih awal
apabila mengancam keselamatan ibu.

Cara kerja

Persiapan anastesi :
1. Mengendalikan kejang.
2. Mencegah asfiksia
3. Memperbaiki perfusi organ-organ
4. Mengendalikan tekanan darah
5. Memperbaiki sistem koagulasi
Tindakan anastesi :
Berdasarkan pada keadaan pasien, data laboratorium, dan
indikasi terminasi kehamilan.
Pasca operasi :
Rawat ICU untuk pengelolaan sistem respirasi, optimasi
sistem kardiovaskular, mencegah terjadinya kejang dan
komplikasi SS serta optimasi fungsi hepatorenal.

Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

ANASTESI PASIEN EKLAMPSIA DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

Pengertian

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Perdarahan dapat menyebabkan kematian dan kematian bisa


dihindari bila transfusi darah sesuai dengan kebutuhan yang

Prosedur

diperlukan.
1. Memperbaiki volume cairan sirkulasi
2. Memperbaiki kadar Hb untuk meningkatkan transport oksigen
Tersedianya tenaga medis dan fasilitas bank darah
Pasien anemia kronik dan perdarahan akut yang memerlukan

Cara kerja

tindakan pembedahan.
Bilamana kehilangan darah dalam jumlah kurang dari 20% dari

Tujuan
Kebijakan

volume total, pada penderita dengan kadar Hb normal tidak


membutuhkan darah. Sebagai penggantinya cukup dengan cairan
kristaloid/koloid. Bilamana perdarahan > 20% pemberian cairan
dapat memperbaiki volume sirkulasi tetapi tidak membantu
meningkatkan Hb, sehingga bahaya hipoksia selalu mengancam
sehingga memerlukan transfusi darah.
Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

TERAPI OKSIGEN DI SMF ANASTESI

PEMERINTAH KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU

Pengertian

PROSEDUR TETAP
No. Revisi
Jumlah halaman
0
1
Tanggal terbit
Ditetapkan direktur

No. dokumen
010/... /TU-HK /IV/2012
April 2012

drg. Novi Heriyanto, S


NIP.19671117 200003 1 004

Oksigen sebagai obat seperti obat-obat pada umumnya dimana


penggunaan

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Cara kerja

memerlukan

indikasi

cara

pemakaian

dan

mempunyai komplikasi atau penyulit.


Untuk memperbaiki hipoksia jaringan atau mencegah hipoksia
Tersedianya tenaga medis dan fasilitas medis serta peralatan
terapi oksigen.
Pasien-pasien yang mempunyai indikasi klinis terapi oksigen :
1. Gagal nafas akut
2. Infark miokard akut
3. Payah jantung
4. Renjatan
5. Keracunan CO
6. Pasca Operasi Besar
7. Luka bakar, multiple trauma dan infeksi berat.
Alat yang dipergunakan untuk pemberian terapi oksigenn harus
mempunyai syarat sebagai beriktut :
1. Konsentrasi oksigen udara inspirasi dapat dikontril.
2. Tidak terjadi penumpukan CO2
3. Mempunyai resistensi jalan napas yang rendah
4. Efisien dan ekonomis
5. Enak untuk pasien
Untuk teknik atau alat yang dipakai bergantung pada kebutuhan
pasien.

Unit terkait

Instalasi Bedah Sentral


Ruang ICU

Anda mungkin juga menyukai