PENDAHULUAN
Periode
setelah
lahir
merupakan
awal
kehidupan
yang
tidak
Persentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi
yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu; 15-30% pada bayi
antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi yang cukup bulan.
Insiden pada bayi prematur kulit putih lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih
sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada perempuan. Selain itu kenaikan
frekuensi juga sering terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita
gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan, misalnya ibu menderita
penyakit diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum.
Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bayi
resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa mengalami cacat. Hal ini terjadi jika
ia dirawat di ruang perawatan intensif neonatus, dengan tenaga perawat yang
memiliki spesialisasi kealihan di bidang tersebut.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI
Nama
: By. Y
Umur
: 1 hari
: Indonesia
: Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak
(alloanamnesis)
Bayi lahir secara spontan dikamar bersalin pada tanggal 7 Februari 2015
pada pukul 13.15 WITA dengan letak belakang kepala. Bayi lahir tidak
langsung menangis, ketuban berwarna hijau, sianosis (+) hilang dengan
pemberian oksigen, sesak (+), merintih (+), caput subsadenum (+),
Riwayat kehamilan
Pedigree Keluarga:
Ny. DK 20 thn
Ny. E23 thn,
Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah
tangga
os
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Rambut
Ubun-ubun
Muka
Mata
: normocephal
: hitam
:frontanemia mayor dan minor belum menutup.
:tidak ada kelainan bentuk, muka oval.
:simetris, sklera tidak icterus, conjungtiva tidak
anemis.
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
FREKUENSI
< 60x/menit
60 80 x/menit
> 80 x/menit
Tidak sianosis
Sianosis hilang
Sianosis menetap
dengan O2
walaupun diberin O2
NAFAS
SIANOSIS
RETRAKSI
Retraksi ringan
Retraksi berat
AIR ENTRY
Penurunan ringan
udara masuk
masuk
Dapat didengar
dengan stetoskop
stetoskop
MERINTIH
Tidak merintih
DIAGNOSA SEMENTARA
Neo
Ibu
: G1P0A0
Lahir
: spontan
Bayi
: RDS
DIAGNOSIS KERJA
BCB/SMK+RDS
PENATALAKSANAAN
Awal :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
(Tanggal 8 Februari 2015) perawatan hari kedua
S : Bayi tidak panas, ada sesak, tidak sianosis, tidak merintih, tidak
ikterus, tidak muntah`. BAB: biasa, BAK: lancar.
O: suhu 37.1oC
Pernapasan 70x/menit (ada retraksi intercostal dan subcostal)
HR
: 147x/m
O: suhu 36.8oC
Pernapasan 68x/menit (ada retraksi intercosta dan subcosta)
HR
: 145x/m
: 140x/m
RR
: 50 x/mnt
Suhu
: 36,8oC
Penatalaksanaan
o
o
o
o
o
o
: 117x/m
RR
: 48 x/mnt
Suhu
: 36,7oC
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Respiratory Distres Sindrom
11
A. Definisi
Kumpulan dari 2 atau lebih gejala: gangguan ventilasi paru yang menetap
setelah 4 jam pertama sesudah lahir, ditandai dengan frekuensi napas >60
kali/menit; merintih pada waktu ekspirasi; retraksi otot-otot bantu pernapasan
pada
waktu
inspirasi/rektraksi
interkostal,
subkostal,
supra-sternal,
B. Etiologi
C. Diagnosis4
Penegakan diagnosis :
a
b
pemeriksaan rontgen paru. Pada foto rontgen akan terlihat bercak difus
berupa infiltrate
12
Berdasarkan foto thorak, menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu :
Stadium 1.
Stadium2.
Stadium 3.
Stadium 4.
13
Gambaran histopatologi
Secara makroskopis Paru tampak merah keunguan dan berkonsistensi
seperti hepar
Secara miskroskopis
-
Gambaran Laboratorium
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih
tinggi dari 45 mg% prognosisnya lebih buruk. Kadar bilirubin lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama. Kadar
PaO2 menurun disebabkan berkurangnya oksigenasi di dalam paru dan
karena adanya pirau arteri- vena. Kadar PaCO2 meninggi, karena gangguan
ventilasi dan pengeluaran CO2 sebagai akibat atelektasis paru. pH darah
menurun dan deficit basa meningkat adanya asidosis respiratorik dan
metabolik dalam tubuh.
D. Diagnosis Banding4
14
E. Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb, lekosit, Diff.count, trombosit, mikro LED, dan kultur
Foto toraks
F. Tatalaksana
Pengobatan suportif pada RDS pada umumnya sama: 3
G. Tindak lanjut:
Pengamatan rutin: 3
Tanda-tanda vital dan bentuk pernapasan.
Awasi tanda-tanda kegagalan pernapasan, infeksi, asidosis, gagal
ginjal akut.
Pemeriksaan laboratorium rutin: Hb, Leuko, Diff 1 kali 3 hari. Analisa
gas darah, pada tahap awal tiap 2 jam, kemudian jika keadaan
membaik, pengamatan dijarangkan. Urin diukur. Elektrolit diperiksa
sekali sehari.
15
H. Indikasi Pulang:
Tidak sesak dengan frekuensi nafas 40-60 kali per menit, minum baik,
tidak ada tanda infeksi dan penyakit penyebab telah terkendali.
I. Komplikasi
Komplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi:
1
Ruptur
alveoli
Bila
dicurigai
terjadi
kebocoran
udara
yang menetap.
Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang
memburuk
dan
adanya
perubahan
jumlah
leukosit
dan
16
J. Prognosis
Baik bila tidak ada komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
17
Indonesia.
Surasmi,Asrining,dkk.2013.Perawatan Bayi Resiko Tinggi.Jakarta: EGC
6 Ladewig,patricia,dkk.Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru
5
18