Anda di halaman 1dari 15

PROPOFOL

Oleh: Dian hardiyanti Rosda, S. Ked


Preseptor: dr. Kurnian, Sp.An
Referat

Propofol adalah obat yang sering


digunakan
dalam tindakan anestesi, baik untuk
induksi
maupun rumatan, karena propofol
mempunyai
onset yang cepat, durasi yang singkat,
dan
waktu pulih sadar yang cepat.

SEJARAH
Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering
digunakan saat ini. Dimulai pada tahun 1970-an dihasilkan
dari substitusi derivate phenol dengan materi hipnotik
yang kemudian menghasilkan 2,6-diisopropofol. Uji klinik
yang pertama kali dilakukan, dilaporkan oleh Kay dan Rolly
tahun 1977, memberikan konfirmasi penggunaan propofol
sebagai obat induksi anestesi. Propofol tidak larut dalam
air dan pada awalnya tersedia dengan nama Cremophor EL
(BASF A.G.) Dikarenakan oleh reaksi anafilaktik yang
berkaitan dengan Cremophor EL pada formulasi awal
propofol, obat ini tersedia dalam bentuk emulsi. Propofol
digunakan untuk induksi dan rumatan anestesi, demikian
pula untuk sedasi baik di dalam maupun di luar kamar
operasi.

Karakteristik Fisikokimia
Propofol adalah salah satu dari grup alkylphenol
yang dapat menimbulkan hipnosis pada hewan.
Alkylphenols berbentuk minyak pada suhu kamar,
tidak larut dalam air tetapi kelarutannya tinggi
dalam lemak. Formula baru yang menyisihkan
Cremophor tersusun atas 1 % (berat/volume)
propofol, minyak kedelai 10 %, glycerol 2,25 %
dan 1,2 % purified egg phosphitide. Disodium
edentate ditambahkan untuk memperlambat
pertumbuhan bakteri pada emulsi. Formula ini
memiliki pH 7, viskositasnya rendah, berwarna
putih susu

Metabolisme
Propofol dimetabolisme secara cepat di hati dengan
cara konjugasi menjadi glukoronide dan sulfat untuk
membentuk senyawa yang larut dalam air yang
diekskresi ginjal. Kurang dari 1 % propofol tidak berubah
saat dieksresi melalui urine, dan 2% diekskresi melalui
feses. Karena kliren propofol melebihi aliran darah
hepar, diperkirakan terjadi eliminasi ekstrahapatal atau
ekstrarenal. Paru-paru diperkirakanmemegang peranan
penting dalam proses ini, dimana paru bertanggung
jawab atas kira-kira 30 % dari uptake dan eliminasi fase
pertama. Pada studi invitro diketahui juga bahwa
mikrosom pada ginjal dan usus manusia mampu
membentuk senyawa propofol glukoronide

Farmakologi
Efek pada Susunan Saraf Pusat
Sifat utama propofol adalah hipnotik. Mekanisme
kerjanya masih belum jelas sepenuhnya, namun
beberapa bukti menunjukkan bahwa sebagian besar
kinerja hipnosis propofol adalah dengan potensiasi aminobutiric acid (GABA)-induced chloride current,
dengan berikatan pada subunit dari reseptor GABA.
Subunit 1 (M286), 2 (M286), 3 (M286) pada domain
transmembran merupakan area kritis aksi hipnotik
propofol. Melalui mekanisme pada reseptor GABA di
hippocampus, propofol menghambat pelepasan
acethylcholine pada hippocampus dan kortek prefrontal.
Aksi ini sangat penting untuk efek sedasi propofol

Propofol memiliki dua efek samping


yang menarik yaitu efek antiemetik
dan adanya sense of well-being
setelah pemberian propofol. Efek
antiemetic ini disebabkan oleh
penurunan kadar serotonin pada
area postrema yang kemungkinan
dikarenakan kerja propofol pada
reseptor GABA

Efek pada Sistem Respiratorik


Periode apnea terjadi setelah pemberian propofol
dengan dosis induksi, durasi dan insidensinya
tergantung dari dosis pemberian, kecepatan
induksi dan pemberian premedikasi. Dosis induksi
propofol menyebabkan 25 30 % insiden apnea.
Durasi apnea bias lebih dari 30 detik, dimana
kejadian ini bias disebabkan pemberian opioid,
baik sebagai premedikasi maupun pemberian
sebalum induksi. Onset apnea terlihat dari
penurunan volume tidal dan takipnea. Propofol
menyebabkan bronkodilatasi pada pasien dengan
penyakit paru obstruktif kronik

Efek pada Sistem Kardiovaskuler


Efek kardiovaskular propofol telah dievaluasi baik pada saat induksi
maupun rumatan. Efek yang paling bermakna adalah penurunan
tekanan darah arterial selama induksi anestesi. Pada pasien dengan
tanpa gangguan kardiovaskuler, induksi dengan dosis 2 2,5 mg/kg
menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 25 40 %.
Perubahan yang sama terlihat pada tekanan darah rata-rata dan
tekana diastolik. Penurunan tekanan arterial berkaitan dengan
penurunan kardiak output/kardiak index ( 15 %), stroke volume
index ( 20 %) dan tahanan vaskuler sistemik ( 15 25 %). Index
kerja ventrikel kiri juga berkurang (( 30 %). Pada pasien dengan
kelainan katup, tekanan arteri pulmonal dan tekanan kapiler
pulmonal juga berkurang, dan hal ini disebutkan karena adanya
penurunan preload dan afterload. Penurunan tekanan sistemik
setelah induksi propofol dapat disebabkan oleh vasodilatasi dan
kemungkinan juga oleh depresi miokard.

Efek lain
Propofol, seperti thiopental, tidak mempotensiasi blok
neuromuscular yang disebabkan oleh obat blok
neuromuscular depolarisasi dan non-depolarisasi.
Propofol tidak memicu hiperpireksi maligna dan
mungkin merupakan pilihan pada pasien dengan
kondisi tersebut. Pada pasien dengan multipel alergi,
propofol harus digunakan dengan berhati-hati.
Propofol juga memiliki efek antiemetic yang
bermakna pada dosis rendah (subhipnotik).
Propofol digunakan untuk mengatasi rasa mual post
operasi dengan dosis bolus 10 mg.

Penggunaan
Propofol sesuai bila digunakan untuk induksi
maupun pemeliharaan anestesi dan telah
disetujui untuk digunakan pada anestesi
neurologik dan cardiac.
Dosis induksi bervariasi mulai dari 1,0
sampai 2,5 mg/kg dan ED95 pada pasien
dewasa yang tidak dipremedikasi adalah
2,25 - 2,5 mg/kg. Karakteristik fisiologis yang
menjadi penentu dosis induksi adalah umur,
massa tubuh dan volume darah sentral

Premedikasi dengan opioid atau


benzodiazepin, atau keduanya, akan
mengurangi dosis induksi. Dosis 1 mg/kg
(dengan premedikasi) sampai 1,75 mg/kg
(tanpa premedikasi) direkomendasikan untuk
induksi anestesi pada pasien lebih tua dari 60
tahun). Untuk mencegah hipotensi pada
pasien dengan penyakit lebih berat atau
mereka yang akan menjalani operasi bedah
jantung, pemberian loading cairan harus
diberikan, dan propofol harus diberikan dalam
dosis kecil (10 30 dengan infus) sampai
pasien kehilangan kesadaran

Propofol dapat diberikan secara bolus


intermitten atau infus kontinyu untuk
pemeliharaan anestesi. Setelah
pemberian dosis induksi yang sesuai,
bolus 10 40 mg dibutuhkan setiap 5
menit untuk pemeliharaan. Karena
pemberian ini harus dilakukan
berulang, akan lebih mudah bila
diberikan dengan infus kontinyu

Propofol telah dievaluasi untuk


penggunaan sebagai sedasi selama
pembedahan dan pada pasien yang
menggunakan ventilasi mekanik di
ICU.
Propofol dengan infuse kontinyu
memberikan tinkatan sedasi yang
dapat dititrasi dan pemulihan yang
singkat setiap kali infuse dihentikan.

Efek Samping Dan


Kontraindikasi

Nyeri saat injeksi


Myklonus
Apneu
Penurunan tekanan darah arterial
Trombophlebitis pada vena lokasi
injeksi propofol

Anda mungkin juga menyukai