Disusun oleh :
Nur Fitria
125070209111018
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa
: Nur Fitria
NIM
: 125070209111018
Masalah Utama
I.
Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih
besar dari yang dapat diabsorbsinya.
Fraktur radius ulna adalah fraktur yang mengenai tulang radius ulna
karena rudapaksa termasuk fraktur dislokasi proximal atau distal
radioulnar joint (Fraktur Dislokasi Galeazzi dan Montegia).
Fraktur Galeazzi: adalah fraktur radius distal disertai dislokasi atau
II.
Epidemiologi
Sebagian besar negara di dunia mengalami epidemi trauma tetapi
peningkatan jumlah yang tinggi terjadi di negara yang sedang
berkembang. Penambahan jalan raya dan penggunaan kendaraan
bermotor menyebabkan laju jumlah korban dan kematian korban trauma.
Banyak fasilitas kesehatan di perifer tidak mampu menangani banyak
korban sekaligus dari kecelakaan yang melibatkan bis penumpang atau
bencana lainnya. Beberapa perbedaan besar antara negara-negara
berpenghasilan tinggi dan yang rendah mendesakkan adanya kursus
primary trauma care ini karena :
Jauhnya jarak yang harus ditempuh korban untuk mencapai rumah
sakit dengan fasilitas medic yang memadai
Lamanya waktu yang dibutuhkan korban untuk mencapai rumah sakit
Tidak adanya peralatan canggih dan penyediaan obat-obat yang
penting
Tidak adanya tenaga kesehatan terdidik untuk menjalankan alat
medic dan merawatnya
III.
Klasifikasi
Fraktur dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
Fraktur terbuka
Merupakan ujung tulang yang menembus kulit. Ujung tulang yang
patah sangat tajam dan berbahaya bagi jaringan sekitarnya, karena
saraf dan pembuluh darah yang berada di dekat tulang seringkali
terkena. Lesi neurovaskuler ini dapat terjadi karena laserasi oleh
ujung tulang atau karena peningkatan tekanan akibat pembengkakan
atau hematom
Fraktur terbuka digradasi menjadi :
Grade 1 dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya
Grade 2 lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
Grade 3 yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan
jaringan lunak ekstensif, merupakan derajat yang paling berat.
Fraktur tertutup
fragmen
Depresi yaitu fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
Kompresi yaitu fraktur dimana tulang mengalami kompresi
Patologik yaitu fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit
Avulse yaitu tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon
pada perlekatannya
Impaksi adalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong kef ragmen
tulang lainnya
IV.
Etiologi
1. Benturan langsung ke area radius dan ulna
2. Jatuh dari ketinggian dan bertumpu pada telapak tangan
3. Osteoporosis pada masa pasca menopause
V.
Patofisiologi
Etiologi :
Benturan
Jatuh
osteoporosis
Cidera / trauma /
injuri pada area
radius dan ulna
Tulang dan
sendi pindah
posisi
Kerusakan
tulang, sendi,
dan jaringan
sekitarnya
VI.
Jaringa
n lunak
Merusak
kulit
gg.
kontro
l suhu
Resiko
infeksi
Disfungsi
struktur
sekitar
Fungsi
otot
Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Edema
3. Memar/ekimosisgg. pertukaran
Robek
Menekan
4. Spasme otot
gas
5. Penurunan sensasi
6. Gangguan fungsi
7. Krepitasi
Sumsu8. Deformitas
Pembulu
Pemb.dara
Sumsum
sara
m
h darah
h
tulang
f
VII.
Penyembuhan Fraktur.
tulang
Disfungsi
1.
Rekognisi.Obstruksi
Konduksi
neurovas
Yaitu pengenalan mengenai diagnosa
pada
tempat
kejadian
kecelakaan
aliran arteri
saraf
Perdaraha
kuler
terputus
dan kemudian
dites.
n
2.
Reduksi.
Relay
Yaitu suatu usaha atau tindakan manipulasi fragmen tulang yang patah
Oksigena
impuls
Denyut
sedapat mungkin untuk kembali seperti letak asalnya.
gg.
si
arteri
Immobilisasi / retensi
reduksi.
cairan 3.
Gg,
Akral
tubuh
gg.
integritas
dingin
Iskemia
siano
nyeri
fungsi
jaringan
jar.
si
sensori
Capillary
nekrosis
k motor
refill
VIII.
menyesal.
4. Stadium konsolidasi.
-
5. Stadium remadeling.
-
IX.
Menghambat penyambungan.
Luar fraktur.
Reposisi yang tidak memadahi.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang,
pemeriksaan
yang
penting
adalah
serum
meningkat
pada
tahap
penyembuhan tulang
Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang
Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase
Aspartat amino transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada
tahap penyembuhan tulang
XI.
Penatalaksanaan
1. Pemasangan Bidai
Pencegahan
1. Gunakan perlindungan pergelangan tangan pada olahraga seperti
sepak
2. Mempromosikan pengendalian mengemudi kendaraan bermotor
3. Beristirahat dari ketegangan aktivitas yang berulang
XIII.
Komplikasi
1. Shok.
Rasa nyeri yang timbul pada fraktur yang baru terjadi menimbulkan
keadaan shok neurogenik disamping terjadi shok sekunder yang terjadi
akibat kehilangan darah kedalam jaringan lunak.
2. Luka-luka yang terjadi bersamaan.
Trauma capitis yang berat, kerusakan paru-paru trauma abdomen sering
kali terjasi pada kecelakaan.
3. Crush syndroma.
Kegagalan hepatorenal yang terjadi pada penderita dengan trauma yang
mengakibatkan penghancuran yang luar dan devitalisasi otot otot
pembuluh darah.
4. Emboli lemak.
Merupakan akibat penyebaran mekanis dari globulin lemak dan letak
fraktur.
5. Trombosis venosa.
Terjadi pada minggu-minggu pertama sesudah trauma trombosis sering
terjadi pada vena yang dalam betis.
6. Emboli pulmunum.
Terjadi karena trombhosis vena profundda di ekstrimitas.
7. Komplikasi local fraktur.
Dapat berupa vaskuler dan komplikasi vaskuler kasep.
8. Komplikasi lanjut pada tulang.
Mal union, penyambungan yang kasep, non union.
9. Gangguan persendian.
Adanya kerusakan pada permukaan persendian.
10. Kerusakan syaraf.
Terjadi akibat konvusi atau trauma setempat.
11. Kerusakan epiphyseral.
Prognosis
Fraktur radius ulna bila segera ditangani dengan baik memiliki
prognosa yang baik (dubia ad bonam).
XV.
Pengkajian.
1. Data Subyektif.
- Data biografi, umur dan jenis kelamin.
- Pengkajian dilakukan berfokus pada adanya nyeri, kekakuan,
kelemahan, kram, kemerahan, deformitas, terbatasnya ROM,
munculnya sensasi abnormal.
- Cara PQRST.
Provokatif/poliatif (apa penyebabnya dan apa yang membuat
keluhan bertamba ringan/berat).
Quality/Quantiti (bagaimana rasanya, kelihatan).
Region/Radiation (dimana, untuk apakah menyebar).
Saverity (apakah mengalami gangguan aktivitas sehari-hari).
Timing (kapan mulainya, seberapa sering, bagaimana munculnya).
- Riwayat kesehatan.
a. Riwayat sistim muskuloskeletal.
b. Riwayat dirawat di RS.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
d. Riwayat diit.
- Aktivitas sehari--hari.
a. Kondisi klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Jenis pekerjaan.
c. Permasalahan yang dapat diketahui.
2. Data Obyektif.
a.
Gambaran umum.
- Keadaan umum : V-5, kesadarannya.
- Pemeriksaan scr umum dari kepala, leher, dada, perut, kelamin,
b.
-
krepitasi,
tonus
otot
waktu
relaksasi,
status
neurovaskuler.
Pergerakan -- catat adanya keluhan nyeri, ROM, gerakan
c.
tubuh.
XVI.
Masalah Keperawatan.
gangguan
posisi.
2. Letakkan papan pada tempat tidur.
Rasional tempat tidur yang lembut dapat membuat deformasi gips
yang
masih
basah,
mematahkan
gips
yang
masih
basah,
terjadi
terjadi
juga
berpartisipasi
dalam
mengontrol
tingkat
ketidaknyamanan.
7. Lakukan dan awasi latihan gerak aktif / pasif.
Rasional mempertahankan kekuatan / mobilitas otot yang sakit
untuk memudahkan resolosi inflamasi pada jaringan yang cidera.
8. Berikan alternatif tindakan untuk kenyamanan.
Rasional meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan
local
9. Ajarkan tekhnik managemen nyeri, latihan nafas dalam sentuhan
terapiutik.
Rasional memfokuskan kembali perhatian meningkatkan rasa
kontrol, untuk dapat meningkatkan kemampuan koping dalam
managemen nyeri mungkin menetap untuk untuk periode lama.
10. Kolaburasi pemberian obat sebelum perawatan aktifitas.
Rasional meningkatkan relaksasi otot untuk meningkatkan
partisipasi.
3. Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan
dengan penurunan aliran darah.
Tujuan : mempertahankan perfusi jaringan.
Kriteria : teraba nadi, akral hangat, V 5 stabil, saluran urine adekuat.
Intervensi :
1. Lepaskan asesoris yang ada pada ekstrimitas yang sakit.
Rasional dapat membendung sirkulasi bila terjadi oedema.
2. Evaluasi kualitas nadi perifer distal terhadap cidera melalui palpasi
bandingkan dengan yang sakit.
Rasional penurunan / tidak adanya nadi dapat menunjukkan cidera
vaskuler dan perlu adanya evaluasi medik segera terhadap status
sirkulasi.
3. Kaji daerah kapiler, warna kulit, kehangatan distal pada fraktur.
Rasional tambahnya harus cepat, warna kulit yang cyanosis
peningkatan
atau