Konseling
Konseling
ARTIKEL
Oleh :
DENIA PRATIWI
08 212 13 052
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan.
Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran dari
pasien itu sendiri, bahkan dapat menyebabkan kegagalan terapi, serta dapat pula
menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan dan pada akhirnya akan
berakibat fatal (Hussar, 1995). Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi
apabila pasien diberi informasi yang cukup tentang obat-obat dan penggunannya
(Cipolle, Strand & Morley, 2004). Pada pemberian informasi obat ini terjadi suatu
komunikasi antara apoteker dengan pasien dan merupakan salah satu bentuk
implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan dengan konseling
(Jepson, 1990; Rantucci, 2007).
Konseling
ditujukan
untuk
meningkatkan
hasil
terapi
dengan
Oleh karena hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan
mendapatkan suatu gambaran mengenai pengaruh konseling obat terhadap
kepatuhan pasien hipertensi rawat jalan sehingga didapatkan model yang sesuai
untuk konseling obat pada pasien hipertensi rawat jalan poliklinik khusus RSUP.
Dr. M. Djamil.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan
penelitian ini :
Bagaimana pengaruh pemberian konseling obat terhadap kepatuhan pasien
hipertensi di poliklinik khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang.
3. Tujuan Penelitian
2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien
hipertensi di Poliklinik Khusus RSUP Dr. M. Djamil Padang
2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap pasien hipertensi
sebelum dan sesudah diberi konseling obat
2. Untuk mengetahui pengaruh konseling obat terhadap pengetahuan dan
sikap pasien hipertensi
3. Untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah (sistol dan diastol)
pasien hipertensi sebelum dan sesudah konseling obat
4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak manajemen RSUP Dr. M. Djamil Padang, hasil penelitian ini
dapat dipakai sebagai masukan untuk untuk menentukan model konseling
obat yang sesuai untuk pasien hipertensi di Poliklinik Khusus RSUP Dr.
M. Djamil Padang.
2. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pengayaan materi ilmu kefarmasian khususnya dalam
bidang farmasi klinik.
3. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai
bahan pembanding atau sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman lapangan tentang penatalaksanaan konseling dan pengalaman
belajar untuk dapat memahami kaedah penelitian.
5. Pada pasien sendiri bahan pertimbangan dan masukan agar mengetahui
dampak yang diakibatkan jika tidak patuh dalam menjalankan terapi
hipertensi, sehingga pasien akan mematuhi aturan aturan dalam terapi
hipertensi.
B. Metode Penelitian
1.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian experimental, menggunakan
Sampel Penelitian
Pasien dengan kriteria inklusi pada bulan Februari - April dan pengamatan
Kriteria inklusi
10
Kriteria ekslusi
1. Pasien
hipertensi
dengan
komplikasi
yang
dapat
mempengaruhi
pemeriksaan nilai tekanan darah seperti diabetes, gangguan ginjal dan hati
yang berat.
2. Pasien dengan gangguan kejiwaan
3. Pasien yang sedang hamil
7.
Klasifikasi variabel
Variabel yang dipakai dalam penelitian ini :
x 100%
jumlah obat
9.
Instrumen Penelitian
Kuesioner yang dibuat berdasarkan panduan dari Departemen
Kesehatan (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007), tabel induk
untuk skor pengetahuan, tabel induk untuk skor sikap, lembar pengumpul data
11
untuk hasil pemeriksaan tekanan darah dan menghitung jumlah sisa tablet, modul
obat dan Kartu Rawat Mandiri.
10.
a. Data dari pasien baru yang memenuhi kriteria inklusi, dan data dari hasil
pemeriksaan untuk tekanan darah dicatat dari rekam medik dan dimasukkan
dalam lembar pengumpul data untuk hasil pemeriksaan tekanan darah
b. Pada saat pasien telah selesai melakukan pemeriksaan dilakukan pretest untuk
mengetahui pengetahuan pasien, sikap pasien dengan wawancara dan
menggunakan lembar kuesioner, setelah itu dilakukan konseling obat dengan
menggunakan modul dan contoh obat
c. Setiap 2 minggu kemudian selama 3 kali dilakukan penilaian ulang atau
posttest dengan menggunakan lembar kuesioner dan pemeriksaan ulang nilai
tekanan darah.
d. Data yang didapat kemudian direkapitulasi dalam tabel induk untuk
pengetahuan dan tabel induk sikap dalam bentuk yang sudah dinominalkan
C. Hasil Penelitian
1.
Umur pasien
Dalam penelitian ini umur yang paling muda adalah 34 tahun sedangkan
yang paling tua adalah 74 tahun. Umur tersebut kemudian dikategorikan
menjadi 4 golongan. Hasil selengkapnya mengenai distribusi umur dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9. Distribusi Umur dan Jenis Kelamin Pasien Penderita Hipertensi
12
2.
No
Kategori
Usia (tahun)
1
2
3
4
33-43
44-54
55-65
>65
Jumlah
Jum Presen
lah tase
(%)
2
4
11
22
18
36
19
38
50
100
Kategori
Jenis
Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
20
30
Presen
tase
(%)
40
60
Jumlah
50
100
Pendidikan pasien
Pendidikan terakhir pasien yang pernah ditempuh, dari hasil penelitian
menunjukkan dari 50 pasien pendidikan yang paling rendah adalah tamat
Sekolah Dasar, sedangkan yang paling tinggi adalah Sarjana Strata 2. Hasil
selengkapnya mengenai distribusi pendidikan terkahir dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 10. Distribusi Pendidikan Pasien Penderita Hipertensi
No
1
2
3
4
5
3.
Kategori Pendidikan
SD
SMP
SMA
S1
S2
Jumlah
Jumlah
1
1
36
11
1
50
Presentase (%)
2
2
72
22
2
100
Jumlah
13
22
Presentasi
26
44
13
3
4
4.
6-10 tahun
>10 tahun
Jumlah
10
5
50
20
10
100
Demografi
Pasien
Pengetahuan
Sikap
Kategori (%)
4 (sangat baik)
4 (sangat baik)
Umur (tahun)
33-43
0
0
44-54
11.1
22.2
55-65
5.6
11.1
>65
10
25
Pendidikan
SD
0
100
SMP
0
0
SMA
8.3
13.9
S1
9.1
18.2
S2
0
100
Lama Menderita (tahun)
0-1
0
16.7
2-5
13.6
18.2
6-10
10
10
> 10
0
33.3
Jenis Kelamin
Perempuan
10
20
Laki-laki
5
15
Terhadap
14
Pengetahuan
Sikap
Nilai Signifikansi Nilai Signifikansi
5.451
0.793
7.067
0.630
6.289
0.901
20.842
0.053
16.470
0.058
5.781
0.762
1.478
0.687
2.361
0.501
Persentase
(%)
36
22
10
8
6
4
4
2
2
2
2
100
15
Data
Pre test pengetahuan
Post test pengetahuan
Pre test sikap
Post test sikap
Pre test TD sistol
Post test TD sistol
Pre test TD diastol
Post test TD diastol
Nilai KS
0.728
0.509
0.599
0.566
0.544
0.487
0.767
0.598
Sig.
0.664 > 0.05
0.958 > 0.05
0.866 > 0.05
0.906 > 0.05
0.928 > 0.05
0.972 > 0.05
0.598 > 0.05
0.207 > 0.05
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Item
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
Nilai r
o.855
0.850
0.683
0.544
0.605
0.307
0.312
0.177
P
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.030
0.028
0.219
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Not Valid
16
Item
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
Nilai r
0.578
0.684
0.566
0.681
0.508
0.346
0.409
0.290
0.483
P
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.014
0.003
0.041
0.000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji reliabilitas variabel sikap dengan menggunakan uji alpha cronbach diperoleh
hasil 0.712. Oleh karena nilai alpha lebih besar dari 0.6 maka variabel sikap
adalah reliabel.
8. Hasil statistik hubungan konseling dengan peningkatan pengetahuan
Hasil skor rata-rata pengetahuan pasien hipertensi sebelum konseling obat
adalah 20.38 4.24 dan sesudah konseling obat 26.38 3.21.
Hasil pengujian statistik pada skor pengetahuan sebelum dan sesudah
konseling obat dengan menggunakan uji t berpasangan diperoleh nilai t hitung
-16.448 dengan tingkat signifikansi 0.000 (p<0.05). Sedangkan untuk
mengetahui pengaruh konseling obat terhadap pengetahuan pasien hipertensi
17
18
untuk mengetahui pengaruh konseling obat terhadap nilai tekanan darah pasien
hipertensi berdasarkan skor kuisioner, maka digunakan uji regresi linear
sederhana pada tekanan darah sistol hasil F hitung 8.396 dengan tingkat
signifikansi 0.006 (p<0.05) dan pada tekanan darah diastol hasil F hitung 0.385
dengan tingkat signifikansi 0.538 (p>0.05).
11. Hasil statistik pengaruh pengetahuan dan sikap dengan nilai tekanan
darah
Untuk melihat pengaruh pengetahuan dan sikap pasien hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah setelah konseling obat maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan regresi linear berganda pada tekanan darah sistol
diperoleh nilai F hitung 0.060 dengan tingkat signifikansi 0.942 (p>0.05) dan
pada tekanan darah diastol diperoleh nilai F hitung 1.831 dengan tingkat
signifikansi 0.172 (p>0.05)
12. Hubungan pengetahuan dengan sikap
Hubungan pengetahuan dengan sikap diuji dengan menggunakan pearson
product moment. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar
0.291 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.041 (p<0.05) (Lampiran 23).
13. Hasil perhitungan pill count
Hasil perhitungan pill count untuk menilai kepatuhan pasien berdasarkan
masing-masing obat yang didapatkan (Lampiran 32). Masing-masing pasien
mendapatkan satu atau beberapa obat antihipertensi, persen kepatuhan
dihitung untuk masing-masing obat yang didapatkan pasien. Pada tabel di
19
bawah ini didapatkan ada 6 jenis obat yang kurang kepatuhannya dari 100%
pada pasien.
Tabel 18. Obat dengan Tingkat Kepatuhan Kurang dari 100%
No Nama Obat
1
Hydrochlorthiazid (HCT)
2
Amdixal (amlodipin)
3
Captopril
4
Valsartan
5
Irbesartan
6
diltiazem
Jumlah
Jumlah (%)
20
6
4
4
2
2
100%
D. Pembahasan
1. Distribusi demografi pasien
Untuk mengetahui hubungan antara tiap variabel demografi tersebut
(umur, pendidikan, lama menderita hipertensi dan jenis kelamin) terhadap
sikap diuji dengan Chi-Square (lampiran 28,29,30,301Dari hasil pengujian
diperoleh nilai 7.067, 20.842, 5.781, 2.361 dengan tingkat signifikansi 0.630,
0.053, 0.762, 0.501 (p> 0.05). Tingkat signifikansi pada umur, lama menderita
dan jenis kelamin lebih besar dari 0.05 maka tidak ada hubungan, sedangkan
pada pendidikan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 berarti ada
hubungan. Pada penelitian ini hal ini dapat disebabkan karena tingkat
pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
setelah konseling karena berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
menerima dan mengolah informasi yang didapatkan dari konseling (Niven,
2002).
20
21
22
23
memang rajin untuk mengontrol tekanan darah walaupun tidak ke rumah sakit
biasanya mereka ke puskesmas terdekat dan bahkan ada yang memiliki alat
tensimeter sendiri. Sikap seseorang adalah komponen yang sangat penting
dalam perilaku kesehatannya, yang kemudian diasumsikan bahwa adanya
hubungan langsung antara sikap dan perilaku seseorang. Sikap terbentuk dari
3 komponen utama yaitu : (1) komponen afektif, berhubungan dengan
perasaan dan emosi tentang seseorang atau sesuatu, (2) komponen kognitif,
berhubungan dengan kepercayaan tentang sesorang atau sesuatu objek, (3)
komponen perilaku, sikap terbentuk dari tingkah laku atau perilaku. Untuk
mendapatkan sikap yang diinginkan maka pasien harus melewati 3 komponen
tersebut (Niven, 2002).
Sedangkan untuk melihat pengaruh konseling terhadap sikap
dilakukan dengan uji regresi linear sederhana. Dari data yang diperoleh
terdapat pengaruh konseling terhadap pengetahuan nilai F hitung 45.595
dengan tingkat signifikansi 0.000 (p<0.05) dan nilai R 2 (koefisien
determinasi) diperoleh nilai 0.487. Sedangkan nilai R (koefisien korelasi)
0.698 (69.8%). Ini berarti konseling berpengaruh terhadap sikap sebesar
69.8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel bebas yang
diteliti. Nilai yang ditunjukkan melebihi dari 50%, ini berarti konseling
berpengaruh terhadap peningkatan sikap pasien dibandingkan variabel lain,
dan sisanya 30.2% bisa saja dipengaruhi oleh jumlah dan karakteristik sampel
penelitian. Perubahan sikap yang tidak terlalu tinggi mungkin disebabkan
karena perubahan sikap itu sulit dicapai karena sikap positif seseorang
24
25
0.386 (38.6%). Pada tekanan darah diastol nilai F hitung 0.385 dengan tingkat
signifikansi 0.538 (p>0.05), nilai R 2 (koefisien determinasi) 0.008 dan nilai R
(koefisien korelasi) 0.089 (8.9%). Berarti hanya 38.6% konseling berpengaruh
terhadap tekanan darah sistol dan 8.9% terhadap tekanan darah diastol dan
lebih banyak dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Hasil uji regresi linear sederhana pengaruh konseling terhadap nilai
tekanan darah sistol menunjukkan hasil yang signifikan walaupun hanya
38.6% konseling yang berpengaruh. Sedangkan hasil uji regresi linear
sederhana pengaruh konseling terhadap nilai tekanan darah diastol
menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh turunnya
tekanan darah diastol hanya sedikit menunjukkan perbaikan. Naik turunnya
tekanan darah tidak hanya karena obat tetapi naik turunnya tekanan darah
paling banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi, fluktuasinya
diakibatkan oleh interaksi yang komplek antara rangsangan lingkungan luar
dan respon individu pada sistem kardiovaskuler (Sulaiman, et al., 2009).
Adanya perbedaan signifikansi pada tekanan darah sistol dan diastol
mungkin disebabkan karena pasien hipertensi memiliki kenaikan yang berarti
pada tekanan darah sistol dan tidak terlalu berpengaruh terhadap tekanan
darah diastol. Pada kebanyakan pasien, tekanan darah diastol yang diinginkan
akan tercapai apabila tekanan darah sistol yang diinginkan sudah tercapai.
Karena kenyataannya tekanan darah sistol berkaitan dengan resiko
kardiovaskuler dibanding tekanan darah diastol, maka tekanan darah sistol
26
27
28
E. Kesimpulan
Dari penelitian Pengaruh Konseling Obat terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi
Rawat Jalan di RSUP DR. M. Djamil Padang, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien hipertensi
poliklinik di RSUP DR. M. Djamil Padang, dilihat dari :
29
a.
b.
c.
d.
Ada pengaruh konseling obat terhadap nilai tekanan darah sistol pasien
hipertensi berdasarkan hasil pengujian statistik dengan nilai F hitung
8.396 dan tidak ada pengaruh konseling obat terhadap nilai tekanan
darah diastol pasien hipertensi berdasarkan hasil pengujian statistik
dengan nilai F hitung 0.385 dengan tingkat signifikansi 0.538 (p>0.05),
Artinya konseling obat dapat menurunkan tekanan darah sistol pasien.
30
menderita,
jenis
kelamin dengan
F. Saran
1. Perlu adanya pemberian konseling pada pasien hipertensi rawat jalan
dengan jangka waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang
optimal
2. Perlu dilakukan konseling obat dengan bantuan kelompok pasien dan
bantuan audio visual untuk mendapatkan hasil yang optimal
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan konseling obat
dengan pengetahuan dan sikap untuk menilai kepatuhan.
4. Perlu dilakukannya kembali penyediaan fasilitas untuk dilakukannya
konseling pada pasien hipertensi poliklinik khusus RSUP DR. M. Djamil
Padang.
31
DAFTAR PUSTAKA
Aslam, Mohammed., Tan, Chik Kaw., Prayitno, Adji. 2003. Farmasi Klinis. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Cipolle, RJ., Strand, LM., Morley, PC. 2004. Pharmaceutical Care Practice : The
Clinicians Guide (2th Ed). New York: The McGraw Hill Co.
Hussar, DA., 1995. Patient Compliance, in Remington: The Science and Practice of
Pharmacy (1796-1807), Volume II, USA: The Philadelphia Collage of Pharmacy and
Science.
Jasti, Sunitha., Siega-Riz, AM., Cogswell, ME., Hartzema, AG, Bentleyt, ME. 2005.
Pill Count Adherence to Prenatal Multivitamin/Mineral Supplement Use Among
Low-Income Women. USA : The American Society for Nutritional Science. 135:
1093-1101.
Jepson, M.H. 1990. Patient Compliance and Counselling, Diana M., Aulton,
ME.(Editor), London: Pharmaceutical Practice, Churscill Livingstone.
Kessler, D. A, 1992. A Challenge for American Pharmacist, Am Pharm,
;NS32(1):33-36.
Mellen, P. B., Palla, S. L., Goff, D. C., Bonds, D. E. (2004). Prevalence of Nutrition
and Exercise Counseling for Patients With Hypertension. J. Gen Intern Med, 19, 917924.
Onzenoort, H.A.W. 2010. Assesing Medication Adherence Simultaneously by
Electronic Monitoring and Pill Count in Patients With Mild to Moderate
Hypertension. USA : American Journal of Hypertension. 23, 149-154.
Price, SA dan M. W. Lorraine. 1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi IV Jilid I, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rantucci, MJ., 2007. Komunikasi Apoteker-Pasien (Edisi 2). Penerjemah : A. N.
Sani. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.
Schnipper, JL, Jennifer, LK, Michael, CC, Stephanie, AW, Brandon, AB, Emily, T,
Allen, K, Mark, H, Christoper, LR, Sylvia, CM, David, WB. 2006. Role of
Pharmacist Counseling in Preventing Adverse Drug Events After Hospitalization.
USA : Archives of Internal Medicine. Vol 166.565-571.
32
RIWAYAT HIDUP
Penulis
33
34