IDENTIFIKASI
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
MRS Tanggal
II.
: Tn. NA
: 72 Tahun
: Laki-laki
: Jalan Merdeka Pangkalan Lampam, Kab.OKI
: Kristen
: 20 November 2014
III.
PEMERIKSAAN
1. STATUS PRESENS
a. Status Internus
Kesadaran
Gizi
: Sedang
Suhu Badan
: 36,6 C
Nadi
: 78 x/m
Pernapasan
: 20 x/m
: 70 kg
Paru-paru
Hepar
: tidak teraba
Lien
: tidak teraba
: tidak diperiksa
b. Status Psikiatrikus
Sikap
: kooperatif
Ekspresi Muka
: wajar
Perhatian
: ada
Kontak Psikik
: ada
c. Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: Brachiocephali
Deformitas
: (-)
Ukuran
: normal
Fraktur
: (-)
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: (-)
Hematom
: (-)
Tumor
: (-)
Pulsasi
: (-)
LEHER
Sikap
: lurus
Deformitas
: (-)
Torticolis
: (-)
Tumor
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Penciuman
Kanan
Kiri
Anosmia
(-)
(-)
Hyposmia
(-)
(-)
Parosmia
(-)
(-)
N.Opticus
Kanan
Visus
Kiri
tidak diperiksa
Campus visi
tidak diperiksa
V.O.D
V.O.S
Kanan
Kiri
Anopsia
(-)
(-)
Hemianopsia (-)
(-)
Fundus Oculi
tidak diperiksa
Kiri
(-)
Celah mata
(-)
normal
Ptosis
normal
(-)
(-)
Strabismus
(-)
(-)
Exophtalmus
(-)
(-)
Enophtalmus
(-)
(-)
Deviation conjugae
(-)
(-)
Pupil
-
Bentuknya
bulat
bulat
Besarnya
3mm
3mm
Isokor/anisokor
Midriasis/miosis
Refleks cahaya
isokor
(-)
(-)
- Langsung
(+)
(+)
- Konsensuil
(+)
(+)
- Akomodasi
(+)
(+)
- Argyl Robertson
(-)
(-)
Nn.Trigeminus
Kanan
Kiri
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
N.Facialis
Kanan
Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
kiri datar
Bentuk Muka
- Istirahat
asimetris
- Berbicara/bersiul
asimetris
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
- Salivasi
- Lakrimasi
- Chvosteks sign
(-)
(-)
N. Statoacusticus
N. Cochlearis
Kanan
Kiri
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
tidak diperiksa
Tes Rinne
tidak diperiksa
N. Vestibularis
Nistagmus
(-)
Vertigo
(-)
(-)
(-)
Kiri
Arcus pharingeus
Uvula
Gangguan menelan
Suara serak/sengau
Denyut jantung
Refleks
-
Muntah
Batuk
Okulokardiak
Sinus karotikus
Sensorik
-
N. Accessorius
Mengangkat bahu
simetris
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Kiri
tidak ada kelainan
Kanan
Mengulur lidah
Kiri
deviasi ke kiri
Fasikulasi
(-)
(-)
Atrofi papil
(-)
(-)
Disartria
(+)
MOTORIK
LENGAN
Kanan
Kiri
Gerakan
Cukup
Kurang
Kekuatan
Tonus
Normal
Menurun
Refleks fisiologis
-
Biceps
Normal
Menurun
Triceps
Normal
Menurun
Brachoradialis
Normal
Menurun
Refleks patologis
-
Hoffman Ttromner
(-)
(-)
Leri
(-)
(-)
Meyer
(-)
(-)
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Cukup
Kurang
Kekuatan
Normal
Menurun
Tonus
Klonus
-
Paha
(-)
(-)
Kaki
(-)
(-)
Refleks fisiologis
-
KPR
Normal
Menurun
APR
Normal
Menurun
Refleks patologis
-
Babinsky
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel Bechterew(-)
(-)
Atas
Tengah
Bawah
Trofik
SENSORIK
Tidak ada kelainan
GAMBAR
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: (-)
Lordosis
: (-)
Gibbus
: (-)
Deformitas
: (-)
Tumor
: (-)
Meningocele
: (-)
Hematoma
: (-)
Nyeri ketok
: (-)
(-)
Kerniq
(-)
Lasseque
(-)
Brudzinsky
-
Neck
(-)
Cheek
(-)
Symphisis
(-)
Leg I
(-)
Leg II
(-)
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: (-)
Chorea
: (-)
Athetosis
: (-)
Ballismus
: (-)
Dystoni
: (-)
Myocloni
: (-)
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
: (-)
Afasia sensorik
: (-)
Apraksia
: (-)
Agrafia
: (-)
Alexia
: (-)
Afasia nominal
: (-)
IV.
Diagnosa Klinik
10
V.
: Capsula interna
: Trombosis cerebri.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Farmakologi:
IVFD NaCl 0,9% gtt xx/m
Injeksi Citicolin 2x250mg (iv)
Injeksi Ranitidin 1x50 mg (iv)
Neurobion 1x5000 mg (iv)
Aspilet 2x80 mg
Amlodipin 1x10 mg tab
Diet nasi rendah garam.
Non Farmakologi
Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan Kimia Klinik
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 20 November 2014 (IGD)
Hematologi
Hb
: 15,1 g/dl
Eritrosit
: 5.100.000/mm3
Leukosit
: 7.300/mm3
Diff Count
: 0/3/0/67/21/10
Trombosit
: 244.000/mm3
Hematokrit
: 43 vol%
KIMIA KLINIK
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa Sewaktu: 91 mg/dl
ELEKTROLIT
Kalsium
: 9,7 mg/dl
Magnesium
: 1,76 mg/dl
Natrium
: 140 mg/dl
Kalium
: 4,5 mg/dl
Klorida
: 109 mg/dl
11
Hematologi
3.
Hb
: 15,5 g/dl
Eritrosit
: 5.260.000/mm3
Leukosit
: 7.500/mm3
Diff Count
: 0/3/0/69/21/7
Trombosit
: 231.000/mm3
Hematokrit
: 45 vol%
Kontrol
: 13,3 detik
Pasien
: 13,2 detik
INR
: 0,97
APTT
Kontrol
Pasien
: 32,7 detik
: 32,4 detik
Fibrinogen
Kontrol
Pasien
D-dimer
: 271,0 mg/dL
: 644 mg/dL
: 3,68 mg/dL
KIMIA KLINIK
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa sewaktu
: 115 mg/dL
JANTUNG
CK-NAC
: 77 U/L
CK-MB
: 32 U/L
LEMAK
Kolesterol Total
: 181 mg/dL
Kolesterol HDL
: 32 mg/dL
12
Kolesterol LDL
: 117 mg/dL
Trigliserida
: 123 mg/dL
GINJAL
Ureum
: 19 mg/dL
Asam Urat
: 6,0 mg/dL
Kreatinin
: 0,73 mg/dL
VII. DIAGNOSA
Diagnosa Klinik
Diagnosa Topik
: Capsula Interna
Diagnosa Etiologi
: Trombosis Cerebri
VIII. PENATALAKSANAAN
Farmakologi:
-
Non Farmakologis:
-
IX.
Bed Rest
Diet rendah garam
Rencana rehab medik untuk Fisioterapi
Jaga pola makan
Minum obat terkontrol
PROGNOSA
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
14
dalam cavum crania dan bersambung dengan medulla spinalis melalui foramen
magnum. Otak dibungkus oleh tiga meninges yakni dura mater, arachnoidea
mater, dan pia mater. Secara konvensional, otak dibagi menjadi tiga bagian utama
yakni rhombencephalon, mesencephalon, dan proencephalon.
Rhombencephalon
Rhombencephalon dibagi menjadi medulla oblongata, pons, dan cerebellum.
a. Medulla Oblongata
Medulla oblongata berbentuk conus, di superior berhubungan dengan pons
dan di bagian inferior berhubungan dengan medulla spinalis. Pada medulla
oblongata terdapat banyak kumpulan neuron yang disebut nuclei dan
berfungsi menyalurkan serabut-serabut saraf ascendens dan descendens.
b. Pons
Pons terletak di permukaan anterior cerebellum, inferior dari mesencephalon,
dan superior dari medulla oblongata. Pons atau jembatan dinamakan dari
banyaknya serabut yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya yang
menghubungkan kedua hemispherium cerebella. Pons juga mengandung
banyak nuclei serta serabut-serabut asendens dan desendens.
c. Cerebellum
Cerebellum terletak di dalam fossa crania posterior, posterior terhadap pons
dan medulla oblongata. Bagian ini terdiri dari dua hemispherium yang
dihubungkan oleh sebuah bagian median, yaitu vermis. Cerebellum
berhubungan dengan mesencephalon melalui pedunculus cerebellaris superior,
dengan pons melalui pedunculus cerebellaris media, dan dengan medulla
oblongata melalui pedunculus cerebellaris inferior. Lapisan permukaan
masing-masing hemispherium cerebella disebut korteks dan terdiri dari
substansia grisea.
Mesencephalon
Mesencephalon
merupakan
bagian
sempit
otak
yang
menghubungkan
anterior yaitu crus cerebri dan bagian posterior yaitu tegmentum. Mesencephalon
banyak nuclei dan berkas serabut-serabut saraf asendens dan desendens.
Diencephalon
Hampir seluruh bagian diencephalon tertutup dari permukaan otak. Terdiri dari
thalamus di bagian dorsal dan hypothalamus di bagian ventral. Thalamus
merupakan substansia grisea yang berbentuk seperti telur-telur besar dan terletak
di kedua sisi ventriculus tertius. Hypotalamus membentuk bagian bawah dinding
lateral dan lantai ventrikulus tertius.
Cerebrum
Cerebrum, bagian otak besar yang terdiri dari dua hemispherium cerebri yang
dihubungkan oleh masa substansia alba yang disebut corpus callosum. Masingmasing hemispherium terbentang dari os frontal ke os occipital, yaitu pada bagian
superior fossa crania anterior dan media; di bagian posterior, cerebrum terletak di
atas tentorium cerebella. Hemispherium dipisahkan oleh celah yang dalam, yaitu
fissure longitudinalis yang merupakan tempat masuknya falx cerebri. Lapisan
permukaan masing-masing hemispherium, korteks, terbentuk dari substansia
grisea. Korteks cerebri berlipat-lipat disebut gyri, yang dipisahkan oleh fissure
atau sulci.
Peredaran darah otak
16
2. Fisiologi
Otak yang normal mempunyai kemampuan untuk mengatur kebutuhan aliran
darahnya sendiri. Terdapat faktor-faktor yang mengatur sirkulasi serebral, yaitu :
1.
Faktor ekstrinsik (ekstrakranial)
Faktor ekstrinsik yang mengatur aliran darah otak (ADO) berkaitan dengan
sistem kardiovaskular. Jika tekanan rata-rata darah turun sampai di bawah 60
mmHg, mekanisme autoregulasi otak menjadi kurang efektif. Mula-mula otak
akan berusaha mengkompensasi dengan menarik lebih banyak oksigen dari
darah yang ada, tetapi kalau TD terus menurun hingga aliran darah mencapai
sekitar 30 ml/100 gram jaringan per menit, maka mulai tampak gejala-gejala
iskemia serebral. Aritmia jantung dapat mengubah curah jantung, bila curah
jantung berkurang lebih dari sepertiga, maka ADO akan menurun pula.
Viskositas darah merupakan suatu faktor yang penting. Ini dapat dibuktikan
dari peningkatan ADO pada keadaan anemia, pada polisitemia ADO dapat
2.
18
3. Stroke
3.1 Definisi
Berdasarkan WHO, Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinik dari
gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang
berlangsung dengan cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian,
tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskular.
3.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat sekitar 200.000 kasus kematian
yang disebabkan oleh stroke. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga
tersering di negara ini. Sekitar setengah juta orang Amerika setiap tahunnya
mengalami gangguan pembuluh darah otak akut. Sekitar 50% dari semua
orang dewasa yang dirawat pada rumah sakit saraf disebabkan oleh suatu
penyakit pembuluh darah. Insidensi stroke lebih banyak dialami pria
dibandingkan wanita. Berdasarkan umur secara keseluruhan mulai meningkat
pada usia dekade ke-5 dan berbeda menurut jenis stroke. Perdarahan
subarachnoid mulai timbul pada usia dasawarsa ke-3 sampai ke-5, dan setelah
usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral sering didapati mulai pada decade ke-5
sampai ke-8 usia orang Amerika. Sedangkan thrombosis lebih sering pada
umur lima puluhan hingga 70-an. Stroke pada anak muda juga banyak didapati
akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun dan
meningkat pada dekade ke-4.
3.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
Hipertensi
penyakit jantung (fibrilasi atrium)
diabetes mellitus
merokok
konsumsi alkohol
hiperlipidemi
kurang aktifitas
stenosis arteri karotis
19
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin,
ras/suku, dan faktor genetik.
3.4 Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
- Perdarahan intraserebral
- Perdarahan subarakhnoid
b. Stroke non-hemoragik
- Trombosis serebri
- Emboli serebri
2. Berdasarkan waktu terjadinya
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
c. Stroke In Evolution
d. Completed Stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler
3.5 Diagnosis
Penyumbatan pembuluh darah otak mempunyai beberapa sifat klinik yang
spesifik :
Timbul mendadak
Menunjukkan gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh yang
tersumbat
Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak
atau aktivitas.
Tanpa riwayat trauma kepala
20
dipakai
- Riwayat keluarga dan penyakit lainnya
b. Pemeriksaan fisik
- Vital sign dan GCS
- Pemeriksaan neurologis yang meliputi pemeriksaan nervi craniales,
fungsi motorik, sensorik, dan fungsi luhur
2. Pemeriksaan Tambahan/Laboratorium
a. Pemeriksaan untuk menemukan faktor risiko, seperti darah rutin (Hb,
hematokrit, leukosit, eritrosit, LED), kimia darah, faal hemostasis.
b. Rontgen, EKG, Ekhokardiografi, dll.
c. CT Scan, MRI
3.6 Patofisiologi
1. Stroke non hemoragik
Pada iskemik otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat
perbedaan tingkat iskemia yang terdiri atas 3 lapisan :
Inti iskemia
Penumbra iskemia
Perfusi berlebihan
Pada dasarnya terjadi 2 perubahan sekunder
pada periode reperfusi
(luxury perfusion)
jaringan iskemia otak :
Hyperemic paska iskemik atau hyperemia reaktif yang
disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah di daerah iskemia.
Keadaan ini terjadi pada 20 menit pertama setelah penyumbatan
-
22
c. Afasia global
d. Disfagia
24
d. Neuroproteksi
Untuk mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian
sel-sel terutama didaerah penumbra yaitu nimodipin. Obat-obat yang
memperbaiki aliran darah otak serta metabolism regional didaerah
iskemik otak seperti citicoline, pentoxyfilline.
2. Fase pasca akut
Sasaran pengobatan setelah fase akut dititik beratkan pada tindakan
rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke. Rehabilitasi
diharapkan dapat mengatasi kecacatan penderita, fisik dan mental, dengan
fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi. Selain itu, diperlukan pula terapi
preventif yang bertujuan untuk mencegah terulangnya atau timbulnya
serangan baru dengan jalan mengobati dan menghindari faktor-faktor
risiko stroke, yaitu pengobatan hipertensi, mengobatai diabetes mellitus,
menghindari rokok, obesitas, stress, olahraga, dll.
2.10
Prognosis
Prognosis stroke dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
1. Tingkat kesadaran
2. Usia : pada usia 70 tahun atau lebih angka kematian meningkat tajam.
3. Jenis kelamin : lelaki lebih banyak (61%) yang meninggal dari pada
perempuan (41%).
4. Tekanan darah: tensi tinggi prognosis jelek.
5. Lain-lain: misalnya cepat dan tepatnya pertolongan.
BAB III
ANALISIS KASUS
25
DAFTAR PUSTAKA
Guyton., Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta. Indonesia.
Price, S.A. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC,
Jakarta. Indonesia.
Snell, R.S. 2006. Neuroanatomi klinik. EGC, Jakarta, Indonesia.
27