Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH PENEMUAN ORCIPRENALINE

Kesuksesam
kekurangannya,

isoprenalin
bahkan

juga

sebelum

ditandai

toksisitasnya

dengan
pada

salah

jantung

satu

menjadi

perhatian. Karena isoprenalin adalah katekolamin seperti adrenalin,


ia sangat rentan terhadap enzim-enzim di dinding usus dan seluruh
tubuh yang dapat secara cepat menonaktifkan katekolamin. Akibatnya,
isoprenalin menjadi tidak aktif secara per oral dan beraksi terlalu
singkat seperti efedrin untuk profilaksis asma.
Emil Eidebenz dan Maxmilian Depner dari Chemische Werke Albert
di

Wiesbaden-Biebrich

mengajukan

paten

di

1943

untuk

analog

adrenalin yang salah satu gugus hidroksilnya dipindahkan ke sisi


yang berdekatan di cincin benzen. Patennya kemudian diberikan 10
tahun kemudian. Senyawa-senyawa tersebut, termasuk isomer orcinol
dari adrenalin memiliki aktivitas serupa dengan aderenalin tetapi
lebih stabil sebab bukan lagi termasuk katekolamin. Pendekatan ini
kemudian tidak pernah dimanfaatkan secara klinis sampai tahun 1961,
Boehringer-Dr Karl Thomae GmbH mengembangkannya, ketika Otto Thomae
dan Karl Zelle memperkenalkan orciprenaline (metaproterenol), yang
menggabungkan sistem cincin yang sebelumnya digunakan oleh Eidebenz
dan Depner. Meskipun hanya ada sedikit perubahan pada typografi,
senyawa

ini

karena

gugus

menunjukkan
katekolnya

resistensi
sudah

terhadap

diganti

degradasi

dengan

gugus

enzimatik
lain

yang

memiliki aksi serupa dengan katekolamin, namun tidak cukup masuk ke


sisi aktif enzim, sehingga menghilangkan aktivitas isoprenalin dan
semua katekolamin lainnya.
Lebih jauh lagi, karna gugus hidroksil masih ada di cincinnya,
obatnya menjadi terlalu polar untuk masuk ke otak, sehingga pasien
penggunanya tidak perlu mengalami insomnia seperti pada efedrin.
Orciprenalin kemudian dipasarkan oleh Boehringer, bersama fenoterol,
analog yang disiapkan setahun kemudian. Aktivitas selektif fenoterol
di

beta2-adrenoreseptor

di

paru-paru

tidak

terdeteksi

sampai

ditemukannya aktivitas serupa pada salbutammol. Derajat aktivitasnya


tidak sebagus salbutamol maupun terbutalin.
Reproterol
kemudian
didesain
untuk
orciprenalin

dan

teofilin

di

paru-paru.

menggabungkan

Sekali

lagi,

aksi

aktivitas

selektif terhadap beta2-adrenoreseptor di paru-paru tidak ditemui


sampai ditemukannya salbutamol. Reproterol tampaknya juga memiliki
sifat

fisis

terbutalin.

dan

farmakologis

yang

mirip

dengan

salbutamol

dan

Anda mungkin juga menyukai