Anda di halaman 1dari 3

BERAS ANALOG

Arum Widyastuti Perdani/TPHP 14

Beras analog merupakan salah satu jenis beras yang berbahan baku
seperti singkong, tepung sagu, jagung, umbi-umbian, dan beberapa sumber
karbohidrat lainnya. Beras analog ini merupakan salah satu program dari
Kementerian Pertanian. Dalam hal ini beras analog dapat mewujudkan
pengurangan konsumsi masyarakat atas beras padi dan tepung terigu. Di
mana beras padi merupakan makanan pokok yang sulit di tinggalkan
sedangkan terigu merupakan pangan favorit masyarakat yang 100% impor.
Acap kali sering terdengar di telinga akan perkataan, belum makan jika
belum mengonsumsi nasi. Itulah salah satu alasan mengapa adanya beras
analog ini, secara gampangnya merupakan program untuk perwujudan
diversivikasi pangan.
Beras analog ini menjadi salah satu bentuk pangan alternatif yang dapat
dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan pangan, baik itu dalam hal
penggunaan sumber pangan yang baru maupun proses diversifikasi atau
penganekaragaman pangan. Beberapa jenis beras analog yang terbuat dari
umbi-umbian yang bervariasi. Di mana kita ketahui bahwa produksi umbiumbian Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam. Namun
pemanfaatannya kurang karena sebagian besar masyarakat bertumpu pada
pengkonsumsian padi sebagai makanan utama dan mengesampingkan
produksi umbi-umbian.
Jika dibandingkan dengan beras padi, sumber karbohidrat maupun gizi
yang terkandung di dalam beras analog tidaklah jauh berbeda. Bahkan
malah ada kelebihannya. Bahan baku dari beras analog ini, seperti singkong,
ubi jalar, sagu, dan beberapa jenis umbi-umbian lainnya, memiliki
kandungan indeks glikemik yang umumnya lebih rendah dibandingan beras
padi. Indeks glikemik (Glycemic Index, GI) adalah angka yang menunjukkan
potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu
pangan. Maka dari itu beras analog ini sangat cocok untuk menjaga

kesehatan terutama bagi penderita diabetes melitus. Melihat beberapa


keuntungan dari beras analog terutama dari kandungan nutrisinya, maka hal
ini cukup memberikan suatu prospek yang menjanjikan ke depannya, dimana
beras analog merupakan satu solusi penganekaregaman pangan lokal
Indonesia yang menyehatkan
Di samping itu, kita harus lebih menengok bahwa sumber produksi hasil
pertanian hasil tanah indonesia beraneka ragam. Namun pemanfaatannya
hanya bertumpu pada padi. Sehingga masalah muncul bahwa padi dalam
negeri tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangan dalam negrei.
Akhirnya muaranya adalah impor beras padi dari Thailand maupun Vietnam.
Malu. Negara agraris namun impor bahan pangan utama sangat santer.
Sehingga dengan pengembangan beras analog ini diharapkan dapat
mewujudkan diversifikasi pangan serta tidak bergantungnya kepada padi
sebagai makanan utama. Maka dari itu harapan yang cukup besar
ditumpukan pada program ini.
Kadar karbohidrat komposisi kimia beras analog dapat dilihat pada tabel
di bawah ini. Pada tabel tersebut dijelaskan juga kadar nutrisi lainnya seperti
kadar air, kadar abu, kadar protein, maupun kadar lemak yang juga
dibutuhkan sebagai sumber nutrisi manusia.
.

Arum Widyastuti Perdani


TPHP14

JOKO MOGOGINTA
Joko Mogoginta merupakan Presiden Direktur PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Beliau menjabat
direktur sejak tahun 2003. Beliau merupakan
alumni teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Universitas Gajah Mada pada tahun 1991.
Karirnya dimulai ketika beliau menapakan kaki
pada PT Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 1992.
Kemudian, pada tahun 2003, beliau diangkat
sebagai Direktur Utama PT Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk, dan telah memimpin perusahaan sejak
saat itu. Joko Mogoginta saat ini memegang
beberapa

posisi

penting

lainnya,

termasuk

Presiden Direktur PT Tiga Pilar Sejahtera dan


Presiden Komisaris PT Bumi Raya Investindo
sejak tahun 2006.

Anda mungkin juga menyukai