Anda di halaman 1dari 3

Efek rumah kaca dan Pengertiannya

By admin on June 23rd, 2010

Pengertian efek rumah kaca, Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan
green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim
sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan.
Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah kaca
suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi
dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh
benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra
merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak
bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana
mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL.
kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan
atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan
termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah
kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir
seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga
lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh
molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir
ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang
sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi
difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel
debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain
berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini

terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan
bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut
Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK.
Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C terlalu
dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih
tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak
untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka
sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan
dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 derajat C lebih.
Hal tersebut bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga
dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan,
GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. hal
tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.
gambar di bawah ini merupakan contoh dari efek rumah kaca yang sudah berubah komposisi gas
rumah kaca nya,

referensi ; bennysyah.edublogs.org, mbojo.wordpress.com


sumber: http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-dan-pengertiannya/

Anda mungkin juga menyukai