Oleh :
Ahmad Roni Rosydi, S.Ked
Pembimbing :
dr. Komang Kusumawati, Sp.KFR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Case Report
Pembimbing
dr. Komang Kusumawati, Sp.KFR
Disahkan Ka. Program Profesi :
dr. Dona Dewi Nirlawati
: Tn. N
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 43 tahun
Pekerjaan
: Tani
Alamat
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
2
Tanggal Masuk RS
: 08 Juni 2014
Tanggal Operasi
: 09 Juni 2014
No RM
: 248xxx
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan hari Rabu tanggal 10 Juni 2014. Anamnesis bersifat
autoanamnesis.
1) Keluhan Utama :
Tungkai bawah kanan berbunyi krek-krek.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang laki-laki 43 tahun, datang dengan tungkai bawah kanan
berbunyi krek-krek dan terjadi pembengkokan pada regio cruris. Hal ini
terjadi sejak 4 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan luka bekas operasi 2
tahun yang lalu belum sembuh. Pasien tidak mengeluhkan nyeri ataupun
pusing. Kejadian kembali patah terjadi dirumahnya sendiri ketika pasin
berjalan sambil membawa barang berat. Tiba-tiba kaki berbunyi krekkrek dan kaki kelihan bengkong di region cruris ini terjadi pada tanggal 4
Juni 2014. Setelah itu pasien langsung ke RSO melalui IGD, tapi pasien
baru mondok tanggal 8 Juni 2014 dan dioperasi tanggal 9 Juni 2014.
Riwayat dahulu pernah fraktur tanggal 1 Mei 2011 karena kecelakaan
sepeda motor. Bisa kembali berjalan setelah 8 bulan dan ROI 19 bulan
post ORIF. ROI dilakukan di RSO pada bulan Desember 2013. Setelah 6
bulan pasca ROI patah kembali dan luka belum menutup. Setelah
dioperasi OREF pada tanggal 9 Juni 2014 pasien mengeluhkan nyeri post
OP (VAS=8) dan membuatnya susah tidur.
3) Riwayat Fungsional :
a. Mobilitas : Terganggu
b. Aktifitas kehidupan sehari hari : Pasien tidak dapat melakukan
kegiatan sehari hari.
c. Kognisi : Baik
d. Komunikasi : Baik
e. Pekerjaan : Pasien adalah seorang petani
4) Riwayat Psikososial :
a. Dukungan keluarga : Baik
b. Situasi lingkungan : Baik
c. Riwayat pendidikan dan pekerjaan : Tamat SD
d. Riwayat psikiatri : Tidak ada gangguan mental
5) Riwayat Pengobatan Dan Alergi :
Pasien tidak memiliki alergi pada makanan maupun obat- obatan.
6) Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat hipertensi : Disangkal
b. Riwayat kencing manis: Disangkal
c. Riwayat trauma tulang : Diakui
d. Riwayat TB : Disangkal
e. Riwayat kelemahan anggota gerak : Disangkal
f. Riwayat penyakit jantung : Disangkal
g. Riwayat stroke : Disangkal
RINGKASAN ANAMNESIS
Seorang laki-laki 43 tahun, datang dengan tungkai bawah kanan berbunyi
krek-krek dan terjadi pembengkokan pada regio cruris. Kejadian kembali patah
terjadi dirumahnya sendiri ketika pasin berjalan sambil membawa barang berat.
Setelah 6 bulan pasca ROI patah kembali dan luka belum menutup.
PEMERIKSAAN FISIK
1) Status Generalis :
a. Keadaan umum: Cukup, kesadaran compos mentis
b. Vital sign:
a. Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
b. Respiratory Rate
: 20 x/menit
c. Nadi
: 78 x/menit
d. Suhu
: 36,50 C
: tidak ada
Perubahan suhu
: tidak ada
c. Move
5
Kekuatan Otot : 5
ROM knee : bebas
Regio Cruris Dextra
a. Look
Tertutup Elastic Band
Pembengkakan : Ada pada bagian inferior cruris dextra
b. Feel
Nyeri tekan
: ada
: Tidak ada
: Tidak ada
f. Move
Kekuatan Otot : tidak valid dinilai
ROM Ankle : tidak valid dinilai
ROM PADA EKSTREMITAS INFERIOR
EKSTREMITAS INFERIOR
HIP
Fleksi
ROM AKTIF
SINISTRA
DEXTRA
ROM PASIF
SINISTRA
DEXTRA
0-120
0-120
0-120
0-120
Ekstensi
0-30
0-30
Abduksi
0-45
0-45
Adduksi
0-30
0-30
Eksorotasi
0-45
0-45
Knee
Endorotasi
Fleksi
0-35
0-135
0-35
0-135
Ankle
Ekstensi
Dorsofleksi
0
0-20
0
Tidak valid dinilai
0
0-20
0
Tidak valid dinilai
Plantarfleksi
0-50
Mengeluh nyeri
0-50
Mengeluh nyeri
SINISTRA
5
DEEXTRA
5
m. quadriceps
femoris
- m. iliopsoas
Ekstensi
- m. gluteus
Abduksi
Adduksi
Eksorotasi
maximus, m.
gluteus minimus,
m. gluteus
medius
- m. obturatorius
internus
- m. gluteus
maximus, m.
gluteus minimus,
m. gluteus
medius
- m. iliopsoas,
Endorotasi
Fleksi
Ekstensi
Dorsofleksi
5
5
5
Tidak valid dinilai
Plantarfleksi
Mengeluh nyeri
harmstring
muscle
- m. tibialis
anterior, m.
triceps surae,
m. tibialis
posterior, m.
fibularis
- m. fibularis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos cruris post ROI/refracture/post OREF
(12/09/2013)
Pre Op
Post OP (9/6/2014)
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik :
Re-fracture Tibia-Fibula Dextra with Bone Expose.
PROBLEM REHABILITASI MEDIK
Impairment
Nyeri pada regio cruris post OP.
Oedema didaerah inferior cruris sinistra dan pedis.
Disability
Terdapat keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berdiri,
berjalan, mandi, BAB, BAK.
TERAPI
Medikamentosa
-
Penggunaan vitamin.
LEMBAR FOLLOW UP
SOAP
VITAL SIGN
TERAPI
10
10 Juni 2014
S : kaki kanan nyeri ++ (VAS=8),
pusing (-)
O: : K/L= CA (-/-) SI(-/-),PKGB(-/-)
Tho= simetris (+)
P: SDV (+/+) , Rh (-), Wh (-)
C/ Bj 1&II reg, bising (-),
ABD= peristaltik (+)
Ekstremitas akral hangat (+/+)
Edema (-/+)
U : 43 tahun
TD : 120/70 mmHg
N: 78x/menit.
S: 36,5 celcius
RR: 20x/menit
Status lokalis
Regio cruris dextra
Inf. RL 20 tpm
Inj. Cefazoline
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30mg/8jam
Calc 1x1
Vit. C 2x50mg
Medikasi luka setiap
hari
Rehabilitasi medik:
AROM exercise hip
joint, knee joint dan
ankle joint
Isometric exercise
non weight bearing
dengan 2kruk
SOAP
VITAL SIGN
TERAPI
11
11 Juni 2014
S : kaki kanan nyeri + (VAS=4),
pusing (-)
O: : K/L= CA (-/-) SI(-/-),PKGB(-/-)
Tho= simetris (+)
P: SDV (+/+) , Rh (-), Wh (-)
C/ Bj 1&II reg, bising (-),
ABD= peristaltik (+)
Ekstremitas akral hangat (+/+)
Edema (-/+)
U : 43 tahun
TD : 120/80 mmHg
N: 68x/menit.
S: 36,7 celcius
RR: 16x/menit
Status lokalis
Regio cruris dextra
Look : tertutup verband dan
OREF
Bengkak (+)
Feel : nyeri tekan (+), nyeri gerak
(+) pada ankle
Move :
Kekuatan otot tidak valid dinilai
ROM full aktif
A : Post OREF refraktur tibia fibula
dextra with bone expose hari ke-2
Inf. RL 20 tpm
Inj. Cefazoline
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30mg/8jam
Injeksi habis ganti
oral :
Ciprofloxacin
2x500mg
Meloxicam 2x15mg
Calc 1x1
Vit. C 2x50mg
Medikasi luka setiap
hari
Rehabilitasi medik:
AROM exercise hip
joint, knee joint dan
ankle joint
Isometric exercise
non weight bearing
dengan 2kruk
PROYEKSI KASUS
12
Pembengkakan : Ada
Sendi
tidak ada
:
Feel
Move
ada
ada
dinilai
valid dinilai
dinilai
13
manifestasi klinik yang sesuai, dugaan yang muncul pertama kali untuk diagnosis
cedera yang dialami pasien diatas adalah fraktur.
Dalam pustaka, fraktur didefinisikan
struktur tulang. Patahan mungkin tak lebih dari suatu retaera pada pasien diatas
adalahkan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu lengkap
dan fragmen tulang bergeser. Apabila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur
dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut
fraktur tertutup (atau sederhana). Dikatakan fraktur terbuka bila tulang yang patah
menembus otot dan kulit yang memungkinkan atau potensial untuk menjadi
infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang
patah (Solomon et al, 2010).
Gambaran klinik pada fraktur pasien dewasa muda biasanya mengeluh
nyeri yang hebat, walau pasien tidak mengeluh nyeri sekalipun harus dilakukan
pemeriksaan untuk patah tulang (Solomon et al, 2010).
Dari Anamnesis, pemeriksaan,
insidensi fraktur serta letak nyeri kemungkinan pasien mengalami fraktur pada
bagian region cruris yaitu os. Tibia dan os. fibula. Ini juga diperkuat pemeriksaan
yang lain.
ROM AKTIF
SINISTRA
DEXTRA
ROM PASIF
SINISTRA
DEXTRA
14
HIP
Fleksi
0-120
0-120
0-120
0-120
Ekstensi
0-30
0-30
Abduksi
0-45
0-45
Adduksi
0-30
0-30
Eksorotasi
0-45
0-45
Knee
Endorotasi
Fleksi
0-35
0-135
0-35
0-135
Ankle
Ekstensi
Dorsofleksi
0
0-20
0
Tidak valid dinilai
0
0-20
0
Tidak valid dinilai
Plantarfleksi
0-50
Mengeluh nyeri
0-50
Mengeluh nyeri
SINISTRA
5
DEEXTRA
5
m. quadriceps
femoris
- m. iliopsoas
Ekstensi
- m. gluteus
Abduksi
Adduksi
Eksorotasi
Endorotasi
maximus, m.
gluteus minimus,
m. gluteus
medius
- m. obturatorius
internus
- m. gluteus
maximus, m.
gluteus minimus,
m. gluteus
medius
- m. iliopsoas,
harmstring
muscle
15
- m. tibialis
Fleksi
Ekstensi
Dorsofleksi
5
5
5
Tidak valid dinilai
Plantarfleksi
Mengeluh nyeri
anterior, m.
triceps surae,
m. tibialis
posterior, m.
fibularis
- m. fibularis
Dari pemeriksaan radiologi foto polos cruris, didapatkan hasil fraktur tibia
dan fibula sinistra with bone expose, sehingga dapat diambil kesimpulan
diagnosis Klinik pasien ini adalah Re-fracture Tibia-Fibula Dextra with Bone
Expose. Kemudian pasien dioperasi pada tanggal 09-06-14 pukul 15.30 dengan
debrigdement dan OREF diperbolehkan pulang pada tanggal 11-06-14.
Tujuan Terapi Ortopedi pada pasien ini meliputi debridement untuk
mengangkat jaringan yang rusak dan mati sehingga luka menjadi bersih,
Alignment yaitu Mengembalikan fragmen pada posisi anatomis untuk fraktur
yang tidak stabil. Tingkat kepuasan alignment setidaknya tidak lebih dari 15
derajat dari valgus dan 10 derajat dari anterior posterior angulation serta stabilitas
yaitu menekan fragmen fraktur dengan screws untuk mengembalikan kontak
kortek tulang. Kemudian memasang acrylic sambil reduksi.
Problem rehabilitasi medik pada pasien ini meliputri, impairment: oedema
didaerah ankle disertai nyeri, disability: terdapat keterbatasan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari, seperti berdiri tanpa penopang, berjalan, mandi. Sehingga
pasien ini membutuhkan terapi meliputi terapi medikamentosa dan nonmedikamentosa.
Terapi medikamentosa yang digunakan pada pasien adalah antibiotik,
antibiotik untuk mencegah adanya infeksi (profilaksis), bisa memakai golongan
cephalosporin generasi III seperti injeksi Cefazoline 1gr/8 jam. Untuk mengurangi
nyeri dapat digunakan analgetik golongan NSAID atau golongan lainnya, pada
pasien ini diberikan injeksi Ketorolac 30mg/8jam.
16
fraktur - ROM excersice panggul, lutut, dan ankle sinistra, jari kaki
hingga
1 sinistra
minggu
2 minggu
4-6 minggu
Kekuatan Otot
17
Pengembalian Fungsi
DAFTAR PUSTAKA
Cuccurullo, S. 2002. Physical Medicine and Rehabilitation Board Review. New
Jersey:Demos pp 203-4
Hoppenfeld, S., Murthy, V. 1999. Treatment and Rehabilitation of Fracture.
18
Pratt, E., Amiran, M., Gray, P. 2001. Open Reduction and Internal Fixation of the
Hip. In Maxey, L. Magnusson, J. Rehabilitation for the Postsurgical
Orthopedic Patient. United Kingdom: Mosby pp 188-205
Snell, R. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC pp:
557-91
Solomon, L. Warwick, D. Nayagam, S. 2010. Apleys System of Orthopaedics and
Fractures. United Kingdom: Hodder Arnold pp: 847-52
19