Diajukan Oleh:
Agus Siswanto, S. Ked
PEMBIMBING :
dr. Hj. Mutia Sinta, Sp.S
dr. Dwi Kusumaningsih, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
CASE REPORT
SEORANG LAKI-LAKI USIA 60 TAHUN DENGAN
SINDROM PARKINSON
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada hari : Kamis, 4
Desember 2014
Pembimbing
Nama
(...........................)
Nama
(...........................)
Dipresentasikan di hadapan
Nama
Nama
(...........................)
(...........................)
(...........................)
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
II.
Nama
: Tn.S
Usia
: 60 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Alamat
: Mlarak
Agama
: Islam
No. RM
: 28.xx.xx
Tanggal MRS
: 17 November 2014
Tanggal Pemeriksaan
: 17 November 2014
ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis yang dilakukan
pada tanggal 17 November 2014.
A. Keluhan Utama
Tangan kanan dan kiri gemetaran terus menerus.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSUD Harjono Ponorogo pada tanggal
17 November 2014 dengan keluhan tangan kanan dan kiri gemetaran
terus menerus sejak 1 tahun yang lalu. Pasien merasakan gemetaran
muncul saat beraktivitas dan hilang timbul saat istirahat kadang juga
terasa kaku. Pasien mengaku tangan kanan dan kiri gemetaran tanpa
disadari dan tak terkendali serta menganggu aktivitas. Bila digerakan
seperti terdapat tahanan. Pasien kadang merasa mual, tidak ada muntah
dan pusing.pasien mengaku BAK dan BAB tidak mengalami gangguan,
cara berjalan masih normal dan tidak kehilangan keseimbangan, riwayat
penggunaan obat obatan (+) pasien pernah mengkonsumsi obat TB
selama 6 bulan dan DM.
: disangkal
2. Riwayat hipertensi
: disangkal
3. Riwayat DM
: diakui
: diakui
5. Riwayat mondok
: disangkal
6. Riwayat operasi
: disangkal
7. Riwayat trauma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
STATUS INTERNA
A. Keadaan Umum
TD
: 130/90 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 37,5 C
RR
: 20 x/menit
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-),
pupil isokor ukuran 3mm, reflek cahaya (+/+).
2. Leher : Leher simetris, retraksi supraternal (-), deviasi trakea (-),
PKGB (-/-).
3. Thorax :
a. Pulmo
Inspeksi : Simetris dinding dada, ketinggalan gerak (-/-),
retraksi (-)
Palpasi : Ketinggalan gerak (-/-), fremitus (+)
Perkusi : Sonor seluruh lapang pulmo
Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-),
Ronkhi (-/-)
b. Cor
Inspeksi : Ictus Cordis (tidak tampak)
Palpasi : Ictus Cordis (tidak teraba)
Perkusi :
Batas kanan jantung:
Atas
: SIC II linea parasternal dextra
Bawah
: SIC IV linea parasternal dextra
Batas kiri jantung:
Atas
: SIC II linea parasternal sinistra
Bawah
: SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, Bising Jantung (-)
4. Abdomen :
Inspeksi : Simetris dinding abdomen, distended (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
Perkusi : Timpani (Normal)
Palpasi
: supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), lien
tidak teraba, hepar tidak teraba, ginjal tidak teraba, nyeri ketok
costovertebra (-)
5. Ekstremitas :
Oedem - -
IV.
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
A. Kesadaran
Kualitatif
: Compos Mentis
Kuantitatif
: E4 V5 M6
B. Meningeal Sign
Kaku kuduk
: ( -/- )
Brudzinski I
: ( -/- )
Brudzinski II
: ( -/- )
Brudzinski III
: ( -/- )
5
Brudzinski IV
Kernik
C. Nervus Cranialis
NERVUS
I (Olfaktorius)
II (Opticus)
III
(Occulomotorius)
: ( -/- )
: ( -/- )
PEMERIKSAAN
Daya pembau
Visus
Pengenalan warna
Medan penglihatan
Ptosis
Gerakan mata ke atas
Gerakan mata ke
tengah
Gerakan
mata
DEXTRA
+
>2/60
+
+
+
+
ke +
bawah
Ukuran pupil
V (Trigeminus)
Isokor
Isokor
(3mm)
+
+
Gerakan mata medial +
(3mm)
+
+
+
ke bawah
Menggigit
Menggerakkan rahang
Sensibilitas wajah
(oftalmikus,
+
+
+
+
+
+
ke +
+
+
+
+
+
+
+
+
suara +
- reflek direct
- reflek indirect
IV (Trochlearis)
SINISTRA
+
>2/60
+
+
+
+
maxillaries,
mandibulla)
VI (Abduccens)
VII (Facialis)
VII
(Vestibulocochlear)
IX
(Glossopharyngeus
Gerakan
mata
lateral
Mengangkat alis
Menutup mata
Meringis
Menggembungkan
pipi
Mendengarkan
bisikan
Arcus faring terangkat
X (Vagus)
Bersuara
+
Menelan
+
XI (Accesorius)
Memalingkan kepala
+
Meangkat bahu
+
XII (Hypoglosus)
Menjulurkan lidah
+
Kesan : Nervus cranialis dalam batas normal
+
+
+
+
+
D. Sistem Motorik
Tremor resting ( + / + )
Rigiditas ( + / + )
Bradikinesia ( + / - )
Postural imbalance ( - )
1. Gerak
B
B
B
B
2. Kekuatan
555
555
3. Tonus
Normotonus
Normotonus
555
555
Normotonus
Normotonus
4. Trophy
Eutrophy
Eutrophy
5. Klonus
Klonus lutut
Klonus kaki
Eutrophy
Eutrophy
: (-)
: (-)
E. Reflek Fisiologis
BPR dx 2 +
BPR sn 2+
TPR dx 2+
TPR sn 2+
KPR dx 2+
KPR sn 2 +
APR dx 2+
APR sn 2 +
Kesan : Reflek Fisiologis dalam batas normal
F. Reflek Patologis
1. Hoffman
:(- /-)
7
2. Trommer
:(- /-)
3. Babinski
:(- /-)
4. Chaddock
:(- /-)
5. Gordon
:(- /-)
6. Oppenheim
:(- /-)
7. Schaffer
:(- /-)
8. Rosolimo
:(- /-)
9. Mandel B.
:(- /-)
Kesan : Reflek Patologis dalam batas normal
G. Provokasi Nyeri
Laseque sign
:(-/-)
Patrick sign
:(-/-)
Kontrapatrick
:(-/-)
Kesan : Provokasi nyeri dalam batas normal
H. Sistem Sensorik
1. Eksteroseptif
No
Pemeriksaan Eksteroseptif
1.
2.
Nyeri
Taktil
Ekstremitas
Atas
Bawah
+
+
+
+
2. Propioseptif
Ekstremitas
Atas
Bawah
1.
Gerak/Posisi
+
+
2.
Tekan
+
+
Kesan sensorik: dalam batas normal
No
Pemeriksaan Propioseptif
I. Cerebelum Sign
1. Finger to finger
jari target
2. Finger to nose
jari target
3. Heel to shin
: +/+
4. Rebound phenomenon : -/Kesan : Finger to finger dan finger to nose terdapat tremor di
awal tetapi halus saat mendekati jari target.
J. Fungsi Otonom
1. Miksi : (+), normal
2. Defekasi : (+), normal
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan pemeriksaan penunjang adalah darah rutin, GDA, Fungsi hati
(SGOT, SGPT) dan fungsi ginjal (ureum kreatinin).
VI.
RESUME
Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke poli saraf RSUD dr
Harjono dengan keluhan tangan kanan dan kiri gemetaran terus menerus
yang telah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Lama kelamaan pasien tidak
sadar munculnya getaran pada tangan kanan dan kiri dan tidak dapat
mengendalikannnya sehingga sering mengganggu aktvitas.
Dari pemeriksaan status interna TD 130/110 mmHg, nadi 88x/menit,
suhu
VII.
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Klinis : Tremor, rigiditas, bradikinesia dextra
Diagnosis Topis : Ganglia basalis
PENATALAKSANAAN
1. Levodopa
2. Triheksilpenidil
3. Fisioterapi berupa latihan untuk meningkatan tingkat kebugaran,
kekuatan dan fleksibilitas.
IX.
PROGNOSIS
Disease
Discomfort
Dissatisfaction
Disability
Death
: dubia at bonam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
ANALISIS KASUS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
1. TD 130/90 mmHg
2. Nadi
88 x/menit
3. Suhu
37,5 C
4. RR 20 x/menit
5. Tremor resting ( + / + )
6. Rigiditas ( + / +)
7. Bradikinesia ( + / - ).
8. GCS E4V5M6)
9. Finger to finger dan finger to
nose terdapat tremor diawal
tetapi menghalus saat
mendekati jari target
10
TINJAUAN PUSTAKA
I. Epidemiologi
Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh
James Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di
dalam tulisannya, James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang
akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik
yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait
difficulty). 1
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria
dan wanita seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson,
gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang
11
Definisi
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif ganglia basalis
terutama substansia nigra pars compacta yang bersifat progressive, yang
ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor
pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan
otot. 2-6
12
III.
Etiologi
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai
berikut 2-6:
1.
Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50
sampai 200 dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan
dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal,
terutama pada substansia nigra, pada penyakit parkinson.
2.
Geografi
Di Libya 31 dari 100.000 orang, di Buinos aires 657 per 100.000
orang. Faktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara
geografis ini termasuk adanya perbedaaan genetik, kekebalan terhadap
penyakit dan paparan terhadap faktor lingkungan.
3.
Periode
Fluktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode
mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang
episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupn gaya hidup.
Data dari Mayo Klinik di Minessota, tidak terjadi perubahan besar pada
angka morbiditas antara tahun 1935 sampai tahun 1990. Hal ini
mungkin karena faktor lingkungan secara relatif kurang berpengaruh
terhadap timbulnya penyakit parkinson.
4.
Genetik
Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada
penyakit parkinson. Yaitu mutasi pada -sinuklein pada lengan panjang
kromosom 4 (PARK1) pada pasien dengangen
Parkinsonism
Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
13
Berhubungan
erat
dengan
paparan
pestisida
yang
dapat
menimbulkan
kerusakan mitokondria
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi
dan lama.
c. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor
predesposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.
Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia
nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif,
salah satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.
Sebaliknya,kopi merupakan neuroprotektif.
e. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson,
meski peranannya masih belum jelas benar
f. Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului
gejala motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit
parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan
turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.
IV.
Gejala Klinis 3
a. Umum
- Dimulai pada satu sisi (hemiparkinson)
- Tremor saat istirahat
- Tremor akan meningkat saat melakukan kegiatan bertujuan,
-
b. Khusus
- Tremor saat istirahat, tidak terjadi pada kepala atau leher
(resting tremor tremor striatal)
14
atau membungkuk.
Pola pestinant : pasien berjalan tampak terburu buru untuk
menjaga titik pusat gravitasi tubuhnya, disertai langkah kecil-
V.
kecil tidak diseret serta tidak ada ayunan lengan saat berjalan.
Rigiditas lead pipe atau cowgheel : yonus relative konstan
selama pemeriksaan gerakan sendi.
Pill rolling : tremor seperti memulung pil atau menghitung uang.
Sifat :
1. Saat istirahat
2. 4-6 kali per menit
3. Dapat melias hingga kaki dan tungkai
4. Kasar
5. Mulai dari salah satu tangan
Patofisiologi
Abnormalitas patologis yang utama yaitu degenerasi sel dengan
hilangnya neuron dopaminergik yang terpigmentasi di pars compacta
substansia nigra di otak dan ketidakseimbangan sirkuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak).
Pada orang normal berkurangnya dopamine 5% per decade. Pada
penderita Parkinson 45% selama dekade pertama setelah diagnosis.
Biasanya gejala baru muncul ketika dopamin di striatal sudah
berkurang sampai 80%. Degenerasi saraf dopamin pada nigrostriatal
menyebabkan peningkatan aktivitas kolinergik striatal efek tremor. 2
16
17
Substania nigra
VII.
Lewy bodies
Diagnosis
- Perlu dilihat ada info sejarah penggunaan obat drug induced
parkinsonisme
-
tremor, kekakuan
Tanda-tanda motorik biasanya berawal secara unilateral
Sekali di diagnosis, dapat dievaluasi perkembangan penyakitnya
VIII.
IX.
Komplikasi
gangguan motorik
kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur
gangguan autonom
demensia
depresi 3
Pemeriksaan Penunjang
18
Penatalaksanaan 3
a. Medikamentosa
1. L-dopa : precursor dopamine, dapat menembus Brain Blood
Barrier
2. Ditambah penghambat dekarboksilase
- Benzerazide ditambah L-dopa : medopar
- Karbidopa ditambah L-dopa : sinemet
3. Bromokriptin mesilat : agonis dopamine
4. Triheksifenidil : antikolinergik, benztropin mesilat
b.
Non Medikamentosa
1.
2.
Rehabilitasi medic
3.
Psikoterapi
19
20
XI.
Differential Diagnosis
a. Parkinson sekunder : disebabkan oleh ensefalitis virus atau lesi
vaskuler kecil yang multiple. Pemberian terapi seperti fenotiazin
dan haloperidol yang berfungsi menghambat reseptor dopamine di
otak dapat menyebabkan Parkinson.
b. Hutington disease : yang juga dikenal sebagai Korea Huntington,
adalah kondisi medis yang ditandai dengan degenerasi progresif
pada sel-sel saraf tertentu di dalam otak, dan merupakan akibat dari
defek genetik yang dibawa pada kromosom 4. Gejala yang paling
khas adalah korea, suatu keadaan dimana individu menderita
gerakan yang tidak disadari, tersentak-sentak yang dapat terlihat
pada bagian tubuh manapun. Gejala lain dapat termasuk halusinasi,
21
Prognosis
Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala
parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan
sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan
menemani sepanjang hidupnya.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress
hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan
fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.
Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda.
Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala
berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek
samping pengobatan terkadang dapat sangat parah. 1
XIII.
22
DARTAR PUSTAKA
1. Purnomo, Aris. 2011. Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta
2. Ikawati's, Zullies. 2009. Parkinson Disease. Amerika Serikat
3. 2011. Buku catatan coass Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. Edisi Revisi, Surakarta
4. What is Parkinson Disease available at :
http://www.amazone.com/exec/abides/tg/detail.html.Accested : 2 Desember
2014
5. Parkinson Disease available at : http://www.parkinson info.com.html.
Accested : 2 Desember 2014
6. Mardjono Mahar, Sidharta Priguna, Neurologis Klinis Dasar, Jakarta : Dian
Rakyat, 2000 : 60-6
23