Uretritis Gonorrhoe
Oleh :
Intan Savira
G99131042
Pembimbing:
Dr. Endra Yustin ES, SpKK, M.Sc
STATUS RESPONSI
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Pembimbing
Nama Mahasiswa
: Intan Savira
No Mahasiswa
: G99131042
GONORE
A.
DEFINISI
Gonore mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae.1 Gonore adalah penyakit kelamin yang pada permulaan keluar
nanah dari OUE (orifisium uretra eksternum) sesudah melakukan hubungan
kelamin.2 Gonore merupakan masalah kesehatan umum dan penyakit infeksius
yang paling sering dilaporkan.3
B.
EPIDEMIOLOGI
Gonore tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang. 2
Kondisi ini didukung oleh faktor risiko demografi yang ada di negara
berkembang yang banyak mendukung terjadinya gonore, antara lain :
urbanisasi, pengawasan orang tua atau masyarakat terhadap anak muda masih
kurang, sehingga terjadi aktifitas seksual di usia muda, status pernikahan,
riwayat gonore sebelumnya akan mempermudah mendapatkan penyakit ini,
dan ekonomi kurang, akan mendukung kegiatan prostitusi, mempermudah
mendapatkan
penyakit,
dan
menyebabkan
kurangnya
akses
untuk
Di
membutuhkan
2-10%
CO2.1,4
Untuk
pertumbuhan
optimal
protein
terluar
berupa
protein
Opacity-associated
(Opa)
JENIS PENULARAN
Gonore lebih banyak ditularkan melalui hubungan seksual, biasanya
merupakan kelanjutan inokulasi selama hubungan seksual vaginal, anal atau
oral. Masa inkubasi rata-rata 2-8 hari.3
Risiko penularan dari seorang wanita yang terinfeksi kepada uretra
pria pasangannya kira-kira 20% setiap kali vaginal intercourse dan meningkat
hingga 60-80% setelah 4 atau lebih paparan. Sebaliknya, risiko penularan dari
pria ke wanita kira-kira 50-70% setiap kali hubungan, dengan sedikit
peningkatan risiko pada paparan yang lebih banyak.
Penularan melalui
ANAMNESA
Anamnesa harus mencakup riwayat penyakit menular seksual
(termasuk infeksi HIV dan virus hepatitis ), sejarah pengobatan untuk PMS
dikenal, gejala PMS dikenal pada pasangan seksual saat ini atau masa lalu,
jenis kontrasepsi yang digunakan, dan riwayat kekerasan seksual . Pada
wanita, anamnesa juga harus mencakup tanggal periode menstruasi terakhir
dan rincian paritas, termasuk riwayat kehamilan ektopik.3
1.
Pria
Masa inkubasi bakteri pada laki-laki sekitar 2-8 hari. Sekitar 10%
dari laki-laki yang terinfeksi, asimptomatis. Inflamasi membran mukosa
pada uretra anterior menyebabkan nyeri saat miksi dan sekitarnya tampak
kemerahan dan bengkak. Nyeri pada testis dan pembengkakan
menunjukkan epididimitis atau orchitis yag merupakan salah satu gejala
yang tampak. Namun, epididimitis lebih sering dikarenakan oleh
Chlamydia trachomatis atau kombinasi infeksi dengan Neisseria
gonorrhoeae. Epididimitis akut yang bisa disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae, terutama pada pria muda dari 35 tahun. Hal ini biasanya
unilateral dan sering terjadi dalam hubungannya dengan eksudat uretra.3
Pria mungkin mengeluhkan nyeri saat buang air kecil dan keluarnya
discharge berupa nanah yang kental dan berlebihan dari urethra 4. Derajat
nyeri sering menjadi sangat hebat. Pada awalnya, discharge berbentuk
cair dan jumlahnya sedikit tetapi secara cepat berubah menjadi banyak
dan kekuning-kuningan.8 Lazimnya keadaan ini terjadi 3 hingga 10 hari
setelah bersetubuh dengan wanita yang berpenyakit gonorea.6
5
Wanita
50% wanita yang terinfeksi dengan Neisseria gonorrhoeae,
asimptomatis. Screening yang sesuai, diagnosa yang tepat, dan terapi
sangat penting pada wanita dengan komplikasi serius dapat menyebabkan
kemandulan.4 Tempat yang paling sering untuk infeksi gonokokal pada
wanita adalah endoserviks (80% -90%), diikuti oleh uretra (80%), rektum
(40%), dan faring (10% -20%). Jika timbul gejala, mereka sering
terwujud dalam waktu 10 hari infeksi. 3 Tidak ada tanda yang khusus
menandakan
penyakit
gonorea
pada
wanita.3
Wanita
mungkin
3.
F.
PEMERIKSAAN FISIK
4. Striktur uretra.
5. OUE merah, edema, ektropion keluar eccoulement.
2.
anus.
Eksudat mucopurulen dan inflamasi pada mukosa anus.
Abses rektal (kurang umum) 3
3.
Mata3
Konjungtivitis purulenta biasanya bilateral pada ophthalmia neonatorum tetapi
lebih sering unilateral jika disebabkan oleh inokulasi sekunder. Ulserasi
kornea (dalam penyakit okular yang tidak diobati) juga bisa terjadi.
besar
ditemukan
pada
ekstremitas
distal
berupa
lesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat berupa :
1.
Sediaan langsung
Pada pria, uretritis dapat didiagnosis dengan menggunakan salah
satu dari dua metode pewarnaan Gram. 3
Yang pertama adalah melalui sampel urin. Sebaiknya, memeriksa
pasien setidaknya 2 jam setelah berkemih atau sebelum pagi hari pertama
batal. Pasien harus menyediakan kekosongan pertama pagi hari, dan 10-15
mL urin pertama disimpan. Urin disentrifugasi sehingga sedimen dapat
dianalisis mikroskopis di bawah kekuasaan tinggi atau minyak imersi.
Kehadiran 10 atau lebih leukosit polimorfonuklear (PMN) dilihat di bawah
kekuasaan tinggi menunjukkan uretritis. 3
Metode kedua adalah Gram noda eksudat uretra. Kehadiran 4 atau
lebih PMN per minyak imersi lapangan adalah diagnostik untuk uretritis.
Pada laki-laki gejala, Gram staining eksudat uretra menghasilkan
sensitivitas 90% -98% dan spesifisitas 95% -98%. Namun, pada pria tanpa
gejala, sensitivitas dari pewarnaan Gram hanya 60%. Oleh karena itu,
studi budaya dianjurkan jika infeksi gonokokal asimtomatik disarankan. 3
10
Kultur secret
Ini adalah standar kriteria diagnostik dan harus digunakan kapan
pun. Sebuah pembiakan tunggal pada media yang paling selektif
menghasilkan sensitivitas 95% atau lebih untuk spesimen uretra dari pria
dengan uretritis simtomatik. Tingkat sensitivitas sekitar 80% -90% adalah
infeksi endoserviks ditemukan pada wanita. Untuk hasil maksimal dalam
spesimen serviks, inokulasi secara simultan pada media selektif dan non
11
meningitidis.
Media
ini
merupakan
modifikasi
Tes Definitif7
a. Tes Oksidasi.
Reagen oksidasi
fenilendiamin
yang
mengandung
hidroklorida
1%
larutan
ditambahkan
tetrametil-ppada
koloni
Tes Fermentasi3
Gambar 6. Media
4.
Tes Beta-Laktamase7
Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL
961192
yang
mengandung
chromogenic
cephalosporin,
akan
Tes Thomson7
12
Tes ini berguna untuk mengetahui sejauh mana infeksi telah berlangsung.
Syarat :
a. Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi.
b. Urine dibagi dalam dua gelas.
c. Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.
d. Kandung kencing minimal berisi 80-100 ml urine.
Hasil pembacaan :
Gelas I
Jernih
Keruh
Keruh
Jernih
H.
Gelas II
Jernih
Jernih
Keruh
Keruh
Arti
Tidak ada infeksi
Infeksi urethra anterior
Panurethritis
Tidak mungkin
DIAGNOSIS BANDING2
1.
2.
I.
TERAPI
1.
Non Medikomentosa :
Cara yang nyata untuk menghindari penularan infeksi menular
seksual adalah dengan menghentikan hubungan seksual dengan pasangan
yang berganti-ganti, atau dengan menjalin hubungan pernikahan yang
berkualitas dengan pasangan yang sudah periksa dan diketahui tidak
terinfeksi. 5
Kondom yang terbuat dari latex, yang mana digunakan secara
benar dan konsisten, dapat mengurangi risiko penularan gonore. 5 Hindari
kontak seksual dengan risiko tinggi mitra. Perlakukan pasangan seksual
yang terinfeksi atau memiliki mereka diuji sebelum melakukan hubungan
seksual.12
Setiap gejala-gejala kelamin seperti debit atau terbakar saat buang
air kecil atau tidak biasa sakit atau ruam harus menjadi sinyal untuk
berhenti berhubungan seks dan ke dokter segera. Jika seseorang telah
didiagnosis dan diobati untuk gonore, ia harus memberitahukan kepada
semua pasangan seks terbaru sehingga mereka dapat melihat penyedia
13
Medikomentosa
10 % - 30 % pasien dengan infeksi gonococcus juga terinferksi
oleh Chlamydia. Maka, terapi ganda yang rutin dengan doksisiklin dan
azithromicin telah direkomendasikan dan menunjukkan hasil yang
efektif. Terapi ganda juga mengurangi resistensi bakteri terhadap
antimikroba. Box 205-2 menunjukan recomendasi CDC untuk infeksi
gonococcus tanpa komplikasi pada serviks, urethra, faring dan rektum.4
Efektif rejimen dosis tunggal saat ini dianjurkan sebagai terapi
awal oleh US Public Health Service dan CDC pada semua pasien di
Amerika Serikat adalah ceftriaxone (125 mg IM) atau cefixime (400 mg
PO). Dosis 125 mg intramuskular ceftriaxone sepenuhnya efektif.
Ceftriaxone aman dan efektif pada wanita hamil dan mungkin
menghancurkan inkubasi sifilis . Kelemahan utamanya adalah kebutuhan
untuk
administrasi
intramuskular.
Terapi
alternatif
mencakup
15
KONTRAINDIKASI4
Wanita hamil tidak boleh diterapi dengan tetrasiklin atau kuinolon
karena dapat menyebabkan kerusakan pada janin. Suatu sefalosporin atau
spektinomicin 2 gram single dose dapat digunakan untuk infeksi
gonoccocus dan eritromicin atau amoxicilin untuk terapi chlamydia.
Terapi untuk arthritis gonococcal3
Obat yang digunakan adalah ceftriaxone 1 gram per hari intravena
atau intramuscular selama 7 hari. Terapi oral boleh digunakan sebagai
awalan pada pasien yang patuh dengan diagnosis yang telah tegak dan
hanya menderita infeksi ringan. Antibiotik per oral yang digunakan pada
situasi ini adalah cefixime (400 mg 2 kali sehari) selama 7 hari.
Terapi untuk konjungtivitis gonococcal
Konjungtivitis gonococcal harus diterapi dengan irigasi saline yang
cukup dan injeksi ceftriaxone intramuscular.3 Neonatus yang baru saja
keluar dari jalan lahir diberikan salep eritromisin untuk mencegah
kebutaan akibat infeksi. Penyakit utama berupa gonore harus diobati, jika
hal ini kemudian dilakukan biasanya akan diikuti oleh prognosis yang
baik.6
Terapi untuk PID
16
rejimen
berbasis
disarankan,
terapi
intravena
Terapi Pembedahan3
Banyak dikomendasikan untuk memindahkan organ-organ dalam
wanita yang terkena PID. Sendi yang sepsis harus diaspirasi, baik untuk
membuat diagnose awal maupun untuk memindahkan eksudat inflamasi.
Open drainage jarang dianjurkan, kecuali pada infeksi pinggul anak-anak.
J.
KOMPLIKASI
1. Pria
17
akibat
pengobatan
dengan
irigasi
2. Perempuan
dalam waktu lama adalah penutupan dari tuba falopi. Jika ini terjadi,
gerakan dari sel telur yang siap dibuahi ke dalam uterus menjadi lebih sulit
dan dapat meningkatkan risiko sterilitas dan kehamilan ektopik.5
Pada beberapa kasus yang sangat jarang, gonore dapat menyebar
melalui vena.5 Kira-kira 1% kasus gonore akan berlanjut menjadi gonore
disseminate. Penyakit ini banyak didapat pada penderita dengan gonore
asimptomatik sebelumnya, terutama pada wanita.5
Komplikasi lain yang mungkin timbul adalah:
K.
PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik. Dengan terapi
awal yang memadai, lengkap menyembuhkan dan kembali ke fungsi normal
aturan. Terlambat, tertunda, atau terapi yang tidak tepat dapat menyebabkan
morbiditas yang signifikan atau, pada kesempatan langka, kematian.3
Komplikasi berat dari infeksi gonokokal pada wanita adalah jaringan
parut pada tuba dan infertilitas. Insiden infertilitas adalah 15% setelah satu
serangan PID dan kurang lebih 50-80% setelah 3 kali serangan. Insiden
kehamilan ektopik meningkat 7-10 kali lipat pada wanita dengan salpingitis
sebelumnya, dengan akibat meningkatnya angka kematian ibu dan bayi. 2
Kegagalan diagnosa PID dapat mengakibatkan morbiditas akut, termasuk
abses tuboovarial, endometritis, atau Fitz-Hugh and Curtis syndrome
(perihepatitis), dan sekuel kronik yang muncul lebih awal.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjaiful Fahmi Daili: Gonore. Dalam : Sjaiful Fahmi Daili., Wresti Indiatmi B.
Makes, Farida Zubier, Jubianto Judanarso. Penyakit Menular Seksual. Edisi II.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 44-55, 2003
2. R.S. Siregar. Atlas Berwarna Saripati Kulit. EGC, Jakarta: 337-339, 1996
3. Brian
Wong.
2009.
Gonococcal
http://emedicine.medscape.com/article/218059-overview
Infections.
4. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell Dj. Gonore
and Other Venereal Diseases. Dalam : Fitzpatrick. Dermatology in General
Medicine. Ed 7th. New york. McGraw Hill Company. 2007. p: 1994-1996
5. Centers for Disease Control and Preventif, 2008. Gonore - CDC Fact Sheet.
6. Wikipedia, 2009. Gonore. http://en.wikipedia.org/wiki/Gonore.
7. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5 Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. pp:369-379 , 2007
19
20
Gonore.
LAPORAN KASUS
URETRITIS GONORE
A. ANAMNESIS
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal periksa
No RM
: Tn. MS
: 24 tahun
: Laki-laki
: Belum menikah
: SMA
: Wiraswasta
: Langenharjo, Grogol, Sukoharjo
: 22 Desember 2014
: 01263820
2. Keluhan utama
Nyeri saat BAK dan keluar nanah dari lubang kencing
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil sejak 5 hari yang lalu.
Nyeri terutama saat memulai buang air kecil dan disertai panas. Pasien
juga mengeluhkan keluar cairan kental berwarna putih seperti nanah,
cairan tersebut keluar setiap selesai buang air kecil, nanah tersebut juga
keluar sepanjang hari terutama pagi hari dan setiap kali muncul pasien
merasa cairan lengket dan menempel pada celana dalam. Pasien belum
pernah berobat ke dokter manapun.
Pasien mengaku belum menikah. Pasien mengaku melakukan
hubungan seksual 1 minggu sebelum keluhannya dirasakan dengan
seorang wanita dengan membayar. Pasien mengaku tidak memakai
kontrasepsi saat berhubungan dengan wanita yang dibayarnya.
21
: disangkal
: (+)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Mata
THT
Leher
Thoraks
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
: 130 / 90 mmHg
: 84 x/ menit
: 20 x/menit
: 36,50C
: Conjungtiva anemis(-/-), Sklera ikterik (-/-)
: Sekret (-), darah (-)
: Pembesaran KGB (-), trachea di tengah
: Retraksi (-)
: Supel, nyeri tekan (-), Hepar lien tak teraba
: Lihat status lokalis
: Oedem (-/-), akral dingin (-/-)
: Oedem (-/-), akral dingin (-/-)
2. Status lokalis
Regio Genetalia Externa :
Orifisium uretra externum kemerahan, edema (-)
Setelah diurut, keluar duh tubuh mukopurulen, berwarna putih
Pembesaran kelenjar getah bening inguinal (-)
22
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram
Bahan
: Swab urethra
Hasil
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Uretritis Gonore
Uretritis Non Gonore
E. DIAGNOSA
Uretritis Gonore
F. TERAPI
NON MEDIKAMENTOSA
1. Mendidik penderita tentang bahaya PMS
2. Anjuran memeriksakan pasangan seksualnya agar tidak terjadi ping
pong ball phenomena
3. Abstinensia seksualis selama pengobatan
4. Menganjurkan penderita untuk kontrol rutin, teratur minum obat dan
menghabiskan obat antibiotik yang diberikan.
5. Pemakaian kondom untuk mencegah kontak langsung dengan sumber
infeksi.
MEDIKAMENTOSA
1. Cefixim 400 mg peroral dosis tunggal
G. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
: bonam
: dubia ad bonam
23
Ad fungsionam
Ad cosmeticum
: bonam
: bonam
24