PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Keberhasilan program KB tidak terlepas dari kebijakan dan strategi yang
diterapkan pada saat itu. Upaya-upaya yang dilakukan secara kuantitatif telah
berhasil menurunkan rata-rata jumlah anak seorang wanita dari 5,6 anak pada
tahun 2004 menjadi 2,79 anak pada tahun 2006.
Menurut World Health Organization (WHO)2010 mengatakan bahwa
terdapat 380 juta pasangan menjalankan Keluarga Berencana dan 65-75 juta
orang menggunakan kontrasepsi hormonal,kontrasepsi oral, suntik, dan
implant.Secara tidak langsung keluarga berencana dapat menyehatkan fisik dan
kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak(Baziad Ali,2002)Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia yang mengunakan
metode suntik sebanyak (58,25%), pil (24,37%), IUD(7,23%), implant (4,16 %) .
Metodeoperatif wanita (3,13 %) metode operatif pria (1,03%), kondom
(0,68%),intravaginal tissue (0,11%) dan metode tradisional (1,04%) (BKKBN
2010)
Rekor Pelayanan KB Implan secara serentak di 38 Kabupaten/Kota di
Jawa Timur sebelumnya sudah dipegang oleh Jawa Timur, yakni pada di tahun
2011 dengan jumlah akseptor 24.262 dan tahun ini berhasil dicapai rekor baru
dengan perolehan jumlah 29.306 akseptor. Dengan rekor baru ini, Jawa Timur
menjadi provinsi yang paling bayak mengoleksi rekor MURI yang berkaitan
dengan bidang KB. Antara lain pelayanan KB Suntik dengan peserta 8.276,
pelayanan KB MOP dengan peserta 340 akseptor, permainan KB responsif gender
dengan beberan terbanyak yaitu 38 beberan, pelayanan KB MOW dengan peserta
terbanyak 3850 akseptor (28 Februari 2012) dan pelayanan KB implant dengan
1
peserta terbanyak 32.098 akseptor (12 Mei 2012).Pada tahun 2011, jumlah
pasangan usia subur di wilayah Kota Mojokerto tercatat sebanyak 23.160 orang.
Dari jumlah PUS tersebut, cakupan peserta KB baru sebanyak 8,6% dan peserta
KB aktif mencapai 77,1%. Capaian peserta KB aktif ini telah memenuhi target
SPM Nasional tahun 2011 sebesar 70%. Bila dilihat dari jenis alat kontrasepsi
yang dipergunakan, baik peserta KB baru maupun KB aktif sebagian besar
memilih KB suntik sebagai alat kontrasepsi
Sehingga pemakaian KB jenis Implan ini memiliki daya tarik yang cukup
tinggi terhadap masyarakat. Selain penggunaannya mudah dan efektivitasnya
cukup lama dan bisa bekerja setelah pemasangan namun ada beberapa kendala
dalam perawatan bekas luka dari pemasangan Implan yang perlu diperhatikan
oleh akseptor KB Implan.Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal yang lain
Implant mempunyai efek samping perubahan berat badan yang lebih banyak
terjadi pada penggunanya. Penyebab perubahan berat badan pada pengguna
implan masih belum terlalu jelas, kemungkinan disebabkan karena hormon
progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,
sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu progesteron juga
menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik (Depkes RI,
1999) kenaikan berat badan terjadi karena hormon progesteron mempengaruhi
proses metabolisme lemak dan kolesterol dalam tubuh. Pemakaian kontrasepsi
hormonal dapat meningkatkan proses pembentukan kolesterol dan lemak
sehingga menyebabkan peningkatan berat badan pada pengguna implan (Nining,
2009). Kenaikan BB rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg.
sedangkan penurunan BB rata rata untuk setiap tahun antara 1,6-1,9 kg (Depkes
RI, 1999)
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. U usia40 tahun
dengan Akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu
1.3.
TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. U Usia 40
tahun dengan akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu
1.3.2 Tujuan Khusus
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny.UUsia 40 tahun
dengan Akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu.Diharapkan
penelitian mampu melakukan pengkajian (pengumpulan data), biodata dan
kronologi pada asuhan neonatal, serta melakukan manajemen SOAP.
1.4.
MANFAAT
1.4.1. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami tentang asuhan kebidanan pada Ny. U
usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/ implant
1.4.2. Institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan STIKES DIAN HUSADA mampu membuat asuhan
kebidanan pada Ny. U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan
AKBK/ implant
1.4.3. Lahan Praktek
Puskesmas dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif
pada Ny. U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/
implant
1.5.
METODOLOGI PENULISAN
Di dalam penulisan makalah ini yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan menggunakan studi kasus 7 langkah varney meliputi langkah-langkah
pengumpulan data, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1.6.
1.7.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
: Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat,
metode penulisan, teknik pegumpulan data dan sistematika
penulisan
BAB II
: Tinjauan Teori
4
: Tinjauan Kasus
Menguraikan tentang asuhan kebidanan menurut langkah
manajemen SOAP.
BAB IV
: Pembahasan
Memuat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan yaitu
pada tinjauan kasus pada Ny U usia 40 tahun dengan
akseptor pemasangan AKBK/ implant
BAB V
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.
DEFINISI
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.Upaya
ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah variabel yang mempengaruhi fertilitas. (Sarwono
Prawirohardjo, 2005:905)
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma.Alat
kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul silatik berisi
hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan dibawah kulit.
(Manuaba, 2000)
KLASIFIKASI IMPLAN
a) Norplant
Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4mm, yang diisi dengan 36 levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b) Jadena dan Indoplant
Indoplant terdiri dari 2 kapsul, mengandung 76 levonogestrel dengan lama
kerja 3 tahun
c) Implanon
Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dan panjang kira-kira 40mm,
dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrel (3-keto-DSG)
dan lama kerjanyaselama 3 tahun.
(Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-53)
2.3.
MEKANISME KERJA
Konsep mekanisme kerja sebagai progesteron yang dapat menghalangi
pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir servik dan
menghalangi migrasi spermatozoa dan menyebabkan situasi endometrium tidak
siap menjadi tempat nidasi. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998:446)
2.4.
KEUNTUNGAN
a) Keuntungan Kontrasepsi
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Tidak mengganggu ASI
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
b) Keuntungan Non Kontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
3. Mengurangi anemia
4. Melindungi terjadinya kanker endometrium
6
KERUGIAN
a. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan
terjadi perdarahan yang tidak teratur
b. Berat badan bertambah
c. Menimbulkan akne, ketegangan payudara
d. Liang senggama terasa kering
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998:446)
2.6.
INDIKASI
a. Dalam usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum
c.
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektivitas
tinggi
2.8.
KONTRA INDIKASI
a. Diduga/ diketahui hamil
b. Tromboplebitis/ trombon emboli
c. Perdarahan bervagina tanpa sebab yang jelas
d. Penyakit hati akut
e. Tumor hati jinak atau ganas
f. Diduga Ca Mammae
(Arief Mansjoer, 1998: 367)
WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN
1. Setiap saat selama siklus haid ke 2 ke 7
7
PENATALAKSANAAN IMPLAN
1) Penapisan Klien
a. Anamnesis :
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan implan, bila diperlukan
berikan penjelasan, sesuai dengan kebutuhannya
2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anestesi lokal
3.
terakhirnya
4. Singkirkan kemungkinan hamil bila lebih dari hari ketujuh
b. Pemeriksaan Fisik :
1. Teliti dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak
memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
2. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi
3. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian atau
pemerriksaan penunjang lanjutan bila ada indikasi
2) Pemasangan Implan Dua Kapsul
a. Persiapan
1. Persiapan alat :
8
a. Larutan antiseptik
b. Doek steril
c. Lidokain 1%
d. Spuit 5cc
e. Trokar no 10
f. Kapsul indoplant
g. Kasa
h. Bisturi
i. Band aid
j. Handscoen
k. Perban
l. Larutan clorin 0,5 %
2. Persiapan pasien :
a. Periksa kembali RM untuk memastikan apakah klien cocok
menggunakan Implan dan apakah ada masalah yang harus
terus diawasi selama pemasangan implant
b. Periksa kembali
untuk meyakinkan bahwa klien telah
mencuci lengannya sebersih mungkin
c. Bantu klien naik ke meja periksa
d. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien
dan atur posisi lengan pasien yang benar
e. Tentukan tempat pemasangan pada bagian lengan kiri atas,
f.
g.
h.
i.
larutan
samping
Beritahu klien kapan kembali kontrol
Ingatkan masa pemakaian implan berapa tahun
Minta klien untuk mengulangi penjelasan dari petugas
Berikan kesempatan bertanya pada klien
Anjurkan ibu kembali jika ada keluhan
Pengkajian:
I.
PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1) Biodata
Nama ibu/suami : untuk mengetahui identitas dan digunakan
sebagai sapaan untuk berkomunikasi
Umur ibu/suami : untuk mmengetahui apakah usia menjadi
factor
yang mempengaruhi ibu sebagai akseptor KB
Agama
dengan
sarana kesehatan
2) Alasan Datang
Untuk mengetahui pertama kali ibu datang ke sarana
kesehatan
3) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat
pengkajian berkaitan dengan pelaksanaan Pemasangan
KB Implant nantinya
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular, menurun dan menahun
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
11
mengetahui
banyaknya
darah
siklus
yang
haid
keluar,
ibu
teratur/tidak,
lamanya
haid,
mengetahui
keadaan
kejiwaan
ibu
yang
: TD
Wajah
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Payudara
Abdomen
: untuk mengetahui ada linea alba /nigra, striae alba /livide, ada
luka parut /tidak
Genetalia
Ektremitas
b) Palpasi
Kepala
Leher
Payudara
Abdomen
Abdomen
d) Perkusi
Reflek Patella : untuk mengetahui reflek patella positif atau negatif
II.
Ds
Do
:
Keadaan Umum
Kesadaran
TTV
III.
IV.
V.
INTERVENSI
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di
antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga
14
berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi tersebut yaitu apa yang akan terjadi
berikutnya.
Dx
Tujuan
VI.
IMPLEMENTASI
Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara ektif dan aman.Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian
oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya.Walau bidan tidak
melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksnaannya (memantau rencananya benar-benar terlaksana).Bila
perlu kolaborasi dengan dokter jika adanya komplikasi.Manajemen yeng efisien
15
berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan mutu asuhan.Kaji ulang apakah
semua rencana telah dilaksanakan.
VII.
EVALUASI
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna menggetahui apa yang telah
dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terencana.
S ( Subyek )
: Data yang diperoleh dari wawancara secara langsung langkah
O ( Obyektif )
: Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan.
A ( Analisa )
: Diagnosa yang terjadi atas S ( Subyektif ) dan O ( Obyektif )
P ( Penatalaksanaan ) : Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan masalah.
16