Anda di halaman 1dari 5

Timotius Disa 3813100035

AKUSTIK UMUM

Pengertian Akustik
Akustik ( dari bahasa Yunani akouein= mendengar) adalah ilmu terapan yang dimaksudkan
untuk memanjakan indra pendengaran Anda di suatu ruang tertutup terutama yang relatif
besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio sudah mulai melakukan pengamatan
cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran suaraasli dan getaran pantulan yang
saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun baru pada tahun 1856 akustik ini mulai
dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry dan akhirnya dikembangkan penuh oleh
Wallace Sabine di tahun 1900. Keduanya adalah fisikawan Amerika.
Akustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara, sebagaimana
pendapat Shadily (1987:8) bahwa akustik berasal dari kata dalam bahasa Inggris :acoustics,
yang berarti ilmu suara atau ilmu bunyi
Akustik adalah ilmu yg mempelajari tentang suara,bagaimana suara diproduksi/dihasilkan,
perambatannya, dan dampaknya,serta mempelajari bagaimana suatu ruang / medium
meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri.

Sifat Bunyi/ Perilaku Bunyi (Behaviour of Sound)


1. Refleksi Bunyi (Pemantulan Bunyi)
Bunyi akan memantul apabila menabrak beberapa permukaan sebelum sampai ke
pendengar sebagaimana pendapat Mills(1986: 27): Reflected sound strikes a surface or
several surfaces before reaching the receiver. Pemantulan dapat diakibatkan oleh bentuk
ruang maupun bahan pelapis permukaannya. Permukaan pemantul yang cembung akan
menyebarkan gelombang bunyi sebaliknya permukaan yang cekung seperti bentuk dome
(kubah) dan permukaan yang lengkung menyebabkan pemantulan bunyi yang
mengumpul dan tidak menyebar sehingga terjadi pemusatan bunyi.
2. Absorbsi Bunyi (Penyerapan Bunyi)
Saat bunyi menabrak permukaan yang lembut dan berpori maka bunyi akan terserap
olehnya (Doelle, 1990:26) sehingga permukaan tersebut disebut penyerap bunyi. Bahanbahan tersebut menyerap bunyi sampai batas tertentu, tapi pengendalian akustik yang baik
membutuhkan penyerapan bunyi yang tinggi. Adapun yang menunjang penyerapan bunyi
adalah lapisan permukaan dinding, lantai, langit-langit, isi ruang seperti penonton dan
bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet serta udara dalam ruang.
3. Diffusi Bunyi (Penyebaran Bunyi)
Bunyi dapat menyebar menyebar ke atas, ke bawah maupun ke sekeliling ruangan. Suara
juga dapat berjalan menembus saluran, pipa atau koridor.ke semua arah di dalam ruang
tertutup. Seperti yang tersebut dalam Acoustic.com: Sound can flank over, under, or
around a wall. Sound can also travel through common ductwork, plumbing or corrido
4. Difraksi Bunyi (Pembelokan Bunyi)
Difraksi bunyi merupakan gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi
dibelokkan atau dihamburkan di sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom,
tembok dan balok.

Besaran Bunyi
Frekuensi
Definisi dari frekuensi adalah banyaknya getaran dalam tiap detik. Untuk menghormati
Heinrich Rudolf Hertz maka nama belakang dijadikan sebagai Satuan International ( SI )
Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi persatuan luas yang ditembus oleh
gelombang bunyi (satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi, intensitas bunyi sangat
tergantung pada jarak dari sumber bunyi dan luasan dimana intensitas bunyi tersebut
dihitung. Semakin jauh dari sumber atau semakin besar luasan yang ditembus, maka
intensitas bunyi semakin kecil. Semakin jauh dari sumber, besarnya daya bunyi selalu tetap,
walaupun intensitas bunyi berubah menjadi semakin kecil. Gelombang suara pada umumnya
menyebar dengan arah persebaran spheris C bola,atau menyebar ke segala arah dengan
merata, kecuali pada kondisi-kondisi tertentuyang disebabkan oleh atenuasi lingkungan.
deciBel A (dBA)
Decibel atau dBA adalah besaran akustik yang umum digunakan dalam praktek sehari-hari.
Besaran ini pada dasanya merupakan angka tunggal (single number) yang dihasilkan oleh
suatu alat ukur (mis. Sound Level Meter) yang mempunyai fasilitas rangkaian pembebanan
(weighting network) A. Skala dBA digunakan untuk menilai tanggapan manusia terhadap
tingkat bising lingkungan luardan dalam bangunan, seperti misalnya bising lalu lintas, bising
lingkunganperumahan, bising ruangan kantor, dsb.

Prinsip Dasar
Berikut beberapa kriteria akustik yang perlu ditinjau dalam mendesain suatu ruangan :
Direct arrivals
Menurut Suksmandhira (2010) secara harfiah, acoustic direct arrivals berarti setiap pendengar
harus mendapatkan penglihatan yang jelas dan langsung relatif terhadap sumber suara
sehingga pendengar dapat dengan jelas merasakan bahwa sumber suara memang datang dari
arah objek sumber suara yang dilihat. Jadi, suatu ruangan memiliki direct arrival yang baik
apabila di semua titik pendengar, pendengar merasakan bahwa suara yang datang kepadanya
adalah berasal dari arah objek sumber suara yang mereka lihat. Sebaliknya, pada ruangan
yang memiliki direct arrival yang buruk, ketika sumber suara berada pada posisi di depan
para pendengar, maka suara yang terdengar seolah-olah berasal dari arah belakang atau
samping pendengar. Secara kuantitatif, direct arrival suatu ruang ditentukan dari nilai waktu
tunda antara suara langsung dengan suara pantul atau difraksi suara yang sampai ke
pendengar. Waktu tunda yang baik untuk direct arrival ini berada pada interval 10-30 ms.

Waktu dengung (reverberation time)


Secara definitif, waktu dengung berarti waktu yang dibutuhkan oleh suatu energi suara untuk
meluruh sebanyak 60 dB. Secara praktis, waktu dengung ini merupakan selang waktu ketika
sumber suara mulai dihentikan hingga suara tersebut benar-benar sudah tidak terdengar lagi.
Waktu dengung untuk setiap ruangan berbeda-beda, bergantung dari fungsi ruangan itu
sendiri.
Intimacy
Dalam akustik, makna dari kata intimacy ini adalah seberapa lama beda waktu antara suara
langsung dan suara pantul pertama yang sampai ke pendengar. Secara psikologis, untuk suatu
ruangan yang memiliki intimacy yang baik, maka pendengar akan merasa seolah-olah sedang
berada pada suatu ruang yang bervolume kecil. Sebaliknya, pendengar akan merasa seolaholah berada pada suatu ruang yang sangat luas ketika ruang tersebut memiliki intimacy yang
tidak baik. Secara matematis, umumnya, untuk mendapatkan ruangan dengan intimacy yang
baik, maka beda waktu antara suara langsung dengan suara pantul adalah kurang dari 20 ms.
Diffusion
Dalam arti secara harfiah, difus akustik berarti tersebarnya secara merata tingkat tekanan
suara di dalam ruangan. Secara spesifik, difus ini juga diartikan sebagai ada tidaknya suara
dengung (reverberant sound) yang sampai kembali ke sumber. Secara umum, pada semua
jenis ruangan, difus akustik yang baik ditunjukkan dengan terdengarnya suara dengung yang
kembali lagi ke sumber. Faktor difusi ini cukup berpengaruh terhadap kenyamanan akustik di
dalam ruangan. Sebagai contoh, para pemain musik yang bermain dalam bentuk
kelompok/grup tentu membutuhkan suara pantul atau pun suara dengung yang kembali lagi
ke arah sumber agar kesemua pemain musik tersebut dapat bermain musik secara kompak,
tepat pitch nya.
Warmth
Warmth memiliki arti seberapa lama respon waktu dengung pada suatu ruangan untuk sumber
suara dengan frekuensi rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum, klasifikasi frekuensi rendah
adalah 125-250 Hz, frekuensi sedang adalah 500-1000 Hz, dan frekuensi tinggi adalah 20004000 Hz. Untuk sebuah ruangan yang diperuntukkan sebagai ruang untuk berbicara, maka
respon waktu dengung yang baik adalah sama besar untuk semua frekuensi. Waktu dengung
yang lebih tinggi di daerah frekuensi rendah biasanya lebih disarankan untuk ruangan yang
digunakan untuk kegiatan bermusik. Untuk ruangan yang digunakan untuk aktifitas speech,
lebih disarankan waktu dengung yang flat untuk frekuensi rendah-mid-tinggi.

Karakteristik akustik permukaan ruangan


Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen suara
langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam
ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan
yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, home theater,
dll) dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang
(auditorium, ruang kelas, dsb). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan
ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar
sesuai dengan fungsi ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan
(Sarwono, 2008).
Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas (Sarwono, 2008):
Bahan Penyerap Suara (absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang
menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya.

Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri
sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel
absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles,
dsb).
Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang
bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan
yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius yaitu sudut datang =
sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam,
aluminium, gypsum board, beton, dsb.
Bahan pendifuse/penyebar suara (diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata
secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya
QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb.

Penyerapan bunyi
Doelle (1986) menyatakan efisiensi penyerapan suatu bunyi suatu bahan pada suatu
frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi. Koefisien penyerapan bunyi
suatu permukaan adalah bagian energi bunyi dating yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh
permukaan. Permukaan interior yang keras, yang tak dapat ditembus (kedap), seperti bata,
bahan bangunan batu, dan beton, biasanya menyerap energi gelombang bunyi datang kurang
dari 5% (0,05). Di lain pihak, isolasi tebal menyerap energi gelombang bunyi yang datang
lebih dari 80% (koefisien penyerapan di atas 0,8).
Dalam kepustakaan akustik arsitektur dan pada lembaran informasi yang diterbitkan
oleh pabrik-pabrik dan penyalur, bahan akustik komersial kadang-kadang dicirikan oleh
koefisien reduksi bising, yang merupakan rata-rata dari koefisien penyerapan bunyi pada
frekuensi 250, 500, 1000, dan 2000 Hz yang dinyatakan dalam kelipatan terdekat dari 0,05.
Nilai ini berguna dalam membandingkan penyerapan bunyi bahan-bahan akustik komersial
secara menyeluruh bila digunakan untuk tujuan reduksi bising (Doelle, 1986).
Bila bunyi menumbuk suatu permukaan, maka ia dipantulkan atau diserap. Energi
bunyi yang diserap oleh oleh lapisan penyerap sebagian diubah menjadi panas, tetapi
sebagian besar ditransmisikan ke sisi lain lapisan tersebut, kecuali bila transmisi tadi
dihalangi oleh penghalang yang berat dan kedap. Dengan perkataan lain penyerap bunyi yang
baik adalah pentransmisi bunyi yang efisien dan arena itu adalah insulator bunyi yang tidak
baik. Sebaliknya dinding insulasi bunyi yang efektif akan menghalangi transmisi bunyi dari
satu sisi ke sisi lain. Bahan-bahan dan kontruksi penyerap bunyi dapat dipasang pada dinding
ruang ataupun digantung di udara (Doelle, 1986). Bahan-bahan tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bahan berpori, seperti papan serat (fiber board), plesteran lembut, mineral wools, dan
selimut isolasi, memiliki karakteristik dasar suatu jaringan seluler dengan pori-pori
yang saling berhubungan. Energi bunyi datang di ubah menjadi energi panas dalam
pori-pori ini. Bahan-bahan selular, dengan sel yang tertutup dan tidak saling
berhubungan seperti damar busa, karet selular, dan gelas busa, adalah penyerap bunyi
yang buruk. Penyerap berpori mempunyai karakteristik penyerapan bunyinya lebih
efisien pada frekuensi tinggi dibandingkan pada frekuensi rendah dan efisiensi
akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah dengan bertambahnya tebal
lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak dari lapisan penahan ini.
Bahan berpori ini antara lain ubin selulosa, serat mineral, serat-serat karang (rock
wool), serat-serat gelas (glass wool), serat-serat kayu, lakan (felt), rambut, karpet, kain
dan sebagainya.
2. Penyerap panel atau selaput merupakan penyerap frekuensi rendah yang efisien. Bila
dipilih dengan benar, penyerap panel mengimbangi penyerapan frekuensi sedang dan

tinggi yang agak berlebihan oleh penyerap-penyerap berpori dan isi ruang. Jadi
penyerap ruang menyebabkan karakteristik dengung yang serba sama pada seluruh
jangkauan frekuensi audio. Penyerap-penyerap panel yang berperan pada penyerapan
frekuensi rendah antara lain panel kayu dan hardboard, gypsum boards, langit-langit
plesteran yang digantung, plesteran berbulu, jendela, kaca, dan pintu. Bahan-bahan
yang berpori yang diberi jarak dari lapisan penunjangnya yang padat juga berfungsi
sebagai penyerap panel yang bergetar dan menunjang penyerapan pada frekuensi
rendah.
3. Resonator rongga (Helmholtz) merupakan penyerap bunyi yang terdiri dari sejumlah
udara tertutup yang dibatasi dinding-dinding tegar dan dihubungkan oleh celah sempit
ke ruang sekitarnya, di mana gelombang bunyi merapat.

Anda mungkin juga menyukai