Kelompok4
Dosen pembimbing :
(11.02.01.0896)
(11.02.01.0897)
(11.02.01.0898)
(11.02.01.0899)
5. Rewandi
(11.02.01.0901)
(11.02.01.0643)
(13.02.01.1183P)
PRODI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah
Lamongan,
Mengetahui,
Pembimbing
September 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Endokrin
II yang berjudul Asuhan Keperawatan Sindrom Conn.
Makalah ini berisi tentang asuhan keperawatan, dalam penyusunan makalah
ini kami menyadari masih banyak kesalahan, karena itu kami mohon kritik dan saran
yang membangun, atas bantuannya selama penyusunan makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Budi Utomo, Amd. Kep., M.M.Kes., selaku Ketua STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal
Aris,S.Kep,Ns,,
Selakuketuaprodi
SI
Keperawatan
STIKES
MuhammadiyahLamongan.
3. Virgianti Nur Farida, Ns., M.Kep.,selaku Dosen Pembimbing Sistem Endokrin II.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan, yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pemyususnan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Lamongan,
September 2014
Hormat Kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Manifestasi Klinis
2.5 Patofisiologi
2.6 Pathway
2.7 Pemeriksaan Diagnosis
2.8 Penatalaksanaan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian........................................................................................
3.2 Analisa Data.....................................................................................
3.3 Diagnose Keperawatan.....................................................................
3.4 Rencana Keperawatan......................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
hiperaldosteronisme
dilaporkan
berkisar
1-2
dari
populasi
jarang
dilakukan
dan
selanjutnya
laporan
kejadian
Conn.
Mampu memahami patofisiologi dari Sindrom Conn.
Mampu memahami pathway dari Sindrom Conn.
Mampu mengetahui komplikasi dari Sindrom Conn.
Mampu memahami pemeriksaan diagnosis dari Sindrom Conn.
Mampu mengetahui penatalaksanaan dariSindrom Conn.
dan
mengidentifikasi
penyebab,
gejala,
komplikasi
dan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sindrom Conn (Hiperaldosteronisme Primer) adalah keadaan yang sangat
jarang terjadi akibat adenoma soliter jinak atau hiperplasia zona gromerulusa
yang menghasilkan aldosteron berlebih (Rubenstein, David; Wayne, David;
Bradley, John, 2007).Sindrom Conn adalah adenoma yang memproduksi
aldosterone.
Hiperaldosteronisme primer adalah sindrom yang disebabkan oleh
hipersekresi aldosterone yang tak terkendali umumnya berasal dari kelenjar
korteks adrenal.Hiperaldosteronisme primer secara klinis dikenal dengan triad
terdiri dari hipertensi, hypokalemia, dan alkalosis metabolic. Sindrom ini
dilaporkan pertama kali pada tahun 1955 oleh Conn. Sindrom ini disebabkan
oleh hyperplasia kelenjar korteks adrenal, adenoma unilateral atau karsinoma
adrenal.
Hiperaldosteronisme
primer
adalah
pembentukan
dan
pelepasan
hipertensinya.
Hiperaldosteronisme sekunder : timbul pada keadaan-keadaan ketika
terdapat penurunan tekanan arteriola aferon gromerulus ginjal,
sehingga
menyebabkan
Angiotensin
perangsangan
merangsang
produksi
sistim
renin-angiotensin.
aldosteron.
Aldosteronisme
2.3.4
peningkatan ACTH.
Penyakit yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).
alkalosis
metabolik)
yang
dapat
menimbulkan hipokalemia.
Gambaran khas yang lain meliputi :
a. Gangguan penglihatan
b. Kehilangan kemampuan ginjal untuk memekatkan urin sehingga terjadi
polyuria nocturnal dan polydipsia.
c. Azotemia, yang menunjukkan nefropati dengan depresi kalium yang
kronis.
2.5 Patofisiologi
2.6 Pathway
Gangguan pada sel
adrenal
Hyperplasia
Peningkatan
Peningkatan
reabsorpsi natrium
Hiperaldosteronism
e primer (Conn)
Peningkatan ion H+
Peningkatan curah
Hipertensi
Peningkatan natrium
dalam darah
Kelebihan
volume cairan
Peningkatan
tekanan
intrakranial
Perubahan
status
Kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
Peningkatan
reabsorpsi
Alkalosis
Penurunan
tekanan jantung
Nyeri
kepala
oksipital
Mual/munta
Intake
inadekuat
Gangguan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
Peningkatan
ekskresi
Disorientas
i
Gangguan
rasa nyaman
: Nyeri
Penuruna
n kadar
kalium
darah
Hypokale
mi
Kelemah
an otot
Intoleransi
Produksi
urin
berlebih
Dehidras
2.7 Komplikasi
2.7.1 Disfungsi saraf.
2.7.2 Iregularitas jantung.
2.7.3 Hipertensi
2.7.4 Iritabilitas neuromuskular, tetani parastesia.
2.7.5 Serangan kejang atau bangkitan.
2.7.6 Hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung, kematian.
2.7.7 Alkaliosis metabolic, nefropati, azotemia
2.8 Pemeriksaan Diagnosis
2.8.1 Tes skrining terbaik adalah melakukan pemeriksaan aldosteron urin 24jam. Jika meningkat, ambil sample plasma pada pukul 7 pagi saat pasien
dalam keadaan istirahat dan pada posisi berbaring untuk memeriksa kadar
2.8.2
2.8.3
memperlihatkan
kelainan
elektrolit.Kadar
diuretics).
Adrenalektomi unilateral melalui pendekatan laparoskopi, dengan reseksi
2.9.3
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama, alamat, pekerjaan, usia, pendidikan, jenis kelamin, No. MRS.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien biasanya mengeluh badan terasa lemah, banyak minum, banyak
kencing, sering kencing malam, sakit kepala.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan sejak kapan klien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan
utama
dan
tindakan
yang
dilakukan
untuk
menanggulanginya.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan tentang adanya riwayat penyakit atau pemakai obat-obatan
bebas yang bisa mempengaruhi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama.
3.1.3
Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing) :
Pernafasan normal
B2 (Blood) :
1)
2)
3)
4)
5)
Hipertensi
Hipotensi postural tanpa reflek tachicardi
Peningkatan nadi ketika berjongkok
Cardiomegali
Penurunan konduksi melalui myocardium
B3 ( Brain ) :
a. Sakit kepala
B4 ( Bladder )
1) Poliuri
2) Polidipsi
B5 ( Bowel )
a. Mobilitas gastrointestinal menurun (Anorexia).
b. Mual dan muntah
c. Peningkatan berat badan secara tiba-tiba (tanpa oedema) sekitar 5-10 %.
B6 ( Bone )
1)
2)
3)
4)
5)
6)
3.1.4
Kelemahan otot
Keletihan
Parestesi
Paralisis lengan dan tungkai
Tanda chvostek (+)
Tetani dan disfungsi autoimun
Pemeriksaan Laboratorium
a. Peningkatan aldosterone plasma.
b. Aktivitas renin plasma ditekan atau tidak dapat dirangsang.
c. Gagal untuk menekan aldosterone dengan maneuver biasa.
d. Hypernatremia (normal 135 150 mEg/L).
e. Hipokalsemia (normal 3,5 5 mEg/L).
f. Hiperpolemia.
g. Alkalosis metabolik.
h. EKG
Segmen ST dan gelombang T tertekan, terlihat gelombang U.
Kontraksi ventrikel premature.
i. Scan lodokolesterol.
j. CT scan kelenjar adrenal untuk menentukan letak adenoma atau untuk
membedakan hyperplasia dari adenoma.
intracranial.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hypernatremia terhadap
hiperaldosteronisme.
3.2.3
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
otot,
No.
Jam
Dx
1
Tujuan & KH
Setelah
tindakan
selama
Intervensi
dilakukan
keperawatan
2x24
jam
diharapkan
nyeri
berkurang
dengan
kriteria hasil :
1. Skala
nyeri
berkurang.
2. Tidak
Nampak
meringis kesakitan.
3. Klien
dapat
mengidentifikasikan
cara-cara
untuk
mencegah nyeri .
4. Klien
dapat
mengontrol
dan
melaporkan
nyeri
yang timbul.
5. Klien
dapat
mendemonstrasikan
teknik relaksasi dan
berbagai
aktivitas
Rasional
1. Observasi
nyeri
yang
kompres
1. Untuk
mengetahui
tingkat nyeri.
2. Memberi rasa aman
dan nyaman.
3. Mengurangi nyeri.
dan
4. Mengurangi
nyeri
distraksi.
5. Kolaborasi
dengan
dokter
dalam
pemberian obat
nyaman.
5. Mengurangi nyeri.
yang
diindikasikan
untuk
keadaan
individual.
2
Setelah
tindakan
keperawatan
selama
1x24
diharapkan
cairan
dapat
jam
kelebihan
teratasi
adanya penambahan
sama,
timbangan
pakaian
yang
sama,
laporkan
bila
terjadi
penambahan
edema.
berat
1. Edema berkurang.
badan > 0,5 kg / hari.
2. Intake dan output 2. Ukur intake dan output
seimbang.
3. Tanda-tanda
mengetahui
setiap 8 jam.
vital
2. Mengetahui
masukan
dan
keluaran
cairan
seimbang.
diet 3. Menghindari
3. Pertahankan
rendah natrium.
terjadinya
hipernatremia.
4. Mengetahui
keseimbangan kadar
natrium
di
tubuh.
5. Mengetahui
5. Pantau tanda dan gejala
kelebihan
pulmoner
(dipsnea,
ortopnea,
paru).
6. Pantau
dalam
apakah
cairan,
edema
krekels
apakah
pada
tanda
lapang
vital
6. Memastikan
vital stabil.
tanda
nadi,
perkembangan
S3
dan
gallop
pernapasan 7. Mengetahui
labored.
7. Pantau efektivitas dan
apakah
Setelah
tindakan
selama
dilakukan 1. Ajarkan
keperawatan
1x24
diharapkan
jam
intoleransi
aktivitas.
3. Tidak terjadi cidera
yang
dengan
berhubungan
kelemahan
otot.
4. Mobilisasi terpenuhi
tidak
pengaturan
aktivitas
terjadi
intoleransi aktivitas.
mencegah
kelelahan.
untuk
kriteria hasil :
adekuat
tentang 1. Untuk
berkala,
duduk,
bersandar,
berdiri,
dan
ambulansi,
pemindahan posisi).
3. Agar
klien
merasa
lelah
dan
bosan
dalam
posisi
sama
pada
penyembuhan.
yang
proses
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom Conn atau dikenal juga dengan Hiperaldosteronisme Primer adalah
pembentukan dan pelepasan aldosterone
Keadaan yang sangat jarang terjadi akibat adenoma soliter jinak atau hiperplasia zona
gromerulusa yang menghasilkan aldosteron berlebih.
4.2 Saran
4.2.1
4.2.2
mendemonstrasikan
asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
______. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson; Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Rubenstein, David; Wayne, David; Bradley, John. 2007. Lecture Notes : Kedokteron
Klinis. Edisi 6. Jakarta : Erlangga.
Schwartz, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.