Anda di halaman 1dari 6

Pinsip kerja motor induksi tiga fasa

Perputaran motor pada mesin arus bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan
putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini
terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak umumnya fasa 3.
hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi:
1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan medan (stator),
timbullah medan putar dengan kecepatan ...rpm dengan fs = frekuensi stator
(Stator line frequency) atau frekuensi jala-jala dan p = jumlah kutub pada motor.
2. Medan stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pda kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (ggl).
4. Karena kumparan jangkar merupakan kumparan tertutup, ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) didalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yng dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor besar akan memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
stator dengan kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara dan disebut slip (S) dinyatakan dengan:
9. Bila = , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila lebih kecil dari .
10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak
serempak atau asinkron.

Jenis-Jenis Motor DC
Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber
daya terpisah/separately excited.
Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited
Pada jenis motor DC sumber daya sendiri di bagi menjadi 3 tipe sebagi berikut :
Motor DC Tipe Shunt Pada motor shunt
gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo
(A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus
dynamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu
setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan
(kecepatan bertambah).
Motor DC Tipe Seri Dalam motor seri
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A).
Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Motor DC Tipe Kompon/Gabungan


Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo (A). Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil.
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin
tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Pengereman Pada Motor DC
Pengereman merupakan suatu cara untuk mempercepat tercapainya keadaan diam dari
sistem yang bergerak.
Dalam pengereman Motor DC dikenal 3 macam cara, yaitu :
a. Pengereman Dinamik (Reostatik).
Dilakukan dengan cara menyisipkan resistor padakumparan jangkar. Semakin
besar resistor yang dihubungkan ke jangkar, maka waktu yang diperlukan untuk
mencapai kondisi diam akan semakin cepat.
b. Pengereman Secara Plugging.
Pada prinsipnya melaukukan pembalikan arah putaran dari mesin penggerak dan
ini dapat dilakukan dengan membalik polaritassumber pada salah satu
kumparannya.
c. Pengereman Secara Regeneratif.
Pengereman secara regeneratif dapat dilaksanakan dengan cara mengembalikan
energi kinetik motor dan beban kembali ke sumber.

APLIKASI MOTOR DC UNTUK ELEKTRIK PROPULSION


Motor DC sebagai Penggerak Kapal
Motor listrik DC yang digunakan sebagai tenaga penggerak utama, biasanya digunakan
pada kapal-kapal dengan kemampuan manuver yang tinggi, kapal khusus, kapal dengan
daya tampung muatan yang besar, dan kapal yang menggunakan penggerak mula nonreversible. Perkembangan prime mover untuk penggerak utama di kapal mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejak ditemukannya uap oleh J. Watt, mesin diesel oleh
Rudolf Diesel serta turbin gas oleh Brayton. Pada tahun-tahun awal berbagai penemuan
mengenai ketiga prime mover hanya berkisar pada penyempurnaan sistem kerja. Dan
pada dewasa ini berbagai perkembangan menjurus pada penggunaan emisi gas buang.
Pada mesin diesel pengaturan putaran dan pembalikan putaran sangat dimungkinkan.
Tetapi pada proses pembalikan putaran pada mesin diesel membutuhkan waktu yang
relatif lebih lama jika ditinjau mulai dari putaran normal. Untuk turbin uap dan turbin
gas pengaturan putaran mempunyai range yang sangat sempit dari putaran normal. Dan
untuk membalikkan putaran pada kedua jenis prime mover tersebut sangatlah tidak
mungkin. Berdasarkan pada fakta diatas maka para engineer mengembangkan sistem
yang merupakan gabungan dari ketiga prime mover tersebut dengan motor listrik yang
selanjutnya disebut dengan Electric Propulsion. Pada sistem electric propulsion, ketiga
prime mover menggerakkan generator dan selanjutnya generator mensuplai listrik yang
digunakan untuk memutar motor listrik. Jenis motor listrik yang digunakan disesuaikan
dengan type atau fungsi kapal tersebut dalam eksplotasinya. Pada umumnya kapal yang
mempunyai kegunaan khusus yang menggunakan motor DC dan untuk kapal niaga yang
berorientasi profit pada umumnya menggunakan motor AC. Misalnya untuk kapal
pemecah es (ice breaker) menggunakan motor DC dalam hal ini dikarenakan torsi yang
diperlukan propeller sangat besar. Sebagai contoh kapal pemecah es SHIRASE yang
berbobot mati (dead weight) 19.000 ton menggunakan 6 buah motor DC (3 propeller)
yang digerakkan oleh 6 motor diesel (6x 3.680 Kw) dengan tegangan 715 V pada
putaran 120/165 rpm (tachibana dkk, 1985). Selain kapal type ice breaker, kapal yang
menggunakan prime mover motor DC adalah kapal oceanographic (Agor 23, Maruta
Jaya 900) dan cable ship (Global Link dan Sentinel) serta kapal keruk/dredger (Hurley).

Sedangkan untuk kapal yang tidak memerlukan torsi yang besar dalam eksploitasinya
menggunakan motor AC yakni pada type kapal-freight carriers, car carrier dan Yacths
(Osbourne, 1944). Propulsi motor AC juga digunakan pada kapal type Cruiser (Crystal
Harmony). Tetapi pada masalah-masalah tertentu misalnya kapal pariwisata dengan
menggunakan sumber energi alternatif tenaga surya lebih simple jika menggunakan
motor listrik DC sebagai penggerak (Hadi, 1998). Pada sistem electric propulsion baik
dengan motor AC maupun DC perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
motor listrik antara lain arus awal, metode pengaturan kecepatan, metode pembalikan
putaran dan lain-lain. Sistem propulsi motor listrik mempunyai banyak keuntungan
utama dibandingkan sistem propulsi lain. Keuntungan sistem ini adalah investasi awal
yang tidak terlalu besar, menghemat tempat, lebih ringan dan sedikit kehilangan power
pada sistem transmisi dibandingkan dengan sistem propulsi tipe lain. Hubungan elektrik
antara generator dan motor propulsi lebih leluasa dalam penempatan peralatan dalam
ruangan jika dibandingkan dengan sistem propulsi yang lain. Selain itu dapat
menggunakan berbagai penggerak utama seperti diesel, turbin gas, turbin uap, dan hasil
keluarannya dapat lebih mudah digabung dibandingkan dengan sistem mekanik. Untuk
tipe penggerak mula tidak langsung, penggerak elektrik mempunyai keuntungan dapat
membalikkan putaran propeller dengan relatif lebih mudah kontrolnya. Dalam beberapa
kasus yang masih dalam tahap pengembangan, power yang dibutuhkan oleh propeller
dengan menggunakan beberapa penggerak mula dengan tipe medium dan high speed,
sistem penggerak elektrik mampu memecahkan persoalan ini tanpa menggunakan
kopling mekanik.
Dalam pengontrolan putaran propeller dan arah putaran, sistem elektrik
propulsion mempunyai gambaran yang lebih atraktif, hal ini berkaitan dengan letak
remote ataupun kontrolnya dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan
propeller. Sistem penggerak elektrik dalam aplikasinya mempunyai kemudahan dalam
hal kontrol, fleksibilitas rencana umum dan dapat menggunakan bermacam-macam
penggerak mula untuk generatornya.

Secara umum propulsi elektrik digunakan pada tipe-tipe kapal sebagai berikut :
1. Kapal dengan tingkat manuver tinggi.
Pada kondisi ini perubahan kecepatan dan arah putaran propeller menjadi suatu hal yang
sangat penting dalam operasi kapal. Untuk kapal-kapal ini digunakan motor DC, sebab
motor DC dapat memberikan kontrol kecepatan dan arah putaran yang lebih bagus
dibandingkan dengan pengerak yang lain.
2. Kapal dengan tujuan khusus.
Yang tergolong dalam tipe ini misalnya kapal pemadam kebakaran, kapal keruk,
kapal.pengeboran, kapal untuk pengisi bahan bakar. Dalam operasinya kapal ini
membutuhkan power yang besar untuk pompa dan kargo dibandingkan dengan power
propulsi. Dengan menggunakan sistem electric propulsion dapat menghemat biaya dari
total power yang terpasang.
3. Kapal dengan daya tampung penumpang yang besar.
Pada tipe ini semua kebutuhan listrik kapal untuk keperluan operasional, penumpang dan
untuk power propulsinya dapat menggunakan beberapa diesel generator untuk
menghemat rata-rata pemakaian bahan bakar.
4. Kapal-kapal berpenggerak mula non-riversible.
Kapal ini umumnya menggunakan turbin gas, turbin uap dan diesel putaran tinggi yang
dalam penggunaannya tidak mungkin membalikkan putarannya dengan cepat. Dengan
menggunakan propulsi elektrik pengaturan dan pembalikan putaran dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/teori-motor-dc-dan-jenis-jenis-motordc/

Anda mungkin juga menyukai