TINJAUAN PUSTAKA
: Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Class
: Aves
Subclass
: Neornithes
Family
: Anatidae
Genus
: Anas
Salah satu yang termasuk genus Anas adalah itik Jawa. Itik Jawa disebut juga
itik lokal. Itik lokal Indonesia hampir seluruhnya merupakan keturunan dari
bangsa itik Indian Runner, yang merupakan bangsa itik yang terkenal sebagai
penghasil telur yang baik. Ciri khas yang dimiliki itik Indian Runner adalah
postur tubuhnya yang hampir tegak dan bila dilihat dari arah depan seperti
botol anggur, serta paruh dan kakinya berwarna hitam (Srigandono, 1997).
Itik lokal dapat dibedakan menjadi berbagai macam, sesuai dengan
daerah tempat penyebarannya misalnya itik Tegal dan Pekalongan yang banyak
dijumpai didaerah Tegal, Semarang, Kendal, Pekalongan, dan Cirebon. Itik
Mojosari banyak terdapat didaerah Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. Itik
Magelang banyak dijumpai didaerah Magelang dan sekitarnya (Setioko, 2012).
B. Daging Itik Petelur Afkir
Daging secara umum didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan
produk hasil proses jaringan yang dapat dikonsumsi namun tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya (Soeparno, 2007). Daging
itik dapat diperoleh dari betina afkir yang sudah tidak berproduksi lagi.
Prihatman (2000) mengemukakan bahwa ternak itik petelur yang telah berusia
18-24 bulan tidak layak lagi dipelihara sebagai itik petelur karena sudah tidak
produktif (afkir) dan biasanya mempunyai nilai ekonomis yang rendah karena
dagingnya yang sudah alot sehingga menyebabkan konsumen kurang
menyukainya. Menurut Setioko (2012) daging itik yang berasal dari itik petelur
afkir mempunyai proporsi perdagingan yang lebih kecil dan daging yang alot.
Daging yang dihasilkan oleh ternak tua cenderung keras dan tidak empuk
karena semakin bertambahnya umur ternak, maka semakin meningkat jumlah
dan kekuatan kolagen (Soeparno,2007). Komposisi daging itik dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Itik
No. Komposisi Kimia
1 Air
2 Lemak Kasar
3 Protein Kasar
Persentase (%)
73,97
1,91
21,26
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
Kelas
Ordo
: Gentianales
Famili
: Asclepiadaceae
Genus
: Calotropis
Spesies
sel-sel
lemak
yang
ada
diantara
serabut
daging
(Reny, 2009). Soeparno (2007) keempukan daging banyak ditentukan oleh tiga
komponen daging yaitu struktur miofibril, kandungan jaringan ikat, dan tingkat
ikatan silang pada jaringan ikat. Semakin tua umur ternak akan semakin tinggi
kandungan protein jaringan ikatnya, sehingga daging akan semakin alot
(Lawrie, 2014). Protein-protein tersebut oleh enzim protease akan dihidrolisis
menjadi senyawa yang sederhana. Istika (2009) menyatakan protein (kolagen
dan miofibril) yang terhidrolisis akan menghilangkan ikatan antar serat otot
dan memecahan serat menjadi fragmen-fragmen yang lebih pendek akan
menghasilkan serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging lebih empuk.
2. pH Daging
pH (Power of Hidrogen) adalah nilai keasaman suatu senyawa atau
nilai hidrogen dari senyawa tersebut, kebalikan dari pOH yaitu nilai kebasaan.
protein
larut
air
(de
Man,
1997;Dalilah,
2006).
Menurut
kadar
cairan
daging
yang
hilang
sampai
tingkat
konstan
atas
protein
kolagen,
elastin,
dan
retikulin
10
sehingga
keempukan
Qomarudin,
2003).
dan
daging
Proteolisis
meningkat
miofibril
dan
kolagen
yaitu
vitamin
A,
D,
E,
dan