Kelompok 5:
Akmalia Murti Salisa
F0312004
Lindha Lisnasari
F0312073
Fromelia M
F0312055
Judul Artikel
Authors
Jenis Artikel
: Artikel Konseptual
Abstrak
Tujuan - Tujuan-Artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) yang sejak lama ada berdasarkan pendekatan
kasus bisnis, hal tersebut makin marak terjadi setelah merebaknya peristiwa
diskriminasi wanita atau disebut glass ceiling, diskriminasi wanita terjadi
mengacu atas keterbatasan yang diciptakan dalam pendekatan bisniis terhadap
CSR.
Desain / metodologi / pendekatan - Hasil temuan berdasarkan atas analisis dari
literatur yang memuat strategi CSR. Hasil temuan ini diilustrasikan dengan
mengangkat kasus Program penelitian National Belanda mengenai CSR.
Temuan - Aturan mengenai tanggung jawab perusahaan menyarankan bahwa
segala perdebatan mengenai CSR merupakan perdebatan yang berhubungan
mengenai tanggung jawab perusahaan.CSR berlkembang menjadi aset yang
berharga bagi perusahaan dimana manager menginginkan keuntungan dan
pengusaha bersedia untuk melakukan investasi. Hal tersebut membantu CSR
dapat diterima dalam bisnis dunia, hal tersebut pantas dilihat dari perspektif
tanggung jawab sosial. Hal utama yang mendasari artikel ini adalah merupakan
pendekatan kasus bisnis oportunis.
Keterbatasan penelitian / implikasi - Karena pendekatan penelitian konseptual
dipilih,
proposisi yang diajukan dalam makalah membutuhkan landasan lebih lanjut
dalam penelitian empiris.
Implikasi praktis - Untuk menghilangkan diskrimanasi pada wanita Glass
Ceiling para manajer harus mampu berada pada kondisi yang melawan asas
kebiasaan.Mereka harus tetap mempertahankan perhatian mereka terhadap
kendala ekonomi dan pada waktu yang sama menggabungkannya dengan aturan
secara moral. Dari hal ini pun menunjukan komitmen manager terhadap nilai-
utama
dalam
artikel
ini
adalah
mengenai
semakin
ditinggalkannya CSR dari sebuah perusahaan, pada hakikatnya CSR itu sendiri
merupakan hal yang melekat dalam sebuah perusahaan dan menjadi faktor
penting kesuksesan suatu perusahaan. Umumnya perusahaan hanya berpikir
bahwa kontribusi CSR atas kesuksesan perusahaan hanya pada segi ekonomi
bisnis, namun lebih dari itu seharusnya kesuksesan CSR lebih berhubungan
dengan kemajuan etika perusahaan atau tanggung jawab perusahaan terhadap
pemangku kepentingan.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bahwa hubungan tanggung
jawab sosial perusahaan dengan penedatan kasus bisnis, dengan semakin
maraknya glass ceiling yang mengacu pada keterbatasan yang diciptakan oleh
pendekatan kasus terhadap CSR
Metode Penelitian
Metodologi yang dilaksanakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan cara
melakukan analisis pada literatur dengan tema pembahasan tanggung jawab
Model di atas menjelaskan bahwa terjadi tahap yang berurutan dari proses
kedewasaan perusahaan dalam CSR. Pada tahap kedewasaan CSR, perusahaan
tidak perlu terlibat dalam etika refleksi tentang CSR sedikitpun. Hal ini karena
perusahaan telah berpikir dan mendefinisikan peran masyarakat itu sendiri
Keberatan terhadap Pendekatan kasus Bisnis terhadap CSR
Pendekatan kasus bisnis terhadap CSR telah diterapkan oleh banyak pihak
namun tidak lantas menjadikannya dengan muda diterima, masih banyak penolakan
muncul terhadap peneran CSR. Beberapa perspektif bisnis, beberapa penulis
menyatakan bahwa pendekatan kasus bisnis ini akan mengubah tujuan CSR, CSR
diartikan sebagai suatu alat perusahaan untuk membangun suatu reputasi yang baik di
masyarakat bukan mengusung tujuan yang seharusnya yaitu kesejahteraan
masyarakat. Pada artikel ini akan dibahas mengenai mekanisme penghambat dampak
yang menghasilkan potensi baik dari pendekatan kasus bisnis terhadap CSR. Dengan
menggunakan peristiwa glass ceiling sebagai perumpamaan CSR, pada artikel ini
pengaruh pendekatan kasus bisnis terhadap CSR yang pada akhirnya akan
menimbulkan keterbatasan bagi perusahaan tersebut. Selain itu, artikel ini juga
membahas mengenai pihak yang bekerja di bidang CSR tidak akan menyadari
keterbatasan itu sendiri, maka dari itu keterbatasan ini diisyaratkan sebagai The
Glass Ceiling.
keuntungan perusahaan .Seperti bisnis kasus pendekatan untuk csr telah melekat
keterbatasan karena menghasilkan oportunisme sehubungan dengan agenda isuisu sosial , ia meninggalkan blokade kelembagaan untuk CSR yang utuh,
menancapkan keluar intrinsik motivasi untuk csr yang lazim di yang semakin
besar bagian of the workforce .katakanlah baik etika itu bisnis yang baik tidak
membantu .Tetapi dapatkah csr perusahaan mengadopsi kebijakan berdasarkan
pendekatan lain daripada bisnis kasus pendekatan ?Tentu saja adanya konsep
CSR , kita sudah menunjuk pada dua pendekatan lain , yakni sebuah pendekatan
values-led
sosial
pertanggungjawaban
berdasarkan
perusahaan
teori
etis
syncretic
tanggung
pendekatan
jawab
dan
berdasarkan
sebuah
teori
kewarganegaraan .
Bukannya sebuah orientasi keuntungan titik awal terhadap CSR ,
Pendekatan lain ini gunakan berbeda mulai poin seperti moral tanggung jawab
perusahaan atau saling ketergantungan antara pelaku yang berbeda dalam
produksi dan konsumsi sistem .Juga , untuk pendekatan yang lain ini merupakan
hal yang penting untuk mengambil hambatan ekonomi ke rekening .Perusahaan
bangkrut sudah tidak berguna bagi siapa pun .Namun jalan menuju hasil suara
ekonomi berbeda .Perusahaan seperti interface , patagonia dan triodos bank telah
menunjukkan selama bertahun-tahun
menghasilkan hasil yang baik .Oleh karena itu , itu bukanlah berasal dari kita
klaim dalam pasal ini bahwa semua perusahaan menggunakan sebuah pendekatan
kasus usaha , tetapi ketika perusahaan yang menggunakan pendekatan kasus
bisnis terhadap csr mereka harus mewaspadai melekat keterbatasan yang ada pada
CSR.