Diusulkan oleh :
1. Annizah Rahmatya Gerhana
2. Anggita Widiasari
3. Agus Priyanto
21030113120076
21030113120045
23010113130139
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Diusulkan oleh :
1. Annizah Rahmatya Gerhana
2. Anggita Widiasari
3. Agus Priyanto
21030113120076
21030113120045
23010113130139
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat terwujud. Karya tulis
ini disusun dalam rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Agrotechs Fair
2015.
Karya tulis ini berjudul Upaya Revitalisasi Lahan Kosong Daerah Pesisir
Menjadi Daerah Pertanian Dengan Bantuan Pupuk MOLLERI (Mol Molasses
dan LeriPenyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Noer A. Handayani, ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan perhatian selama penulis menyelesaikan karya tulis
ini. Selain itu, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga
yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta teman-teman yang
telah memberikan dorongan dan semangat.
Tiada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dari karya tulis ini sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki karyakarya yang selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat
diaplikasikan untuk kemakmuran masyarakat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang......................................................................................2
I.2. Rumusan Masalah.................................................................................3
I.3. Tujuan Penulisan..................................................................................4
I.4. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Spesifikasi Bahan Baku......................................................................5
II.2. Gypsum..............................................................................................6
II.3 Tanah Daerah pesisir dan Kontaminasi Garam...................................7
BAB III METODE PENULISAN
III.1. Sumber dan Jenis Data ....................................................................8
III.2. Pengumpulan Data .........................................................................8
III.3. Analisis Data....................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Revitalisasi Struktur Tanah................................................................9
IV.1.1 Penambahan Gypsum pada tanah......................................9
IV.1.2 Penambahan Pupuk Mol Molasses...................................10
IV.2 Pembuatan Pupuk Mol dari Molasess...............................................10
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan kepulauan yang
terbesar di dunia, sekitar 13.487 pulau, yang terbentang sepanjang 5210 Km
yang terbentang dari Timur ke Barat sepanjang khatulistiwa, dan melintang
1.760 Km dari Utara ke Selatan. Keadaaan ini membuat Indonesia memiliki
panjang garis pantai 81.791 Km. Dengan kondisi garis pantai yang panjang
inilah, terdapat berbagai sumber daya laut maupun darat seperti ikan, terumbu
karang, rumput laut, garam dan mangrove. Kesemua potensi sumber daya
yang ada tersebut, selain mampu menopang kebutuhan hidup masyarakat
sekitar/pesisir pantai juga mampu berkontribusi besar terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Sehingga pengeololaannya merupakan modal besar dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya, tidak
dapat lepas dari lingkungan hidup sekitarnya.Lingkungan hidup sendiri
memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dipengaruhi oleh faktor fisik yang
mendukung seperti iklim, geologi, morfologi,tanah dan vegetasi ( Nursid
Sumaatmadja, 1989)
Wilayah Pantai merupakan sumber daya yang banyak menghidupi
masyarakat sekitar pesisir pantai seperti yaitu tambak ikan maupun udang dan
tambak garam. Namun, tidak semua daerah pesisir di Indonesia dapat
dijadikan tambak , karena memiliki cuaca maupun kondisi fisik yang berbeda.
Seperti halnya pada daerah pesisir di Pantai Utara Jawa (Pantura) yang
sebagaian besar masyarakatnya mulai meninggalkan usaha tambak garam
dikarenakan cuaca yang tidak menentu dan beralih pada tambak perikanan ,
sehingga lahan yang terdapat pada daerah pesisir masih belum optimal dalam
pengolahannya ( Kantor Litbang Pati,2015) Selain itu, jarang ditemukan di
daerah pesisir lahan untuk pertanian dikarenakan tanah yang mengandung
kadar garam (salinitas) cukup tinggi sehingga susah untuk ditanami.
(rahman,
2012).
Kandungan glukosa yang tinggi dalam molasses ini dapat dijadikan bahan
dasar pembuatan MOL. MOL merupakan pupuk cair organik yang dapat
dibuat dengan 3 unsur utama; yakni sumber unsur Karbohidrat, Glukosa dan
Mikroorganisme (Marinus,2013).
memperhatikan proses dan teknologi yang ramah lingkungan . Pada karya tulis
ini, MOL (pupuk cair oganik) dari limbah pabrik gula yaitu molasses yang
jumlahnya melimpah digunakan sebagai pupuk organik yang membantu
mengurangi kadar Salinitas pada tanah daerah pesisir pantai . Sehingga
revitalisasi lahan di daerah pesisir diharapkan dapat beralih ke sektor pertanian
namun dengan cara mudah yang ramah lingkungan dan teknologi yang
terjangkau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Spesifikasi bahan baku
1. Air cucian beras
Air cucian beras dibutuhkan dalam pembuatan pupuk MOL
sebagai karbohidrat. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman. Beras mengandung
karbohidrat yang tinggi, dalam proses pencucian beras karbohidrat dapat
terdegradasi. Untuk itu, air cucian beras mengandung karbohidrat yang
cukup tinggi. Kandungan nutrisinya yaitu karbohidrat berupa pati sebesar
85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin
yang tinggi.
2. Molasses
Molasses merupakan hasil samping industri pengolahan gula pada
proses pemurnian gula. Wujudnya cair, sedikit kental , dan berwarna
kecoklatan. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar
0,6 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %, sukrosa 48-55 %. Molases
biasanya digunakan untuk pembuatan etanol, pembuatan pupuk dan pakan
ternak. Pada pembuatan pupuk MOL (Mikroorganisme Lokal), molases
berfungsi sebagai sumber glukosa. Glukosa dibutuhkan sebagai sumber
energi spontan untuk mikroorganisme karena memiliki stuktur disakarida,
sehingga lebih mudah diuraikan oleh mikroba.
Bakteri bakteri yang berwatak baik itu terdiri dari bakteri footosintetik,
bakteri asam laktat, ragi, dan peragian.EM-4 ditemukan oleh seorang ahli
pertanian bernama Profesor Taruo Higa dari jepang.
Fungsinya mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan
humus tanah sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi
asam amino. Jika disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah
klorofil, fotosintesis meningkat dan mempercepat kematangan buah.
II.2 Gypsum
Gypsum adalah batu putih yang mengandung kalsium. Rumus kimianya (
CaSO4.2H2O) mengandung Ca = 23,28 %,H = 2,34 %, S = 18,62 %, O =
55,76 %.
Adapun sifat Fisis Gipsum adalah
1. Warna : putih, kuning,abu-abu, merah jingga, hitam bila tak murni
2. Spesifik grafity : 2,31 - 2,35 3. Keras seperti mutiara terutama
permukaan
4. Bentuk mineral : Kristalin, serabut dan masif
5. Kilap seperti sutera
6. Konduktivitasnya rendah
7. Sistem kristalin adalah monoklinik.
Sedangkan Sifat Kimia gypsum adalah:
1. Pada umumnya mengandung SO3 = 46,5 % ; CaO = 32,4 % ; H2O =
20,9 %
2. Kelarutan dalam air adalah 2,1 gram tiap liter pada suhu 400C; 1,8
gram tiap liter air pada 00C; 1,9 gram tiap liter pada suhu 70 - 900C
3. Kelarutan bertambah dengan penambahan HCl atau HNO3
Gypsum menggantikan ion sodium dalam tanah dengan kalsium dan
sebagai akibatnya secara aktif membuang sodium dan meningkatkan
perkolasi tanah. Perkolasi adalah proses mengalirnya air ke bawah secara
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Revitalisasi Struktur Tanah
Struktur tanah pada daerah pesisir pantai mengandung ion-ion Na+, K+,
Ca2+, Mg2+, dan Cl-. Kadar garam dalam tanah secara signifikan dapat
memengaruhi metabolisme sebagian besar tanaman pertanian. Akibat dari hal
tersebut, pergerakan air dari tanah ke akar melambat (Muhibuddin, 2007). Jika
konsentrasi garam pada tanah lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam sel-sel
akar, tanah akan menyerap air dari akar, dan tanaman akan layu dan mati. Ini
merupakan
prinsip
dasar
bagaimana
salinisasi
mempengaruhi
produksi
tanaman(FAO,2005)
Oleh sebab itu, struktur tanah yang memiliki tingkat salinasi tinggi perlu
diolah kembali agar dapat dijadikan lahan pertanian. Hal tersebut dapat dicapai
dengan pengolahan struktur perkolasi tanaah dengan gypsum dan penambahan
pupuk mol molasses pada tanah untuk mengurangi kadar salinitas.
IV.1.1 Penambahan Gypsum pada Tanah
Gypsum (CaSO4) memiliki fungsi sebagai reklamasi tanah sodik,
meningkatkan agregasi tanah, perkolasi tanah, dan menurunkan pH tanah
(Franzen et al.,2006). Gypsum dapat menggantikan ion sodium atau Na+ dalam
tanah dengan Ca2+. Hal tersebut dapat mengakibatkan Na+ akan dibuang secara
aktif sehingga dapat meningkatkan perkolasi tanah (FAO, 2005). Ca2+di dalam
akar berperan membatasi penyerapan Na+dan meningkatkan penyerapan kalium
(Hanafiah, 2007). Ca2+ secara bersamaan dapat menggantikan Na+ dalam
kompleks pertukaran. Masing-masing senyawa Ca2+mudah larut tidak akan
mempengaruhi pH dan bersama air dapat menurunkan Na+(Tan, 1995).
10
11
persiapan alat
dan bahan
Molasess di
tambahkan ke
dalam campuran
diamkan selama
2 minggu (
Fermentasi)
tutup ember
Bahan :
1. Ember
1. Molasess
2. Gayung
2. Leri
3. Sendok
3. EM-4
4. Plastik `
4. Air
5. Tali
12
beras(Leri). Dalam ahap pencampuran Leri dan EM-4, dibutuhkan air leri
sebanyak 5 Liter, lalu ditambahkan EM-4 sebanyak 3 sendok. EM-4 berfungsi
sebagai penghasil bakteri.
13
salnitas pada permukaan tanah (FAO,2012) berikut merupakan jenis tanamtanaman dengan toleransi kadar salinitas pada tanah :
Oleh karena itu diperlukan sistem pengairan yang tepat untuk daerah dengan
lahan yang kering. Sistem irigasi tetes / drip irrigation sangat cocok diterapkan
pada lahan kering yang terdapat sedikit air dengan topografi yang relatif
datar.(Makid,2013)
14
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dalam upaya merevitalisasi lahan kosong daerah pesisir pantai yang
banyak ditemukan serta tidak diolah secara maksimal, pembuatan pupuk
MOLLERI serta pengolahan tanah dengan menggunakan gypsum dan pengairan
yang tepat merupakan suatu gagasan yang solutif untuk mengolah lahan tersebut
menjadi lahan produktif untuk pertanian.
Upaya revitalisasi lahan kosong daerah pesisir agar bisa dijadikan daerah
pertanian dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu pengolahan tanah dengan gypsum,
pembuatan pupuk MOLLERI, dan sistem pengairan yang tepat. Penambahan
gypsum berfungsi untuk meningkatkan perkolasi tanah. Pembuatan pupuk
MOLLERI terbagi atas beberapa tahap yaitu persiapan alat dan bahan, air leri dan
EM-4 dituang dalam ember, ditambahkan molasses, ember ditutup dan di bungkus
plastik , serta didiamkan selama 2 minggu. Pengairan yang dimaksud ialah
pengairan di daerah pesisir yang kondisi tanahnya kering, sehingga pengairan
yang tepat yaitu dengan pengairan metode tetes.
V.2 Saran
1. Perlu adanya kerja sama dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah
dalam upaya mewujudkan gagasan ini.
2. Penelitian yang intensif terkait gagasan ini masih perlu dilakukan.
3. Kerjasama antar lembaga penelitian dengan pemerintah terkait dengan gagasan
ini diperlukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 2005. Dua puluh hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan
pertanian di propinsi NAD. United Nations Food and Agriculture Organization
Mutowal, Wakid. 2013. Kendala Pertanian Kering dan Solusinya. Diakses di
www.wordpress.com tanggal 26 Januari 2015
Purwandany, Pouw S. 2013. Kontribusi Usaha Tambak Garam Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Petani Garam di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon.
Universitas Pendidikan Indonesia. Di publikasikan oleh repository.upi.edu
Sabrina,
Sutrisari.
2013.
Effective
Microorganisme
4.
Diakses
di
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
1. Nama Lengkap
3. Alamat
4. Telepon
: 085713531575
5. Riwayat Pendidikan
Nama Instansi
Tahun
2001-2007
2007-2010
2010-2013
S1
Teknik
Kimia
Universitas 2013-Sekarang
Diponegoro Semarang
6. Karya Ilmiah
:-
7. Penghargaan
:-
Anggota 1
1. Nama Lengkap
: Anggita Widiasari
3. Alamat
: Banyumanik, Semarang
4. Telepon
: 085641714433
5. Riwayat Pendidikan
Nama Instansi
Tahun
2001-2007
2007-2010
2010-2013
S1
Teknik
Kimia
Universitas 2013-Sekarang
Diponegoro Semarang
6. Karya Ilmiah
:-
7. Penghargaan
:-
Anggota 2
1. Nama Lengkap
: Agus Priyanto
4. Telepon
5. Riwayat Pendidikan
Nama Instansi
Tahun
SD Negeri 3 Sukorejo
2001-2007
2007-2010
2010-2013
S1
Ilmu
Peternakan
Diponegoro Semarang
6. Karya Ilmiah
:-
7. Penghargaan
:-
Universitas 2013-Sekarang