56
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Hipertensi
1. Pengertian
a. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
arterial yang langsung terus-menerus
(Brashers, Valentina, 2008).
b. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
ialah:
1) Normal: sistole <120 mmHg daan
diastole <80 mmHg.
2) Prehipertensi: sistole 120-139 mmHg dan
diastole 80-89 mmHg.
3) Hipertensi tahap 1: sistole140-159
mmHg dan diastole 90-99 mmHg.
4) Hipertensi tahap 2: sistole >160 mmHg
dan diastole >100 mmHg.
(Turner,Rick, 2010).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis
hipertensi, yaitu:
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang
belum diketahui penyebabnya dengan
jelas. Berbagai faktor diduga sebagai
penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan
faktor keturunan. Sekitar 90% pasien
hipertensi masuk dalam kategori ini.
1) Penyebab hipertensi primer:
a) Gaya hidup
Gaya hidup sering merupakan faktor
resiko
penting
bagi
timbulnya
hipertensi pada seseorang. Gaya hidup
modern dengan pola makan dan gaya
hidup
tertentu,
cenderung
mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Beberapa diantaranya adalah konsumsi
lemak, konsumsi natrium, merokok,
stres emosional, konsumsi alkohol dan
obesitas (Anies, 2006).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh beberapa proses patologik
yang dapat dikenali, biasanya yang terkait
dengan fisiologi ginjal (Graber, Mark,dkk,
2006). Bila faktor penyebab dapat diatasi,
tekanan darah dapat kembali normal.
Pada bentuk sekunder dari hipertensi,
penyakit
parenkim
dan
penyakit
renovaskular adalah faktor penyebab yang
57
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan instrument
penelitian
yaitu
kuesioner.
Peneliti
menggunakan lembar kuesioner dengan skala
Guttmann yaitu ya dan tidak yang berisi
pertanyaan positif dan negatif. Untuk pertanyaan
positif bernilai satu (1) untuk jawaban ya dan
bernilai nol (0) untuk jawaban tidak, dan
untuk pertanyaan negatif benilai satu (1) untuk
jawaban tidak dan bernilai nol (0) untuk
jawaban ya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran singkat lahan penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Jantung
dan Penyakit Dalam Rumah Sakit Santo
Borromeus karena banyak ditemukan pasien
yang mengalami hipertensi dan peneliti
mengambil pasiensebanyak 77 pasien yang
dilakukan
selama
bulan
Mei-Juni
2013.Karakteristik pasien yang datang adalah
pasien yang keadaan ekonomi menengah
keatas.Pasien tersebut kontrol 1 bulan sekali
dan kebanyakan berasal dari Bandung dan
sekitarnya.Kekhasan masyarakat Jawa Barat
adalah suka mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak garam seperti ikan asin.
Pemahaman para pasien hipertensi yang rawat
jalan di Klinik Jantung dan Penyakit Dalam
yaitu rata-rata mereka sudah mengetahui gaya
hidup yang baik bagi penderita hipertensi.
2. Karakteristik pasien
Karakteristik pasiendisajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut:
a. Menurut jenis kelamin
Lebih dari setengah pasienhipertensi yang sedang
rawat jalan di Poliklinik Jantung dan Penyakit
Dalam Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
berjenis kelamin perempuan (62,3%).
b. Menurut usia
Lebih dari setengah pasienhipertensi yang sedang
rawat jalan di Poliklinik Jantung dan Penyakit
Dalam Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
berusia 60 tahun keatas yaitu (59,7%).
58
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Bivariat
a. Hubungan
Gaya
Hidup
PasienHipertensi
Dengan
Terjadinya Stroke
Pada
Resiko
Tabel 4.15
Analisis Hubungan Antara Gaya Hidup dengan
Resiko Terjadi Stroke Pada PasienHipertensi
Yang Sedang Rawat Jalan Di Poliklinik Jantung
Dan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung (n=77)
Resiko stroke
Gaya
hidup
Total
Tidak
terjadi
Terjadi
Pvalue
Baik
10
30,3
23
69,7
33
100
Buruk
37
84,1
15,9
44
100
Total
47
61.0
30
39.0
77
100
0,000
59
Konsumsi
natrium
Resiko stroke
Total
Konsumsi
lemak
Ya
Pvalue
Tidak
Ya
40
66,7
20
33,3
60
100
Tidak
41,2
10
58,8
17
100
Total
47
61,0
30
39,0
77
100
0,105
Ya
Tidak
Ya
37
84,1
15,9
44
100
Tidak
10
30,3
23
69,7
33
100
Total
47
61,0
30
39,0
77
100
Pvalue
0.000
60
Tabel 4.18
Analisis Hubungan Antara Merokok dengan
Resiko Terjadi Stroke Pada PasienHipertensi
Yang Sedang Rawat Jalan Di Poliklinik
Jantung Dan Penyakit Dalam di Rumah
Sakit Santo Borromeus Bandung (n=77)
Tabel 4.19
Analisis Hubungan Antara Stres Emosional
dengan Resiko Terjadi Stroke Pada
PasienHipertensi Yang Sedang Rawat Jalan Di
Poliklinik Jantung Dan Penyakit Dalam di
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung (n=77)
Resiko stroke
Resiko stroke
Total
Merokok
Ya
Pvalue
Tidak
Total
Stres
Emosional
Ya
Pvalue
Tidak
35,8
53
100
Ya
34
64,2
19
Ya
37
72,5
14
27,5
51
100
Tidak
13
54,2
11
45,8
24
100
Tidak
10
38,5
16
61,5
26
100
Total
47
61,0
30
39,0
77
100
Total
47
61,0
30
39,0
77
100
0,562
0,008
61
Tabel 4.20
Analisis Hubungan Antara Alkohol dengan
Resiko Terjadi Stroke Pada PasienHipertensi
Yang Sedang Rawat Jalan Di Poliklinik Jantung
Dan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung (n=77)
Tabel 4.21
Analisis Hubungan Antara Obesitas dengan
Resiko Terjadi Stroke Pada PasienHipertensi
Yang Sedang Rawat Jalan Di Poliklinik Jantung
Dan Penyakit Dalam di Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung (n=77)
Resiko stroke
Total
Konsumsi
Alkohol
Ya
Tidak
Ya
10
58,8
41,2
17
100
Tidak
37
61,7
23
38,3
60
100
Pvalue
0,888
Total
47
61,0
30
39,0
77
Resiko stroke
Total
Obesitas
Ya
Pvalue
Tidak
Ya
28,6
71,4
100
Tidak
45
42,7
25
35,7
70
100
Total
47
61,0
30
39,0
77
100
0,103
100
62
63
64
65
didapatkan
sebanyak
44
pasien(57,1%)
mengkonsumsi natrium.
4. Hasil penelitian ini didapatkan gaya hidup:
merokok pada pasien hipertensi didapatkan
sebanyak 51 pasien(66,2%) yang merokok.
5. Hasil penelitian ini didapatkan gaya hidup: stres
emosional pada pasien hipertensi didapatkan
sebanyak 53 pasien(68,8%) yang stres
emosional.
6. Hasil penelitian ini didapatkan gaya hidup:
konsumsi alkohol pada pasien hipertensi
didapatkan sebanyak 60 pasien (77,9%)
7. Hasil penelitian ini didapatkan gaya hidup:
obesitas pada pasien hipertensi didapatkan
sebanyak 70 pasien(87,5%) yang tidak obesitas.
8. Hasil penelitian ini didapatkan resiko terjadinya
stroke pada pasien hipertensi didapatkan
sebanyak 47 (61,0%) pasienyang beresiko
stroke.
9. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan
antara gaya hidup dengan resiko terjadinya
stroke dengan p-value 0,000 (<0,05).
10. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada
hubungan antara gaya hidup: konsumsi lemak
pada pasienhipertensi dengan resiko terjadinya
stroke dengan p-value 0,105 (>0,05).
11. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan
gaya
hidup:
konsumsi
natrium
pada
pasienhipertensi dengan resiko terjadinya stroke
dengan p-value 0,000 (<0,05).
12. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan
gaya hidup: merokok pada pasienhipertensi
dengan resiko terjadinya stroke dengan p-value
0,008 (<0,05).
13. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada
hubungan gaya hidup: stres emosional pada
pasienhipertensi dengan resiko terjadinya stroke
dengan p-value 0,562 (>0,05).
14. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada
hubungan gaya hidup: alkohol pada pasien
hipertensi dengan resiko terjadinya stroke
dengan p-value 0,888 (>0,05).
15. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada
hubungan
gaya
hidup:
obesitas
pada
pasienhipertensi dengan resiko terjadinya stroke
dengan p-value 0,103 (>0,05).
SARAN
66
Corwin,Elisabeth.2009.Buku
Patofisiologi.Jakarta: EGC
Saku
Gunawan,Lany.2007.
Kanisius
Hipertensi.Jogjakarta:
Jurnal
Harmanto,Ning.2006.Herbal
Keluarga.Jakarta: Gramedia
Untuk
Huon,Gray.2002.Kardiologi.Jakarta:
Erlangga
Medical Series
Joewana,Satya.2003.Gangguan
Mental
dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif:
Penyalahgunaan
NAPZA/NARKOBA/E2.Jakarta:EGC
Kowalski,Robert.2010.Terapi Hipertensi.Bandung:
Qanita
Muchtadi,Deddy.
2009.
Pengantar
Gizi.Bandung: ALFABETA CV
Ilmu
Kebidanan
67
68