Anda di halaman 1dari 2

EFEK JERA BAGI KORUPTOR, HUKUMAN MATIKAH..??

Oleh : Muhammad Japar Sidiq


Apa yang terbayang dibenak anda apabila disebutkan kata koruptor. Mungkin
sebagian dari anda akan mengatakan bahwa koruptor adalah salah satu penjahat yang
paling berbahaya karena menguras kekayaan negara demi kepentingan pribadi. Lalu
kenapa kita seringkali lebih takut bertemu dengan preman daripada dengan koruptor,
padahal keduanya sama-sama merupakan penjahat. Mungkin alasan paling logis adalah
karena preman dapat berpengaruh buruk secara langsung kepada diri kita sendiri,
sedangkan koruptor malah bisa terjadi kebalikannya, yaitu memberikan santunan kepada
pihak-pihak yang ada dilingkungan sekitarnya. Sehingga seringkali koruptor ini malah
dianggap tokoh daerah setempat.
Lalu apakah sebegitu sulitnya menghilangkan korupsi dinegeri ini? Jika kita hanya
menganggap korupsi sebagai suatu kejahatan biasa seperti halnya maling ayam, pencopet,
dll. maka akan sangat sulit untuk menghilangkan korupsi di negeri ini. Bahkan di dalam
undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, korupsi sudah dikategorikan
sebagai kejahatan luar biasa. Sehingga pelaksanaan pemberantasan korupsi pun harus
dengan cara-cara luar biasa.
Disatu sisi kita harus bangga dengan semakin banyaknya koruptor-koruptor yang
berhasil oleh lembaga anti korupsi yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi disisi
lain dengan semakin banyaknya koruptor yang tertangkap oleh KPK muncul pertanyaan
sudah sebegitu parahkah kebobrokan moral anak bangsa ataukah hukuman yang diterima
para koruptor sama sekali tidak menimbulkan efek jera?
Dalam rangka pencegahan, penulis menilai bahwa perbaikan moral anak bangsa
sudah menjadi menu wajib bagi seluruh sektor di negeri ini. Sedangkan untuk
menyembuhkan penyakit korupsi ini, maka hukuman yang harus diberikan kepada koruptor
haruslah dapat memberikan efek jera, sehingga orang-orang akan berpikir ribuan kali untuk
melakukan korupsi.
Penulis melihat bahwa, hukuman yang dijatuhkan kepada para koruptor masihlah
sangat rendah. Coba kita bayangkan seorang koruptor yang hanya dihukum pidana
penjara 5 10 tahun, masih belum termasuk dengan remisi-remisi yang didapatkan oleh
para koruptor yang total remisinya mungkin bisa mencapai setengah dari masa tahanan
koruptor tersebut. Sehingga hanya dalam sekejap para koruptor tersebut bisa dengan
leluasanya keluar dari penjara dan beraktivitas lagi.
Bagi penulis, hukuman mati sangatlah pantas bagi para koruptor dengan nilai
kerugian negara di atas 10 Miliar Rupiah. Sedangkan untuk koruptor dengan nilai kerugian
negara dibawah 10 Miliar Rupiah cukup dihukum pidana penjara seumur hidup. Tetapi bagi

penulis, baik hukuman untuk koruptor dengan nilai kerugian negara di atas 10 Miliar Rupiah
ataupun dengan nilai kerugian negara di bawah 10 Miliar Rupiah belumlah cukup,
seharusnya ditambahkan dengan tidak adanya kemungkinan remisi bagi koruptor. Selain itu,
untuk harta kekayaan yang dimiliki oleh koruptor tersebut beserta keluarganya harus dapat
dilakukan pembuktian terbalik bahwa harta tersebut bukan berasal dari hasil korupsi, jika
tidak bisa membuktikan, maka seluruh harta kekayaan tersebut harus disita dan diambil
untuk kepentingan negara.

Anda mungkin juga menyukai