Anda di halaman 1dari 10

RESUME TEORI AKUNTANSI

POSITIVE ACCOUNTING THEORI


Teori positif dijabarkan sebagai penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan
secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa
adanya sesuai fakta dengan mencari alasan mengapa fenomena itu terjadi.
Adapun Tujuan Teori Akuntansi:

Filosofi; dikeluarkan untuk memahami fenomena-fenomena akuntansi


dengan mengamati kejadian secara empiris dan hasil pengamatan tersebut
digunakan untuk membuat prediksi kejadian di masa akan datang.

Milton
Friedman;
mengembangakan
teori atau hipotesa yang
menghasilkan prediksi yang valid dan bermakna untuk prediksi atau
phenomena yang belum pernah diamati

Watt & Zimerma; memprediksi dan menjelaskan praktek akuntansi


1. Teori Keagenan
Ex Post Opportunism vs Ex Ante Efficient Contracting
Ex Post Opportunism

Agency Contracs memberikan dorongan kepada agen untuk


berperilaku yang bertentangan dengan kepentingan pemilik walaupun ada
Price Protection, kepentingan agen (dorongan untuk berperilaku
disfungsional) tidak jelas/sulit diketahui

Dari perspektif oportunis dalam hal utang, manajer akan bertindak


dengan maksud untuk mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke
pemegang saham (karena manajer mewakili pemegang saham).

Misal apabila perusahaan sedang mengalami tekanan finansial,


manajer akan
bertindak untuk memastikan
bahwa perusahaan tidak
melanggar perjanjian hutang dan pemberi pinjaman menyadari ini selama
mungkin, sehingga perusahaan dapat membayar deviden. Hal ini secara
simultan mengurangi jumlah yang digunakan untuk melunasi hutang apabila
perusahaan gagal.

Contoh lain adalah manajer menggunakan teknik akuntansi yang


meningkatkan profit pada periode kini (missal dengan mempercepat
pengakuan pendapatan), sehingga profit/deviden akan lebih tinggi.
Ex Ante Efficient Contracting

Sudut pandang lain adalah Efficient Contract, di mana kepentingan


agen dan pemilik adalah selaras, sehingga tindakan yang menguntungkan
agen akan mengutungkan pemilik sehingga meningkatkan nilai perusahaan

Walaupun menyadari bahwa agen akan berusaha mentransfer


kekayaan dari pemilik akan tetapi pandangan ini berpendapat bahwa jika
mereka melakukan hal tersebut maka di masa yang akan datang mereka
akan diberi hukuman, sehingga akan menghilangkan keuntungan dari
tindakan oportunis tersebut.

Pandangan ini juga mengakui adanya efek reputasi akan


mengurangi remunerasi di masa yang akan datang jika mereka (agen)
melakukan tindakan disfungsional. Hal tersebut menyebabkan agen akan
menegosiasikan kontraknya agar selaras dengan kepentingan pemilik

Walaupun kontrak tersebut tidak sempurna untuk membatasi agen


dalam berperilaku disfungsional/oportunis, agen akan berperilaku seolah olah
kontrak tersebut telah mengatasi/membatasi perilaku tersebut.
Dalam pandangan ini, manajer akan berusaha menyajikan informasi
yang mencerminkan seakurat mungkin keadaan perusahaan. Hal ini
mengurangi MONITORING COST dan meningkatkan
reputasi manajer
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan nilai SDM manajer.

2. Efisiensi Pasar
Kondisi yang perlu ada untuk suatu pasar yang efisien:
a. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas
b. Semua informasi tersedia tanpa biaya bagi seluruh peserta pasar
c. Semua setuju atas implikasi dari informasi saat ini terhadap harga dan
distribusi sekarang dari harga-harga setiap sekuritas di masa depan
Implikasinya, dalam pasar yang efisien, seseorang sulit mendapatkan
laba ekonomis ketika melakukan perdagangan berdasarkan informasi
Tiga jenis efisiensi pasar:
a.
Efisiensi bentuk lemah (The Weak Form) mengasumsikan bahwa
harga sekuritas pada suatu waktu mencerminkan sepenuhnya
informasi yang terkandung dalam serangkaian harga-harga di masa
lalu
b.
Efisiensi bentuk semikuat (The Semistrong Form) menyatakan
bahwa harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang tersedia
(dipublikasikan), termasuk harga-harga di masa lalu
c.
Efisiensi bentuk kuat (The Strong Form) mengisyaratkan bahwa
harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi
yang tidak tersedia secara umum (public)
Riset-riset akuntansi menggunakan asumsi bentuk semikuat.
3. Kelemahan Teori Positif
a. Teori akuntansi positif tidak memberikan resep dan oleh karena itu tidak
menyediakan sarana untuk memperbaiki praktik akuntansi
b. Teori akuntansi positif tidak bebas nilai, karena tidak ada rumusan yang
pasti yakni yaitu tidak adanya pedoman seperti apa yang harus dilakukan
c. Teori akuntansi tidak ada unsur paksaan, dan membiarkan orang lain
untuk menafsirkan sendiri. Maksudnya tidak ingin memaksakan
pandangan mereka pada orang lain tapi lebih suka memberikan informasi
tentang implikasi yang diharapkan dari tindakan tertentu dan
membiarkan orang untuk memutuskan sendiri apa yang harus mereka
lakukan
d. teori akuntansi positif memiliki asumsi dasar bahwa semua tindakan
dikendalikan oleh keinginan untuk memaksimalkan kesejahteraan
seseorang. Bagi banyak peneliti asumsi seperti itu menunjukan
perspektif yang terlalu negatif dari manusia.
BEHAVIOURAL ACC RESEARCH

Behavioral Accounting Research didefinisikan sebagai: studi terhadap


perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan sebagaimana mereka
dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan pelaporan

Pendekatan dalam Behavioural Research:

Tujuan dari Human Judgement Theory (HJT) adalah untuk mendeskripsikan


bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi
dalam konteks pembuatan keputusan tertentu. Model Brunswik Lens
menjadi metode yang dominan dalam membangun model pengambilan
keputusan, selain itu terdapat 2 pendekatan model penelitan lain yaitu
Proccess tracing dan probabilistic Judgement.
a. Model Brunswik Lens
Memeriksa hubungan antara banyak informasi dan keputusan, pendapat
dan prediksi, dengan melihat kecenderungan atas berbagai respon dari
tanda-tanda tersebut.
Memandang melalui tanda-tanda yang berhubungan dengan peristiwa
untuk menghasilkan kesimpulan dari peristiwa akuntansi tersebut.
Dalam membangun Model Brunswik Lens yang spesifik, subjek diminta
untuk membuat pertimbangan dari sejumlah kasus yang memiliki
kesamaan tanda-tanda.
merupakan alat yang kuat untuk membantu kita memahami proses
pengambilan keputusan dari berbagai situasi yang spesifik
b. Process Tracing Methods

Pembuat keputusan diberikan beberapa studi kasus untuk dianalisis,


akan tetapi, pembuat keputusan diminta untuk mendeskripsikan setiap
tahapan yang dilewati ketika membuat suatu keputusan secara verbal.
Deskripsi verbal tersebut akan dicatat oleh peneliti, dan kemudian
dianalisis untuk membuat diagram decision tree untuk mewakili
proses pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan.
c. Classification and regression trees (CART)

untuk mengatasi kelemahan dari metode lens dan process


tracing dengan mengkombinasikan kekuatan prediktif dan deskriptif
dari kedua pendekatan tersebut.
untuk memprediksi secara benar klasifikasi dari kasus-kasus yang
berbeda ke tipe keputusan yang benar.
untuk membuat model rekomendasi aksi/tindakan atas saham
mengkombinasikan kekuatan yang kuat untuk mengklasifikasikan
rekomendasi analis dengan deskriptor yang intuitif pada proses
pengambilan keputusan mereka
d. Probabilistic Judgement
berguna untuk situasi akuntansi dimana keyakinan awal mengenai
suatu prediksi atau evaluasi perlu direvisi saat ditemukannya bukti
lebih lanjut.
Posterior odds = Likelihood ratio x Prior odds
probabilitas revisi karena adanya bukti tambahan sama dengan
kepercayaan awal dikalikan dengan seberapa banyak ekspektasi
awal harus direvisi
Karakteristik pengambilan keputusan min4
CCONCEPTUAL FRAMEWORK

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kerangka dasar disebut dengan istilah Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan yang didefinisikan sebagai konsep-konsep pemikiran yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. (IAI, 2004, hal. 1)

Perlu tidaknya konseptual framework


Kerangka dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:
1. Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan, istilah serta konsep-konsep yang
terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan keuangan saat ini agar dapat memberikan
penjelasan mengenai batas-batas akuntansi dan pelaporan keuangan sehingga akan memberikan kesamaan
pemahaman antara penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan keuangan.
2. Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas standar yang pernah ada.
Hal ini disebabkan oleh lingkungan usaha yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan lingkungan usaha secara otomatis akan menimbulkan berbagai
jenis transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan menyajikannya dalam laporan
keuangan.
3.

Kerangka dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas
perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang ada
menyediakan lebih dari satu pilihan pelaporan untuk transaksi tertentu.

IAI (2004, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1.
2.

Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya.


Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar
akuntansi keuangan.

3.

Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

4.

Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Mengapa Harus Memiliki Kerangka Dasar?


1.

Banyak masalah muncul karena kurangnya teori umum

2.

Memungkinkan entitas untuk memilih metode akuntansi mereka sendiri dalam batas-batas prinsip akuntansi
yang berlaku umum dianggap diinginkan oleh beberapa .

3.

Inkonsistensi praktek telah dilihat sebagai masalah .

Fakta atau sesuatu yang tidak memihak, apakah akuntansi dapat


berbuat demikian?
Proses penetapan standar di Indonesia dan di dunia
Tujuan ditetapkan Standar Akuntansi
Menyeragamkan Laporan Keuangan
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku
sehingga meminimalkan bias dari penyusun
Memudahkan auditor dalam mengaudit
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda
Latar Belakang adopsi standar akuntansi internasional di Indonesia

Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
Strengthening Transparency and Accountability

Manfaat IFRS
Meningkatkan daya banding laporan keuangan
Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi
perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan
Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan
biaya untuk analisis keuangan bagi para analis
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practise
Permasalahan dalam adopsi dan implementasi IFRS
Translasi standar internasional
Ketidaksesuaian standar internasional dengan hukum nasional
Struktur dan kompleksitas standar internasional
Frekuensi perubahan dan kompleksitas standar internasional
Dampak IFRS terhadap sistem akuntansi dan pelaporan
Peningkatan penggunaan nilai wajar
Diperlukan sumber daya yang kompeten untuk menentukan nilai wajar atau
bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai terutama untuk aset-aset yang
tidak memiliki nilai pasar aktif
Penggunaan estimasi atau judgement
Akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip, akan lebih banyak
dibutuhkan judgement untuk menentukan bagaimana suatu transaksi
keuangan dicatat.
Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak ataupun rinci
IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko baik
kualitatif maupun kuantitatif
MEASUREMENT ASSETS
N Basis pengukuran
o
1
Historical Cost
Biaya
Pada
saat
transaksi

Reproduction Cost

Atribut lain

Keterangan

Acquisition cost
Entry Price
Exit Price

- Jumlah yang dibayar untuk


aset/ kewajiban perusahaan.
- Jumlah yang dibayarkan saat
ini untuk memperoleh aset
untuk memenuhi fungsi dari
aset yang ada,
**dikurangi
penyusutan
jika
mungkin
Jumlah yang dibayarkan saat ini

Net Realizeable Value

Harga
Jual
yang
diharapkan, dikurangi
Biaya Penjualan

Exit Price
Selling Price

Market Value

Current Value

Fair Value

Current Value

Value in Use

untuk memproduksi aset untuk


memenuhi fungsi dari aset yang
ada,
**dikurangi
penyusutan
jika
mungkin
Harga Jual yang diharapkan,
dikurangi Biaya Penjualan
Digunakan
persediaan

Deprival Value
Nilai Pasar (Baik
Entry Price maupun
Exit Price )

untuk

penilaian

Jumlah dimana
aset dan
kewajiban
yang
dapat
dipertukarkan di pasar
Nilai dimana suatu aset dapat
dipertukarkan/ suatu kewajiban
diselesaikan,
Dengan asumsi
transaksi fair, knowleadgeable,
willing parties in an arms length
transaction
Nilai Wajar dapat berupa Nilai
Wajar Aktual atau Estimasi
Nilai Suatu Aset bagi Entitas
bisnis
Kerugian yang diderita
pemilik jika aset dirampas

oleh

Ada beberapa item, apakah dapat diklasifikasikan sebagai aset,


jelaskan kaitannya dengan ownership
Ada suatu company yang meminta pendapat akuntan atas beberapa hal
(apakah aset atau bukan)
Cara Mengukur atau metode penilaian Aset
FASB mengeluarkan draft Fair Value Measurement pada tahun 2004 untuk
menyediakan pedoman penggunaan fair value. Draft tersebut menyediakan
contoh teknik-teknik penilaian yang digunakan untuk mengestimasi fair value,
yaitu :
Pendekatan pasar (market approach)
Menggunakan observasi harga dan informasi dari transaksi-transaksi aktual
yang sama, serupa atau sebanding dengan aset-aset atau utang-utang.
Pendekatan pendapatan (income approach)
Konversi pada jumlah yang akan datang (seperti aliran kas atau earnings)
untuk pemberian potongan tunggal pada jumlah saat ini.
Pendekatan biaya (cost approach)
Jumlah dibutuhkan untuk mengganti kapasitas jasa/service capacity (current
cost replacement).
Pernyataan FASB juga menyediakan sebuah fair value hierarchy, tiga level
yang digunakan untuk mengestimasi fair value. Level tersebut adalah :

Level 1
Menggunakan harga aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam
referensi pasar-pasar yang aktif kapanpun informasi tersedia.
Level 2
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam pasarpasar yang aktif tidak tersedia, maka penilaian akan diestimasi pada hargaharga aset-aset atau utang-utang yang mirip di dalam pasar-pasar aktif.
Level 3
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang sama atau serupa di dalam
pasar-pasar aktif tidak tersedia, atau perbedaan antara aset-aset dan utangutang yang serupa tidak dapat menentukan obyektivitas, fair value akan
diestimasi menggunakan penilaian dengan bermacam-macam teknik yang
konsisten dengan market approach, pendekatan pendapatan dan biaya.
LIABILITIES
Mengapa cara bagaimana mengukur aset dan kewajiban itu penting:
Mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan keuangan
Mempengaruhi kestabilan dan likuiditas keuangan yang digunakan sebagai
sinyal informasi oleh analis, pemberi pinjaman, investor, dan lainnya
Mempengaruhi leverage ratio dan langkah langkah likuiditas
Mempengaruhi keputusan investasi dan peminjaman, keputusan pemasok
dan cara perusahaan dikelola
Mempengaruhi tingkat keuntungan berbasis pada bonus yang dibayarkan
kepada manajer
Bagaimana cara melaporkan
Subjective Value
a. Manajer berusaha untuk menahan aset dan kewajiban yang menjanjikan
untuk menghasilkan target pengembalian perusahaan.
b. Manajer menentukan tipe dan jumlah aset yang paling tepat dan
metodeyang diterapkan perusahaan untuk membiayai mereka
c. Tidak ada basis ekonomi yang lebih memilih satu aset atau susunan
pembiayaan dibanding yang lain, semuanya tergantung dari tujuan
perusahaan
d. Manajemen merumuskan nilai subjektif untuk masing-masing rencana
operasi
e. Masing-masing jawaban pertanyaan mewakili rencana tertentu dari
manajemen operasi dan masing masing rencana melibatkan pola
pembayaran yang diharapkan
True Economic Value
a. Merupakan nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan
b. Sangat subjektif dan futuristik konsep yang berhubungan dengan keinginan
orang untuk satu item dan mungken berlawanan dengan pihak lain
c. Ada banyak variabel yang mempengaruhi keinginan orang dan nilai yang
mereka tempatkan
d. List variabel ditekan menjadi sejumlah kecil dan lebih dapat dimanage
tergantung pada tujuan untuk menetapkan nilai
e. True economic value tidak dapat diketahui
f. Kita tidak tahu berapa bobot yang harus ditetapkan pada variabel
Cost vs Value

Cost adalah pengorbanan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi, yang diberikan
atau hilang untuk dikonsumsi, ditabung/disimpan, ditukar atau diproduksi.
Komponen cost:

Harga Beli

Biaya yang berkaitan langsung

Estimasi biaya membongkar dan memindahkan atau memulihkan kembali


Cost = pengorbanan
Value = future benefit
Cara menentukan nilai
Market Value : harga dimana terdapat kesepakatan diantara penjual dan
pembeli, dengan catatan : penjual dan pembeli memiliki pilihan, transaksi
keduanya adalah arm,s length transaction dan harga yang diterima menunjukan
suatu preferensi.
Deprival value : value yang hilang jika perusahaan kehilangan atau berhenti
menggunakan asetnya.
Konsep liabilitas vs ekuitas pemilik
Kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomi masa datang sedangkan
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban
REVENUE AND RECOGNITION
Revenue berhubungan dengan peningkatan bruto dalam nilai aset dan modal
yang pada akhirnya berkaitan dengan peningkatan jumlah kas.
Seperti yang sudah ditekankan sebelumnya, revenue adalah peningkatan nilai
total aset (atau penurunan nilai liabilities) dan modal yang tidak berasal dari
tambahan kontribusi pemilik
Apakah dapat diakui sebagai pendapatan?
Kriteria Pengakuan Pendapatan:
Measurabiity of Asset Value
Pendapatan dapat dilihat sebagai arus masuk yang meningkatkan nilai dari
total aset perusahaan, bersamaan dengan peningkatan ekuitas
FASB menyatakan bahwa pendapatan dan beban secara umum tidak diakui
sampai terrealisasi (realised) atau dapat terealisasi (realizable)
realizable aktiva yang diterima segera dapat dikonversi untuk
mengetahui jumlah tunai atau klaim menjadi tununtuk mencegah
manajemen dari kehabisan modal kerja untuk membayar deviden ketika
perusahaan mempunyai sedikit aset lancar
untuk kepastian hukum bahwa dividen yang dibagikan berasal dari
keuntungan
Exixtence of Transaction
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan
kesediaan untuk membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan,
transaksi tersebut tentu merupakan bukti objektif dari peningkatan nilai
perusahaan. Belum ada transaksi maka menggunakan nilai pasar persediaan
dan aset lainnya
Substansial Completion of the earning process

Berfokus pada pengertian bahwa pendapatan tidak dihasilkan (diperoleh)


sampai perusahaan telah melaksanakan sebagian besar kegiatan untuk
memperoleh pendapatan. Tetapi ketika sebagian besar operasi yang
merupakan proses penerimaan telah dilakukan oleh perusahaan, maka biaya
yang terkait dengan operasi-operasi juga dapat ditentukan
Bagaimana mnegukur pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima
diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi
diskon atau rabat
Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontoka
n arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed).
Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan
pendapatanmenghasilkan pendapatan.
Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan

EXPENSE
Critism of Matching
Menyebabkan balance sheet terkucilkan, hanya kumpulan cost yang belum
terjadi nunggu abis
Great deal of judgment, kurang kasih evidence yang obyektif
Susah menentukan cause and effect yang bisa diatribusi ke ekspense
Alokasi tidak dapat dibenarkan karena harus mengukitu 3 syarat: Menurut
Thomas dalam buku Teori Akuntansi (Godfrey,1994) alokasi tersebut secara
teoritis tidak tepat. Terdapat tiga krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
Additivity
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian
tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih.
Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka jumlah
alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai kendaraan
sebelum alokasi.
Uanambiguity
Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan metode
yang dipilih.
Defenseability
Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat
menyediakan
pernyataan
yang
meyakinkan
pilihannya
dan
mempertahankannya dari kemungkinan adanya metode alternatif lainnya.
Matcing
Proses matching melibatkan pengakuan bersama atau gabungan dari revenue
dan expense yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari
transaksi atau peristiwa lain yang sama.
Cara yang ideal dalam menyandingkan beban dengan pendapatan adalah
dengan menghubungkan penyebab dengan akibatnya, dimana sebabakibat itu sulit dibuktikan;
Jika menghubungkan penyebab dengan akibat tidak dapat dilakukan, cara
alternatif untuk menyandingkan revenue dengan expense adalah
menggunakan prosedur alokasi sistematis dan rasional.

Proses penyandingan dimulai dengan menghubungkan cost pada


segmen waktu, selanjutnya jumlah expense diasumsikan berkorelasi
dengan revenue untuk periode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai