merupakan alat yang kuat untuk membantu kita memahami proses pengambilan
keputusan dari berbagai situasi yang spesifik
b. Process Tracing Methods
Pembuat keputusan diberikan beberapa studi kasus untuk dianalisis, akan tetapi,
pembuat keputusan diminta untuk mendeskripsikan setiap tahapan yang dilewati
ketika membuat suatu keputusan secara verbal. Deskripsi verbal tersebut akan
dicatat oleh peneliti, dan kemudian dianalisis untuk membuat diagram decision
tree untuk mewakili proses pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan.
c. Classification and regression trees (CART)
untuk mengatasi kelemahan dari metode lens dan process tracing dengan
mengkombinasikan kekuatan prediktif dan deskriptif dari kedua pendekatan
tersebut.
untuk memprediksi secara benar klasifikasi dari kasus-kasus yang berbeda ke tipe
keputusan yang benar.
untuk membuat model rekomendasi aksi/tindakan atas saham
mengkombinasikan kekuatan yang kuat untuk mengklasifikasikan rekomendasi
analis dengan deskriptor yang intuitif pada proses pengambilan keputusan
mereka
d. Probabilistic Judgement
berguna untuk situasi akuntansi dimana keyakinan awal mengenai suatu prediksi
atau evaluasi perlu direvisi saat ditemukannya bukti lebih lanjut.
Posterior odds = Likelihood ratio x Prior odds
probabilitas revisi karena adanya bukti tambahan sama dengan kepercayaan awal
dikalikan dengan seberapa banyak ekspektasi awal harus direvisi
CCONCEPTUAL FRAMEWORK
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kerangka dasar disebut dengan istilah
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang didefinisikan sebagai
konsep-konsep pemikiran yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bagi para pemakai eksternal. (IAI, 2004, hal. 1)
Perlu tidaknya konseptual framework
Kerangka dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:
1.
Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan, istilah
serta konsep-konsep yang terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan
keuangan saat ini agar dapat memberikan penjelasan mengenai batas-batas
akuntansi dan pelaporan keuangan sehingga akan memberikan kesamaan
pemahaman antara penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan
keuangan.
2.
Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas
standar yang pernah ada. Hal ini disebabkan oleh lingkungan usaha yang selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan lingkungan usaha secara otomatis akan menimbulkan berbagai jenis
transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan menyajikannya
dalam laporan keuangan.
3.
Kerangka dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk
pelaporan aktivitas perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang ada menyediakan lebih dari satu pilihan pelaporan
untuk transaksi tertentu.
IAI (2004, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1.
2.
3.
4.
Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership
Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting standard.
MEASUREMENT ASSETS
N
Basis pengukuran
o
1
Historical Cost
Biaya
Pada
saat
transaksi
Atribut lain
Keterangan
Acquisition cost
Entry Price
Exit Price
Reproduction Cost
Exit Price
Selling Price
Market Value
Current Value
Fair Value
Current Value
Value in Use
Deprival Value
Nilai Pasar (Baik Entry
Price
maupun
Exit
Price )
Digunakan
untuk
penilaian
persediaan
Jumlah dimana aset dan kewajiban
yang dapat dipertukarkan di pasar
Nilai dimana suatu aset dapat
dipertukarkan/
suatu
kewajiban
diselesaikan,
Dengan asumsi
transaksi
fair, knowleadgeable,
willing parties in an arms length
transaction
Nilai Wajar dapat berupa Nilai Wajar
Aktual atau Estimasi
Nilai Suatu Aset bagi Entitas bisnis
Kerugian yang diderita oleh pemilik
jika aset dirampas
Pernyataan FASB juga menyediakan sebuah fair value hierarchy, tiga level yang
digunakan untuk mengestimasi fair value. Level tersebut adalah :
Level 1
Menggunakan harga aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam referensi pasarpasar yang aktif kapanpun informasi tersedia.
Level 2
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang yang sama di dalam pasar-pasar
yang aktif tidak tersedia, maka penilaian akan diestimasi pada harga-harga asetaset atau utang-utang yang mirip di dalam pasar-pasar aktif.
Level 3
Jika harga-harga untuk aset-aset dan utang-utang sama atau serupa di dalam pasarpasar aktif tidak tersedia, atau perbedaan antara aset-aset dan utang-utang yang
serupa tidak dapat menentukan obyektivitas, fair value akan diestimasi
menggunakan penilaian dengan bermacam-macam teknik yang konsisten dengan
market approach, pendekatan pendapatan dan biaya.
LIABILITIES
Mengapa cara bagaimana mengukur aset dan kewajiban itu penting:
Mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan keuangan
Mempengaruhi kestabilan dan likuiditas keuangan yang digunakan sebagai sinyal
informasi oleh analis, pemberi pinjaman, investor, dan lainnya
Mempengaruhi leverage ratio dan langkah langkah likuiditas
Mempengaruhi keputusan investasi dan peminjaman, keputusan pemasok dan cara
perusahaan dikelola
Mempengaruhi tingkat keuntungan berbasis pada bonus yang dibayarkan kepada
manajer
Bagaimana cara melaporkan
Subjective Value
a. Manajer berusaha untuk menahan aset dan kewajiban yang menjanjikan untuk
menghasilkan target pengembalian perusahaan.
b. Manajer menentukan tipe dan jumlah aset yang paling tepat dan metodeyang
diterapkan perusahaan untuk membiayai mereka
c. Tidak ada basis ekonomi yang lebih memilih satu aset atau susunan pembiayaan
dibanding yang lain, semuanya tergantung dari tujuan perusahaan
d. Manajemen merumuskan nilai subjektif untuk masing-masing rencana operasi
e. Masing-masing jawaban pertanyaan mewakili rencana tertentu dari manajemen
operasi dan masing masing rencana melibatkan pola pembayaran yang diharapkan
True Economic Value
a. Merupakan nilai yang paling berguna bagi pengguna laporan keuangan
b. Sangat subjektif dan futuristik konsep yang berhubungan dengan keinginan orang
untuk satu item dan mungken berlawanan dengan pihak lain
c. Ada banyak variabel yang mempengaruhi keinginan orang dan nilai yang mereka
tempatkan
d. List variabel ditekan menjadi sejumlah kecil dan lebih dapat dimanage tergantung
pada tujuan untuk menetapkan nilai
e. True economic value tidak dapat diketahui
f. Kita tidak tahu berapa bobot yang harus ditetapkan pada variabel
Cost vs Value
Cost adalah pengorbanan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi, yang diberikan atau
hilang untuk dikonsumsi, ditabung/disimpan, ditukar atau diproduksi. Komponen cost:
Harga Beli
diukur dengan nilai wajar yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon
atau rabat
Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus k
as yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed).
Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan
pendapatanmenghasilkan pendapatan.
Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan
EXPENSE
Critism of Matching
Menyebabkan balance sheet terkucilkan, hanya kumpulan cost yang belum terjadi
nunggu abis
Great deal of judgment, kurang kasih evidence yang obyektif
Susah menentukan cause and effect yang bisa diatribusi ke ekspense
Alokasi tidak dapat dibenarkan karena harus mengukitu 3 syarat: Menurut Thomas dalam
buku Teori Akuntansi (Godfrey,1994) alokasi tersebut secara teoritis tidak tepat.
Terdapat tiga krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
Additivity
Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian tersebut
harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih. Misalnya, alokasi
beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka jumlah alokasi untuk setiap tahun
tersebut harus sama dengan nilai kendaraan sebelum alokasi.
Uanambiguity
Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan metode yang
dipilih.
Defenseability
Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat menyediakan
pernyataan yang meyakinkan pilihannya dan mempertahankannya dari kemungkinan
adanya metode alternatif lainnya.
Matcing
Proses matching melibatkan pengakuan bersama atau gabungan dari revenue dan
expense yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau
peristiwa lain yang sama.
Cara yang ideal dalam menyandingkan beban dengan pendapatan adalah dengan
menghubungkan penyebab dengan akibatnya, dimana sebab-akibat itu sulit
dibuktikan;
Jika menghubungkan penyebab dengan akibat tidak dapat dilakukan, cara
alternatif untuk menyandingkan revenue dengan expense adalah menggunakan
prosedur alokasi sistematis dan rasional.
Proses penyandingan dimulai dengan menghubungkan cost pada segmen
waktu, selanjutnya jumlah expense diasumsikan berkorelasi dengan revenue
untuk periode tersebut.