kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Dalam pelaksanaan pembetonan, sering dihadapi kasus-kasus seperti tempat
pengecoran yang berair, lokasi pengecoran yang jauh, volume pembetonan yang terlalu besar
sehingga dikhawatirkan pembetonan tidak menyatu. Dalam hal ini kita membutuhkan
Superplasticizer untuk menghadapi kasus-kasus yang biasa terjadi di lapangan
ini.
1. JENIS SUPERPLASTICIZER
Superplasticizer merupakan bahan tambah (admixture). Bahan tambah
additive dan admixture adalah bahan selain semen, agregat dan air yang
ditambahkan pada adukan beton, sebelum atau selama pengadukan beton
untuk mengubah sifat beton sesuai dengan keinginan perencana.
Penambahan additive atau admixture tersebut ke dalam campuran beton
ternyata telah terbukti meningkatkan kinerja beton hampir disemua
aspeknya, yaitu kekuatan, kemudahan pengerjaan, keawetan dan kinerjakinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern.
Mengacu pada klasifikasi ASTM C494-82, dikenal 7 jenis admixture sebagai
berikut :
a.
Tipe B : Retarder
Bahan kimia untuk memperlambat proses ikatan beton. Bahan ini
diperlukan apabila dibutuhkan waktiu yang cukup lama antara
pencampuran/pengadukan beton dengan penuangan adukan. Atau dimana
jarak antara tempat pengadukan betondan tempat penuangan adukan cukup
jauh.
c.
Tipe C : Accelerator
d.
g.
dengan
dengan
Jenis SMF dan SNF yang disebut garam sulfonik lebih sering
digunakan karena lebih effektif dalam mendispersikan butiran semen,
juga mengandung unsur-unsur yang memperlambat pengerasan.
Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam
air yang telah
dipersatukan dengan mengunakan proses polymerisasi yang komplek untuk
menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molecular yang tinggi.
Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel
semen dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel
semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini akan menimbulkan
pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan
meningkatkan workabilitas. Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan
beton dengan kuat tekan yang tinggi.
menghasilkan beton yang setara mutunya dengan faktor air semen yang
lebih kecil, sehingga pemakaian semen menjadi lebih sedikit -- namun
pemakaian untuk tujuan ini tidak terlalu sering digunakan, karena jumlah
semen minimum yang dis yaratkan untuk beton tertentu harus dipenuhi
ditambah superplasticizer maka waktu setting menjadi lebih cepat -sebenarnya waktu settingnya tidak menjadi lebih cepat namun karena
penurunan nilai slump (kehilangan slump) yang relatif cepat, secara visual
dan pengerjaannya menimbulkan kesan bahwa beton sudah mengeras dalam
arti memasuki masa setting.
Untuk mengakali efek negatif ini, penambahan superplasticizer dapat
dicampurkan sesaat sebelum beton segar dituang di lapangan -- namun perlu
sangat diperhatikan takaran/dosis penggunaannya terutama jika penambahan
superplasticizer dilakukan setelah beton segar dituang sebagian yang
mengakibatkan kesulitan mengetahui sisa beton segar yang masih ada di
dalam mobile mixer.
Demikianlah pembahasan paper saya tentang Superplasticizer, yang
merupakan tugas dari salah satu mata kuliah Magister Teknik Sipil bidak
RSK, Semoga apa yang saya paparkan di atas bisa menjadi hal yang positif
bagi kita semua.