Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA

Pancasila adalah gagasan fundamental mengenai hidup bernegara milik


seluruh bangsa indonesia, bukan hanya milik negara ( rezim pemerintah).
Berdasarkan catatan sejarah, upaya perumusan pancasila terkait erat dengan upaya
bangsa indonesia mempersiapkan kemerdekaannya. Adapun gambaran mengenai
proses dan isi perumusan itu secara ringkas disajikan dalam uraian berikut.
A. Perumusan Pancasila dalam Persidangan BPUPKI
Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, pada tanggal 28 Mei 1994
dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai. Badan ini terdiri dari 62 orang
anggota. Ketuanya adalah dr. Radjiman Widiodiningrat. Tugas BPUPKI
adalah mempertimbangkan masalah-masalah pokok dan kemudian
merumuskan rencana-rencana pokok bagi Indonesia Merdeka.
a. Sidang pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni
1945. Ketua BPUPKI dr. Radjiman meminta kepada anggota
BPUPKIuntuk mengemukakan pandangan tentang apa yang akan
dijadikan Dasar Indonesia Merdeka. Dasar negara itu dianggap perlu
karena negara hanya akan berfungsi dengan baik bila terdapat gambaran
yang jelas tentang hakikat, dasar, dan tujuannya. Dalam sidang pertama
BPUPKI itu, tiga orang anggota mendapatkan kesempatan untuk
memngemukakan pendapatnya. Muhammad Yamin memberikan usulan
dasar negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Sementara itu, dalam pidato pada tanggal 31 Mei 1945, Supomo
mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
1. Negara indonesia yang merdeka hendaknya merupakan negara
nasional yang bersatu dalam arti totaliter atau integralistik.
2. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada Tuhan, tetapi
urusan agama hendaknya terpisah dari urusan negara dan
diserahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan.
3. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu badan
Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa
dengan wakil-wakil rakyat secara terus menerus.

4. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas


kekeluargaan, sistem tolong menolong, dan sistem kooperasi.
5. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan
indonesia yang asli, dengan sendirinya akan bersifat Negara Asia
Timur Raya.
Pada tanggal 1 Juni 1945, hari terakhir masa sidang pertama BPUPKI,
Soekarno menyampaikan pidato tentang dasar negara. Pidato ini
kemudian amat terkenal dengan sebutan Pidato Lahirnya Pancasila. Di
dalam pidato ini, Soekarno menawarkan agar Indonesia Merdeka bukan
negara agama dan bukan pula negara sekuler, tetapi negara yang
berdasarkan Pancasila. Pancasila seperti yang diusulkan oleh Soekarno
dirumuskan menurut urutan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Kebangsaan
Internasionalisme
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan diluar sidang oleh para
anggota BPUPKI yang tinggal di Jakarta. Pertemuan itu dimaksudkan
untuk menjembatani perbedaan antara golongan nasional dengan islam.
Pada kesempatan ini dibentuk sebuah panitia yang dikenal dengan
sebutan Panitia Sembilan yang beranggotakan Soekarno, Mohammad
Hatta, Muhammad Yamin, Subarjo, A.A. Maramis, Abdul Kahar Moezakhir,
Wachid hasyim, Abikusnon Tjokrosujoso, dan K.H. Agus Salim.
Setelah mengadakan pembahasan, panitia ini berhasil menetapkan
Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan nama
Piagam Jakarta. Rumusan itu berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Karena itu,
Pancasila dalam Piagam Jakarta dirumuskan demikian :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Sidang Kedua BPUPKI
Dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945, Soekarno selaku
ketua panitia sembilanmelaporkan isi Piagam Jakarta sebagai usul
Pembukaan UUD kepada sidang BPUPKI. Ketua BPUPKI kemudian
membentuk Panitia Perancang UUD, diketuai oleh Soekarno. Pada 11 Juli
1945, Panitia membicarakan rancangan Pembukaan UUD. Lalu ketua

membentuk Panitia Kecil yang beranggotakan 7 orang diketuai oleh


Soepomo untuk membentuk rancangan UUD. Hasil kerja Panitia Kecil ini
dibicarakan pada 13 Juli 1945 dan diterima oleh Panitia Perancang UUD.
Pada 14 juli 1945 sidang pleno BPUPKI membicarakan rancangan
Pembukaan UUD itu dan menerimanya dengan sedikit perubahan. Pada
15 juli 1945, dibicarakan rancangan UUD. Setelah Soekarno dan
Soepomo memberikan penjelasan umum dan pasal demi pasal, masingmasing anggota memberikan tanggapan. Mengenai agama timbul
perdebatan sengit. Akan tetapi, pada tanggal 16 Juli 1945 rancangan
UUD diterima dengan bulat. Dengan demikian, tugas BPUPKI selesai dan
badan tersebut dibubarkan setelah menyampaikan hasil kerja dan
usulnya tentang pembentukan suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan.
B. Perumusan pancasila dalam Persidangan PPKI
Pada 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI), yang beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah melaksanakan
Kemerdekaan Indonesia dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
membentuk suatu negara. Soekarno ditunjuk sebagai Ketua dan Muhammad
Hatta sebagai Wakil Ketua.
Pada 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang dan mengambil beberapa
keputusan penting, yaitu :
1. Mengesahkan Pembukaan UUD
2. Mengesahkan UUD
3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden
4. Menetapkan bahwa untuk sementara waktu Presiden akan dibantu
oleh sebuah Komite Nasional.
Di antara kesepakatan mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan,
terdapat satu perubahan penting, yaitu mengenai rumusan sila pertama
Piagam Jakarta. Anak kalimat dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya disepakati untuk dihilangkan. Karena itu, sila
pertama menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Dihilangkannya anak kalimat
tersebut disetujui oleh semua anggota PPKI. Hal itu dilakukan berdasarkan
pertimbangan bahwa di dalam suatu pernyataan pokok mengenai seluruh
bangsa sebaiknya tidak ditempatkan suatu hal yang hanya mengenai
sebagian rakyat Indonesia, sekalipun bagian yang besar. Pencoretan anak
kalimat itu adalah untuk menjaga persatuan bangsa dan keutuhan seluruh
wilayah Indonesia.
Lalu pancasila ditetapkan dalam Pembukaan UUD sebagai dasar negara
Republik Indonesia, seperti berikut:
... maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam susunan
negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar

kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan Indonesia yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan,
serta
dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila yang dirumuskan secara definitif adalah rumusan Pancasila yang
telah disepakati dalam PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Adapun rumusan naskah Pancasila tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Ketuhanan Yang Maha Esa,


Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

TUGAS KEWARGANEGARAAN
ARTIKEL
PANCASILA

NIM

: 111201033

NAMA

: ARI KRISDIANA

KELAS

: TP A

Anda mungkin juga menyukai