Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan sasaran pengorganisasian
komunitas
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengembangan dan pengorganisasian
komunitas
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat
4. Mahasiswa mampu mengetahui model kemitraan keperawatan komunitas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tujuan dan sasaran pengorganisasian komunitas
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati).
b. Perumusan maslah;
c. Penggunaan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan
hal-hal tersebut.
2. Bentuk tidak langsung (indirect)
Disini harus ada orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya
kebutuhan atau masalah yang jika diambil tindakan untuk
mengatasinya maka akan timbul manfaat bagi masyarakat. Hal ini
dapat berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
a. Untuk menampung apa yang direncakan secara tidak formal oleh
para petugas.
b. Mempunyai efek samping terhadap mereka yang belum
termotivasi dalam kegiatan ini.
Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat
Spesific content objective approach
Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya
kepentingan bagi masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk
memenuhi kebutuhan yang dirasakan. Hal ini bisa dilakukan oleh
organization).
Process organization approach
Penggunaannya berasal dari prakarsa masyarakat, timbul kerjasama
dari anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri
mengembangkan kemampuannnya sesuai dengan kapasitas mereka
dalam melakukan usaha mengatasi masalah. Salah satu contohnya
adalah kelompok kerja kesehatan (pokjakes) yang dibentuk dengan
prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
G. R. Murray (2001) membagi peranan tugas dalam beberapa
10
11
bisa secara formal (bupati, camat, lurah, BPD, dan lainnya) maupun
nonformal (kyai, ulama, kader, dan lainnya). Pengaruh formal terjadi
jika pengaruh tersebut tumbuh karena ditunjang oleh kekuatan atau
birokrasi formal. Sedangkan, pengaruh nonformal diperoleh bukan
karena jabatan resminya tetpai karena kemampuan dan hubungan
antar pribadi mereka dengan anggota masyarakat. Orang-orang yang
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain seperti itu
disebut tokoh masyarakat.
Para tokoh masyarakati ini memainkan peranan penting dalam
proses penyebaran inovasi. Tetapi perlu kita ingat ada tokoh
masyarakat yang aktif dan pasif terhadap inovasi. Mereka dapat
emepercepat difusi dan bisa juga melakukan sebaliknya. Oleh karena
itu, perawat komunitas harus menaruh perhatian khusus pada tokoh
masyarakat pada sistem sosial yang menjadi binaannya. Mengenali
dan melibatkan tokoh masyarakat setempat adalah penting dalam
pembangunan kesehatan yang berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan. Beberapa teknik untuk
mengetahui atau mengenal serta menentukan siapa yang menjadi
pemuka atau tokoh masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Teknik sosiometri
Teknik ini dilkaukan dengan cara menanyakan anggota
masyarakat kepada siapa mereka meminta nasehat atau mencari
informasi mengenai masalah-masalah kemasyarakatan yang
mereka hadapi. Pemimpin adalah mereka yang banyak disebut
para responden. Teknik sosiometri ini adalah alat ukur yang
paling valid untuk menentukan individu yang diannggap
pemimpin oleh masyarakatnya. Kelemahan teknik ini adalah sulit
dilakukan jika sistem sosial yang digunakan memiliki populasi
besar.
b. Teknik informsi rating
Teknik ini merupakan teknik fokus dengan menanyakan langsung
kepada narasumber di masyarakat ynag dianggap mengenal
dengan baik situasi sistem sosial. Para narasumber ini ditanya,
siapakan menurut pendapatnya yang diannggap pemimpin dan
12
14
16
17
18