Definisi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan
hasratnya untuk mati. Prilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan
ancaman verbal yang akan mengakibatkan kematian, atau luka yang menyakiti
diri sendiri
Menurut Keliat (1991) bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri
sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri ini dapat berupa keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Bunuh diri adalah tindakan untuk membunuh diri sendiri (Vide Beck, 2008).
2.
Etiologi
b.
Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan
interpersonal / gagal melakukan hubungan yang berarti.
c.
Perasaan marah / bermusuhan, bunuh diri dapat melakukan hubungan
pada diri sendiri.
d.
1)
Keputusasaan
2)
3)
4)
5)
Hidup sendiri
b.
Riwayat
1)
2)
3)
c.
Diagnostik
1)
2)
Psikosis
3)
Penyalahgunaan zat.
3.
Patofisiologi
Semua perilaku bunuh diri adalah serius, apapun tujuannya. Dalam pengkajian
perilaku bunuh diri, lebih ditekankan pada metoda lebalitas yang dilakukan atau
digunakan. Walaupun semua ancaman dan percobaan bunuh diri harus
ditanggapisecara serius, perhatian yang lebih waspada dan seksama menjadi
indikasi jika seseorang mencoba bunuh diri dengan cara yang paling mematikan
seperti dengan pistol, mengantungkan diri atau loncat.
Perilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :
a.
b.
c.
Bunuh diri
Individu putus harapan menunjukkan perilaku yang tidak berdaya, putus asa,
apatis, kehilangan, ragu-ragu, sedih, depresi serta yang paling berat adalah
bunuh diri.
a.
Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa
gagal dan kecewa jika cita-cita tidak tercapai.
c.
Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan
kesedihan dan rendah diri. Banyak teori yang menjelaskan tentang depresi dan
semua sepakat keadaan depresi merupakan indikasi terjadi bunuh diri.
d.
Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
e.
2)
Perasaan terisolasi
3)
4)
4.
Gejala Klinis
a.
1)
Keputusasaan
2)
3)
4)
5)
6)
Penurunan BB
7)
b.
Petunjuk Psikiatrik
1)
2)
Kelainan afektif
3)
4)
5)
c.
Riwayat Psikososial
1)
2)
Hidup sendiri
3)
d.
Faktor Kepribadian
1)
2)
3)
Keputusasaan
4)
5)
c.
d.
5.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen suicide sangat
tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk bunuh diri, namun
resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide adalah berhasilnya klien
dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika gagal akan meningkatkan
kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat kimia atau
intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare, pupil pi- poin,
reaksi cahaya negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine
dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya meninggal.
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan
menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan
terutama jaringan otak.
Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok hipovolemik yang jika tidak
dilakukan resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik
syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
6.
Pemeriksaan diagnostik
7.
Penatalaksanaan
1.
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan yang diharapkan pasien tidak akan membahayakan diri sendiri secara
fisik. Rencana asuhan keperawatan untuk individu dengan perilaku bunuh diri
difokuskan pada melindungi pasien dari perilakunya yang dapat membahayakan
diri dan mengganti klien mengganti koping yang destruktif dengan koping yang
konstruktif. Rencana keperawatan juga mencakup penyuluhan tentang penyakit.
4.
Pelaksanaan
a.
1)
2)
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
dapat kita lakukan :
a)
Menemani pasien terus- menerus sampai dia dapat dipindahkan
ketewmpat yang aman
b)
Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas tali
pinggang)
c)
Mendapatkan orang yang dapat segera membawa pasien ke rumah sakit
untuk pengkajian lebih lanjut dan kemungkinan dirawat
d)
Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat
e)
Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.
b.
1)
Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunun diri
2)
Tindakan:
a)
Menganjurkan keluarga untuknikut mengawasi pasien serta jangan perna
meniggalkan pasien sendirian
b)
Menganjurka keluarga untuk membantu pasien menjauhi barang-barang
berbahaya disekitar pasien
c)
Mendiskusikan dengan keluarga orang yang dapat membawa pasien ke
rumah sakit sesegera mungkin
d)
1)
Tujuan:
a)
b)
c)
d)
2)
Tindakan Keperawatan
a)
Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau tema.
b)
c)
1)
2)
Tindakan keperawatan:
a)
Menayakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah
muncul pada pasien
Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien beresiko bunuh diri.
b)
Evaluasi
3)
d.
Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan
asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat
pasien dengan resiko bunuh diri. Untuk itu diharapkan :
1)
2)
Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota
keluarga yang beresiko bunuh diri
3)
Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam
merawat anggota keluarga yang beresiko bunuh diri