Disusun Oleh :
Baskoro Aji Nugroho
Shokhikhun Matiq
B1J011067
B1J012085
I.
PENDAHULUAN
perbengkelan
(Binpa. 2011).
masyarakat
organik
dan nonorganik
Potensi
II.
PEMBAHASAN
Nitrogen dan Fosfor merupakan komponen utama dari polusi bahan organik.
Secara umum, lumpur mangrove dapat mengikat air buangan yang mengandung
posfor secara baik, tetapi kurang efektif untuk melepas nitrogen. Nitrogen dan posfor
tersebut umumnya terikat di dalam lapisan sedimen bagian atas, di mana bahan-bahan
organic tersebut diurai oleh mikroorganisme. Konsentrasi yang tinggi dari polutan
organik dapat menimbulkan penyakit, kematian dan perubahan dalam komposisi jenis
mangrove (Tattar et al. 1994).
Polutan organic terjadi jika kandungan dilingkungan berlebihan dan kondisi
lingkungan yang tidak mendukung vegetasi mangrove untuk memanfaatkannya. Efek
dari polutan organic tersebut menyebabkan efek yang kurang baik terhadap
pertumbuhan populasi invertebrate yang hidup di habitat mangrove yang
bersangkutan. Pengaruh polutan organic di habitat mangrove akan lebih buruk apabila
polutan tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang beracun yang tentunya selain
menyebabkan kematian terhadap tumbuhan mangrove juga menyebabkan kematian
terhadap berbagai jenis fauna yang hidup di sedimen mangrove tersebut (Kusmana,
2003).
Polutan organic yang biasa dianalisis adalah kadar amoniak, nitrat dan fosfat.
Penentuan kadar amonia dilakukan dengan metode spektrofotometer secara fenat
pada kisaran 0,1 mg/L sampai dengan 0,6 mg/L NH3-N dengan panjang gelombang
640 nm. Penentuan kadar nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometer pada
kisaran kadar 0,1 mg/L - 2,0 mg/L dengan menggunakan metode brusin dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm. Penentuan kadar phosfat
dilakukan dengan metode spektrofotometer secara asam askorbat pada kisaran kadar
0,0 mg P/L sampai dengan 1,0 mg P/L. Prinsip dari metode ini didasarkan pada
pembentukan senyawa kompleks fosfomolibdat yang berwarna biru. Kompleks
tersebut selanjutnya direduksi dengan asam askorbat membentuk warna biru
III.
KESIMPULAN
polutan organic secara umum terjadi akibat dari aktivitas manusia yang tidak
sadar tentang kesehatan lingkungan, seperti penggunaan pupuk yang
berlebihan dan membuang limbah cair, atau sampah ke sungai.
DAFTAR REFRENSI
Binpa. 2011. Teluk Youtefa diisukan tercemar. Papua: Harian Umum Bintang.
Erari, Semuel Sander, Jubhar Mangimbulude, dan Karina Lewerissa. 2012.
Pencemaran organik di perairan pesisir pantai teluk youtefa Kota
Jayapura, Papua (organic waste in the youtefa bay shoreline of jayapura,
Papua) dalam Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa.
Hardayanti. 2007. Fitoremediasi Phospat dengan Pemanfaatan Enceng Gondok
(Eichhornia crassipes) (studi kasus pada limbah cair Industri kecil
laundry). Jurnal Presipitasi Vol. 2 No.1.
Hendrawati, Tri Heru Prihadi, Nuni Nurbani Rohmah. 2008. Analisis Kadar
Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau
akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Jakarta:
Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah.
Jenie. B. S. L. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.
Kusmana, Cecep. 2003. Respon Mangrove terhadap Pencemaran. BOGOR:
Silvikultur IPB.
Linsley. R. K. 1991. Teknik Sumberdaya Air. Penerbit Erlangga.
Rozak , Abdul, Hutagalung,dan Horas. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen
dan Biota. Buku Kedua. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.11.
Tattar, TA, Klekowski, Ej and Turner, BJ. 1994. Dieback and Mortality in Red
Mangrove, Rhizophora mangle L, in Southwest Puerto Rico.
Arboricultural Journal 18, 419-429.