Editor : Fia
Tuberkulosis
Okayy,,,, kuliah kali ini akan membahas tentang Tuberculosis
mycobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis
61
Editor : Fia
Gimanaa sedikit terang atau sedikit bingung atau malah lebih bingung?? Ahahhaha kalo bingung
akan ada penjelasaan yang lebih lengkap mengenai imunologi Di bawah iniiiii ^^
Tuberkulosis
62
Editor : Fia
(9) Setelah CD 4 ini mendekat ke makrofag untuk (10) CD 4 yang aktif ini akan bersiap
membicarakan strategi, selanjutnya aktiflah si CD menghadapi TB. CD 4 akan memobilisasi
4 iniii...
munculnya interferon gamma sehingga bisa
membunuh para bacteri TB. Nahh kalo daya
tahan bagus orang tersebut g akan terinfeksi TB
ini
(11) Lalu berdatanganlah para super hero lain (12) Kedatangan dari makrofag lainnya, TNFuntuk membantu tuhh bisa diliatt jadi makin alfa, INF-gamma, IL-6, IL-1,ini akan berusaha
banyak kannn
mengeliminasi TB. Kalo sukses orang tersebut g
akan kena TB.
Tuberkulosis
63
Editor : Fia
Tuberkulosis
64
Editor : Fia
Lalu dilakukanlah pungsi untuk mengeluarkan cairan tsb. Ternyata banyak sekali cairannya lalu tim
yang menangani mas otot sepakat untuk melakukan bedah jantung dan pas dibedah ditemukan
banyak sekali granuloma TB sampai ke aorta (ini sangat bahaya). Dann aorta ini Cuma disinggung
dikit langsung berdarah pokoknya parah banget dahh dan diputuskan Pasien tersebut didiagnosis
TB........ setelah 2 hari perawatan mas muscle ini masih ketawa-ketawa tapi karena penyebarannya
sudah kemana-mana akhirnya mas muscle meninggal dunia #innalillahi.
Selain itu TB ekstra pulmonal yang lainnya adalah otak. Jadi ada pasien yang dioperasi
sekalian diambil jaringan otaknya itu terus pas diperiksa ternyata menderita TB. Si TB ini bisa juga
menyerang ovarium yang apabila mengenai kedua ovarian maka pasien itu jadi g bisa punya anak
dehh. JADIII untuk menghidari semua TB baik yang pulmonal maupun ekstrapulmonal dipakailah
DOTS, apa itu??? Ini bukan yang di minum sama anak bayi itu lohh yaa...( njuk nanti pas praktek beli
banyak terus kalo ada orang TB dijejelin =.=) DOTS ituu Directly Observe Treatment Shortcourse.
GUNAKAN DOTS UNTUK MENSTOP TB, nahh ini tugas kitaa nihhh.
Tuberkulosis
65
Editor : Fia
Okayy materi rokok ini selingan kata prof barmawi tapi dibaca g ada salahnya lah yaa.
Anak KU 09 masih ada yang ngerokok g nihh?? Yaa terserah andaa mau ngerokok apa nggak kan
udah gede #apadeh.. Kenapa kita harus berhenti ngerokok
Smoking: a risk factor for TB (Merokok: faktor risiko untuk TB)
Merokok meningkatkan risiko infeksi TB, perkiraan RR untuk perokok 1.73
(95% CI 1,46-2,04) dibandingkan dengan non-perokok.
Merokok meningkatkan risiko penyakit TB, perkiraan RR untuk perokok
berkisar 2,3-2,7 dibandingkan dengan non-perokok.
Merokok meningkatkan risiko kematian TB, perkiraan RR untuk perokok
adalah 1,60 (95% CI 1,31-1,95) dibandingkan dengan non-perokok.
perkiraan risiko untuk infeksi TB, penyakit, dan kematian tidak independen.
Kenapa bisa begini karena pada perokok jumlah makrofag dan sistem imun tubuh lainnya
lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Ini pada perokok aktif lohh yaa...
terus gimana dengan perokok pasif??? Perokok pasif itu merupakan orang yang terkena paparan
asap rokok dari perokok aktif. Jadi misalkan ada bapak ngerokok secara otomatis anak, istri,
bahkan tetangganya dan lingkungan sekitarnya itu juga termasuk perokok pasif. Berdasarkan
penelitian liat di bawah yaaa apa yang terjadi pada perokok pasif
Passive smoking and tuberculosis (Perokok pasif dan TBC)
Perokok pasif meningkatkan kemungkinan mendapatkan infeksi TB sebesar 3,3 kali
dibandingkan non-perokok.
Risiko infeksi TB pada perokok pasif secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak
daripada orang dewasa.
Bukti hubungan dosis-respons antara intensitas pajanan dan risiko infeksi TB
tergantung pada jumlah rokok yang dikonsumsi oleh anggota keluarga dan
kedekatan hubungan dengan anggota merokok. Ini itu misalnya ada orang yang
ngerokok terus kan diisepp tuhh terus buhhh disebul Cuma bentar itu dosisnya lebih
rendah dibandingin dengan perokok pasif yang kena asep dari perokok aktif yang
pas nyebul bisa ngeluarin asep lewat mata, telinga, idung, mulut. (Lin et al, 2007.)
Smoking TB clinical manifestation, conversion and relapses (Merokok - TB manifestasi klinis,
konversi, dan kekambuhan)
perokok memiliki kemungkinan TB lebih tinggi mengalami TB paru, manifestasi klinis,
memiliki lesi cavitary, dan menjadi BTA positif.
Merokok tidak terkait dengan konversi sputum dua bulan setelah perawatan, tapi
merokok memperpanjang waktu konversi diantara para perokok dibandingkan
dengan kalangan non-perokok. Ini itu maksudnya pada orang normal biasanya
setelah 2 bulan pengobatan, sputumnya yang tadinya BTA (+) udah BTA negatif
tapii kalo pada kalangan perokok perubahan/konversi ini terjadi lebih lama.
Merokok adalah prediktor independen kekambuhan TB (OR = 3.1), di samping
pengobatan teratur (OR = 2,5) dan resistensi obat (OR = 4.8)
(Chiang et al, 2007.)
OKAYYY udahan yaa selingannya sekarang kita kembali ke TB yaa
Tuberkulosis
66
Editor : Fia
Gejala klinis
Pada pasien TB yang masih permulaan itu sulit sekali di diagnosis,
apalagi pasien dengan ekstrapulmonary lebih sulit lagi. Pada TB ini tidak
ada tanda yang khas, kecuali batuk terus-menerus selama 3 minggu atau
lebih kita bisa mengira dia suspek TB. Tetapi jangan memaksakan pasien
untuk mengatakan kalo dia udah batuk 3 minggu yaa, misalnya pasien
bilang dok saya ini udah batuk semingguan ini lahh,,, dok: Ahhhh coba
dinget-inget lagi bu, pasti udah 3 minggu yang lalu kann,, pas: beneran dok
baru seminggu,, dok: lupa kali buu, coba pelan-pelan diinget,, Pas: iya dehh
3 minggu #ngejakGELUT!!
Okayy yang diBawah nohh gambar
pemeriksaan fisik pas jaman nabi adam
kayaknyaa belum ada stetoskop coyy,,,
makanya buat dengerin suara paru si dokter
nempelin kupingnya di linea media si pasien.
Pemeriksaan fisik itu sebenernya kurang spesifik
dan hanya memberi kontrubusi yang sangat kecil
untuk diagnosis TB. Jadiii anamnesis kita haruss
baik, karena 70% diagnosis bisa ditegakkan
berdasarkan anamnesis inii.
Tuberkulosis
67
Editor : Fia
Gambar pada laki-laki 36 tahun itu memiliki gambaran radiologi yang diduga kuat TB, tapii
sebagai dokter kita harus tetap mengkorfirmasi gambaran radiologi tersebut dengan pemeriksaan
secara mikroskopis dan kultur. Setelah dikonfirmasi ternyata pasien tesebut BTA (+) dan diagnosis Tb
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ini.
Beda dengan gambaran yang di laki-laki 72 tahun ituu, berdasarkan gambaran radiologi
pasien diduga TB terus di diagnosis TB tapii kok pas dikonfirmasi secara mikroskopis itu bukan TB
aktif jadi tidak perlu diobati itu hanya sikatrik aja akibat TB. Contoh yang di bawah dibaca yaa ^^
sekali lagi aku ulangi kalo penegakkan TB itu harus berdasarkan pemeriksaan secara mikroskopis
atau kultur, jangan hanya berdasarkan gambaran radiologi ajaa.
Tuberkulosis
68
Editor : Fia
Pemeriksaan histopatologi dilakukan kalo apusan secara mikroskopis BTA (-) terjadi
penyebaran hematogen, TB ekstra paru, Suspek malignansi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
identifikasi granuloma selain itu jangan lupa untuk melakukan KULTUR yaaa karena kultur ini golden
standard.
Tuberkulosis
69
Editor : Fia
Sebagai seorang dokter umum harus bisa mengirim sampel sputum ke lab mikrobiologis. Nahh
terus kalo kita mau ngirim sputum gimana edukasi yang kita kasih tau ke pasien untuk batuk sehingga
bisa ngeluarin dahak hayoo???? #Ohok ahhh ini bukan yang dicari, #uhuk kalo ini batuk buat kode
, #ehek ini mahh batuk bohongannn.... batuk yang bener itu pertama suruh pasien menarik nafas
yang dalam habis itu HUAAEEEKKCUIIHH dan sputum yang dihasilkan minimum adalah 2,5cc. Secara
teori kita harus mengantar pasien ini ke kamar lalu menunggui apakah dia batuknya udah bener atau
belum, tapi dilapangan sedikit sekali yang ngelakuin iniii. Kalo dahak yang keluar ini berwarna
kuning kehijauan atau justru merah itu g masalah yaa... kalo batuk udah betul dan dahaknya udah
masuk ke dalam pot yang udah disediain kirim dehh ke lab mikro. Di lab mikro diliat deh bakteri
BTAnya positif atau negatif. Pemeriksaan sputum ini prinsipnya SPS yaaa Sewaktu Pagi Sewaktu, ini
berdasarkan program pemberantasan TB nasional.
Secara teori kunci dari TB
adalah kultur. Tapi kalo kita
melakukan tes secara mikrobiologi SPS
dan hasil BTAnya (+) ketiga-tiganya
positif maka udah dianggap TB.
AFB Microscopy
Presumptive diagnosis
Smear of expectorated sputum
or of tissue
Rapid and inexpensive,
Relatively low sensitivity (40
60%) in confirmed cases of
pulmonary tuberculosis
AFB Mikroskopi
Presumtif diagnosis (ini itu kalo dari uji secara mikrobiologi Cuma + sekali doang.)
Smear dari sputum yang dikeluarkan atau jaringan yang diambil
-60%) dalam kasus dikonfirmasi TB paru
Tuberkulosis
70
Editor : Fia
Mycobacterial Culture
Definitive diagnosis
Specimens may be inoculated onto
egg- or agar-based medium
Lwenstein-Jensen
Middlebrook 7H10
incubated at 37C (under 5%
CO2 for Middlebrook medium)
48 weeks may be required before
growth is detected
Kultur mikobakteri
Diagnosis definitive (akan lebih bagus kalo
misalnya setelah uji BTA + dilanjutkan dengan
kultur maka diagnosisnya akan mantep beud,
karena yakin kalo yang tumbuh itu bener)
atau agar-berbasis media
-Jensen
da 37 C (di bawah 5%
CO2 untuk Middlebrook medium)
Dibutuhkan waktu selama 4-8 minggu
agar
pertumbuhan
bakterinya
dapat
dideteksi.
Karena kultur membutuhkan waktu yang lama maka kalo ada pasien yang hasil BTAnya
positif udah boleh tuhh langsung diterapi kata prof. Barmawi.
Tuberkulosis
71
Editor : Fia
Jadi kalo ada pasien suspek TB yang kemudian berdasarkan gejala klinis dia batuk ntah itu
beneran karena TB atau mungkin bisa aja karena COPD atau asma. Nahh tapii kalo kita nyangkanya
dia itu TB maka langkah selanjutnya adalah kita periksa BTAnya, bisa aja hasilnya tiga-tiganya
Tuberkulosis
72
Editor : Fia
negatif atau Cuma positif satu atau malah positif 2 atau negatif semuaa. Kalo ada positif 2 atau 3
itu merupakan TB jadi langsung obatin aja yaa. Nah terus kalo pasiennya Cuma positif 1 gimana??
Kalo berdasarkan pengalaman prof barmawi karena Indonesia merupakan negara yang menduduki
posisi ke-3 maka udahh obatin ajaa gitu kata beliau, tapii kalo kita ragu itu TB ya udah lakukan aja
ronsen. Kalo mau lebih jelas liat diagram yang di bawah ntuu yaaa
Kalo dilapangan yang paling sering ditemui itu pasien yang berdasarkan klinis itu suspek TB
tapi pas diperiksa BTAnya negatif 3,, teruss gimana?? Jangan bingungg kasih aja antibiotik, kalo
setelah dikasih antibiotik klinis pasien membaik berarti si pasien ntu bukan TB. Teruss kalo g ada
perkembangan gimana??? Ulangi lagi aja kultur, tapiii kok tetep negatif??? TT^TT terus gimanaa???
ya udahhh jangan bingung di periksa secara radiologis ajaa. Pembacaan radiologis pada pasien TB
ini tergantung pinter-pinternya si dokter kalo yakin itu TB ya udah berarti si pasien emang Tb tapi
kalo ragu berarti itu bukan TB ^^. Jadiii kalo bisa harus hapal yaaa
Tuberkulosis
73
Editor : Fia
Okayy ini diulang lagii yaa kesimpulannya yang penting dalam penegakkan diagnosis TB itu
uji BTA 3x, ini uji saring yang terdepan dan itu masuk dalam kompetensi kita kalo yang lain-lain mah
kita serahin aja sama ahlinya.
Rangkuman lagi nihh kalo diagnosis
pasti itu apa bila kultur didapatkan
SPS: +/+/+ . Kalo sangat mungkin itu
belum pasti itu TB makanya perlu
pemeriksaan mikroskopis atau histo
Pemberian treatmen pada penderita
TB itu menjadi tanggung jawab kita
yaa.. jangan sampai orang yang
harusnya nggak terdiagnosa TB malah
diobatin TB nanti efeknya akan
sangat-sangat merugikan karena bisa
terjadi MDR (multi drug resistent). Kalo
MDR ini terjadi akan sulit sekali untuk
menyembuhkan si pasien ntuu... Kalo
kita mengikuti program pengobatan TB
misalnya dipuskesmas atau rumah sakit
pada prinsipnya kita harus
memberikan regimen yang sesuai,
obat TB itu RHZE, R rifampicin,
HINH (Isoniazid), Z Pyrazinamide,
Eethambutol. Selain itu harus
menjamin kelengkapan minum obat
(obat TB itu diberikan selama 2 bulan
pada awalnya lalu dilanjutin lagi 4
bulan) dan juga dari pemerintah ada
program DOTS
Tuberkulosis
74
Editor : Fia
Pengobatan untuk pasien TB dengan kultur (+). Pengobatan TB ini terdiri dari initial phase dan
continuation phase intinya. Pada initial phase pengobatan dilakukan 2 bulan ingat RHZE (Rifampisin,
INH, Pyrazinamid, Ethambutol) setiap hari dengan 56 dosis (maksud dari 56 itu, pasien akan menelan
56 obat tersebut selama 4 bulan,ini total selama 2 bulan lohh yaa bukan satu-satu). Kemudian
dilanjutkan 4 bulan
continuation
phase
yaitu RH sebanyak
126 dosis selama 18
minggu.
Gambar di atas ini
kalo liat langsung di
slidenya apikk lohh
bisa gerak-gerak, tapii
beruhubung di MISC g
bisa gerak aku ceritain
dehh
Di Indonesia epidemic TB kan banyak sekali kemudian pemerintah mengadakan program
pengedalian TB ini dengan DOTS. Kemudian DOTs mengurangi epidemiologi dari TB inii, tapi
kenyataannya kobaran epidemic TB masih ada tapii yahh tapi udah lumayan berkurang. Tiba-tiba
datanglah naga HIV yang memperbesar kobaran epidemic HIV iniii. Naga HIV ini menyerang CD 4,
padahal CD 4 ini yang diharapkan mampu membantu tubuh melawan tentara negara TB yang
menyerang pulmo. Akibatnya kobaran epidemic TB bertambah besar dehh... Sehingga nanti jangan
heran kalo pasien HIV terserang TB yaa... Terus kita mesti memberantas siapa TB atau HIV???? Yang
kita utamakan adalah TB g usah hiraukan dulu HIVnya, obatin dulu aja TB nya baru kemudian HIV.
Penangan pasien dengan HIV dan TB ini tidak mudah. Ketika kita sudah bisa mengobati TB pasien,
lalu kita berikan ARV sebagai pengobatan HIV. Pengobat HIV ini menimbulkan side effect yang tidak
diinginkan. Berdasarkan pengalaman prof. Barmawi ketika menghadapi pasien TB dengan jml virus
yang overload, selain diberikan obat TB otomatis pasien juga dikasih obat HIV lahh yaa. Apa yang
terjadi?? Timbul suatu reaksi imun yang luar biasa yang dalam waktu 5-10 hari pasien ini jadi
meninggal dunia.
Tuberkulosis
75
Editor : Fia
Pilihan
Indikasi
Kategori I
2HRZE/4H3R3
2HRZE/4HR
2HRZE/6HE
Kategori II
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
2HRZES/HRZE/5HRE
Kategori III
2HRZ/4H3R3
2HRZ/4HR
2HRZ/6HE
Kambuh (relaps),
Gagal (failure),
Lalai (Default) dan kembali dengan BTA (+)
Dosis streptomisin:
- BB < 33 kg: 0,50 gr
- BB 33-50 kg: 0,75 gr
- BB > 50 kg: 1 gr
Jangan diberikan pada usia >45 thn atau wanita hamil
Penderita baru BTA negatif dengan rontgen positif ringan
d
TB ekstra paru ringan
Keterangan:
a
: Paduan obat yang dipakai di Indonesia
b
: Kerusakan luas jaringan paru dan kondisi umum buruk
c
: Meningitis TB, perikarditis, pleuritis, pleuritis eksudatifa bilateral, peritonitis, milier TB, osteomielitis, osteomielitis, penyakit
pada medulla spinalis dengan komplikasi syaraf, TB usus, TB saluran kemih.
d
: Limfadenitis, pleuritis eksudativa unilateral, TB kulit, TB tulang, kecuali tulang belakang, sendi, dan kelenjar adrenal.
Yakk ini obat TB pada prinsipnya kita liat pasien itu kategori berapa I, II, III (liat ditabel buat
keterangan tiap kategori yaaa ^^). Kalo pasien termasuk dalam kategori 1 berikan 2HRZE. 2 itu
menunjukkan bulannya, terus kok itu ada tulisan 4H3R3 ini gimana bacanyaa??? Begini cara
bacanyee 2HRZE itu diberikan HRZE selama 2 bulan dan HRZE ini diminum tiap hari, dilanjutkan
dengan 4H3R3 gimana bacanyaa?? Yupp diberikan selama 4 bulan, INH dan Rifampisin diminum 3
kali dalam seminggu. Garis miring (/) itu bukan berarti kita bisa milih lohh yaa.. itu artinya dilanjutkan
dengan, gimana bingung jadi kalo tulisannya 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 itu maksudnya diberikan
selama 2 bulan HRZES setiap hari lalu dilanjutkan dengan pemberian selama 1 bulan HRZE setiap
hari kemudian dilanjutkan lagi selama 5 bulan HRE setiap 3 kali seminggu. Oh iyaa S itu streptomisin.
Kata prof. Barmawi usahakan semua pasien pada kategori I untuk sembuh jangan sampai pasien
masuk dalam kategori II karena akan susah sekali disembuhkannyaa kalo udah di kategori II iniii
Tuberkulosis
76
Editor : Fia
The number before the letters (eg 2(HRZE etc) refers to the number of months of treatment.The subscript
after the letters refers to the number of doses per week.H:Isoniazid(600mg) Rifmapicin(450mg)
Z:Pyrazinamide(1500mg).Patients who weigh more than 60Kg receive additional rifampicin 150
mg.Patients more than 50 years old receive Streptomycin 500mg.Patients in categories I and II who have
positive sputum smear at the end of the initial intensive phase receive an additonal month of intensive
treatment Examples of seriously ill extrapulmonary cases are meningitis,disseminated TB,tuberculous
pericarditis,peritonitis,,bilateral extensive pleurisy,spinal TB with neurological complications. and intestinal
and genitourinary TB.
In rare and exceptional cases patients who are sputum smear negative or who have extrapulmonary
disease can have relapse or failure.This diagnosis in all such cases should always be made by an MO and
should be supported by culture or histological evidence of current active tuberculosis.In these cases,the
patient should be categorized as "Other" and given Category II treatment.
Any patient treated with Category I or Category II who has a positive smear at 5,6, or 7 months of
treatment should be considered a failure and started on Category II treatment afresh.
Artinya:
Jumlah sebelum huruf (misalnya 2 (HRZE dll) mengacu pada jumlah bulan treatment.The subscript
setelah huruf mengacu pada jumlah dosis per week.H: Isoniazid (600mg) Rifmapicin (450mg) Z:
Pirazinamid (1500mg ). Pasien yang beratnya lebih dari 60kg menerima tambahan rifampisin 150
mg.Patients lebih dari 50 tahun menerima 500mg.Patients Streptomisin dalam kategori I dan II yang
memiliki BTA positif pada akhir fase intensif awal menerima additonal bulan pengobatan intensif
contoh kasus ekstrapulmoner sakit serius adalah meningitis, TB diseminata, perikarditis tuberkulosis,
peritonitis,, pleurisy yang luas bilateral, TB tulang belakang dengan komplikasi neurologis dan TB usus
dan genitourinari..
Pada pasien kasus yang jarang terjadi dan luar biasa yang BTA negatif atau yang memiliki penyakit
paru dapat mengalami kekambuhan atau diagnosis failure.This dalam semua kasus tersebut harus
selalu dilakukan oleh MO dan harus didukung oleh budaya atau bukti histologis tuberculosis.In sedang
aktif kasus ini, pasien harus dikategorikan sebagai "lain" dan diberikan Kategori II pengobatan.
Setiap pasien yang diobati dengan Kategori I atau Kategori II yang memiliki BTA positif pada 5,6,
atau 7 bulan pengobatan harus dianggap gagal dan memulai lagi pengobatan II Kategori.
Sekarang yang kita bahas adalah kategori berdasarkan pemeriksaan sputum yaa
Category wise sputum examination results and actions to be taken
continuation phase cp
intensive phase - IP
Gini cara baca tabelnya apabila pada pemeriksaan sebelum terapi tadi sputumnya + lalu
setelah 2 bulan hasilnya jadi maka lanjutin dengan pengobatan continuated phase, selain itu kita
lakukan lagi tes mikro pada bulan ke 4 dan ke 6. Nah kalo dia ternyata masih + diberikan
pengobatan sisipan (tapi kok ditabel itu tulisannya IP yaa??) apa itu obatnya?? HRZE setiap hari
selama 1 bulan.
Tuberkulosis
77
Editor : Fia
Kalo bingung pake bhs. Inggris ini aku kasih yang bahasa indonesianya dari pedoman
penatalaksanaan TB tahun 2011 MENKESRI, agak beda sihh tapi.
OAT= obat anti TB
MDR= multi drug resisten
Tabel selanjutnya ini lamanya durasi pengobatan tiap fase tiap kategori
Tuberkulosis
78
Editor : Fia
Sekali lagi diingetin nihh sama prof. Barmawi kategori 1 ini kompetensi kita jadi diharapkan
berhasil dan tidak sampai ke kategori II karena sulit sekali sembuhnyee okayy.
Jumlah sebelum huruf (misalnya 2 (HRZE dll) mengacu pada jumlah bulan treatment.angka
kecil setelah huruf mengacu pada jumlah dosis per week.H: Isoniazid (600mg) Rifampicin (450mg) Z:
Pirazinamid (1500mg ). Pasien yang beratnya lebih dari 60kg menerima tambahan rifampisin 150
mg.Patients lebih dari 50 tahun menerima 500mg.Pasien dalam kategori I dan II yang memiliki BTA
positif pada akhir fase intensif awal menerima tambahan bulan pengobatan intensif. Contoh kasus tb
ekstrapulmoner serius adalah meningitis, TB diseminata, perikarditis tuberkulosis, peritonitis,, pleurisy
yang luas bilateral, TB tulang belakang dengan komplikasi neurologis dan TB usus dan genitourinari..
Pada pasien kasus yang jarang terjadi dan luar biasa yang BTA negatif atau yang memiliki penyakit
paru dapat mengalami kekambuhan atau kegagalan.dg dmikian dalam semua kasus tersebut harus
selalu dilakukan oleh MO dan harus didukung oleh kultur bakteri atau bukti histologis
tuberculosis.pada kasus ini, pasien harus dikategorikan sebagai "lain" dan diberikan Kategori II
pengobatan. Setiap pasien yang diobati dengan Kategori I atau Kategori II yang memiliki BTA positif
pada 5,6, atau 7 bulan pengobatan harus dianggap gagal dan memulai lagi pengobatan Kategori
II.
Gambar di samping ini itu
tentang kapan sihh kita harus memonitor
sputum??? Jadi saat pasien datang
pertama kali kita cek BTAnya, setelah 2
bulan kok masih positif kita berikan deh si
pasien ini obat sisipan, lalu kita test lagi
pada bulan ke 5, kalo masih + berarti
kita gagal pengobatannyaaa (ini
makanyanya kita harus serius ngobatin
pas kategori I biar g susah ngobatin
pasien ke kategori II). Lalu kita test lagii
dehh di bulan ke 6 atau diakhir masa
pengobatan kalo berarti pasien
sembuh kalo + berarti kambuhh. Gambar
ini dibaca pelan-pelan yaa.
Ini perasaanku doang apa emang hampir
sama kayak 2 tabel sebelumnya yaa??
Ya sudahlahh baca mana yang bisa lebih
paham ajaa
Tuberkulosis
79
Editor : Fia
Tuberkulosis
80
Editor : Fia
c. Pimpinan masyarakat yang bisa menyadarkan pasien misalnya kyai, pak lurah, tapi kalo
yang aku baca dari panduan tatalaksana TB, PMO (pengawas minum obat) itu sebaiknya
dari orang yang mengerti kesehatan karena selain ngawasin tugas PMO juga memberi
edukasi pada keluarga kalo ada gejala TB diharapkan segera periksa.
Jangan lupa yaa harus mencatat dan melaporkan TB ini sesuai standar baku.
Nahh ini contoh gambaran orang yang kena TB ekstraparu tuhh liat ada benjolan dilimfonodi
leher. Tapi tidak semua pembengkakan limfonodi di leher njuk diagnosisnya TB lohh yaa!!! Terus kalo
Tuberkulosis
81
Editor : Fia
Tuberkulosis
82
Editor : Fia
Berdasarkan CDC sebenernya secara umum TB itu menyerang pulmo tapi ada juga yang
menyerang pulmo bahkan ekstra pulmo, atau malah menyerang keduanya. Pada pasien TB
kekebalan tubuh merupakan hal yang sangat penting sehingga tidak boleh dikasih kortikosteroid,
tapi pada TB miliar pasien justru harus diberi pengobatan dengan kortiko ini.
Kenapa TB miliar dikasih kortiko? pertanyaan teh inaPada TB milliar kuman juga berada di interalveolar , dan hanya kortiko inilah yang bisa sampai dan
membunuh M.Tb di interalveolar ini. Jadi ini perkecualian yaaaa selain itu pasien TB peritoneal dan
TB kardio juga bisa dikasih kortiko ini
In persons with inadequate immunity (young children, elderly), primary TB can be progressive
and become symptomatic disease
Can occur both in lung and the seeded extra-pulmonary sites
Disseminated TB and meningeal TB are more common in young children
Source: TB Guide for Specialist Physicians- Jose A. Caminero Luna 2003: 309
Bagian tulang yang paling sering terinfeksi adalah pinggul dan lutut.
Dalam TB saluran napas bagian atas dapat menginfeksi laring, yang ditunjukkan dengan terjadinya
perubahan suara.
Selama infeksi TB primer, organisme dari paru-paru pindah ke hilus / kelenjar getah bening
mediastinum, kemudian melalui saluran toraks, organisme menyebar ke banyak organ melalui aliran
darah.
Respon kekebalan yang memadai mengontrol organisme MTB di paru-paru dan organ lainnya. TBEP
mewakili antara 10-20% dari semua bentuk TB di pasien yang immuno-kompeten.
Pada orang dengan kekebalan yang tidak memadai (anak-anak, lansia), TB primer dapat menjadi
progresif dan menjadi gejala penyakit.
Dapat terjadi baik di paru-paru dan unggulan ekstra-paru situs.
TB diseminata dan TB meningeal lebih sering terjadi pada anak-anak.
Sumber: TB Panduan untuk Spesialis Caminero Dokter-Jose A. Luna 2003: 309
What Do You See?
Tuberkulosis
83
Editor : Fia
Tuberkulosis
84