PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker dengan insiden cukup tinggi pada wanita di
Indonesia. Berdasarkan data Dapartemen Kesehatan (Riskesdas) tahun 2008,
prevalensi penyakit tumor atau kanker di indonesia adalah 4.3 per 1.000 orang
penduduk. Diperkirakan 12 juta pertahun terkena kanker.
Menurut pengajar Dapartemen Radioterapi, fakultas kedokteran Universitas
Indonesia (FK UI), Dr, dr. Soehartati Gondhowiardjo,terjadi lonjokan luar biasa kasus
penyakit kanker di indonesia. Dalam jangka waktu 10 tahun, peringkat kanker sebagai
penyebab kematian di indonesia telah meningkat ke-6 dari peringkat 12. Diperkirakan
sebanyak 190.000 penderita baru dan seperlimanya akan meninggal akibat kanker
setiap kanker setiap tahunnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara (16,85) dan kanker serviks (11,78) merupakan kanker yang paling sering
terjadi. Sementara itu, kejadian kanker paru baru mencapai 5,8% dari seluruh kanker
yang ada.
Hal yang terjadi lebih memprihatinkan lagi adalah adanya fakta bahwa setiap
satu jam, seorang wanita indonesia meninggal akibat kanker serviks dengan angka
kematian 20-25 orang per hari. Data tersebut yang di ungkapkan dr.Tofan Widya
Utami, Sp.OG dari Dapartemen Obstetri dan Ginekologi FK UI RSCM dalam acara
seminar Risk of Carvical Cancer pada bulan mei 2010.
Untuk menurunkan angka kematian akibat kanker, masyarakat dapat
melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan skrining(deteksi dini) kanker,
sebagai berikut:
1. Test pap smear untuk deteksi dini kanker serviks.
2. Mamografi untuk deteksi dini kanker payudara.
3. Pemeriksaan dada (chest X-ray) untuk deteksi kanker paru.
4. Pemeriksaan kadar PSA (Prostate Specific Antigen) dalam darah untuk deteksi
dini kanker prostat.
Kanker dapat disembuhkan apabila ditemukan pada stadium awal. Demikian bunyi
slogan-slogan yang banyak dijumpai oleh masyarakat. Sungguh benar kalimat
tersebut. Namun kendalanya, kanker tidak menimbulkan gejala hingga berkembang
ke tahap lanjut. Maka dari itu, penting bagi anda untuk dapat mengetahui cara deteksi
dini kanker agar tak berkembang lebih lanjut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Skrining
Skrining adalah usaha untuk mengindentifikasi suatu penyakit atau kelainan
yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur
tertentu yang dapat digunakan secara cepat membedakan orang-orang yang kelihatan
sehat, benar-benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
Skrining adalah tes dan pemeriksaan untuk menemukan kanker pada orangorang yang belum menunjukkan gejala kanker. Deteksi dini adalah upaya
menggunakan alat bantu untuk memungkinkan kanker didiagnosis lebih dini.
Skrining sangat baik dilakukan pada wanita atau pria yang memiliki faktor
risiko untuk kanker payudara, kanker serviks, kanker prostat pada laki-laki, kanker
paru-paru, leukimia dan limfoma (kanker kelenjar getah bening).
Test skrining dapat dilakukan dengan cara :
1. Pertanyaan/kuesioner
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. X-ray, termasuk diagnostic imaging
Jenis penyakit yang tepat untuk skrining :
1. Merupakan penyakit yang serius
2. Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan setelah
gejala muncul
3. Prevalensi penyakit pre klinik harus tinggi pada populasi yang diskrining
Syarat-syarat skrining :
1.
2.
3.
4.
5.
Mass Skrining
Selective skrining
Single Disease Skrining
Case finding skrining
Multiphasic skrining
1. Skrining Paralel
Positif, bila individu member hasil positif untuk test yang manapun ( Salah
satu atau kedua tes skrining). Misalnya pada skrining ca mammae dengan
pemeriksaan fisik dan mammografi, sudah disebut positif jika pemeriksaan
fisik saja + atau mammografi saja yang +.
2. Skrining series / bertahap
a. Skrining tahap I
Lebih murah, tidak terlalu invasive atau tidak terlalu mengganggu
b. Skrining tahap II
Skrining tahap II dilakukan pada mereka yang positif pada
pemeriksaan tahap I, diharapkan dapat mengurangi positif palsu.
Kriteria penyakit yang sesuai untuk dilakukan skrining :
1. Penyakit harus ada dipopulasi
2. Penyakit merupakan masalah morbiditas dan atau mortalitasnya tinggi di
masyarakat
3. Deteksi dini
dan
intervensi
harus
dapat
memperbaiki
outcome
(Anonymus,2009)
2.2 Skrining pada Kanker Payudara
2.2.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel
pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi
atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga
pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap
inti sel, yang bertindak sebagai ruang kontrol dari masing-masing sel.
Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses
pertumbuhan sel: sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu,
mutasi bisa menghidupkan beberapa gen dan mematikan bagian lain
dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan
tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk
tumor.
Istilah kanker payudara merujuk kepada suatu tumor ganas
(malignan)
yang
berkembang
dari
sel-sel
di
payudara. Kanker
dengan
perempuan
Amerika
keturunan
afrika,
perempuan kulit putih sedikit lebih besar untuk menjadi kanker payudara, tapi
kemungkinan akan mati lebih kurang. Salah satu alasan adalah bahwa
daerah abnormal tersebut ditemukan pada screening mammogram (xray/foto rontgen pada payudara), yang mengarah ke pemeriksaan lebih
lanjut.
2. Dalam
beberapa
kasus, tanda
pertama kanker
payudara
adalah
berupa benjolan atau massa di payudara anda atau yang ditemukan pada
pemeriksaan dokter. Benjolan yang terasa sakit, keras, dan tidak rata lebih
cenderung menjadi kanker. Tetapi kadang-kadang kanker dapat tidak
keras
dan
bulat.
Sehingga
penting
diperiksa
oleh
dokter.
(Alhamsyah,2009)
2.2.3 Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu:
1. Usia
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring
dengan semakin tuanya seseorang. Usia rata-rata wanita yang pertama
kali didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
2. Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5
kali untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak
banyak makan lemak dan tidak minum alkohol.
3. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena
kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan
remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel
tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
4. Masa reproduksi yang relatif panjang yaitu haid pertama di usia kurang
dari 10 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia lebih dari 55
tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
5. Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan
hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah
punya anak.
6. Kehamilan dan menyusui berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar
payudara saat menyusui.
7. Wanita gemuk. Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh
akan turun pula.
8. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun. Riwayat
menggunakan preparat hormonal seperti KB hormonal (pil, suntik,
dari
ukuran,
denganbentuk
anda
ke
dokter
untuk
mengkerut,
terjadi
berkonsultasi :
a. kulit
berubah
posisi
c. Kemerahan,
nyeri,
ruam-
hasilnya
(sebelum
atau
sesudah
menstruasi
untuk
menyingkirkan
bahwa
nyeri
yang
ditimbulkan
bukan
Idealnya
yang
melakukan
pemeriksaan
cara
harap
memberitahu
operator
yang
melakukan
sebelumnya
mamografi.
kepada
Akhirnya,
adalah
pemeriksaan
payudara
pemeriksaan
USG
sangat
tergantung
dari
MRI
direkomendasikan
mammografi
tahunan.
MRI
bersama
menggunakan
dengan
magnet
dan
MRI
akan
jaruh
lebih
bermanfaat
bila
terbaru
yang
dapat
menyebabkan memar ringan yang akan hilang dalam 12 hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit
maka ada kemungkinan sel kanker tidak terambil
sehingga
tidak
Pemeriksaan
biopsi
jarum
terdeteksi.
halus
saja
memiliki
dengan
biopsi
bedah
untuk
mencapai
diagnosis akhir.
c) Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita
akan menjalani biopsi bedah yang dapat
dilakukan
dengan
pengangkatan
seluruh
kanker payudara.
3. Biopsi Bedah (open biopsy)
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan
diagnosis pasti kanker, maka wanita akan dirujuk ke
dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah. Sebaliknya
bila hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda
pasti kanker, biasanya tidak perlu dilakukan biopsi
bedah.
Kadang-kadang
diperlukan
operasi
untuk
utama
penyebab
terjadinya
kanker
serviks.
HPV
kanker
serviks
dibandingkannon-perokok.
Rokok
membuat
sistem
kekebalan
tubuh
wanita
lemah,
klamidia
umum
menyerang
hubungan
organ
seksual.
vital
Biasanya
Cancer Stages
2.3.5 Pencegahan
Seringkali gejala kanker leher rahim pada stadium dini tidak menunjukkan
gejala atau tanda yang khas. Sedangkan jika telah timbul gejala diantaranya
keputihan, perdarahan setelah hubungan intim suami istri, perdarahan spontan
setelah masa menopause (masa tidak haid lagi), keluar cairan kekuningan yang
berbau busuk atau bercampur darah, nyeri panggul, atau tidak dapat buang air
kecil, maka kemungkinan besar penyakit telah masuk stadium lanjut.
Maka sebaiknya wanita terutama yang telah menikah segera melakukan
pemeriksaan dini atau dikenal dengan pemeriksaan SKRINNING, yaitu
dengan:
1. Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan pap smear ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit
dengan
biaya
yang
relatif
terjangkau
dan
hasilnya
akurat.
Pemeriksaan pap smear dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid
atau
sesudah
petunjuk
dokter,
minimal
setahun
sekali.
membuka
kelamin
wanita.
Ujung
leher
diusap
tes
selanjutnya
akan
dapat
mendeteksi
kanker
(Anonymus,2008).
Pap smear bukan digunakan untuk mendiagnosa penyakit, hanya
sebagai tes skrining untuk memperingatkan dokter melakukan
pemeriksaan
lebih
lanjut.
Istilah
yang
digunakan
untuk
masih
tingkat
rendah,
ukuran,
bentuk
dan
Frekuensi
Sekali setahun Pap smear regular atau setiap 2
21 29
30 69
Lebih dari 70
lebih sering digunakan pada prosedur pemeriksaan lanjut dari hasil test
Pap abnormal.
7. Servikografi
Pemeriksaan
kelainan
diporsio
dengan
membuat
foto
BAB 3
PENUTUP