Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum islam adalah suatu hukum yang di dalamnya menunjukkan dua
bagian penting dan aturan-aturan perundang-undangan dalam islam yakni
syariah dan fiqih.
Fungsi dan tujuan hukum islam dalam masyarakat adalah untuk
mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan ciptaan lainnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk
menciptakan hubungan yang harmonis (seimbang) antara manusia dengan
Penciptanya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan ciptaan lainnya
(Anonim, 2009)
Islam, sebuah agama yang benar damai dan kemanusiaan, sayangnya
sekarang sedang dianggap sebagai akar penyebab di balik praktik tidak
demokratis yang berlaku di negara-negara Islam. Alasan utama di balik
Kesalahpahaman tersebut benar-benar salah paham dan analisis yang salah
nilai-nilai politik Islam. Ketika mendiskusikan topik Islam dan demokrasi
orang sering mengambil posisi ekstrem; beberapa sistem politik Islam hadir
sebagai antitesis demokrasi, sementara yang lain menekankan bahwa baik
Islam dan demokrasi adalah dua hal yang berbeda (Anonim, 2009)
1.2 Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum Islam ?
2. Jelaskan pengertian Demokrasi Islam ?
3. Sebutkan jenis-jenis hukum Islam ?
4. Bagaimana cara pengambilan keputusan dalam demokrasi
1.2.2

Islam ?v
Batasan Masalah
1. Pengertian hukum dan demokrasi Islam
2. Jenis-jenis hukum Islam
3. Cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam

1.3 Tujuan
1

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Memahami pengertian Hukum dan Demokrasi Islam
2. Mengetahui jenis-jenis hukum Islam
3. Mengetahui cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan
buku referensi dan informasi dari internet.

BAB II
ISI
A. Hukum-hukum Islam
1. Pengertian Hukum Islam

Hukum islam adalah suatu hukum yang di dalamnya menunjukkan dua


bangian penting dan aturan-aturan perundang-undangan dalam islam yakni
syariah dan fiqih. Adapun yang di maksud dari kedua kata tersebut yaitu ,
syariah adalah suatu makna kata yang disebut dengan jalan menuju air yang
secara sederhana bahwa setiap orang harus menempuh jalan itu untuk dapat
hidup, sebab air merupkan unsur yang sangat penting di dalam menompang
kehidupan.jadi secara analog dapat di simpulkan bahwa kehidupan ini sangat
membutuhkan syariah sebagai unsur yang sangat vital untuk dapat berjalan
dengan baik. Dan secara terminologi, bahwa istila syariah islam memiliki
makna yaitu aturan undang-undang yang di turunkan allah SWT untuk
mengatur hubungan manusia dengan tuhannya yaitu manusia dengan sesama
manusia, dan manusia dengan alam ( Jimmy, 2000)
Sebagai mana di firman kan Allah dalam (QS. Al-Maidah: 48), artinya :
Dan kami telah menurunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelum-Nya, yaitu kitab-kitab (yang di
turunkan sebelum-Nya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jangalah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka denga meninggalkan kebenaran yang
telah dating kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu kami jadikan
aturan dan jalan terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu di
jadikanya satu umat (saja), tetapi allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, berlombah-lombahlah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah kembali kamu semua, lalu diberikan-Nya kepadamu apa yang
kamu perselisihakan itu.
Sedangkan fiqih adalah suatu makna kata yang asal katanya paham atau
pengertian yaitu merupakan yang mendalami pemahaman atau uraian
terhadap syariah dan disebut ilmu fiqih, sedangkan orang yang
mempelajarinya dan mendalaminya di kenal dengan sebutan fiqih (bentuk
tunggal), atau fuqaha (bentuk jamak), istilah yang kemudian diadaptasikan ke
Bahasa Indonesia sebagai ahli hukum islam. Dengan demikian fiqih
merupakan pemahaman para ulama terhadap rumusan teknis dan pelaksanaan

syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dan dikondifikasi


agar mudah di pahami.
Ciri-ciri hukum islam adalah sebagai berikut :
1.

Merupakan bagian dan bersumber dan Agama islam


2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dan aqidah
dan akhlak.
3. Mempunyai dua istila kunci.
4. Tediri atas dua bidang utama.
5. Strukturnya berlapis.
(Jimmy, 2000)
Undang-undang atau Hukum-hukum Allah adalah intisari dari Kitabullah
atau Al-Qur'an. Para Rasul diutus untuk menegakkan hukum-hukum/undangundang Allah.

Q.S. 9:33 "Dialah Allah yang mengutus rasulNya dengan huda/petunjuk


dan Din/Undang-undang/hukum yang benar, untuk dimenangkanNya atas
undang-undang/hukum yang lain (buatan manusia), walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai."

Q.S. 3:19 Undang-undang yang diridhai di sisi Allah adalah Islam

Q.S. 5:50 Hukum Allah vs Hukum Jahiliyah atau produk manusia

Q.S. 5:44,45,47 Kafir, zalim, fasik jika tidak berhukum dengan hukum
Allah

24:1-2 Wajib menjalankan hukum-hukum Allah

28: 85 Wajib menjalankan hukum-hukum Allah

42:13 Perintah untuk menegakkan undang-undang/hukum/syari'at Allah


(Anonim, 2009).
Di Dalam kitab suci Alqur'an / Al-Qur'an terdapat hukum-hukum yang

bertujuan untuk mengatur kehidupan umat manusia untuk dapat hidup


bahagia, tentram, makmur, sejahtera dan lain-lain (Ilham, 2006)
2. Jenis-jenis hukum Islam
Dalam Al-Quran dijelaskan ada beberapa hukum yang terdapat dalam
agama islam, yaitu:

1. Jinayat
Jinayat adalah segala macam dan jenis peraturan yang berhubungan
dengan tindak kriminal / kriminalitas dalam kehidupan keseharian
manusia seperti mencuri, memfitnah, berzina, membunuh, dan lain
sebagainya.
2. Muamalat / Mu'amalat
Mu'amalat adalah hukum yang berisi peraturan perdata dalam masyarakat
yakni syarikat, jual beli, pinjam meminjam, qiradh, ijarah, dan lain-lain.
3.

Munakahat
Munakahat

adalah

peraturan-peraturan

yang

mengatur

masalah

pernikahan /nikah / perkawinan / kawin seperti mas kawin, talak / thalaq /


perceraian, rujuk, muhrim, dan lain sebagainya.
4.

Faraidh
Faraidh adalah peraturan undang-undang yang mengatur pembagian harta
pusaka

5.

Jihad
Jihad

adalah

segala

bentuk

aturan

yang

mengatur

mengenai

permasalahan perang, misalnya seperti harta rampasan perang, tawanan


perang, dan lain sebagainya.
( Ilham, 2006).
B. Demokrasi Islam
1. Pengertian demokrasi Islam
Demokrasi dalam piagam madinah adalah hubungan agama dan Negara
yang

telah

mewariskan

prinsip-prinsip

yang

tahan

banting

dalam

menegahkkan masyarakat pluralistik yang harmonis. Dan piagam madinah


merupakan karya besar (magnum opus) seorang Muhammad SAW. Dan
Rasulullah SAW. adalah perpaduan sosok sakralitas wahyu dan profanitas
dunia nyata.: sebagai nabi, negarawan, legislator, penyeru moral, pembaharu,
ahli politik dan ekonomi. Dan Beliaupun berhasil menetapkan norma-norma
hukum yang lebih kosmopolit dan manusiawi daripada hukum yang telah ada
pada saat itu (Sanjaya, 2008)

Konsep demokrasi dalam piagam madinah adalah suatu konsep yang di


kembangkan untuk mengabungkan berbagai golongan, baik ras, suku,
maupun agama yang tujuannya agar bisa mewariskan prinsip-prinsip dalam
menegakkan masyrakat yang harmonis, agar bisa hidup dengan kongkrit
tentang kerukunan dalam hidup bernegara maupun beragama (Sanjaya, 2008)
Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi islam adalah sebagai
berikut :
Demokrasi modern yaitu meliputi :

Kedaulatan yang berada di tangan rakyat.

Pembuatan peraturan adalah badan legislatif.

Keputusan ditentukan melalui musyawarah, suarah terbanyak.

Terdapat badan legislatif sebagai penampung aspirasi rakyat.

Masih terdapat revilige (hak khusus).


Sedangkan demokrasi islam terdiri atas :

Kedaulatan tertinggi di tangan allah SWT.

Pembuat peraturan hanya allah SWT.

Keputusan di ambil dari ijtihad, dan pada akhirnya keputusan khalifah sbg
ulul amri.

Terdapat majelis syura sebagai badan musyawarah dalam memecahkan


persoalan.

Tidak mengakui ada pandangan hak istimewa bagi golongan tertentu.

(Sanjaya, 2008)
2. Cara Pengambilan Keputusan dalam Demokrasi Islam
Cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam yaitu dengan
melalui suatu musyawarah untuk menyelesaikan berbagai masalah. Dan jika
masalah tidak dapat di selesaikan dengan musyawarah ataupun ijtihad, maka
keputusan ada di tangan khalifah.
Sebagaimana di cantum dalam QS. An-Nisaa : 59, di katakana bahwa
khalifah dalam hal ini berkedudukan sebagai ulul amri yang wajib di taati
setelah Allah dan rasul-Nya. Jadi, apabila pada jalan buntu mencapai
keputusan, maka penyelesaian bukan melalui pemungutan suara, melainkan

khalifah untuk memutuskan pendapat mana yang akan di pakai dan di


tetapkan yang nantinya akan di terapkan di khalifahan Islam untuk di taati
oleh seluruh rakyat termasuk khalifah dan seluruh penguasa di khalifahan
Islam.
Sebagaimana yang tercantum dalam (QS. An-Nisaa : 59), artinya:
Hai orang-orang yang beriman ! taatilah Allah dan taatilah rasul
(Muhammad), dan Ulil amri (pemegang kekuasaan), di antara kamu.
Kemudian, jiak kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah
kepada allah (al-quran) dan rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih
akibatnya.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Hukum Islam

Di Dalam kitab suci Alqur'an / Al-Qur'an terdapat hukum-hukum yang


bertujuan untuk mengatur kehidupan umat manusia untuk dapat hidup bahagia,
tentram, makmur, sejahtera dan lain-lain. Hukum Islam mengatur semua aktifitas
umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, mislanya saja:
1. Bolehkah orang Islam menyambut hari lahir, memotong kek, meniup lilin kek
hari jadi dan menyanyi lagu hari lahir?
Para ulama tidak bersepakat mengenai isu menyambut hari lahir. Ada yang
mengatakan ia tidak dibenarkan dan ada yang mengatakan ia dibenarkan selagi
mana tiada aktivit-aktiviti yang bercanggah dengan Islam seperti pergaulan
bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram. Memotong kek dan
berkongsi dengan sahabat-handai adalah dibenarkan juga menurut kumpulan
ulama yang kedua selagi mana seseorang itu tidak menganggapnya sebagai
sesuatu yang wajib. Bagi meniup lilin di kek hari jadi pula, ia adalah harus
kerana tiada larangan dalam Islam. Menyanyikan lagu hari lahir juga tiada
salahnya. Ini kerana tiada sebarang dalil yang menghalang perbuatan demikian.
Umat Islam hanya ditegah dari melakukan benda-benda yang haram dan juga
amalan keagamaan selain Islam seperti meniru cara pengibadatan dan ritual
agama
2. Adakah menonton wayang dibenarkan dalam Islam?
Ada beberapa perkara yang harus diambil kira jika hendak menonton
wayang. Pertama, cerita yang ingin ditonton tidak boleh mempunyai unsurunsur yang dilarang oleh Islam. Kedua, bersama siapa anda pergi menonton
wayang itu juga perlu dijaga. Jika bersama keluarga contohnya, maka boleh.
Tetapi, secara kesuluruhan, menonton wayang ini tidak digalakkan di dalam
Islam kerana mendapat unsur yang kurang baik seperti berada di dalam bilik
yang gelap bersama orang-orang yang bukan
3. Adakah bersembang menerusi internet atau chatting dibenarkan Islam
memandangkan ia tidak melibatkan pergaulan secara fizikal antara lelaki dan
wanita?

Islam melarang pergaulan bebas antara lelaki dan wanita untuk mengelak
dari hasutan Syaitan untuk melibatkan diri dalam aktiviti yang haram seperti
zina, gangguan emosi dan sosial. Oleh yang demikian, apa sahaja cara yang
boleh menyebabkan perkara-perkara ini berlaku perlu dielakkan. Bersembang
dan bergaul di internet, walaupun ia bukan dalam kategori pergaulan bebas
secara fizikal, ia masih dianggap sebagai pergaulan bebas yang boleh
mencetuskan hasutan Syaitan. Oleh itu, jika tiada keperluan bagi seseorang itu
untuk bersembang di internet, maka ia wajib dielakkan. Malah, Islam secara
umumnya melarang perkara-perkara yang tidak berfaedah dan membuang
masa.Jika ada keperluan, maka ia haruslah dibataskan untuk tujuan keperluan
tersebut sahaja dan tidak lebih dari itu.
Tiada salahnya pergaulan antara lelaki dan wanita melalui internet asalkan
mereka dapat menjaga adab dan etika sepanjang perbualan. Perbualan tersebut
haruslah yang bermanfaat dan bersebab seperti ; mesyuarat perniagaan secara
online, kerja sekolah, perbincangan akan isu-isu semasa dan sebagainya.
Hendaklah juga tidak berlarutan sehingga mengabaikan kewajipan agama
seperti solat, kerja sekolah, menjaga anak dan sebagainya.
4. Bolehkah membawa alat elektronik (telefon bimbit/ PDA) yang dimuatturunkan ayat-ayat alquran ke dalam tandas?
Al-Quran adalah kitab suci yang wajib dimuliakan dan tidak boleh dibawa
ke dalam tandas. Al-Quran yang berada dalam bentuk elektronik, jika tidak
dipaparkan ayat-ayatnya, bukanlah dianggap sebagai Al-Quran. Ini adalah
kerana ia disimpan dalam memori dalam bentuk elektrikal, dan tiada bentuk
penulisan. Oleh itu, alat-alat elektronik yang menyimpan ayat-ayat Al-Quran,
boleh dibawa ke tandas selagi mana ayat-ayat tersebut tidak dipaparkan di
skrin. Begitu juga, suara pembacaan Al-Quran tidak boleh diperdengarkan
dalam tandas.
5. Bolehkah seseorang itu memakai pakaian yang dicetak dengan terjemahan
ayat-ayat Quran?

Adalah dilarang untuk memakai pakaian yang dicetak dengan ayat-ayat


Quran kerana pakaian tersebut akan menjadi kotor, dicuci, dikeringkan dan
juga terdapat kemungkinan apabila dipakai, ia dibawa masuk ke dalam tandas.
Akan tetapi, memakai pakaian yang dicetak dengan terjemahan ayat-ayat AlQuran

adalah

dibenarkan. Walaubagaimanapun,

kehormatan

haruslah

diberikan kepada pakaian sebegini, seperti tidak memakainya di tempat yang


kurang baik. Ia juga dilarang dari dicetak di bahagian belakang atau bahagian
bawah baju tersebut.
6. Bolehkah seseorang itu mengumpul patung-patung sebagai hobi?
Rasulullah s.a.w melarang kita dari menyimpan patung berbentuk manusia
dan binatang yang cukup sifatnya, kerana ini boleh menimbulkan dalam diri
kita sifat mengagungkannya, yang merupakan bibit-bibit bagi syirik.
Namun, untuk menyimpan anak patung mainan kanak-kanak yang cukup
sifat, atau perhiasan binatang yang tidak cukup sifat, maka ia dibenarkan dalam
Islam, tetapi tidak digalakkan kerana ia merupakan satu perbuatan yang tiada
mendatangkan manfaat untuk akhirat.
7. Bolehkah seorang Islam menceburi bidang lukisan dan grafik?
Terdapat hadith yang jelas yang melarang orang Islam dari menggambarkan
haiwan yang hidup. Tujuan disebalik larangan ini adalah untuk mengelakkan
dari amalan menyembah lukisan-lukisan tersebut.
Jika sebuah lukisan, tidak kira samada yang menggambarkan seluruh tubuh
atau sebahagiannya sahaja, makhluk yang betul atau yang tidak wujud, adalah
untuk

tujuan

pendidikan,

maka

ia

dibenarkan,

In

Sya

Allah.

Walaubagaimanapun, seseorang itu dilarang melukis perkara yang akan


disembah, seperti melukis gambar tuhan-tuhan bukan Islam yang akan
digunakan untuk disembah.
8. Apakah hukumnya menziarahi orang sakit?

10

Menziarahi orang sakit adalah sunat dan digalakkan oleh Islam. Perbuatan
ini dapat mempereratkan lagi hubungan silatul rahim sesama Islam. Amalan
ziarah di kalangan orang-orang Islam dituntut dilakukan pada bila-bila masa
bukan hanya sekadar dalam masa sakit sahaja. Amalan ziarah ini telah
dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. terhadap kaum keluarga, yang tua, bujang dan
lain-lain. Amalan seumpama ini mendapat ganjaran yang besar, sebagaimana
yang disarankan oleh Baginda Rasulullah s.a.w. Maksudnya, daripada Abu
Hurairah r.a. katanya: bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang
menziarahi orang sakit atau menziarahi saudaranya kerana Allah Taala, maka
terdengarlah suara yang memanggil dan mengatakan bagus dan bagus langkah
mu dan ambillah tempat tinggal mu di dalam syurga.(Riwayat at-Tirmizi)
9. Bolehkah seorang pelajar Islam menghadiri majlis Prom Night sekolahnya?
Islam melarang pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan
mahram. Ini adalah untuk mengelakkan godaan atau perasaan yang
memberahikan yang mungkin tercetus antara hubungan lelaki dan perempuan
yang bukan mahram. Oleh itu, jika majlis Prom Night mengandungi
pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan, dan ia biasanya antara ciri-ciri
utamanya, maka dilarang bagi orang Islam untuk menghadirinya. Lebih-lebih
lagi jika terdapat aktiviti menyanyi dan menari di dalam majlis tersebut.
B. Demokrasi Islam
Islam, sebuah agama yang benar damai dan kemanusiaan, sayangnya sekarang
sedang dianggap sebagai akar penyebab di balik praktik tidak demokratis yang
berlaku di atali-negara Islam. Alasan utama di balik Kesalahpahaman tersebut
benar-benar salah paham dan analisis yang salah nilai-nilai politik Islam. Ketika
mendiskusika atal Islam dan demokrasi orang sering mengambil posisi ekstrem;
beberapa atali politik Islam hadir sebagai atalisms demokrasi, sementara yang lain
menekankan bahwa baik Islam dan demokrasi adalah dua hal yang berbeda
menyiratkan hal yang sama seperti John Esposito dan John Voll berpendapat
dalam mereka baru-baru ini buku Islam dan Demokrasi bahwa keduanya
kompatibel satu sama lain. Tapi gambaran sebenarnya berbeda dari kedua sudut
pandang. Oleh karena itu sebelum memihak salah satu kelompok harus memiliki
11

pemahaman lengkap tentang beberapa konsep penting tentang tempat demokrasi


dalam Islam. Konsep Kedaulatan dalam Islam. Dasar atali politik Islam adalah
keyakinan mutlak dalam kedaulatan Allah, pemberi atal sejati. Tidak seorang pun,
bahkan seorang nabi dapat memesan yang lain atas haknya sendiri. Nabi sendiri
dikenakan perintah Allah. Sebagai Nabi Suci (saw) berkata, Aku tidak mengikuti
apa-apa kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Karena orang Islam
menggunakan Vicegerency istilah (Khilafah) bukan kedaulatan. Siapa pun
yang dipilih sebagai khalifah menggunakan kekuasaan sebagai kepercayaan dari
Allah dan bertanggung jawab di hadapan-Nya untuk setiap tindakan di bawah ini
ia mengambil kekuasaan. Konsep Ekspresi Kebebasan dalam Islam. Sejauh
konsep kebebasan berekspresi yang bersangkutan Islam menaruh beberapa
batasan dan pembatasan dalam rangka menjaga martabat pribadi dan harga diri.
Setiap orang menikmati kebebasan berekspresi, tetapi dalam kerangka yang
ditentukan keterbatasan dan tidak diperbolehkan melampaui batas mana
kebebasannya menjadi eksploitasi tentang kebebasan orang lain. Tujuan di balik
menempatkan cek tertentu dan saldo adalah mengamankan kebebasan manusia
daripada menjatuhkan hanya segala hak-Nya. Konsep Jatalism dalam Islam
beberapa orang juga mengkritik Islam untuk menjadi agama fatalistis lagi
membatasi bidang kegiatan dan perjuangan dalam setiap bidang kehidupan. Kritik
mengatakan bahwa Islam mengkhotbahkan bahwa segala sesuatu telah ditentukan
sebelumnya dan sekarang tidak ada yang dapat dilakukan untuk membatalkan
keputusan Allah. Ini lagi pandangan satu sisi, bukan gambaran keseluruhan.

12

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah adalah sebagai berikut
1. Hukum Islam adalah suatu hukum yang di dalamnya menunjukkan dua
bangian penting dan aturan-aturan perundang-undangan.
2. Demokrasi dalam piagam madinah adalah hubungan agama dan Negara
yang telah mewariskan prinsip-prinsip yang tahan banting dalam
menegahkkan masyarakat pluralistik yang harmonis.
3. Jenis-jenis hukum Islam yaitu jinayat, muamalat, munakahat, faraidh, dan
jihad.
4. Cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam yaitu dengan melalui
suatu musyawarah untuk menyelesaikan berbagai masalah.
4.2 Saran
Sebaiknya dosen pembimbing menjelaskan terlebih dahulu cara-cara
pembuatan dan konsep makalah, sehingga tidak mengalami kesalahan dalam
pembuatan makalah tersebut.

13

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Hukum-hukum yang ada dalam Alquran
http://organisasi.org/hukum_hukum_yang_ada_dalam_alquran_al_quran_aga
ma_islam_muslim_jinayat_mualamat_muamalat_munakahat_faraidh_dan_jih
ad
Diakses tanggal 4 Desember 2010
Jimly Ashshiddiqie, 2000. Hukum Islam dan Reformasi Hukum Nasional,
Seminar Penelitian Hukum tentang Eksistensi Hukum Islam dalam Reformasi
Sistem Nasional, Jakarta.
M. Ilham, 2006. Hukum-hukum Allah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum-hukum_Allah_%28Islam%29
Diakses tanggal 4 Desember 2010
Ramly Hutabarat, 2005. Demokrasi dalam Piagam Madinah. Pusat Studi Hukum
Tata Negara Universitas Indonesia, Jakarta.
Sanjaya, 2008. Demokrasi dalam Islam.
www.adesanjaya.blogspot.com
Diakses tanggal 4 Desember 2010

14

Anda mungkin juga menyukai