Anda di halaman 1dari 3

Mikroorganisme Air

Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu hal ini
terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapatkan gangguan atau hambatan, antara lain
dalam bentuk pencemaran. Lingkungan perairan meliputi air laut, air payau (peralihan air
tawar ke air laut), dan air tawar, di lingkungan laut lepas memiliki populasi mikroorganisme
yang relatif lebih rendah, di lingkungan pantai populasi mikroorganisme terdapat lebih
banyak, hal ini karena lingkungan pantai kaya akan nutrien yang berasal dari daratan. Air
merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Dwidjoseputro, 1976)
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah
kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah kehidupan, yaitu misalnya yang
berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata air dan sebagainya, di dalamnya terdiri
dari bakteri, yaitu : Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang
mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah
warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium bau
busuk seperti bau telur busuk.
Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik),
sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad-jasad yang berwarna hijau,
biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta
lingkungan yang mempengaruhinya. (Fardiaz, 1993)
Mikroorganisme seperti bakteri, cendawan dan ganggang merupakan katalis hidup
yang dapat mempengaruhi sejumlah proses-proses kimia yang terjadi dalam air dan tanah.
Sebagian besar reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam perairan, terutama yang
melibatkan bahan-bahan organik dan proses oksidasi-reduksi terjadi melalui perantara
bakteri. Ganggang merupakan produsen primer bahan organic biologis (biomas) dalam air.
Cendawan dan beberapa jenis bakteri menghancurkan senyawa organik yang kompleks
menjadi senyawa-senyawa yang sederhana (sebagai perombak), oleh sebab itu memerlukan
energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Perombak hanya dapat
menggunakan energi kimia, sehingga beberapa perubahan kimia yang dipengaruhinya akan
kehilangan energi bebas netro. Dengan demikian, dibandingkan dengan organisme yang lebih
tinggi, penggunaan energi oleh bakteri dan cendawan sangat efisien. Ganggang digolongkan
sebagai produsen karena menggunakan energi matahari dan menyimpannya sebagai energi
kimia yang terkandung dalam biomas. Cendawan dan bakteri diatas tanah merubah biomas
mati menjadi bahan-bahan organik yang kemudian beberapa dari produk ini masuk ke
perairan. (Rukaesih Achmad, 2004)
Ganggang
Dalam ekosistem akuatik, ganggang sebagai organisme mikroskopis umum yang
berfungsi sebagai produsen hidup dari hara-hara anorganik dan menghasilkan bahan organik
dari karbon dioksida melalui reaksi fotosintesis. Hara-hara umum yang dibutuhkan oleh
ganggang adalah karbon yang berasal dari CO2 atau HCO3-, nitrogen umumnya sebagai NO3-,

fosfor yang sebagian dalam bentuk ortofosfat, belerang sebagai SO4-, dan unsur-unsur teknik
termasuk natrium, kalsium, magnesium, besi, kobalt dan molibden. Dalam ketiadaan cahaya,
ganggang memetabolisme bahan organik dalam hal yang sama seperti organisme non
fotosintetik yaitu melakukan metabolismenya dengan menggunakan energi kimia dari
degradasi simpanan pati atau lemak, atau dari konsumsi protoplasma ganggang itu sendiri.
(Rukaesih Achmad, 2004)
Cendawan
Jenis mikroorganisme lainnya yang memberikan pengaruh terhadap perairan adalah
cendawan. Cendawan tidak tumbuh baik dalam air, tetapi cendawan memberikan peranan
penting yang cukup besar dalam penentuan komposisi air karena produksi yang cukup
banyak dari hasil-hasil dekomposisi oleh cendawan darat yang akhirnya masuk ke perairan.
Cendawan adalah mikroorganisme non fotosintetik, membutuhkan oksigen untuk
kehidupannya (organisme aerobik), dan umumnya tumbuh dengan subur dalam media yang
lebih asam dari pada bakteri. Cendawan juga lebih toleran terhadap konsentrasi ion-ion
logam berat yang lebih tinggi dibangdingkan bakteri. (Rukaesih Achmad, 2004)
Bakteri dan Klasifikasinya
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu autotropik dan bakteri
heterotropik. Untuk pertumbuhannya bakteri autotropik tidak tergantung dari bahan organik,
dan hidup dengan sempurna dalam medium anorganik. Bakteri ini menggunakan karbon
dioksida atau jenis-jenis karbonat lain sebagai sumber karbon dan jumlah sumber energi yang
digunakan tergantung dari jenis bakterinya. Contohnya gallionella yang merupakan bakteri
autotropik. Dengan adanya oksigen bakteri ini tumbuh dalam suatu medium yang
mengandung NH4Cl, fosfat, garam-garam mineral, CO2- sebagai sumber karbon dan FeS
padat sebagai sumber energi. Reaksi dibawah ini merupakan reaksi yang menghasilkan
energi:
4 FeS + 9 O2 + 10 H2O
4 Fe (OH)3 + 4 SO42- + 8 H+
Baketri heterotropik tergantung dari senyawa-senyawa organik baik untuk energinya
maupun untuk karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasnya. Bakteri heterotropik
umumnya terdapat diperairan. Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang dalam ekosistem
berfungsi menghancurkan bahan-bahan organik pencemar dalam perairan, dalam buangan
organik, dalam proses pengolahan air buangan secara biologis. (Rukaesih Achmad, 2004)
Klasifikasi lain dari bakteri yaitu dari kebutuhan oksigen molekuler sebagai baketri
aerobik dan anaerobik. Bakteri aerobik membutuhkan oksigen sebagai akseptor (penerima)
elektron, seperti terlihat dari reaksi dibawah ini:
O2 + 4 H+ + 4 e2 H2O
Bakteri anaerobik tidak membutuhkan oksigen dan kadang kala oksigen molekuler
sangat toksik terhadap bakteri anaerobik. Sebagai contoh degradasi anaerobik bahan organik
oleh bakteri metan akan menghasilkan gas metana,
CH2O
CH4 + CO2

sedangkan degradasi aerobik bahan organik oleh bakteri aerobik tidak menghasilkan gas
metana
CH2O + O2
CO2 + H2O
Bakteri jenis lainnya adalah bakteri fakultatif yaitu bakteri yang menggunakan
oksigen bebas bila oksigen molekuler tidak tersedia. Contohnya:
NO3- + 2 H+ + 2 eNO2- + H2O
SO4- + 10 H+ + 8 eH2S + 4 H2O
Mengingat mikroorganisme dapat berfungsi sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi
perairan, maka terdapat enzim-enzim sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi biokimia didalam
mikroorganisme tersebut. Enzim-enzim ini diberi nama dengan penambahan akhiran ase pada
nama substrat yang dipengaruhinya. Sebagai contoh, urease adalah enzim yang mengkatalisis
hidrolisis urea.
O
H2 N
(Rukaesih Achmad, 2004)

NH2 + H2O

CO2 + 2 NH3

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta


Dwidjoseputro. 1976. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobioloogi Pangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai