Pendahuluan
TUR-P (Transurethral Resection of the Prostate) saat ini merupakan tindakan baku
emas untuk pembesaran prostat jinak. Sehingga saat ini TUR-P merupakan
tindakan operasi terbanyak yang dikerjakan urolog untuk prostatektomi,
dibandingkan dengan operasi terbuka. Indikasi operasi TUR-P adalah untuk
prostat dengan ukuran < 90 gram, disamping indikasi mutlak untuk dilakukan
prostatektomi. Tindakan TUR-P mempunyai komplikasi yang pada akhirnya bisa
menyebabkan terjadinya morbiditas maupun mortalitas pasien. Beberapa
komplikasi TUR-P antara lain adalah striktur uretra, ejakulasi retrograde,
disfungsi ereksi, TUR-P syndrome, dan perdarahan. Faktor-faktor resiko yang
dapat mempengaruhi komplikasi perioperatif dan bahkan kematian, antara lain
adalah Diabetes Melitus, penyakit jantung, stroke (dan kelainan neurologis),
maupun hipertensi.
Tindakan operasi TUR-P ini cukup banyak dikerjakan di beberapa rumah sakit di
Nusa Tenggara Barat. Namun sampai saat ini belum ada data pasti berapa
jumlah kasus TUR-P setiap tahunnya, maupun morbiditas dan mortalitas yang
terjadi sebagai akibat komplikasi operasi ini.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui jumlah kasus operasi TUR-P yang dilakukan oleh urolog di
rumah sakit-rumah sakit di Nusa Tenggara Barat dan morbiditas serta mortalitas
yang terjadi. Morbiditas dan mortalitas ini akan dihubungkan dengan faktorfaktor resiko pasien, untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya.
(ditentukan dengan USG), diagnosis penyerta (striktur uretra dan batu kandung
kemih), dan faktor resiko (DM, Hipertensi, stroke, kelainan neurologis lain). Data
lain yang diambil adalah penemuan intra operatif, komplikasi intra operatif
(perdarahan, syok, atau masalah lain), morbiditas perioperatif (TUR-P syndrome),
mortalitas, dan hasil akhir (bisa BAK, pasang kateter lagi dilanjutkan bladder
training, atau re-TUR-P).
Analisis akan dilakukan untuk menghubungkan antara morbiditas dan mortalitas
dengan faktor resiko, serta keadaan intra operatif, dengan menggunakan analisis
multivariat pada SPSS.