Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK 1

BELERANG
Nama Kelompok V :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Krisnawati Hidayah (06121010010)


Leo saputra Simanjuntak (06121010030)
Mei Hidayati (06121010037)
Nurul Hidayah (06121010025)
Rela Faradina (06121010027)
Yolanda Aprita (06121010035)
DOSEN PENGAMPU :
Drs. M. Hadeli L., M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014/2015
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I

I.

JUDUL PERCOBAAN : BELERANG

II. TUJUAN PERCOBAAN


- Tujuan Umum
Mahasiswa memahami beberapa karakteristik senyawa belerang
- Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratories, mahasiswa (1) dapat membedakan
struktur belerang rombik dengan belerang monoklin dan (2) menentukan
karakteristik reaksi unsure belerang pada pembentukan senyawa thiosulfat dan
polisulfida.
IV. LANDASAN TEORI
Belerang membentuk tingkatan senyawa dalam berbagai tingkatan
oksidasi, dan senyawanya dengan oksigen merupakan salah satu senyawa
belerang yang terpenting yang sering melibatkan ikatan rangkap dua dari donasi
pasangan elektron oksigen. Hal ini dapat terjadi oleh karena tersedianya orbital
kosong 3d dalam atom belerang. Ikatan tunggal S-S juga banyak dijumpai
khususnya pada spesies tiosulfat dan polisulfida.
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan
tropis. Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum,
garam epsom, selestit, barit dan lain-lain. Belerang atau sulfur adalah unsur
kimia dalam tabel

periodik yang

memiliki

lambang S dan nomor

atom 16.

Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam,
belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineralmineral sulfidedan sulfate.
Pembuatan
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah

Gulf di Amerika Serikat.

Menggunakan proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata
air untuk mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang
harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang

akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan


untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang
diambil dari ladang gas Alberta.
Sifat-sifat
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut
dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk,
baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang
lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya
sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya
masih belum dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan
pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak
mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik
yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara komersial.
Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal
secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang
amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal
belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang
saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.
Kegunaan
Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses
vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan
besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang digunakan
untuk menghasilkan asa sulfat, bahankimia yang sangat penting.
Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya,
untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang
merupakan insultor yang baik.
Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun
lemak, cairan tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit.

Belerang cepat menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat


berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara.
Sumber dan pola Paparan
Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim
yang signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan
pola penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa
hari selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran
terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan
untuk tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa
peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi
sebagai hasil pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil
pola paparan bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan
kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada
keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.
Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx)
Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal
dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam
udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun
asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut :
SO2 + H2O

->

H2SO3

SO3 + H2O

->

H2SO4

Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di


udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa
hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman,
terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya
pengikisan lapisan tanah yang subur.
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar
rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan
tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan
tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari

timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka
daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun.
Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan
pada sistem pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam
tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas
yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi
pada bagian tubuh yang terkena.
Lapisan SO2 dan bahaya bagi kesehatan
SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang akut dan
kronis. dalam bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan; pada paparan
yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru. SO 2 merupakan
produk sampingan H2SO4 yang mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya,
terdiri dari garam ammonium polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja
alveoli dan sebagai bahan kimia yang larut, mereka melewati membran selaput
lendir pada sistem pernapasan pada makhluk hidup.Aerosol partikulat dibentuk
oleh gas ke pembentukan partikel ditemukan bergabung dengan pengaruh
kesehatan yang banyak.
Secara global, senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar
masuk ke atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metric ton belerang
setiap tahunnya, terutama sebagai SO2dari pembakaran batu bara dan gas buangan
pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga
dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses perombakan
bahan organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan oleh
proses biologis ini dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H2S per tahun.
Sebagian dari H2S yang mencapai atmosfer secara cepat diubah menjadi
SO2 melaui reaksi :
H2S + 3/2 O2 SO2 + H2O
reaksi bermula dari pelepasan ion hidrogen oleh radikal hidroksil ,
H2S + HO- HS- + H2O
yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi berikut ini menghasilkan SO2
HS- + O2 HO- + SO

SO + O2 SO2 + O
Hampir setengahnya dari belerang yang terkandung dalam batu bara dalam
bentuk pyrit, FeS2, dan setengahnya lagi dalam bentuk sulfur organik. Sulfur
dioksida yang dihasilkan oleh perubahan pyrit melalui reaksi sebagai berikut :
4FeS2 + 11O2 2 Fe2O3 + 8 SO2
Pada dasarnya, semua sulfur yang memasuki atmosfer dirubah dalam bentuk
SO2 dan hanya 1% atau 2% saja sebagai SO2
Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia hanya merupakan
bagian kecil dari SO2 yang ada diatmosfer, tetapi pengaruhnya sangat serius
karena SO2 langsung dapat meracuni makhluk disekitarnya. SO 2 yang ada
diatmosfer menyebabkan iritasi saluran pernapasandan kenaikan sekresi mucus.
Orang yang mempunyai pernapasan lemah sangat peka terhadap kandungan
SO2 yang

tinggi

diatmosfer.

Dengan

konsentrasi

500

ppm,

SO2 dapat

menyebabkan kematian pada manusia.


Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan malapetaka
yang cukup serius. Seperti yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada 1930, tingkat
kandungan SO2 diudara mencapai 38 ppm dan menyebabkan toksisitas akut.
Selama periode ini menyebabkan kematian 60 orang dan sejumlah ternak sapi.
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada
konsentrasi tinggi dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan
daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2 menyebabkan
terjadinya khlorosis.

IV.

ALAT DAN BAHAN

a.

Tabung uji (reaksi)

g.

Larutan NaOH ( 5M )

b.

Pemanas

h.

Kristal Na2S2O3

c.

Corong penyaring

i.

Serbuk belerang

d.

Sentrifuga

j.

Larutan HCl ( 5 M ) dan HCl

e.

Kaca arloji

f.

Larutan CS2

encer
k.

Kertas saring

l.

Larutan AgNO3

m.

Toluena

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Masukkan ~ 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi, panaskan

secara perlahan ( hati hati ) hingga meleleh, kemudian tuangkan cairan panas
belerang ini kedalam gelas kimia yang berisi air dingin (~10 ml). Amati hasil
perubahannya.
2. Masukkan ~ 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi yang berisi
~3 mL toluene ( awas mudah terbakar dan bersifat karsinogenik ), panaskan
secara perlahan hingga larut ; larutan ini kemudian diamkan sampai dingin
kembali dan amati hasil ( pertumbuhan ) kristalnya.
3. Ke dalam ~4 mL air larutkan ~0,5 gram kristal Na2S2O3, kemudian
tambahkan ~0,3 gram serbuk belerang dan panaskan dengan hati hati secara
perlahan campuran ini selama 2 3 menit. Saring atau pusingkan dan ambil
larutannya, kemudian kedalam filtrate ini tambahkan asam hidroklorida encer
( kerjakan di dalam almari asap ). Amati secara hati hati dan catata setiap
perubahan yang terjadi.
4. Panaskan hingga mendidih campuran ~2,5 mL NaOH ( 5 M ) dan ~0,25 gram
belerang selama 3 4 menit. Dinginkan, saring ke dalam tabung reaksi,
kemudian di dalam filtrate ini tambahkan asam hidroklorida ( 5 M ) bertetes
tetes dan tutup ujung tabung dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan
larutan perak nitrat ( kerjakan ini dalam almari asap ). Amati, kenali baunya, dan
catat setiap perubahan yang terjadi.
VI.

HASIL PENGAMATAN
No
1.

Perlakuan

Amatan dan Simpulan / Persamaan

reaksi
Serbuk belerang dipanaskan Serbuk belerang ( S ) berwarna kuning
kemudian,dituangkan

dan berbentuk zat padat dipanaskan

kedalam air dingin

dengan bunsen maka menghasilkan


larutan yang tidak bercampur ( belerang
tidak larut ) lalu dituangkan ke air dingin

menghasilkan plastic belerang berwarna


kuning.
2.

Serbuk belerang + toluene Serbuk belerang ( S ) berwarna kuning


dipanaskan

hingga

larut dalam bentuk padat + Toluena ( tidak

dibiarkan dingin kembali

berwarna ) dipanaskan akan


menghasilkan membentuk kristal
kristal belerang berwarna kuning dan
lama - kelamaan akan berbentuk seperti
jarum jarum belerang.

3.

Serbuk

belerang

CS2dipanaskan hingga larut TIDAK DILAKUKAN


dibiarkan

dingin

kembali

pada gelas arloji.


4.

Air

Na2S2O3 +

S Air ( H2O) tak berwarna +

dipanaskan, disaring Filtrat + Na2S2O3 dalam bentuk kristal ( serbuk


HCl

padat ) berwarna putih + Belerang (S)


dalam bentuk serbuk padat dipanaskan
akan menghasilkan larutan tak berwarna
lalu di saring masih larutannya tak
berwarna kemudian di tetesi, tetes demi
tetes larutan HCl 5 M tak berwarna
menghasilkan larutan putih susu.
Larutan NaOH ( tak berwarna )

5.

NaOH + S di didihkan, ditambahkan dengan Belerang ( S )


disaring Filtrat + HCl

dalam bentuk sebuk padat di didihkan


menghasilkan larutan berwarna orange
pekat dan serbuk belerang lama lama
melarut, kemudian di saring

menghasilkan larutan orange pekat dan


di tambah larutan HCl ( tak berwarna )
dan ditutup pada mulut tabung dengan
tissue yang telah dibasahi terlebih
dahulu dengan larutan AgNO3 ( tak
berwarna ) menghasilkan larutan orange
pekat dan pada bulatan tissue bekas
mulut tabung ada bulatan hitam dan bila
dibuka larutan berbau menyengat seperti
gas H2S.

VIII.

PERSAMAAN REAKSI :

(1)

S8(s) + 8 O2(aq)
SO2(s) + H2O(l)

(2)

--> 8 SO2(s)
-->

H2SO3(s)

4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq)

4C6H5CH3(aq) + 4 S8(aq) + O2(g)

-->

4 C6H5CH2S8(s) + 2 H2O(g)

(4)

Na2S2O3(s) + 5H2O(l)

-->

Na2S2O3 . 5 H2O(aq) + S(s) + O2(g)


Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq)
(5)

-->

S(s) + 2 NaOH(aq)

Na2S2O3(aq) + SO2(g) +

5 H2O(l)

2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)


-->

2 S(s) + 4 NaOH(aq)
Na2S(s) + 2 AgNO3(aq)
H2S(g) + 2AgNO3(aq)

-->

Na2S2O3 . 5 H2O (aq)

Na2S(s) + H2O(l)

-->

Na2S(aq) + Na2S2O3(aq) + H2O(aq)


-->

-->

H2S(g) + NaCl(aq)
Ag2S(s) + 2H2O(g)

IX. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan percobaan unsur belerang
dimana belerang yang dipakai dalam praktikum kali ini yang berbentuk serbuk
atau dalam wujud padat yang berwarna kuning. Ada empat percobaan yang
dilakukan dan takaran atau berat belerang yang digunakan pun bervariasi dari satu
gram, 0,3 gram hingga 0,25 gram serbuk belerang.
Pada pecobaan pertama praktikan mereaksikan serbuk belerang dengan
berat 1 gram serbuk belerang yang berwarna kuning ini tidak ditambah apapun
hanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi kosong lalu dibakar dengan Bunsen,
dari pembakaran ini tentunya ada O2 yang berupa gas yang ikut bereaksi dengan

belerang sehingga kondisi dalam keadaan suhu panas maka belerang pun akhirnya
meleleh dan menjadi larutan belerang dengan berwarna kuning lalu belerang yang
meleleh tadi langsung dicampurkan dengan air ( tak berwarna ) ini, pada dasarnya
air biasa dikenal sebagai pelarut namun pada kondisi ini air tidak dapat
melarutkan belerang yang ada belerang berubah menjadi plastik belerang yang
berwarna kuning.
Pada percobaan kedua praktikan melakukan tahap awal masih sama
dengan yang pertama serbuk belarang berwarna kuning yang dibutuhkan seberat
1 gram, namun belerang ini dicampurkan dengan larutan toluene pada percobaan
ini praktikan menggunakan kapur barus yang tidak berwarna lalu dipanaskan dan
menghasilkan campuran larutan yang mendidih dan pada mulanya bercampur,
karena toluene ini merupakan larutan yang mudah terbakar maka pemanasan yang
dilakukanpun harus sangat hati hati, setelah beberapa saat didiamkan larutan
tadi berubah menjadi kristal kristal belerang berwarna kuning seperti jarum
jarum yang kondisinya menggumpal.
Pada percobaan ketiga praktikan menggunakan kristal putih Natrium
tiosulfat yang sebelum dicampur dengan belerang dilarutkan dulu dengan air,=
( tak berwarna ) sehingga menjadi larutan Natrium Thiosulfat yang tak berwarna,
selanjutnya dimasukkan serbuk belerang kuning yang beratnya 0,3 gram dan tidak
bercampur, lalu dipanaskan yangmenghasilkan kondisi terpisah intinya masih
tidak bercampur antara larutan dengan serbuk belarang kemudian disaring dan
didapat larutan tak berwarna lalu di tambahkan larutan HCl yang tidak berwarna
tetes demi tetes sehingga menghasilkan larutan putih susu dan ada sedikit sekali
yang mengendap.
Pada percobaan yang terakhir yaitu yang keempat serbuk belerang
yang berwarna kuning dicampur dengan larutan NaOH yang tak berwarna kondisi
ini belerang juga tidak larut namun setelah dipanaskan beberapa menit belerang
yang berproses menjadi gumpalan / kristal kristal warna orange akhirnya pun
larut dan menjadi larutan orange pekat, kemudian disaring turunnya lrutan
tersebut dari kertas saring menuju tabung reaksi seperti tetesan tetesan minyak
dan menghasilkan hasil saringannya larutan yang berwarna orange pekat. Setelah

itu ditambah larutan HCl yang tidak berwarna dan pada mulut tabung ditutup
dengan ketas atau tissue yang telah terlebih dahulu dibasahi dengan larutan Perak
Nitrat, beberapa saat menghasilkan larutan warna orange tapi mula mule terlihat
dua fase ada beberapa serbuk belerang yang menggumpal diatas tapi lama lama
menghilang dan pada kertas yang ditutup pada mulut tabungnya terlihat bekas
lingkaran mulut tabung dan tadinya kertas berwarna putih berubah bekas yang
ditutup tadi berwarna hitam dan ada bau yang menyengat yang baunya seperti gas
H2S.
X. KESIMPULAN
1.
2.

Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi


Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk ion tiosulfat dan ion
potisulfida.

3.

Ion tiosulfat stabil dalam keadaan basa atau netral, tetapi terurai dalam asam.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Ranawijaya., Jahja. 1985. Ilmu Kimia 2. Jakarta : Depdikbud
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka

Anda mungkin juga menyukai