Perilaku BBL Dan Penatalaksanaan
Perilaku BBL Dan Penatalaksanaan
Pada dasarnya bayi baru lahir sudah memiliki penampilan atau ciri-ciri dan
perilaku yang khusus.
1. Kebanyakan bayi baru lahir memiliki tubuh yang tidak proporsional. Ukuran kepala
dan badannya tidak sebanding. Berbeda sekali dengan penampilan anak-anak dan
orang dewasa pada umumnya. Perbedaan yang mencolok ini disebabkan oleh titik
tengah tinggi badan bayi berada di pusat sedangkan orang dewasa berada di bagian
kelamin.
2. Warna kulit kemerah-merahan dan terkadang terdapat lapisan berwarna putih keruh.
Lapisan ini disebut vernik caseosa berfungsu untuk melindungi bayi dari infeksi saat
ia berada dalam uterus dan untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat setelah keluar dari
rahim ibu.
3. Tubuh bayi yang baru saja dilahirkan terbungkus kulit berwarna cyanosis dan
berkeriput disebabkan karena masih sedikitnya jumlah jaringan lemak bawah kulit.
Keriput akan hilang sesuai dengan bertambahnya berat badan bayi.
4. Lemak subkutan cukup tebal
5. Bentuk kepala cenderung kerucut disebabkan oleh gaya yang bekerja saat proses
persalinan dan juga sebagai akibat tulang tengkoarak yang tumpang tindih (molase).
6. Ukuran lingkar kepala, antara lain: Fronto Oksipital 34 cm, Mento Oksipital 35 cm,
Suboksipito Bregmatika 32 cm
7. Ubun-ubun berdenyut karena belahan-belahan tulang tengkorknya belum menyatu
dan mengeras dengan sempurna. Seiring dengan semakin sempurnanya proses
penyatuan tulang-tulang tengkorak(kira-kira setelah 2 tahun) denyut di kepalanya
akan hilang, yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan rambut dan
kepalanya dengan shampo khusus bayi dan segera keringkan, hindari menyentuh dan
menekan bagian kepalanya yang berdenyut-denyut itu, baik saat mencuci rambut atau
menggendongnya.
8. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik
9. Mata bayi tampak keluar garis atau juling selama 2 -3 bulan pertama disebabkan
karena pada beberapa saat setelah kelahiran, bayi baru membuka matanya dan
melihat lingkungan disekitar. Penglihatannya baik namun belum terlalu fokus.
10. Wajah sembab, kelopak mata terlihat bengkak atau menggembung terjadi karena
bendungan yang muncul karena tekanan jalan lahir. Dalam 1 atau 2 hari bengkak
pada wajah akan hilang. Yang bisa dilakukan dengan menghindari posisi tidur
telungkup atau menyamping untuk mengurangi tekanan pada wajah, bila ada
benjolan atau bekas tekanan alat forcep pada kepala tampak sedikit bengkak, hindari
menyentuh bagian tersebut sampai bengkaknya hilang.
11. Mata berair disebabkan karena saluran hidung belum sempurna sehingga
mengakibatkan aliran air mata yang diproduksi menjadi tidak lancar. Keadaan seperti
ini dapat diatasi dengan mengurut kulit sepanjang saluran tersebut dimulai dari kulit
pinggir mata ke arah pinggir hidung bagian bawah
12. Sensitif terhadap cahaya terang, yang menyebabkan mata bayi akan berkedip, dapat
mengenali pola-pola hitam putih tang tercetak tebal dan bentuk wajah manusia. Jarak
focus adalah sekitar 15-20 cm
13. Bayi akan bereaksi dengan menggerakan matanya bila mendengar suara-suara yang
nyaring. Ia lebih menyukai suara yang lembut dengan pola yang sama. Jika
mendengar suara yang tiba-tiba, bayi akan bereaksi dengan menggerakan anggota
tubuhnya.
14. Kumisan, sisa lanugo (rambut janin) belum luruh semuanya. Selain kumis, bayi
perempuan juga sering tampak berambut pada bahu dan punggungnya. Dalam
beberapa minggu, kulit bayi akan tampak bersih dari rambut-rambut dan kumis itu.
Yang bisa dilakukan dengan memandikan bayi untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan kulitnya, tidak perlu repot mencukurnya karena rambut dan kumis tersebut
akan rontok dengan sendirinya.
15. Aktifitas/gerakan aktif, ektremitas biasanya dalam keadaan fleksi
16. Kaki dan tangannya pucat dan dingin. Sistem sirkulasi dan peredaran darah bayi
baru lahir belum berkembang sempurna, sehingga tubuhnya memprioritaskan
mengalirakan darah ke organ-organ tubuh yang epnting seprti otak, paru-paru dan
jantung. Tangan dan kaki adalah organ tubuh yang paling akhir dialiri darah. Kondisi
ini berakhir edngan sendirinya secara bertahap sampai bayi berusia 1 tahun.
denyut tali pusat terlihat. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis
sementara atau akrosianosis. Pernapasan cepat, berada di tepi teratas rentang
normal dan terdapat rales atau ronki. Rales seharusnya hilangg dalam 20
menit.bayi mungkin mulai memperlihatkan nafas cuping hidung disertai
pernapasan mendengkur dan retraus ksi dinding dada. Adanya mucus biasanya
akibat keluarnya cairan paru yang bertahan. Mucus ini encer, jernih dan mungkin
memiliki gelembung-gelembung kecil.
Selama periode reaktivitas pertama setelah lahir, mata bayi baru lahir terbuka
dan bayi memperlihatkan perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau
mencari putting susu ibu. Selama periode terjaga, setiap usaha harus dilakukan
untuk memfasilitasi kontak antara ibu dan bayi baru lahir. Walaupunn tidak
direncanakan untuk memberikan ASI, membeiarkan ibu menggendong bayi pada
waktu ini membantu proses pengenalan. Bayi memfokuskan pandangannya pada
ibu atau ayah ketka mereka berada pada lapang penglihatan yang tepat. Bayi
menunjukkan peningkatan tonus otot dengan ektremitas atas fleksi dan ektremitas
bawah ekstensi posisi ini memungkinkan bayi untuk i tubuhnya dengan tubuh ibu
ketika digendong. Banyak bayi akan meyusu selama periode reaktivitas pertama
ini. Menyusui harus dianjurkan ketika bayi batu lahir berada pada tahap penuh
sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia fisiologis yang terjadi setelah bayi
lahir. Bidan harus melakukan setiap upaya untuk meminimalkan setiap
ketidaknyamanan akibat prosedur maternal selama periode waktu ini., bahkan
sejenak menunda penjahitan perineum jika ibu menginginkannya.
Bayi sering kali mengeluarkan feses segera setelah lahir dan bising usus
biasanya muncul 30 menit setelah bayi lahir. Bising usus menunjukkan sistem
pencernaan
mampu
mengidentifikasikan
berfungsi.
bahwa
Namun,
peristalsis
keberadaan
mulai
bekerja,
feses
saja
tidak
melainkan
hanya
mengatasi
bayi
yang
mengalami
hipotermia
adalah
dengan
membersihkan cairan yang menempel pada tubuh bayi seperti daran dan air ketuban,
membungkus bayi dengan selimut yang telah dihangatkan dan meletakkannya di
dalam inkubator, kemudian pindahkan bayi menempel pada dada ibu, atau sering
disebut sebagai metode kanguru.
Apabila kondisi ibu tidak memungkinkan, karena ibu masih lemas pasca
bersalin, segera keringkan bayi dan membungkus bayi dengan kain yang hangat,
meletakkan bayi dekat dengan ibu, dan memastikan ruangan bayi cukup hangat
2. Asfiksia
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting,
yaitu :
Penafasan
Denyut jantung
Warna kulit
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau
Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan
saluran pernafasan terbuka.
2. Memulai pernafasan
Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon
atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
Kompresi dada.
Pengobatan
REFRENSI
Varneys Midwifery, Ilmu Kebidanan, 2004
Bobak, L. Jensen, 2005,Buku Ajar Perawatan Maternitas,EGC,Jakarta hal 387-388