Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Setiap manusia memiliki pandangan dan standar tersendiri mengenai dirinya yang

disebut sebagai konsep diri. Konsep diri yang positif memberikan rasa yang berarti,
menyeluruh, dan konsisten pada seseorang. Sedangkan konsep diri negatif cenderung
menganggap dirinya tidak mampu dan meremehkan atau merendahkan dirinya sendiri.
Kegagalan individu dalam beradaptasi dengan tekanan akan menyebabkan timbulnya konsep
diri negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang.
Masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dimasyarakat perkotaan salah satunya adalah
depresi akibat banyaknya permasalahan yang terjadi. Salah satu faktor penyebab depresi yang
terjadi pada masyarakat di perkotaan diantaranya adalah stresor di lingkungan kerja yang
dipicu dari beban kerja yang berat, ketatnya kompetisi, konflik dengan rekan kerja, dan
kebosanan dengan tempat/rutinitas kerja. Depresi merupakan perubahan kondisi kesehatan
mental yang biasanya ditampillkan dengan perasaan sedih, tertekan, putus asa dan pesimisme.
Menurut Riskesdas tahun 2007 didapatkan data nasional tentang angka kejadian
gangguan jiwa berat (skizofrenia) sebesar 0,5% dan di DKI Jakarta tercatat sebanyak 20,3%.
Sedangkan gangguan mental emosional (seperti kecemasan, depresi, dan lain-lain) pada
penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih sebesar 11,6% dan di DKI Jakarta tercatat
14,1%. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan, menyatakan
bahwa dari populasi orang dewasa di Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar 11,6
persen atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional atau gangguan kesehatan
jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi. Sementara Kepala Dinas Kesehatan DKI
Jakarta menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa ringan hingga triwulan kedua
tahun 2011 mencapai 306.621 orang, naik dari 159.029 orang pada tahun 2010. Secara
keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta mencapai angka 14,1 persen dari
jumlah penduduk. Jumlah itu di atas angka nasional sebesar 11,6 persen.
Perawat sebagai tenaga kesehatan perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
dan menangani masalah depresi yang banyak dialami oleh masyarakat perkotaan. Oleh
karena itu, pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah kesehatan jiwa dimasyarakat
perkotaan perlu diketahui dan dipelajari oleh perawat. Seorang perawat, khususnya perawat
komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi masalah depresi yang
dialami oleh masyarakat perkotaan. Tujuan utama dari tindakan keperawatan pada klien yang

mengalami depresi ini adalah untuk mencapai kemungkinan tingkat kesehatan jiwa terbaik
masyarakat perkotaan.
1.2.

Rumusan Masalah:

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan konsep diri?


1.2.2. Apa saja masalah kesehatan jiwa yang terjadi di lingkup lingkungan tempat kerja?
1.2.3. Apa saja gangguan-gangguan kesehatan akibat stresor psikososial di tempat kerja?
1.2.4. Bagaimana koping yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa?
1.2.5. Apa yang dimaksud dengan depresi?
1.2.6. Bagaimana rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk klien yang depresi?
1.3.

Tujuan Penulisan

1.3.1. Mengetahui da memahami tentang konsep diri.


1.3.2. Mengetahui dan memahami masalah kesehatan jiwa yang terjadi di tempat kerja.
1.3.3. Mengetahui dan memahami gangguan-gangguan kesehatan uang timbul akibat
stresor psikososial di tempat kerja.
1.3.4. Mengetahui dan memahami jenis dan mekanisme koping untuk mengatasi masalah
kesejaan jiwa.
1.3.5. Mengetahui dan memahami tentang depresi.
1.3.6. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk klien dengan depresi.
1.4.

Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan study literature dan pencarian data yang
terpercaya dari internet dalam metode Problem Based Learning (PBL). Tim penyusun
mencari literatur-literatur baik dari buku maupun dari internet yang berkaitan dengan
topik. Setiap mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mempelajari satu sub pokok
bahasan dan menjelaskan materi tersebut dalam Focus Group. Setelah itu semua anggota
kelompok mendiskusikan hasil belajar dan menyusun makalah.

1.5.

Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas empat bab. Bab I terdiri atas pendahuluan, yang berisi
paragraf yang menjabarkan latar belakang masalah yang akan dibahas, perumusan
masalah dan ruang lingkupnya, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan. Makalah ini dilanjutkan dengan Bab II yang berisi tinjauan pustaka, yang
melingkupi semua materi yang ingin disampaikan berdasarkan referensi yang telah
didapatkan. Makalah dilanjutkan dengan Bab III yang berisi pembahasan kasus, dan
terakhir yaitu Bab IV yaitu penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari
makalah yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai