Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai


kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan atau
kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang
datang dibiaskan di depan retina ( bintik kuning )
dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan
myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila
dekat sedangkan melihat jauh kabur.
Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu berusaha memicingkan matanya agar dapat
melihat lebih jelas objek-objek yang jauh letaknya. Hal ini adalah ciri khas utama dari
penderita myopia.
Klasifikasi Miopia
Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :
1.

Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi :


Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih
panjang dari normal.
Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau
lensa.
Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata.
Perubahan Posisi Lensa
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi
glaucoma berhubungan dengan terjadinya myopia.
Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk
menimbulkan kebutaan bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi
dengan pemberian kacamata. Myopia berbahaya ini dibarengi dengan
kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis
dari waktu ke waktu.

2.

Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) :


Miopia stasioner, yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.
Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa
akibat bertambah panjangnya bola mata.
Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif,

3.

yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.


Berdasarkan sifat

Miopi simplex

: sering dijumpai pada umur muda dan bersifat

menetap dan tidak menimbulkan kelainan pada fundus


Miopi progreesivve : minus terus bertambah sehingga bisa terjadi
gangguan pada choroid, disebut juga miopi degenerasi, tidak bisa
mencapai 6/6
Miopi maligna
4. Miopi berdasarkan berat ringan :
Miopi ringan

: lebih cepat choroid dari pada miopi degenerasi


: apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata -1s/d

-3 D
Miopi sangat ringan : apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25
s/d 1.0 D
Miopi sedang
Miopi tinggi
Miopi berat

: dapat dikoreksi dengan kaca mata -3 s/d -6 D


: dapat dikoreksi dengan kaca mata -6 s/d -10 D
: dapat di koreksi dengan kaca mata >-10 D

Faktor-faktor yang mempengaruhi progresifitas miopia antara lain : (Mangunkusumo,


1986; Rahman, 1992) :
1.

Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis bola matanya.

2.

Penyakit pada mata.

3.

Kerja dekat.

4.

Intensitas cahaya.

5.

Posisi tubuh.

6.

Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :

Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan, seperti


pada katarak.

Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan


kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

7.

Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):

8.

Miopia ringan 1-3 dioptri

9.

Miopia sedang 3-6 dioptri

10. Miopia berat > 6 dioptri

11. Menurut timbulnya oleh Lendner dibagi atas (Rahman,1992) :


12. Kongenital
Penyebab Miopia
Penyebab miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan,
herediter, bekerja di depan komputer yang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan
kalsium, kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone, 1997).
Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar yang
masuk ke dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia tanpa alat bantu
kemudian melihat ke objek yang jauh, sinar divergenlah (sinar yang menyebar) yang akan
mencapai retina sehingga bayangan menjadi kabur. Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi
terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang (Hoolwich, 1993).
Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah bayangan
jatuh di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab dari miopia aksial
adalah perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada
waktu awal kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan kurvatura
kornea atau lensa, kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita cit Slone, 1997).
Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :
1.

Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.

2.

Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan tekanan


yang dihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari posisi tubuh yang
membungkuk.

3.

Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang
berlebihan (Desvianita cit Perera, 1997).

Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan pada
bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa
bertambah cembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa ( Desvianita cit Slone, 1997).
Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya akibat
kadar gula yang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein yang
meninggi pada peradangan mata. Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari

otot siliaris (spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang dekat.
Keadaan ini menimbulkan kelainan yang disebut pseudo miopia (Sastradiwiria, 1989).

Gambaran Klinik Miopia


Sebahagian kasus-kasus miopia dapat diketahui dengan adanya kelainan pada jarak
pandang. Pada tingkat ringan, kelainan baru dapat diketahui bila penderita telah diperiksa
(Desvianita cit Adler, 1997).
Gejala subjektif :
1.

Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia
hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan penglihatan kabur bila
melihat objek jauh.

2.

Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopianya
dapat disembuhkan.

3.

Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk


mendapatkan efek pinhole agar dapat melihat dengan lebih jelas.

4.

Penderita miopia biasanya suka membaca, sebab mudah melakukannya tanpa usaha
akomodasi (Slone, 1979).

Gejala objektif :
1. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar.
Kadang-kadang bola mata ditemukan agak menonjol.
2. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai
kresen miopia yang ringan disekitar papil saraf optik.
3. Miopia Patologi
4. Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simple.
5. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada:
a) Korpus vitreum
b) Papil saraf optic
c) Makula
d) Retina terutama pada bagian temporal
e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.

Pencegahan

Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan gelap
dan menonton TV dengan jarak yang dekat. Pada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran
mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak-anak,
tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif.
Penggunaan kacamata dan kontak lensa mempengaruhi perkembangan myopia dalam
akhir tahun ini. Beberapa dokter yang menggunakan pengobatan klinik dan para peneliti
merekomendasikan kekuatan lebih ( konvex ) pada lensa kacamata yang dapat dipakai untuk
melihat jauh dan dekat. Para pelajar Malaysia juga baru-baru ini melaporkan bahwa ahli ilmu
pengetahuan yang baru menyatakan bahwa pembentukan atau perbaikan pada penderita
myopia disebabkan karena melajunya pertumbuhan myopia, ini juga terdapat dalam
pertanyaan-pertanyaan klinis. Banyak pengobatan myopia mengalami kesulitan dan juga
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, beberapa grup kontrol cukup
menutupi kekurangan tersebut.
Sampai sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana mencegah
kelainan refraksi pada anak atau mencegah jangan sampai menjadi parah. Biasanya dokter
akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat tetes tertentu untuk
membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak dan penggunaan kacamata.

Pencegahan lainnya adalah dengan melakukan visual hygiene berikut ini:


Mencegah terjadinya kebiasaan buruk. Hal yang perlu diperhatikan adalah sejak kecil
anak dibiasakan duduk dengan posisi tegak, dan memegang alat tulis dengan benar. Lakukan
istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau melihat TV. Batasi jam
membaca. Aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter), dan gunakanlah penerangan yang
cukup. Kalau memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa diatur tingginya
sehingga jarak bacanya selalu 30 cm. Membaca dengan posisi tidur atau tengkurap bukanlah
kebiasaan yang baik.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa usaha untuk melatih jauh atau bergantian
melihat jauh dan dekat secara bergantian dapat mencegah myopia. (Curtin, 2002).

Penatalaksanaan Miopia

Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata difokuskan
tepat di retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :
1.

Cara optik

2.

Cara operasi

Cara optik
Kacamata (Lensa Konkaf)
Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf
(cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar.
Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu
panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis
konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum
masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton,
1997).
Lensa kontak
Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa ini
tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa
kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah menghilangkan
hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea, penyebabnya adalah air
mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior
kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan
anterior lensa kontaklah yang berperan penting.

Cara operasi pada kornea


Ada beberapa cara, yaitu :
1.

Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer
sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata
menjadi lebih dekat ke retina.

2.

Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser
untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.

3.

Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi
kecembungannya dan dilengketkan kembali.

4.

Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan
koreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.

Pemeriksaan Penunjang
a)
b)
c)
d)

Foto fundus / retina


Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri
Pemeriksaan kwalitas retina ( E.R.G = electro retino gram)
Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata ( E.E.G = electro

ence falogram
e) EVP (evoked potential examination)
f) USG ( ultra sono grafi ) bola mata dan keliling organ mata missal pada
tumor,panjang bola mata , kekentalan benda kaca (vitreous)
g) Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa)
h) CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai