2.
3.
Miopi simplex
-3 D
Miopi sangat ringan : apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25
s/d 1.0 D
Miopi sedang
Miopi tinggi
Miopi berat
Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis bola matanya.
2.
3.
Kerja dekat.
4.
Intensitas cahaya.
5.
Posisi tubuh.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yang
berlebihan (Desvianita cit Perera, 1997).
Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan pada
bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa
bertambah cembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa ( Desvianita cit Slone, 1997).
Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya akibat
kadar gula yang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein yang
meninggi pada peradangan mata. Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari
otot siliaris (spasme akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang dekat.
Keadaan ini menimbulkan kelainan yang disebut pseudo miopia (Sastradiwiria, 1989).
Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia
hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan penglihatan kabur bila
melihat objek jauh.
2.
Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopianya
dapat disembuhkan.
3.
4.
Penderita miopia biasanya suka membaca, sebab mudah melakukannya tanpa usaha
akomodasi (Slone, 1979).
Gejala objektif :
1. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar.
Kadang-kadang bola mata ditemukan agak menonjol.
2. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai
kresen miopia yang ringan disekitar papil saraf optik.
3. Miopia Patologi
4. Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simple.
5. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada:
a) Korpus vitreum
b) Papil saraf optic
c) Makula
d) Retina terutama pada bagian temporal
e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
Pencegahan
Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan gelap
dan menonton TV dengan jarak yang dekat. Pada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran
mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak-anak,
tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif.
Penggunaan kacamata dan kontak lensa mempengaruhi perkembangan myopia dalam
akhir tahun ini. Beberapa dokter yang menggunakan pengobatan klinik dan para peneliti
merekomendasikan kekuatan lebih ( konvex ) pada lensa kacamata yang dapat dipakai untuk
melihat jauh dan dekat. Para pelajar Malaysia juga baru-baru ini melaporkan bahwa ahli ilmu
pengetahuan yang baru menyatakan bahwa pembentukan atau perbaikan pada penderita
myopia disebabkan karena melajunya pertumbuhan myopia, ini juga terdapat dalam
pertanyaan-pertanyaan klinis. Banyak pengobatan myopia mengalami kesulitan dan juga
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, beberapa grup kontrol cukup
menutupi kekurangan tersebut.
Sampai sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana mencegah
kelainan refraksi pada anak atau mencegah jangan sampai menjadi parah. Biasanya dokter
akan melakukan beberapa tindakan seperti pengobatan laser, obat tetes tertentu untuk
membantu penglihatan, operasi, penggunaan lensa kontak dan penggunaan kacamata.
Penatalaksanaan Miopia
Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata difokuskan
tepat di retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :
1.
Cara optik
2.
Cara operasi
Cara optik
Kacamata (Lensa Konkaf)
Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf
(cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan menyebar.
Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu
panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis
konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum
masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina (Guyton,
1997).
Lensa kontak
Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa ini
tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa
kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah menghilangkan
hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea, penyebabnya adalah air
mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior
kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan
anterior lensa kontaklah yang berperan penting.
Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer
sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata
menjadi lebih dekat ke retina.
2.
Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser
untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.
3.
Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi
kecembungannya dan dilengketkan kembali.
4.
Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan
koreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.
Pemeriksaan Penunjang
a)
b)
c)
d)
ence falogram
e) EVP (evoked potential examination)
f) USG ( ultra sono grafi ) bola mata dan keliling organ mata missal pada
tumor,panjang bola mata , kekentalan benda kaca (vitreous)
g) Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa)
h) CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan.