Provinsi
(KSP),
dan
penataan
ruang
kawasan
strategis
rangka
mengembangkan,
melestarikan,
melindungi
dan/atau
penyelenggaraan
penataan
ruang
pada
KSP
yang
masyarakat
dalam
rangka
ditetapkan
perkotaan,kawasan
12
(dua
koridor
belas)
tipologi
ekonomi,
kawasan
sebagai
berikut:
perdesaan,
kawasan
kawasan
cepat
dan
teknologi
tinggi,kawasan
pelestarian
lingkungan
sumber
hidup
daya
darat,
alam,kawasan
kawasan
rawan
Tabel 2.1 Penetapan Tipologi KSP Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria, dan Isu Strategis
Provinsi
SUDU
T
KEPENTINGA
Pertumbuh
an Ekonomi
a.
b.
c.
d.
e.
KRITERI
A
memiliki potensi ekonomi cepat
tumbuh;
memiliki sektor unggulan yang
dapat
menggerakkan pertumbuhan
ekonomi;
memiliki potensi ekspor;
memiliki
dukungan
jaringan
prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi;
memiliki kegiatan ekonomi yang
memanfaatkan teknologi tinggi;
TIPOLOGI
Tipologi Kawasan
Perkotaan
Kriteria : a, b, c, d, e,
Isu : b,c, d, e,f, g
2. Tipologi Koridor
Ekonomi
Kriteria : a, b, c, d, e, g, h.
Isu : a, b,c, d, e, f, g
Tipologi Kawasan
Perdesaan
Kriteria :b,c, e,f, g, h.
Isu : a, b, c, d, e, f, g
Tipologi Kawasan Cepat
Tumbuh
Kriteria : a, c, d, e, h
Isu :c, d, e, f
a.
b.
c.
SUDU
T
KEPENTINGA
Pendayagunaan
Sumber Daya
Alam
a.
dan/atau
Teknologi Tinggi
KRITERI
A
diperuntukan bagi kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan
dan
teknologi
berdasarkan
lokasi
sumber
daya
alam
strategi,
pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
b.
b.
memiliki
sumber
daya
alam c.
strategis;
c. memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian dan pengembangan
antariksa
d. memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian tenaga atom dan
atau tempat perlindungan a.
Fungsi dan Daya a. nuklir
merupakan
keanekaragaman
hayati;
Dukung Lingkungan
b. merupakan
kawasan
lindung b.
Hidup
yang
ditetapkan
bagi
perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna
yang
hampir
punah
atau
c.
diperkirakan akan punah yang
harus
dilindungi
dan/atau
dilestarikan;
c.
memberikan
perlindungan
keseimbangan tata guna air yang
setiap
tahun
berpeluang
menimbulkan
kerugia
n;
d. memberikan
perlindungan
terhadap
keseimbangan
iklim
makro;
e. menuntut
prioritas
tinggi
peningkatan
kualitas
Lingkungan
hidup;
d.
e.
TIPOLOGI
7. Tipologi
Kawasan
Teknologi Tinggi
Kriteria :
a,c Isu : a
8. Tipologi Kawasan
Sumber
Daya Alam
Kriteria : a, b,
Isu :b, c,
Tingginya laju konversi lahan hutan menjadi lahan 11. Tipologi Kawasan
perkebunan
dan
pertaniandan
mencegah
praktik Kritis
Lingkungan
pembalakkan hutan secara liar dan pertambangan liar.
Kriteria :a, b, c, d, e,
Pengendalian terhadap perkembangan permukiman di
f, g Isu : a, b, d, e
kawasan
rawan bencana, pembangunan infrastruktur dan bangunan
yang mampu meminimalisasi dampak bencana, dan Tipologi Kawasan
Perlindungan Pesisir
memperhatikan kesiapan mitigasi bencana.
dan Pulau Kecil
Kriteria :a, b, c, d, e, f,g
Isu : a, b, d, e.
TIPOLOGI
Kawasan Perkotaan
a.
b.
c.
d.
2.
Koridor Ekonomi
3.
Kawasan Perdesaan
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Kawasan Ekonomi
Cepat Tumbuh
g.
a.
b.
5.
Kawasan Cagar
Budaya/Sejarah
a.
b.
c.
6.
Kawasan
Permukiman/
Komunitas Adat
Tertentu
a.
KRITERIA KSP
dapat berbentuk kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari
wilayah kabupaten atau mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota;
jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
dominasi
fungsi
kegiatan
ekonomi
berupa
kegiatan
jasa,
perdagangan, dan industri dengan jangkauan pelayanan satu wilayah
provinsi dan/atau antarprovinsi; dan
ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor pemerintah kabupaten/kota, terminal/pelabuhan, kantor
potensi ekonomi yang beragam dan inklusif;
didukung kebijakan pembangunan sektoral dan daerah untuk
menjaga keuntungan kompetitif;
memiliki sistem jaringan transportasi darat, laut, dan udara;
dapat berbentuk kawasan perdesaan yang merupakan bagian
wilayahkabupaten atau mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
potensi kawasan produksi pertanian;
sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian;
aglomerasi
penduduk
yang
bermata
pencaharian
petani,nelayan, penambang rakyat, atau pengrajin kecil;
kegiatan
utama
pertanian
dan
pengelolaan
sumber
daya
alamtermasuk
perikanan tangkap;
tempat permukimanperdesaantermasuk kawasan transmigrasi,
pelayanan jasapemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;
kerapatan sistem permukiman dan penduduk yang rendah;dan
potensi ketersediaan sumberdaya alam yang meliputi sektor dan
produk- produk unggulan yang dapat diperbaharui, kesesuaian
lahan, dan ketersedian
pencadangan
lahan
bagi
pengembangan investasi,
khususnya dalam mendorong industri pengolahan di dalam
negeri berbahan baku lokal sebagai potensi penggerak
pengembangan
perekonomian kawasan secara berkelanjutan;
potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang relatif memadai
seperti jalan, jembatan, air bersih, listrik, bahan bakar, dan
telekomunikasi; serta
sarana penunjang, seperti alat angkutan/transportasi, gudang,
pendingin
(coldstorage), peralatan pengolahan dan distribusi, sesuai
wilayah dimana terdapat benda buatan manusia, bergerak atau
tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagianbagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50
(lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan
mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan;
wilayah dimana terdapat benda alam yang dianggap mempunyai
nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan; dan
merupakan
kawasan
yang
ditetapkan
dalam
RTRW
dan
mempunyai
pengaruh sangat penting yang dalam perlindungan budaya/sejarah
wilayah dimana terdapat permukiman/komunitas adat tertentu
dimana terdapat kelompok permukiman tradisionil yang berumur
sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang
khas
dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan
kebudayaan; atau
7.
TIPOLOGI
Kawasan Teknologi
Tinggi
a.
b.
c.
d.
8.
Kawasan Sumber
Daya
Alam
9.
Kawasan
Perlindungan dan
pelestarian
a.
b.
c.
a.
b.
Lingkungan Hidup
c.
d.
e.
f.
g.
10. Kawasan rawan
bencana
a.
b.
a.
b.
c.
d.
12. Kawasan
Perlindungan Pesisir
dan Pulau Kecil
a.
b.
c.
d.
KRITERIA KSP
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
memiliki
fungsi
sebagai
pusat
pengendalian
dan
pengembangan antariksa;
memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
potensi
pengadaan
tenaga
listrik
meliputi
pembangkitan,
transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen;
atau
potensi minyak dan gas bumi termasuk minyak dan gas bumi
lepas pantai
potensi sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,
uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidakdapat dipisahkan dalam suatu sistem
panas bumi; atau
potensi pertambangan mineral dan batubara.
kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta
gejala dan keunikan alam yang khas yang perlu dilindungi;
kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan
intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan
175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit
40% (empat puluh persen);
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua
ribu) meter di atas permukaan laut;
ketebalan gambut 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di hulu sungai
atau rawa;
kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan
air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan; atau
merupakan kawasan yang mempunyai pengaruh sangat penting
dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan.
kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana;
kawasan rawan bencana terdiri dari :
i. longsor, wilayah yang memiliki kerentanan gerakan tanah tinggi
ii. zona patahan aktif, wilayah berada 250 m dari zona patahan aktif
iii. tsunami, wilayah dengan elevasi rendah yang pernah atau
berpotensi tsunami
iv. letusan gunung berapi, wilayah sekitar kawah/kaldera, wilayah
yang terkena aliran uap panas, lahar, guguran batu pijar dan gas
beracun
v. rawan gempa bumi, wilayah yang pernah atau berpotensi
mengalami gempa bumi dengan skala 7 12 MMI
vi. bencana lainnya.
indikasi terganggunya konservasi/pelestarian keanekaragaman
hayati (flora dan fauna);
indikasi terganggunya kesuburan tanah;
indikasi
tergangnggunya
fungsi
hidrologi/geohidrologis
dan
hidroorologis;
pemanfaatan ruang di bentang alam (topografi) yang sudah
beresiko tinggi bencana banjir dan longsor.
kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta
gejala dan keunikan alam yang khas yang perlu dilindungi
Kawasan pesisir yang dilindungi yaitu :
i. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit
100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah
darat; atau
ii. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya
curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk
dan kondisi fisik pantai.
Pulau-pulau kecil, yaitu : suatu daratan yang pada saat pasang
tertinggi
tidak tertutupi air, dengan luas kurang dari 2.000 Km2
kawasan perlindungan pesisir dan pulau kecil, terdiri dari ;
i. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
ii. suaka margasatwa laut;
iii. cagar alam laut;
TIPOLOGI
Kawasan Perkotaan
2.
Koridor Ekonomi
3.
Kawasan Perdesaan
4.
Kawasan Ekonomi
Cepat Tumbuh
5. Kawasan Cagar
Budaya/Sejarah
6.
7.
Kawasan
Permukiman/
KomunitasTeknologi
Adat
Kawasan
Tinggi
8.
9.
TIPOLOGI
Kawasan Perlindungan
dan pelestarian
Lingkungan Hidup
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
a.
b.
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
kawasan
yang
diatur
dalam
tipologi
kawasan
perkotaan
mencakup
hal-hal
berikut:
1) Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSP
a. Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSPtipologi
kawasan perkotaan,
meliputi:
b. posisi strategis dalam konteks lokasi geografis dan perekonomian
terhadap wilayah disekitarnya;
c. hubungan sistem perkotaan;
d. kondisi sistem jaringan prasarana
utama
dan
sistem
jaringan
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan
a) Tujuan
Aspek tujuandifokuskan
fungsional
hubungan
regional.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan.
Perumusan
pengembangan
kependudukan
(pertumbuhan,
iii. kebijakan sistem pusat-pusat pelayanan perkotaan (sistem kotakota) dan pelayanan sosial-ekonomi-budaya masyarakat,
iv. kebijakan struktur ruang terkait sistem jaringan yang mendukung
operasionalisasi sistem perkotaan,
v. kebijakan
pola
ruang terkaitoptimasi
penggunaan ruang
strategi
terkait
kebijakan
pengembangan
kependudukan, meliputi:
i. strategi terkait pengaturan pertumbuhan penduduk yang sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan;
ii. strategi terkait arahan sebaran penduduk yang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan, serta
peluang pengembangan infrastruktur perkotaan;
iii. strategi terkait ketenagakerjaan yang sesuai dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan dan peluang pengembangannya di sektor
perkotaan
Perumusan
strategi
terkait
kebijakan
pengembangan
dengan
daya
dukung
dan
daya
tampung
kawasan
yang
dicanangkan
yang
berbasis
jangka
waktu
perencanaan.
Perumusan
strategi
terkait
kebijakan
sistem
pusat-pusat
II.
ramah lingkungan.
strategi terkait pemenuhan kebutuhan sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem penyediaan air
minum, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem
pengelolaan persampahan untuk pelayanan kegiatan utama dan pelayanan
masyarakat perkotaan.
Perumusan
strategi
terkait
kebijakan
pola
ruang
terkait
struktur
ruang
kawasan
perkotaan
dikembangkan
untuk
4) sistem jaringan sumber daya air meliputi sumber air baku dan
prasarana air baku; dan
5) sistem jaringan prasarana perkotaan.
b) Rencana pola ruang
Rencana pola ruang KSP tipologi kawasan perkotaan terdiri atas :
1) Rencana
pola
ruang
kawasan
lindung
disusun
dengan
memperhatikan:
i. mengacu penetapan kawasan hutan,
ii. mengacu penetapan RTH perkotaan yang berfungsi lindung,
iii. mengacu penetapan kawasan lindung non RTH,
iv. penetapan kawasan lindung lainnya ditetapkan berdasarkan
analisis.
2) Rencana
pola
ruang
kawasan
memperhatikan:
i. mengacu penetapan
kawasan
budidaya
hutan
disusun
untuk
dengan
kawasan
hutan
produksi,
ii. dominasi kegiatan berdasarkan analisis daya dukung dan daya
tampung.
iii. orientasi
pengembangan
kawasan
terkait
kebutuhan
kebijakan,
dan
strategi
penataan
ruang
dirumuskan
dengan
mempertimbangkan:
posisi geografis kawasan terhadap pusat-pusat pertumbuhan disekitar kawasan;
sektor utama pendukung kawasan koridor ekonomi;
ketenagakerjaan dan penyediaan permukiman;
infrastruktur ekonomi; dan
area terbangun sekitar kawasan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka secara rinci muatan tujuan, kebijakan,
dan strategipenataan ruang yaitu sebagai berikut:
Tujuan
Tujuan disusun sebagai arahan perwujudan KSP yang ingin dicapai pada masa yang
akan datang. Perumusan tujuan difokuskan pada
Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan
kebijakan difokuskan pada:
kebijakan terkait dengan penetapan kegiatan;
kebijakan terkait dengan ketenagakerjaan;
kebijakan terkait dengan dukungan sistem jaringan prasarana kawasan;
kebijakan terkait dengan penetapan standar pelayanan minimal prasarana dan sarana
pendukung; dan
kebijakan terkait dengan pelindungan kawasan (termasuk RTH kawasan).
Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam langkah- langkah operasional
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan pada:
strategi terkait dengan penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada
kawasan koridor ekonomi, meliputi:
strategi penetapan jenis kegiatan dengan mempertimbangkan posisi geografis
kawasan, keberadaan bahan baku, serta peluang pasar baik lokal, regional, maupun
internasional; dan
strategi penetapan jenis kegiatan dengan mempertimbangkan persaingan usaha.
strategi terkait dengan ketenagakerjaan, meliputi:
strategi penetapan target penyerapan tenaga kerja; dan
strategi penetapan komposisi tenaga kerja.
strategi terkait dengan dukungan sistem jaringan prasarana utama kawasan yaitu
strategi
penetapan
standar
pelayanan
minimal
pelayanan
sistem
jaringan
strategi pengaturan ruang sekitar kawasan dari kegiatan disekitar kawasan yang
berpotensi mengganggu; dan
strategi pengaturan aksesibilitas menuju kawasan ekonomi dengan perlakuan khusus.
Konsep pengembangan
Konsep pengembangan dirumuskan sebagai berikut:
Rencana struktur ruang
Rencana struktur ruang terdiri atas:
sistem pelayanan yang ada pada RTRW ; dan
sistem jaringan prasarana dan sarana untuk mendukung fungsi kawasan, meliputi:
sistem jaringan prasarana utama yang mendukung aksesibilitas kawasan koridor
ekonomi dengan pusat kegiatan ekonomi lain terkait yang terintegrasi dengan
rencana sistem prasarana utama pada RTRW; dan
sistem jaringan prasarana lainnya yang terintegrasi dengan rencana sistem prasarana
utama pada RTRW.
Rencana pola ruang
Rencana pola ruang terdiri atas:
rencana pola ruang di kawasan inti yang meliputi ruang-ruang untuk berbagai
kegiatan yang telah ditetapkan dan ruang pendukung kegiatan terkait dengan
pelindungan kawasan (seperti ruang pembuangan limbah kawasan serta pengaturan
RTH kawasan); dan
rencana pola ruang kawasan penyangga yang lebih menekankan kepada fungsi
penyangga yang membedakan aktivitas kawasan inti dengan kawasan di sekitarnya.
Fungsi penyangga ini antara lain dimaksudkan untuk menjaga tingkat kesehatan
masyarakat di sekitar kawasan industri, dengan fungsi untuk:
mengurangi kebisingan;
mengurangi hamparan debu;
meningkatkan produksi oksigen untuk mengimbangi produksi gas berbahaya seperti
karbondioksida dan karbonmonoksida;
menjaga iklim mikro untuk mengurangi ekspose panas (heat) dari kegiatan kawasan;
dan
menjaga jarak aman kontaminasi air tanah.
Rencana pola ruang diarahkan berupa greenbelt (dapat berupa hutan) yang
disesuaikan dengan luasan kawasan yang berpotensi memberikan dampak.
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
pengembangan
ekonomi
wilayah
termasuk
didalamnya
kebijakan
strategi
terkait
kebijakan
pengembangan
struktur
ruang
terkait
penguatan sistem pusat pelayanan, sistem koleksi dan distribusi, serta sistem
jaringan prasarana pendukung meliputi:
sistem
jaringan
prasarana
lainnya
terkait
kebutuhan
pengembangan kawasan.
Konsep pengembangan kawasan
Konsep
pengembangan
KSP
tipologi
kawasan
sektor unggulan
produksi
primer
(pertanian,
perikanan,
perkebunan,
pertambangan,
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
untuk
mendukung
pengembangan
peternakan)
kawasan
dan minapolitan
(perikanan).
Sistem jaringan transportasi kawasan direncanakan untuk mendukung transportasi
barang dan orang (tenaga kerja) dari sentra produksi (primer, sekunder, dan tersier),
pusat-pusat kegiatan Lingkungan(PKL), dan outlet distribusi meliputi jaringan
transportasi darat, laut, dan udara yaitu;
sistem jaringan transportasi darat meliputi jaringan jalan, dan jaringan transportasi
sungai, danau, dan penyeberangan;
sistem jaringan transportasi laut dengan memperhatikan tatanan kepelabuhanan;
yang
diatur
dalam RTR
KSP
tipologi
kawasan
cepat
tumbuh
yaitu
sebagai berikut:
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
Tujuan,
kebijakan,
dan
strategi
penataan
ruang
dirumuskan
dengan
mempertimbangkan:
kondisi sektor
wilayah, melalui
sistem jaringan
kebutuhan
dan sistem
penyediaan sumber air dan prasarana air yang terintegrasi dengan rencana sistem
jaringan sumber daya air pada RTRW.
Rencana pola ruang
Rencana pola ruangterdiri atas:
kawasan lindung yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi usaha inti yang
dapat berupa potensi wisata, potensi hasil hutan bukan kayu, potensi ladang
penggembalaan, dan potensi ekonomi lainnya kecuali potensi pertambangan; dan
kawasan budi daya yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi sektor unggulan
terkait dalam skala ekonomi tertentu yang terintegrasi dengan pola ruang RTRW.
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
dan
sarana
penunjang
nilai-nilai
warisan
budaya/sejarah,
dan
memberikan
dukungan
Konsepsi rencana struktur ruang (sampai dengan batas wilayah penyangga) terdiri
atas:
Penetapan lokasi kawasan inti (sesuai peraturan perundang- undangan) dan pusatpusat kegiatan di Lingkungan luar kawasan inti yang berfungsi sebagai kawasan
penyangga;
Dukungan aksesibilitas;
jaringan jalan akses, dari simpul transportasi (bandara, terminal, stasiun, pelabuhan)
menuju pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan,
jaringan jalan lokal menghubungkan pusat pelayanan terdekat dengan ruang publik
pada lokasi obyek dan/atau kawasan (dilengkapi dengan fasilitas parkir sesuai jenis
moda yang diatur), juga berfungsi sebagai jaringan jalan wisata untuk mendukung
aksesibilitas panorama obyek warisan budaya/sejarah,
pedestrian
Dukungan prasarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan;
sistem jaringan air bersih,
sistem drainase kawasan,
sistem jaringan energi,
sistem pembuangan limbah,
sistem persampahan,
sistem jaringan telekomunikasi.
Dukungan sarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan
terkait jasa wisata;
Penyediaan sarana dan prasarana di Lingkungan kawasan inti didasarkan pada
kebutuhan dan nilai adat istiadat serta nilai-nilai warisan budaya.
Rencana pola ruang
Terkait kawasan penyangga memperhatikan RTRW terkait yang dapat direvisi sesuai
visi pengembangan kawasan warisan budaya dan sejarah.
Terkait kawasan inti, produk yang dihasilkan menjadi ketetapan langsung RDTR pada
wilayah terkait.
Penetapan zonasi pada kawasan inti;
zona pemanfaatan terbatas (zona privat, zona suci atau zona inti), didasarkan pada
kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;
zona publik, didasarkan pada kebutuhan fungsi pendukung pengembangan obyek
dan/atau kawasan. (misal; terkait pengembangan jasa wisata)
Penetapan zonasi pada kawasan penyangga;
zona penyangga, jika dibutuhkan dukungan terhadap obyek dan/atau kawasan berupa
ruang bebas aktifitas publik. (misal; penetapan radius tertentu untuk pemanfaatan
non terbangun)
zona publik dan jasa wisata, berada kawasan yang diperbolehkan untuk digunakan
kegiatan publik dan jasa wisata.
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan
kebijakan difokuskan pada:
Kebijakan terkait kawasan permukiman adat yang harus dilindungi,
Kebijakan terkait kawasan inti; pengaturan zona dan kegiatan pada kawasan
permukiman adat dan pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan
dan sarana
rencana
struktur
ruang
(sampai
dengan
batas
wilayah penyangga)
terdiri atas:
Penetapan lokasi kawasan inti (sesuai peraturan perundang- undangan) dan pusatpusat kegiatan di Lingkungan luar kawasan inti yang berfungsi sebagai kawasan
penyangga;
Dukungan prasarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan;
sistem jaringan air bersih,
sistem drainase kawasan,
sistem jaringan energi,
sistem pembuangan limbah,
sistem persampahan,
sistem jaringan telekomunikasi.
Dukungan sarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan
terkait jasa wisata;
Penyediaan sarana dan prasarana di Lingkungan kawasan inti didasarkan pada
kebutuhan dan nilai adat istiadat serta nilai-nilai warisan budaya.
Rencana pola ruang
Terkait
kawasan
penyangga
memperhatikan
RTRW
terkait
Nilai kepentingan dan standarisasi kondisi Lingkungan yang harus diciptakan untuk
operasionalisasi teknologi tinggi secara maksimal dan sesuai waktu pemanfaatan
yang telah ditetapkan,
Kondisi Lingkungan non terbangun, terbangun dan kegiatan di sekitar kawasan
teknologi tinggi yang berpotensi mengganggu operasionalisasi teknologi tinggi dan
sebaliknya
berpotensi
terganggu
(kondisi
keselamatan
masyarakat)
akibat
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
pendukung
operasional
teknologi tinggi
penetapan target dan wujud perlindungan intalasi teknologi tinggi.
instalasi
sistem
jaringan
prasarana
utama
sistem
pusat
pelayanan
yang
berpotensi mengganggu
tegakan
sekitar
kawasan
inti
untuk
perumusan
tujuan,
kebijakan
dan
strategi
KSPtipologi kawasan
Posisi
geografis
kawasan
sumber
daya
alam
terhadap
sistem jaringan
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
strategi
terkait
pengelolaan
Lingkungan
yang
berkelanjutan
kesejahteraan
sarana;
(pengaturan
pada
sarana
yang
dapat
digunakan
untuk
dengan
peraturan
perundangan
yang
berlaku
dalam
rangka
perlindungan kawasan),
Kebijakan terkait kawasan penyangga; penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan,
dukungan sistem jaringan prasarana dan sarana kawasan
Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal
strategi diuraikan sebagai berikut:
Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:
mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan disekitar kawasan fungsional yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan
inti yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai;
jaringan
prasaranadan
sistem
pusat
pelayanan
kawasan
Arahan
pengembanganKSPtipologi
kawasan
Perlindungan
dan
sistem
pusat
sistem
jaringan
pelayanan
yang
kawasan; dan
mengendalikan
prasarana
yang
kawasan.
Rencana pola ruang
Rencana pola ruang, terdiri atas:
Rencana pola ruang pada kawasan inti mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.
Rencana
pola
penyangga (daerah
penyangga),
meliputi:
zona penyangga, berada dilingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan
dampak negatif kegiatan disekitar kawasan terhadap kawasan inti.
1.1.5.10
Bencana
adalah
peristiwa
atau
rangkaian
peristiwa
yang
mengancam
dan
alam
dan/atau
faktor
nonalam
maupun
faktor
manusia
sehingga
kawasan
rawan
bencana
atau
perkiraan
kawasan
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
penetapan
ruang
hunian
sementara
terkait
fungsi
pelayanan
kebutuhan
jaringan
Mengacu pada beberapa peraturan dan pedoman terkait bidang penataan ruang serta
peraturan dan pedoman yang terkait lingkungan dan sumber daya alam
Penyesuaian dengan dengan kondisi alam dengan lebih menekankan pada upaya
rekayasa geologi dan rekayasa teknik sipil
Menghormati hak yang dimiliki orang sesuai peraturan perundang-undangan
Memperhatikan aspek aktifitas manusia yang telah ada sebelumnya (existing
condition) dan dampak yang ditimbulkannya.
1.1.5.11
Muatan yang diatur dalam tipologi kawasan Kritis Lingkungan mencakup hal- hal
berikut:
penduduk
dan
permukiman,
fasilitas
ekonomi
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
pola
penyangga (kecuali
ekosistem
DAS),
meliputi:
zona penyangga, berada diLingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan
dampak negatif kegiatan disekitar kawasan terhadap kawasan inti.
zona penyangga diklasikasikan sesuai karakteristik dukungan terhadap kawasan inti;
dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak
disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.
1.1.5.12
Muatan yang diatur dalam tipologi kawasan ekosistem mencakup hal-hal berikut:
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSP
Pertimbangan
perumusan
tujuan,
kebijakandan
strategi
KSPtipologi
Kawasan
penduduk
dan
permukiman,
fasilitas
ekonomi
pertimbangan
di
atas,
maka
acuan
muatan
pengaturan tujuan,
fungsi lindung
yang menurun
Kecildijabarkan dalam konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.
Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang pada kawasan inti bersifat arahan untuk:
arahan sistem pusat pelayananpada kawasan yang relatif sesuai daya dukung fisik
dasar dan ekosistem,
arahan sistem jaringan prasarana utama pada kawasan yang relatif sesuai daya
dukung fisik dasar dan ekosistem.
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang, terdiri atas:
Rencana pola ruang pada kawasan inti, meliputi: Kawasan lindung disusun dengan
memperhatikan:
mengacu penetapan kawasan hutan,
penetapan
kawasan
lindung
lainnya
pola
penyangga (kecuali
ekosistem
DAS),
meliputi:
zona penyangga, berada diLingkungan luar
Indikasi program utama merupakan acuan sektor dan daerah dalam menyusun
program dalam rangka mewujudkan RTR KSP dalam jangka waktu perencanaan 5
(lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun). Indikasi program utama
dapat memuat strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang
sebagai dasar pertimbangan penetapan tahapan indikasi program utama.
Penyusunan ketentuan terkait dengan arahan pemanfaatan ruang untuk masingmasing tipologi KSP paling sedikit mempertimbangkan hal-hal sebagaimana termuat
pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Indikasi Program Utama Jangka Menengah KSP berdasarkan
tipologi
Tipolo
gi
1.1. Kawasan perkotaan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tipolo
gi
1.4. Kawasan Ekonomi
Cepat Tumbuh
Tipolo
gi
1.7. Kawasan Teknologi
Tinggi
1.10.
Tipolo
Indikasi Program Utama
gi
Kawasan Kritis
Lingkungan Indikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang
dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan komposisi
kawasan lindung dan kawasan budidaya yang menjamin keserasian
kemampuan dan pemanfaatan unsur dalam alam secara timbal
balik.
1.11.
1.12.
Kawasan Perlindungan
Pesisir dan Pulau Kecil
Indikasi sumber pembiayaan memuat perkiraan pendanaan yang dapat berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. Pembiayaan masyarakat; dan/atau
c. sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Indikasi instansi pelaksana memuat instansi pemerintah daerah sebagai pelaksana
program pemanfaatan ruang. Adapun indikasi waktu pelaksanaan memuat tahapan
pelaksanaan program pemanfaatan ruang sampai akhir tahun perencanaan (20
tahun).
1.1.7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSP
Ketentuan terkait dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSP paling sedikit
memuat:
a. Arahan Peraturan Zonasi
Arahan peraturan zonasi KSP merupakan ketentuan zonasi pada sistem
provinsi, yang meliputi
jenis kegiatan
o
o
Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada calon pengguna ruang yang akan
melakukan kegiatan
insentif
dan disinsentif
untuk:
o
meningkatkan
upaya
pengendalian
pemanfaatan
ruang
dalam
d. Arahan Sanksi
Pengenaan sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan
peraturan zonasi
Penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang strategis provinsiberdasarkan
tipologi dapat dilihat pada Tabel 2.5
Araha
an
intensitas
prasarana
ketentuan
pemanfaat
dan sarana
lain yang
an ruang
minimum
Perizin
an
dibutuhkan
Arahan
Pemberian
Insentif
dan
Disinsentif
Araha
n
Sank
si
1. Kawasan
dengan syarat,
Perkotaan
2. Kawasan
3. Koridor
Kawasan
Perdesaan
4. Kawasan
Sosial dan
5. Ekonomi
Kawasan
budaya
pendayagunaan
6. Cagar
Kawasan
Permukiman/Adat
Tertentu
7. Kawasan
sumberdaya
8. Teknologi
Kawasan Tinggi
alam
dan/atau
fungsi dan
Sumber Daya
9. Alam
Kawasan
daya
dukung
perlindungan
10.dan
Kawasan
pelestarian
Lingkunga
11.Rawan
Kawasan Kritis
12.Lingkungan
Kawasan
Pertumbuhan
Ekonomi
Ekosistem
Keterangan
kewajiban,
dan
peran
masyarakat
diatur
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
1.1.10
1.1.11
kawasan
yang
dimilikinya.
Bentuk kawasan;
Delineasi kawasan;
Fokus penanganan;
Tingkat ketelitian peta;
Tujuan, kebijakan, dan strategi;
Konsep pengembangan kawasan;
Arahan pemanfaatan ruang; dan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang.
2) analisis
a)
b)
3) analisis
4) analisis
KSP;
5) perkiraan kebutuhan konsep pengembangan KSP; dan
6) daya dukung dan daya tampung Lingkungan hidup KSP.
Kerangka
buku
data
dan
analisis
disusun
Tahap
Penyusunan
Naskah
Rancangan
Peraturan
Daerah
A. Penyusunan naskah Rancangan Peraturan Daerah
Penyusunan naskah rancangan peraturan daerah tentang RTR KSP
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
B. Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan naskah Rancangan
Peraturan Daerah
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah berupa naskah rancangan peraturan
daerah yang siap untuk diproses dalam kegiatan selanjutnya yaitu
penetapan Raperda.
1.1.14
Pelaporan
A. Laporan Pendahuluan
F. File Digital
Konsultan harus menyerahkan file digital dalam bentuk CD/DVD pada
akhir pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) keping yang berisi seluruh
kegiatan dan pelaporan (data dan analisis, buku rencana, peta, termasuk
Summary Report).
G. Draft Ranperda RTR KSP
Konsultan
harus
Kawasan
Strategis
membuat
draft
Paguyaman
pelaksanaan pekerjaan
Ranperda
Wonosari
Rencana
(Pawonsari)
Tata
pada
Ruang
akhir
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
Kegiatan
Persiapan dan
Konsolidasi Tim
Pengumpulan data
dan informasi awal
Diskusi I
Evaluasi dan
Koreksi
Survei dan
Observasi
Survei teknis dan
pengukuran
Analisis dan
evaluasi
Diskusi II
Evaluasi dan
Koreksi
Penyusunan
rencana dan
tahapan
pengembangan
Perumusan
laporan kegiatan
Diskusi III
Evaluasi dan
Koreksi
Perumusan Final
Report
Ming
gu
ke- 1
Ming
gu
ke- 2
Mingg
u ke3
Mingg
u ke-4
Ming
gu
ke- 5
Mingg
u ke6
Mingg
u ke- 7
4. Ahli Oseanografi
Ahli Oseanografi adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik
kelautan dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 5 (lima) tahun
5. Cost Estimator
Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil atau ekonomi dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 5 (lima) tahun, khususnya dibidang
perencanaan (irigasi, sungai dan pantai / break water)
6. Assisten Cost Estimator
Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil atau ekonomi dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun, khususnya dibidang
perencanaan (irigasi, sungai dan pantai / breakwater)
7. Assisten Hidrologi
Asisten hidrologi adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil
dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun
8. Assisten Struktur
Asisten struktur adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil
dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun
9. Staf Pendukung
Surveyor
Seorang sarjana strata satu teknik sipil atau geodesi dan berpengalaman dalam
bidang perencanaan ( irigasi, sungai dan break water selama 5 (lima) tahun)
Untuk mendukung lancarnya pekerjaan perencanaan pada Field Team, diperlukan
staf pendukung dengan posisi sebagai berikut:
Administrasi/Office Manager.
Operator Computer.
Drafter Autocad
Administrasi
ahli
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
Perencanaan
Konstruksi
Personil
Dur
asi
1
2
Tim Utama
Timbul S
Zaenuri
Revi
7
4
MIngg
uI
MIngg
u II
Hermina
Sevtian
4
5
Angga
Lili Mulyatna
4
4
MIngg
u III
MIngg
u IV
MIngg
uV
MIngg
u VI
MInggu
VII