Bab 5
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
TRANSPORTASI JALAN
c. Mengurangi disparitas pertumbuhan regional antara wilayah tengah dan wilayah barat
utara dan timur utara
a. Penanganan transportasi jalan perlu dilakukan dan atau dikendalikan oleh pihak-pihak
terkait baik oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten sesuai dengan
wewenang kerja masing-masing pihak.
V-1
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-2
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Salah satu prioritas pembangunan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meningkatkan
pembangunan daerah. Mengacu pada Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi
mengenai program untuk mempercepat pembangunan, salah satu usaha yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan ekonomi wilayah. Peningkatan tersebut diiringi dengan
meningkatkan aksesibilitas hingga ke daerah terpencil dan terisolasi untuk mendukung
lancarnya aliran investasi dan produksi antar wilayah.
Sistem transportasi darat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi jalur utama
nasional, jalur utama propinsi dan jalur pengembangan. Jalur utama merupakan jalur yang
sudah terbentuk dan merupakan bagian dari jalur transportasi nasional. Dari sisi
perekonomian, jalur ini akan mempunyai peranan penting dalam memperkuat orientasi arus
perdagangan yang berfokus ke tiga arah yaitu timur (Solo, Surabaya), utara (Semarang) dan
barat (Purwokerto, Jakarta).
Jalur pengembangan diharapkan mampu memberikan akses untuk mobilitas baik masyarakat
dan barang terhadap daerah yang selama ini masih terisolasi. Pembukaan akses ini diharapkan
mampu menggerakkan dan mengembangkan perokonomian masyarakat setempat. Dengan
semakin meningkatnya perokonomian dan taraf hidup masyarakat, diharapkan kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan dan penggunaan hasil alam semakin meningkat, sehingga
pada akhirnya akan tercapai kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.
Untuk memahami konsep pengembangan transportasi jalan diatas, perlu dicermati beberapa
hal yaitu:
1. Wilayah Sleman bagian utara secara umum merupakan wilayah lindung terhadap area
tangkapan air yang berperan sangat vital bagi penyediaan air tanah bagi kawasan-
kawasan di wilayah selatannya, sehingga pengembangan transportasi di wilayah ini
dilakukan dengan menekankan pada fungsi pelayanan kawasan. Dalam hal ini bukan
berarti kawasan ini tidak dikembangkan, akan tetapi dikembangkan sesuai dengan
potensi kawasan yang ada yaitu di bidang agro industri (industri yang berbasis
pertanian) maupun pariwisata.
2. Wilayah Bantul bagian utara dan tengah merupakan wilayah yang diharapkan menjadi
wilayah industri dengan industri yang berbasis sektor kerajinan rakyat yang sangat
banyak potensinya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan bagian selatan
merupakan wilayah yang dikembangkan untuk pariwisata.
3. Wilayah Kulonprogo bagian barat dan utara, Gunung Kidul bagian utara dan timur
dianggap kawasan dengan perkembangan yang lambat dan membutuhkan percepatan
pembangunan dengan salah satu dukungannya adalah pengembangan transportasi
jalan.
5. Wilayah Kota (dan aglomerasinya) merupakan wilayah pusat pertumbuhan propinsi dan
melihat pola pertumbuhan lalu lintasnya dimasa mendatang, diperkirakan akan
V-3
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
mengalami kepadatan yang luar biasa dan harus diantisipasi oleh pengembangan
jaringan jalan yang memadai.
1. Tulang punggung dari transportasi jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
jalur ke arah timur, utara dan barat yang merupakan jalan nasional yang semuanya
menuju kota. Di wilayah Kota Yogyakarta dan sekitarnya, selain ring road yang sudah
ada sekarang, dibuat suatu outer ring road yang melingkar diluar ring road yang sudah
ada. Outer ring road ini terutama diperuntukkan bagi jalur menerus yang akan menuju
ke timur dari barat atau sebaliknya tanpa harus melewati wilayah kota.
2. Jalur masuk ke kota dari wilayah lain dibatasi terutama jika hanya untuk melintas saja.
Hal ini dilakukan dengan mengalihkan arus semacam ini melewati ring road (baik inner
maupun outer ring road). Meski demikian pada prakteknya, hal ini susah dilakukan
sehingga jalur-jalur yang ada sekarang (yang menembus kota) harus tetap
dipertahankan sebagai arteri dengan status arteri dengan pembatasan-pembatasan
ketat terhadap jenis kendaraan yang lewat.
3. Beberapa jalur eksisting yang vital bagi propinsi diperkuat dengan pengembangan
geometrik jalan maupun sistem manajemen lalu lintas yang baik. Jalur ini diharapkan
menjadi tulang punggung bagi pengembangan transportasi di tingkat kabupaten/kota.
4. Beberapa jalur eksisting yang menembus ke wilayah lain di wilayah Kulonprogo bagian
barat dan utara serta wilayah Gunung Kidul bagian utara dan timur diperkuat dengan
peningkatan fungsi dari kolektor menjadi arteri.
5. Jalur selatan dikembangkan sesuai dengan studi yang sudah ada dengan beberapa
wilayah yang masih menghadapi kendala topografi (Panggang, Gunung Kidul).
6. Outer ring road di bagian utara (Sleman) dikembangkan secara terbatas dengan
diarahkan pada pelayanan terhadap wilayah, bukan sebagai jalur alternatif seperti yang
akan difungsikan terhadap outer ring-road selatan. Pengembangan jalan yang dilakukan
adalah dengan perbaikan simpang dan geometri jalan sehingga mampu memangkas
waktu tempuh. Dukungan yang bisa diberikan untuk sektor agroindustri adalah
penurunan waktu tempuh dari sentra produksi menuju wilayah lain sehingga
memungkinkan tersedianya produk yang segar dan bermutu tinggi. Sedangkan untuk
kepariwisataan, dukungan pengembangan jalan yang ada adalah dalam hal penyediaan
jaringan yang memadai untuk kepariwisataan. Disamping itu letak wilayah ini sangat
ideal untuk pengembangan pariwisata karena terletak dalam koridor Borobudur
Kaliurang Prambanan, sehingga pengembangan jaringan jalan dalam koridor ini
(Tempel Turi Pakem Cangkringan Prambanan) yang memadai sangat diperlukan.
V-4
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-5
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Konsep pengembangan tersebut akan diwujudkan dalam suatu Rencana Umum Jaringan
Transportasi Jalan yang mampu mewadahi kebutuhan pengembangan transportasi sampai
pada level yang ditentukan. Dalam studi ini, rencana yang diajukan adalah rencana jaringan
transportasi jalan primer yang dalam pelaksanaannya akan menjadi tanggung jawab
Pemerintah Propinsi dan akan menjadi acuan bagi Pemerintah Kabupaten dan Kota dalam
menyusun rencana jaringan transportasi jalan sekunder.
a. Ruang-ruang kegiatan
Penentuan ruang-ruang kegiatan ini baik pada kondisi sekarang maupun yang akan
datang diperlukan untuk melihat seberapa besar kebutuhan dukungan transportasi
terhadap ruang-ruang yang ada. Dengan mengetahui sebaran ruang-ruang kegiatan
akan dapat ditentukan prioritas pengembangan kawasan berdasarkan ruang-ruang
kegiatan yang diwadahinya. Ruang-ruang kegiatan ini meliputi:
Pada prakteknya tidak semua kategori diatas dimiliki oleh suatu propinsi dan hanya
beberapa saja yang dianggap sesuai.
b. Jaringan jalan
Jaringan jalan adalah serangkaian ruas dan simpul yang terwujud atau diwujudkan
untuk melayani pergerakan orang dan barang dari asal ke tujuan. Jaringan jalan dapat
dibedakan atas:
c. Simpul Transportasi
Simpul merupakan titik dalam jaringan jalan di mana terjadi perpindahan jenis
angkutan, dibedakan atas:
1. Terminal
V-6
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
2. Bandar udara
a) Bandar udara terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri
b) Bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari
luar negeri
Kereta api merupakan bentuk moda lain dari transportasi darat, dimana
karakteristiknya sangat khas, karena merupakan komplemen dari transportasi
jalan. Disini bisa dikatakan bahwa kereta api dalam beberapa hal merupakan
kompetitor utama transportasi jalan terutama untuk angkutan jarak jauh antar
kota antar propinsi.
d. Jaringan Trayek
Jaringan trayek adalah jaringan jalan yang digunakan untuk pergerakan angkutan
umum. Dalam JTJ primer, angkutan umum yang akan dianalisis adalah angkutan antar
kota antar propinsi (AKAP) dan angkutan kota dalam propinsi (AKDP).
V-7
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
3. Jaringan trayek lokal, melayani pergerakan didalam wilayah, baik didalam wilayah
dipusat-pusat kegiatan maupun diluar pusat kegiatan.
e. Jaringan Lintas
Jaringan lintas adalah jaringan jalan yang dialokasikan untuk pergerakan kendaraan
angkutan barang antar propinsi dan antar kabupaten. Jaringan lintas diklasifikasikan
atas:
1. Lintas utama, dengan karakteristik: pelayanan jarak jauh atau sedang, serta
menghubungkan antar pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul yang
ditetapkan untuk melayani lintas utama.
2. Lintas cabang, dengan karakteristik: pelayanan jarak sedang atau dekat, serta
menghubungkan antar pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul dengan
pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pengumpul atau antar pusat kegiatan yang
berfungsi sebagai pengumpan, yang ditetapkan untuk melayani lintas cabang.
V-8
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Berdasarkan konsep perencanaan transportasi jalan seperti yang telah dikemukakan di bagian
awal dari bab ini, maka jaringan jalan yang dikembangkan untuk Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ditetapkan sebagai berikut:
V-9
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-10
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-11
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-12
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-13
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
a. Terminal penumpang
Terminal merupakan titik dimana penumpang masuk dan ke luar dari sistem yang merupakan
komponen penting dalam sistem transportasi jalan. Jumlah terminal bus di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah sebanyak 11 buah yang tersebar 4 buah di Kabupaten Sleman, 3
di Kota Yogyakarta, 2 di Bantul dan sisanya masing-masing 1 di Gunung Kidul dan Kulonprogo.
Paling kecil kapasitasnya adalah terminal Rejowinangun di Kota Yogyakarta dengan 15 buah
bus saja, sedangkan paling besar adalah di terminal Umbulharjo di Kota Yogyakarta dengan
kapasitas sebesar 124 bus.
Disamping itu, mengantisipasi rencana pemindahan kegiatan latihan penerbangan TNI AU dari
Bandara Adisutjipto yang akan meningkatkan kapasitas penerbangan sipil, direncanakan akan
ada terminal terpadu di kawasan Bandara Adisutjipto yang merupakan kombinasi dari terminal
penumpang, stasiun kereta dan bandar udara. Terminal penumpang ini dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan angkutan dari dan ke bandar udara dari berbagai kawasan dengan
berbagai moda.
Terminal barang dalam hal ini merupakan suatu kebutuhan pokok yang telah diungkapkan
pada berbagai kesempatan diskusi dengan pihak pemerintah daerah tingkat II. Hal ini
merupakan wujud nyata dari keinginan pihak daerah untuk dapat meningkatkan mobilitas
barang di wilayahnya masing-masing yang tidak tergantung oleh daerah lain.
V-14
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Keterangan : Pertumbuhan jumlah bus mengacu pada pertumbuhan lalu lintas rata-rata
V-15
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Tabel 5.3. Usulan Terminal Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , 2006-2021
No Kabupaten/ Nama 2006 2011 2021
Kota Terminal Jenis Moda Fasilitas Jenis Moda Fasilitas Jenis Moda Fasilitas
Angkutan Angkutan Angkutan
1 Yogyakarta Giwangan Trailer Parkir Trailer Parkir Trailer Parkir
Truk besar Crane Truk besar Crane Truk besar Crane
Truk sedang Gudang Truk sedang Gudang Truk sedang Gudang
Cold storage Cold
storage
2 Sleman Patukan Trailer Parkir Trailer Parkir Trailer Parkir
Truk besar Crane Truk besar Crane Truk besar Crane
Gudang Truk sedang Gudang Truk sedang Gudang
Cold storage Cold
storage
3 Gunung Kidul Sadeng Truk besar Cold storage Truk besar Cold storage Truk besar Cold
Truk sedang Parkir Truk sedang Gudang Truk sedang storage
Truk box Truk box Parkir Truk box Gudang
Parkir
4 Kulonprogo Wates Truk besar Parkir Truk besar Parkir Truk besar Parkir
Truk box Gudang Truk box Gudang Truk box Gudang
Crane Crane
5 Bantul Piyungan Truk besar Parkir Truk besar Parkir Truk besar Parkir
Gudang Gudang Gudang
Sumber : Analisis Konsultan, 2002
V-16
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Pengembangan stasiun kereta api diarahkan pada kemudahan akses dari dan ke stasiun kereta
api baik ke stasiun utama seperti Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan maupun di stasiun
pembantu seperti di Wates dan Prambanan. Hal ini menuntut adanya angkutan umum dari dan
ke stasiun yang berasal dari terminal terdekat.
Penanganan simpul stasiun kereta api ini di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi
sangat penting mengingat jalur yang dilewati kereta api yang melalui Yogyakarta adalah
merupakan jalur utama bagian selatan dari jaringan kereta api di Pulau Jawa.
Dengan dikembangkannya jalur rel kereta api menjadi jalur ganda dari Solo sampai dengan
Kroya, maka potensi perkembangan angkutan rel menjadi sangat besar. Oleh karena itu perlu
dikembangkan model angkutan rel jarak dekat (urban railway) antara Wates dan Prambanan,
yang berhenti di jarak-jarak yang dekat (stasiun-stasiun yang ada sekarang ditambah
beberapa tempat henti).
Selain itu, dengan dikembangkannya terminal terpadu di Bandar Udara Adisutjipto maka
Stasiun Maguwo perlu direncanakan ulang agar dapat menjadi bagian dari terminal terpadu
tersebut.
d. Bandar udara
Bandar udara yang melayani Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Bandara Adisutjipto
yang letaknya sangat strategis dalam kerangka transportasi daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Keinginan untuk pengembangan bandar udara Adisutjipto menjadi bandar udara
internasional telah begitu kuat meskipun dari segi teknis pengembangan, penambahan
panjang landasan tidak dimungkinkan. Meskipun demikian dari lingkup regional keberadaan
Bandar Udara Adisutjipto mampu diakses oleh kota-kota Asia terdekat seperti Singapura,
Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Manila bahkan dari perhitungan teknis sangat
dimungkinkan akses dari Hongkong dengan kondisi landasan yang ada.
Dalam perkembangannya, peran Bandar Udara Adisutjipto sebagai sarana latihan terbang bagi
Akademi Angkatan Udara tampaknya akan digantikan oleh fasilitas latihan yang terletak lebih
ke timur sehingga mampu meningkatkan kapasitas penerbangan di wilayah bandara
Adisutjipto. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar dalam rangka meningkatkan akses
dari bandara lain terutama dari kawasan Asean.
Pengembangan bandar udara Adisutjipto diarahkan untuk melayani kebutuhan tersebut dan
penyediaan jaringan transportasi jalan dari dan ke bandara adalah hal yang mutlak dilakukan.
Usulan untuk mengembangkan terminal terpadu mengemuka dengan akan dipindahkan
kegiatan latihan penerbangan TNI AU dari Bandara Adisutjipto.
Simpul-simpul transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar
5.5.
V-17
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
V-18
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Penetapan jaringan trayek tidak bisa terlepas dari kecenderungan pergerakan orang antar
zona di wilayah studi. Jaringan trayek yang ada saat ini secara implisit sudah memperlihatkan
pergerakan yang dominan terutama dari dan ke Kota Yogyakarta.
Berdasarkan proyeksi pergerakan orang di masa mendatang diusulkan jaringan trayek sebagai
berikut.
Tabel 5.4. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2002-2021
No Nama Ruas Pjg Sta Fun Jaringan AKAP
Ruas (km) tus gsi
2021 02 06 11 21
001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *
002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *
003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *
004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *
004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *
005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *
006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *
007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *
008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * *
009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * *
010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * *
011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * *
014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta - Panggang 19,6 P K * * *
015 Yogyakarta - Piyungan 9,3 N A * * * *
016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * *
017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *
017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *
018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *
019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *
022 Playen - Gledag 4,0 P K * *
023 Wonosari - Semin 21,4 P A * *
024 Semin - Bulu 8,4 P A * *
026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *
028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *
030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *
038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *
038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *
041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * * *
048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K *
048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K *
058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * *
059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * * *
060 Pandean - Playen 23,2 P K * *
Sumber : Analisis Konsultan, 2002
(N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor
V-19
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Gambar 5.6. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2021
V-20
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Hampir semua jaringan jalan nasional dan propinsi di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta melayani trayek AKDP, beberapa diantaranya perlu dilakukan peningkatan
kelas jalan agar mampu melayani kebutuhan transportasi dengan baik.
Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
No Nama Ruas Pjg Sta Fun Jaringan AKDP
Ruas (km) tus gsi
2021 02 06 11 21
001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *
002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *
003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *
004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *
004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *
005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *
006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *
007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *
008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * * * *
009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * * *
010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * * *
011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * * *
012 Yogyakarta - Parangtritis 25,5 P K * * * *
013 Yogyakarta - Kaliurang 29,8 P K * * * *
014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta Panggang) 19,6 P K * * * *
014.2 Bibal - Panggang (Yogyakarta - Panggang) 5,8 P K * * * *
015 Yogyakarta - Piyungan 9,3 N A * * * *
016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * * *
017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *
017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *
018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *
019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *
020.1 Paliyan - Panggang 19,2 P K * * *
020.2 Playen - Paliyang 8,9 P K * * *
021 Playen - Gading 3,0 P K * * * *
022 Playen - Gledag 4,0 P K * * * *
023 Wonosari - Semin 21,4 P A * * * *
026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *
027 Milir - Dayakan 3,6 P K * * * *
028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *
030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *
033 Dawung - Makam Imogiri 1,5 P K * * *
034 Wonosari - Tepus 21,4 P K * * * *
035 Mulo - Kemiri - Baron 14,6 P K * * * *
036.2 Ngapak - Nanggulan 0,8 P K * * * *
037.1 Prambanan - Pakem 20,6 P K * * * *
037.2 Tempel - Pakem 13,5 P K * * * *
038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *
038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *
V-21
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (lanjutan)
No Nama Ruas Pjg Sta Fun Jaringan AKDP
Ruas (km) tus gsi
2021 02 06 11 21
039 Yogyakarta - Pulowatu 11,0 P K * * * *
040 Klangon - Tempel 22,5 P K * * * *
041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * * * *
042 Srandakan - Kretek 19,4 P K * * *
043 Sentolo - Galur 17,3 P K * * *
044 Galur - Congot 25,0 P K * * *
045 Dekso - Samigaluh 16,6 P K * * *
046 Kembang - Tegalsari 11,8 P K * * *
047 Tegalsari - Temon 34,2 P K * * *
048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K * * * *
048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K * * * *
049 Wonosari - Nglipar 10,0 P K * * * *
050.2 Batas Kab. - Panggang 15,0 P K * * *
051 Temanggung - Kemiri 10,1 P K * * * *
052 Baron - Tepus 14,9 P K * * *
053 Tepus - Jepitu - Jeruk Wudel 18,2 P K * * * *
055 Jeruk Wudel - Baran 8,0 P K * * * *
058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * * *
059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * * * *
060 Pandean - Playen 23,2 P K * * *
061 Palbapang - Samas 11,7 P K * * * *
062 Sentolo - Pengasih - Waduk Sermo 11,1 P K * * *
Sumber : Analisis Konsultan, 2002
(N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor
V-22
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Gambar 5.7. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2021
V-23
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Pengembangan jaringan lintas ini terkait dengan keberadaan terminal barang dan pusat-pusat
distribusi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengembangan jaringan lintas ini dilakukan
dengan menjaga agar jaringan jalan yang ada mampu mendukung kendaraan barang yang
melintas di atasnya.
Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2002-2021
No Nama Ruas Pjg Sta Fun Jaringan Lintas
Ruas (km) tus gsi
2021 02 06 11 21
001 Sleman - Tempel 7,5 N A * * * *
002 Yogyakarta - Tempel 7,9 N A * * * *
003 Yogyakarta - Prambanan 12,2 N A * * * *
004.1 Yogyakarta - Sentolo 13,7 N A * * * *
004.2 Yogyakarta - Sentolo 1,0 N A * * * *
005 Sentolo - Milir 8,3 N A * * * *
006 Wates - Toyan 4,9 N A * * * *
007 Toyan - Karangnongko 9,9 N A * * * *
008 Sentolo - Kalibawang - Klangon 26,4 P A * *
009 Yogyakarta - Bantul 11,5 P K * * * *
010 Bantul - Srandakan 8,8 P K * * * *
011 Srandakan - Toyan 15,0 P K * * *
012 Yogyakarta - Parangtritis 25,5 P K * * * *
014.1 Yogyakarta - Bibal (Yogyakarta Panggang) 19,6 P K * * * *
014.2 Bibal - Panggang (Yogyakarta - Panggang) 5,8 P K * *
016 Prambanan - Piyungan 10,3 P A * * * *
017.1 Piyungan - Gading 4,1 N A * * * *
017.2 Piyungan - Gading 13,7 N A * * * *
018 Gading - Gledag 4,8 N A * * * *
019 Gledag - Wonosari 4,9 N A * * * *
020.1 Paliyan - Panggang 19,2 P K * * *
020.2 Playen - Paliyang 8,9 P K * * *
021 Playen - Gading 3,0 P K * * *
022 Playen - Gledag 4,0 P K * * *
023 Wonosari - Semin 21,4 P A * * *
024 Semin - Bulu 8,4 P A * * *
026 Milir - Wates 3,9 N A * * * *
028.2 Ring Road Selatan 18,5 N A * * * *
030 Wonosari - Ngeposari - Sumuluh - Bedoyo 32,2 N A * * * *
034 Wonosari - Tepus 21,4 P K * * *
035 Mulo - Kemiri - Baron 14,6 P K * * *
038..2 Jl. Arteri Utara Barat 8,5 N A * * * *
038.1 Jl. Arteri Utara 10,2 N A * * * *
039 Yogyakarta - Pulowatu 11,0 P K * * * *
040 Klangon - Tempel 22,5 P K * * *
041 Sedayu - Pandak 15,4 P A * *
042 Srandakan - Kretek 19,4 P K * *
V-24
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2002-2021 (lanjutan)
No Nama Ruas Pjg Sta Fun Jaringan Lintas
Ruas (km) tus gsi
2021 02 06 11 21
048.1 Sambipitu - Nglipar 10,8 P K * * *
048.2 Nglipar - Semin 20,2 P K * * *
051 Temanggung - Kemiri 10,1 P K * * *
053 Tepus - Jepitu - Jeruk Wudel 18,2 P K * *
055 Jeruk Wudel - Baran 8,0 P K * * *
058 Palbapang - Barongan 6,7 P A * * * *
059 Sampakan - Singosaren 15,9 P A * *
061 Palbapang - Samas 11,7 P K * *
Sumber : Analisis Konsultan, 2002
(N) Jalan Nasional, (P) Jalan propinsi, (A) Jalan Arteri, (K) Jalan Kolektor
V-25
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Gambar 5.8. Jaringan Jalan yang Melayani Jaringan Lintas di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2021
V-26
PERENCANAAN UMUM JARINGAN TRANSPORTASI JALAN
Gambar 5.1. Skema Konseptual Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta..................................................................................................................... 2
Gambar 5.2. Konsep Pengembangan Transportasi Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 5
Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2002-2021 . 9
Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan)....................... 10
Tabel 5.1. Pengembangan Jaringan Jalan di Propinsi D.I. Yogyakarta (lanjutan)....................... 11
Gambar 5.3. Ruang-ruang Kegiatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ............................... 12
Gambar 5.4. Jaringan Jalan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2021 ................................... 13
Tabel 5.2. Terminal Penumpang di Propinsi DIY, 2002-2021 ...................................................... 15
Tabel 5.3. Usulan Terminal Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , 2006-2021 ........ 16
Gambar 5.5. Simpul Transportasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................... 18
Tabel 5.4. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2002-2021 ............................................................................................... 19
Gambar 5.6. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKAP di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 20
Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta21
Tabel 5.5. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(lanjutan) ...................................................................................................................... 22
Gambar 5.7. Jaringan Jalan yang Melayani Trayek AKDP di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 23
Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
2002-2021.................................................................................................................... 24
Tabel 5.6. Jaringan Lintas untuk Kendaraan Barang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
2002-2021 (lanjutan).................................................................................................... 25
Gambar 5.8. Jaringan Jalan yang Melayani Jaringan Lintas di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2021......................................................................................................... 26
V-27