kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut
repolarisasi membran.
Neuro Muscular Junction (NMJ)
cabang terminal akson yang dinamakan juga telodendris akson merupakan
tempat penyimpanan transmitter sinapsis yang disekresi oleh saraf, maka ketika
mendekati ujung saraf akson yang menyarafi serat otot rangka kehilangan
selubung mielinnya dan kemudian bercabang menjadi sejumlah tonjolan akhir
(terminal butons) atau kaki-kaki ujung (end-feet). Kaki-kaki ujung mengandung
banyak vesikel kecil, jernih yang mengandung asetilkolin (Ach), transmitter pada
tautan saraf-otot ini. Ujung-ujung tersebut masuk ke dalam cekungan di
lempengan ujung motorik, suatu penebalan membran otot di tautan saraf-otot. Di
bawah ujung saraf, membran otot pada lempeng ujung (end-plate) membentuk
lipatan (functional fold). Ruang antara saraf dan membran otot yang menebal
sebanding dengan celah sinaptik (synoptic cleft) pada sinaps. Seluruh bangun
tersebut dikenal sebagai tautan saraf-otot (neuromuscular junction). Hanya satu
serat saraf berakhir di tiap end-plate.
Kontraksi After Loaded
After loaded disebut juga after stimulated loaded artinya setelah otot berkontraksi
akibat rangsangan barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated loaded).
Pembebanan tersebut mempengaruhi sifat kontraksi, yaitu :
a.
Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded, maka jarak
pemendekan otot berkurang
b.
Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka
kecepatan otot berkurang.
1.
2.
berikut :
Rangsangan subliminal : rangsangan dengan intensitas lebih kecil dari nilai
ambang (treshold) yang hanya mengakibatkan terjadinya respon berupa potensial
lokal.
Rangsangan liminal : rangsangan terkecil yang sudah dapat menimbulkan
potensial aksi, oleh karena rangsangan tersebut mencapai nilai ambang.
Rangsangan supraliminal : rangsangan yang intensitasnya melebihi liminal,
tapi responnya juga menimbulkan potensial aksi yang sama besar dengan
potensial aksi akibat rangsangan liminal (mengikuti hukum all or none).
Rangsangan submaksimal : rangsangan dengan intensitas lebih rendah dari
rangsangan maksimal tapi dapat mengaktifkan hampir semua sel saraf.
Rangsangan maksimal : rangsangan terkecil yang dapat mengaktifkan
semua serat saraf untuk menimbulkan potensial aksi maksimal.
Rangsangan supramaksimal : rangsangan dengan intensitas lebih tinggi dari
rangsangan maksimal tetapi kekuatan yang dihasilkan sama dengan rangsangan
maksimal.
Tetani yaitu kontraksi otot secara maksimal yang terjadi secara beruntun/multiple
yang tidak diselingi oleh relaksasi. Tetani lurus atau tetani sempurna terjadi
karena kontraksi kedua dan seterusnya terjadi saat kontraksi sebelumnya belum
mengalami fase relaksasi. Tetani kontraksi pada dasarnya adalah kepanjangan
dari sumasi temporal. Agar terjadi tetani lurus diperlukan frekuensi RGS
frekuensi kritis.
Frekuensi kritis rangsangan adalah rangsangan beruntun/m
Prinsip Umum Transduksi Sinyal Pada Sistem Saraf
Pada saat istirahat, terdapat perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
dalam membran sel sebesar -70mV dengan bagian luar sel terdapat lebih banyak
ion Na+ dan bagian dalam sel terdapat lebih banyak ion K+ . Pada saat terjadi
stimulus, maka terjadi depolarisasi yang mana pada saat ini saluran ion untuk ion
Na+ terbuka sehingga ion Na+ masuk dari luar sel ke dalam sel. Hal ini
mengakibatkan potensial listrik antara bagian luar dan dalam membran sel yg
semula -70 mV berangsur angsur naik menjadi -6o mV -50 mV dan seterusnya
hingga akhirnya ion Na+ di luar membran telah masuk ke dalam membran. Lalu
saluran ion Na+ tertutup dan bagian dalam membran bermuatan menjadi sangat
positif, bermuatan +30mV. Pada saat potensial membran mencapai muatan
tertentu, dalam hal ini adalah +30 mV, saluran ion K+ akan terbuka dan kemudian
ion K+ keluar, muatan positif dalam membran sel berkurang. Hal ini menyebabkan
potensial membran berangsur-angsur turun kembali hingga bermuatan -90 mV.
2.
pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion
yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.. Ada tiga
ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu
ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus
superior dan ganglion mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif
dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak didalam organ yang
dipersarafi. Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta
semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat
kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia
perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang menghasilkan
nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan
demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian
besar merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan
nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana
postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf
otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan
pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat visera
dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang meningkat, maka
pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya.
Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan
pengaruh parasimpatisnya.