Anda di halaman 1dari 20

Berasal dari

Pharyngeal gut
Usus sederhana depan
Usus sederhana tengah
Usus sederhana belakang
Pharyngeal gut pada minggu keempat terbentuk lengkung pharynx yang terdiri atas : jaringan
mesenkim yang dipisahkan oleh celah pharynx. Bersamaan dengan itu terbentuk kantong pharynx
disepanjang dinding lateral pharynx.
Lengkung pharynx, terdiri atas : bagian inti (mesoderm), bagian luar (ectoderm), dan bagian
dalam (entoderm). Disamping itu inti lengkung pharynx menerima sel krista untuk membentuk
unsur tulang. Mesoderm membentuk susunan otot wajah dan leher. Setiap unsur otot masing-
masing lengkung membawa saraf otak tersendiri dan mempunyai unsur arteri sendiri.
Kantong Pharynx membawa 5 pasang kantong pharynx, pasangan terakhir tidak khas, sering
dianggap bagian IV. Celah pharynx, banyaknya 4 buah yang menetap hanya satu dan celah
pharynx yang menetap itu berkembang menjadi meatus acusticus externus.

1. Bagian luar, ektoderm


Perkembangan Lidah
Terbentuk pada minggu keempat. Berasal dari : lengkung pertama yang membentuk corpus
lingua, lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat yang membentuk radix lingua, lengkung
keempat yang membentuk epiglottis. Dalam keadaan normal, pada perkembangan lidah, terjadi
degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya frenulum.

Perkembangan palatum
Berasal dari pasangan pertama lengkung pharynx. Pada akhir minggu keempat terdapat tonjolan
maxilla dilateral dan tonjolan mandibula kaudal dari stomadeum. Tonjolan maxilla bertumbuh
kemedial membentuk segmen antar maxilla yang membentuk philtrum bibir atas, unsur rahang
atas yang mengandung 4 gigi seri, dan unsur palatum yang membentuk langitan primer. Langitan
sekunder dibentuk oleh daun-daun langit sekunder (palatum) yang berasal dari penonjolan tonjol
maxilla yang mengarah kebawah, pada sisi kiri dan kanan lidah. Pada akhirnya mencapai
kedudukan horizontal diatas lidah, di anterior daun-daun palatina bersatu dengan langit primer,
dan batas langit primer dan sekunder disebut foramen incisivum.
1. Bagian dalam, entoderm
Membentuk saluran pencernaan. Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari)
sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang
dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana. Pada
bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing : usus
sederhana depan (fore gut), usus sederhana belakang (hind gut), dan diantaranya usus sederhana
tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.
1. Oesophagus
Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding ventral usus sederhana
depan yang disebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur
dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus
sederhana depan terbagi atas bagian ventral (primordium pernafasan), dan bagian dorsal
(oesopagus).
Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia
memanjang dengan cepat. 1/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim
sekitarnya dan disarafi oleh N.X, 1/3 bagian tengah otot bersifat campuran otot lurik dan polos,
dan 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus.
1. Lambung
Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang
berbentuk kumparan. Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan
kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat
disekitarnya.
Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero
posterior. Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam,
akibatnya : sisi kiri menghadap ke depan, sisi kanan menghadap ke belakang, n.x kiri yang
semula mensarafi kiri menuju depan, dan n.x kanan yang semula mensafari kanan menuju
belakang. Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian
depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan : curvatura mayor dan curvatura minor.
Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan,
bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian
kardia kekiri dan kebawah. Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan
bawah. Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh
melalui mesogastrium dorsale dan ventrale. Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik
mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu
kantong peritonium dibelakang lambung.
1. Duodenum
Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut. Titik pertemuan fore gut dan mid
gut ini terletak tepat distal dari tunas hati. Sementara lambung berputar, perputaran ini bersama-
sama dengan tumbuhnya kaput pancreas, menyebabkan duodenum memebelok dari posisi
tengahnya yang semula kea rah sisi kiri rongga abdomen. Duodenum mengambil bentuk lengkung
seperti huruf “C”, dan akhirnya terletak retroperitoneal.
1. Usus tengah
Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya,
sehingga terbentuk jerat usus primer. Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung
telur melalui ductus vitellinus yang sempit. Bagian cranial jerat usus akan membentuk: bagian
distal duodenum, yeyenum, dan ileum (sebahagian). Bagian caudal jerat usus akan membentuk :
bagian bawah ileum, caecum, appendix, colon ascenden, 2/3 proximal colon transfersum.
Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang
dewasa yang dikenal sebagai : diferticulum meckel dan diverticulum illeal.
Hernia phisiology
Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya. Akibat pertumbuhan yang
cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk
menampung jerat-jerat usus ini. Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali
pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam. Bersamaan dengan
pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk
oleh A.Mesenterica superior. Perputaran terjadi 270o yang berlawanan dengan arah jam, terdiri
atas: 90 o selama herniasi, 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut. Usus besar juga cukup
bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan
membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.
Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga perut. Hal ini
mungkin disebabkan: menghilangnya mesonephros, berkurangnya pertumbuhan hati, dan
bertambah luasnya rongga perut. Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang
masuk dan mengambil tempat disisi kiri. Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap
disisi kanan. Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir
masuk ke rongga perut. Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.
Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk: colon
ascenden dan flexura hepatica. Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk
sebuah diverticulum yang sempit yaitu appendix sederhana. Appendix berkembang selama
penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat: dibelakang caecum dan dibelakang colon.
1. Usus sederhana belakang
Usus sederhana belakang membentuk: 1/3 distal colon transversum, Colon ascendens, Sigmoid,
Rectum, dan Bagian atas canalis analis. Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam
cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm
permukaan). Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis. Pada
perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang.
Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi: Sinus urogenitalis
sederhana (depan) dan Canalis anorectalis (belakang).
Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan
terbagi menjadi : Membran analis (dibelakang) dan Membran urogentalis (didepan). Membran
analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim.
Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang
anus atau proktodium. Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka
antara rektum dan dunia luar. Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh
A.mesenterica inferior. Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh
A.pudenda interna. Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.
Anus tidak berkembang dari entoderm akan tetapi merupakan perkembangan dari ectoderm.
1. Bagian inti, mesoderm
Membentuk unsur otot dan peritoneum pada dinding usus.
LO 2 : Embriologi organ pencernaan
1. Hati dan kandung empedu
Primordium hati terjadi pada pertengahan minggu ke-3 sbg pertumbuhan epitel endoderm pada
ujung distal usus depan, yang akan membentuk divertikulum hepatis atau tunas hati. Karena
proliferasi sel-sel yang cepat dan menembus septum transversum. Septum transversum adalah
lempeng mesoderm antara rongga pericardium dengan tangkai yolksac. Sementara itu hubungan
diverticulum hepatis dengan duodenum menyempit, membentuk saluran empedu. Di bagian
ventral muncul tonjolan-tonjolan kecil yang nantinya akan membentuk kantung empedu dan duct
cysticus.
Perkembangan selanjutnya, epitel korda hati saling berbelit dengan vena vitelina dan vena
umbilikalis membentuk sinusoid-sinusoid hati. Korda hati berdiferensiasi menjadi parenkim dan
membentuk jaringan yang melapisi duct biliaris. Sel-sel hemopoitik, sel kupffer, dan sel jaringan
penyambung berasal dari mesoderm septum transversum.
Setelah sel hati menginvasi seluruh septum transversum akan terbentuk omentum minus dan
ligamentum falsiformis. Keduanya ini akan membentuk hubungan peritoneal antara usus depan
dengan mesogastrium ventral. Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma tidak pernah
diliputi peritoneum disebut pars afiksa hepatis. Pada minggu ke-10 berat hati 10 % dari berat
badan, hal ini karena fungsi hemopoitik dan banyak sinusoid. Kegiatan ini akan berkurang pada
dua bulan terakhir kehidupan janin, sehingga berat hati menjadi 5% dari berat badan.
Empedu dibentuk oleh sel hati pada minggu ke-12. Ductus cysticus dan ductus hepaticus
bergabung membentuk ductus choledocus sehingga empedu dapat masuk ke saluran pencernaan
dan mengeluarkan isinya yang berwarna hijau gelap. Karena perkembangan kedudukan
duodenum muara ductus choledocus bergeser dari depan ke belakang duodenum sehingga
berjalan menyilang di belakang duodenum.
1. Pankreas
Dibentuk oleh dua tunas yang berasal dari lapisan endoderm duodenum. Yakni tunas pancreas
dorsal yang berada di dalam mesenterium dorsal dan tunas pancreas ventral yang berada di dekat
ductus choledocus. Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas
ventral berada tepat di bawah dan belakang dari tunas pancreas dorsal, yang pada perkembangan
selanjutnya parenkim dari masing-masing tunas ini akan menyatu.
Tunas ventral akan membentuk prosesus unsinatus dan bag bawah kaput pancreas. Tunas dorsal
akan membentuk bagian-bagian kelenjar lainnya. Bagian distal saluran pancreas dorsal dan
seluruh saluran pancreas ventral akan membentuk duktus pancreaticus mayor (wirsungi),
sedangkan bagian proximal saluran pancreas dorsal akan membentuk duktus pankreatikus
asesorius.
Duktus pankreatikus mayor dan duktus choledocus akan bermuara di duodenum papilla mayor,
sedangkan duktus pankreatikus asesorius di papilla minor. Pulau-pulau lanhgerhans berkembang
pada bulan ke-3 dan insulin bias disekresikan pada bulan ke-5.
LO 3 : Anatomi saluran pencernaan
Saluran pencernaan dimulai dari mulut®faring®esofagus®gaster®intestinum tenue®intestinum
crassum®anus.
1. Mulut (Oris)
Terdiri dari :
Vestibulum oris
Cavum oris
Cavum oris merupakan jalan masuk
menuju saluran pencernaan.
Cavum oris dibatasi oleh :
- depan : gigi dan gusi
- atas : palatum mole dan palatum durum
- bawah : lidah
- belakang : orofaring
Pada mulut terdapat organ-organ aksesori, seperti :
a) Bibir, tersusun dari otot rangka (otot orbikularis oris) dan jaringan ikat. Bibir terdiri dari
labium superior dan labium inferior. Jika kedua labium itu bertemu, maka terdapat rongga yang
disebut dengan rima oris. Bibir berfungsi untuk menerima makanan dan berperan dalam proses
bicara.
b) Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah/ditelan, untuk pengecapan,
dan membantu proses bicara. Lidah terdiri dari tiga bagian, yaitu: apeks, dorsum, dan radiks. Yang
terdapat pada lidah :
- Frenulun lingua, yang berfungsi untuk melekatkan lidah pada dasar mulut
- Margo lingua : pada tepi lidah
- Sulcus medianus linguae yang membagi lidah atas bagian kiri dan kanan
- Sulcus terminalis linguae yang memisahkan antara ±2/3 anterior lidah dan ±1/3 posterior
lidah
- Papila yang menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar. Papila ini ada tiga, yaitu papila
filiform, papila fungiform, dan papila sircumvalata
- Tonsil lingua yang merupakan agregasi jaringan limfoid pada 1/3 posterior lidah
- Otot-otot ekstrinsik lidah : berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah, berfungsi untuk
pergerakan lidah
- Otot-otot instrinsik lidah, memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk
membentuk sudut satu sama lain, ini memberikan mobilitas yang besar pada lidah
Dorsum
Radiks
Sulcus terminalis lingus
Sulcus medialis lingua
Apeks
Margo lingua
foramen caecum lingua
c) Kelenjar saliva : mensekresi saliva ke dalam rongga oral.
Ada tiga pasang kelenjar saliva, yaitu:
ü Kelenjar parotis : kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di depan telinga.
ü Kelenjar submandibular : terletak di permukaan dalam pada mandibula.
ü Kelenjar sublingua : di dasar mulut
Komposisi saliva :
ü Serosa : 98% mengandung air dan mengandung enzim amilase serta beberapa jenis ion seperti :
Na, Cl, K, dan bikarbonat.
Fungsi saliva :
ü Melembabkan dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan dan juga melembabkan bibir dan
lidah sehingga terhindar dari kekeringan.
ü Melarutkan makanan secara kimiawi untuk pengecapan rasa.
ü Amilase pada saliva mengurai amilum menjadi polisakarida dan maltosa (disakarida).
d) Gigi, tersusun dalam kantong-kantong (alveolar) pada mandibula dan maksila.
Setiap barisan gigi membentuk lengkung gigi. Lengkung atas mempunyai kelengkungan yang
lebih besar dari lengkung bawah, sehingga gigi atas menutup gigi bawah.
Ada dua susunan gigi :
Gigi primer (desiduous, gigi susu), jumlahnya 20 buah.
Terdiri dari 2 gigi seri (incisivus) yaitu medial dan lateral, 1 gigi taring (caninus) dan 2 geraham
(premolar) yaitu premolar 1 dan premolar 2.
2 1 2 2 1 2

2 1 2 2 1 2
Gigi sekunder (gigi permanen), jumlahnya 32 buah.
Terdiri dari 2 gigi seri, 1 taring, 2 premolar dan 3 buah molar yang terdiri dari molar 1, molar 2,
dan molar 3. Molar 3 biasanya tumbuh pada saat berumur 20 tahun ke atas.
3 2 1 2 2 1 2 3
3 2 1 2 2 1 2 3
1. Faring
Basis craniinya pada C6, faring mempunyai panjang ±12 cm.
Terdiri dari :
Nasofaring, di belakang cavum nasi sampai palatum mole
Orofaring, dari palatum mole sampai epiglotis
Laringofaring, dari posterior epiglotis sampai esofagus
1. Esophagus
Esofagus merupakan tuba muskular/saluran panjang, dengan panjang ±25 cm dan lebar 2,5 cm.
Dimulai dari faring (C6) sampai ke lambung (T11)
Berawal dari laringofaring kemudian pada saat di dekat diafragma akan menyempit yang disebut
hiatus esofagus (pada T10), kemudian melebar kembali saat mendekati gaster.
Terbagi atas : - pars cervicalis (pendek)
- pars thoracalis (lebih panjang)
- pars abdominalis (pendek)
Fungsi : tempat menyalurkan makanan dari faring ke gaster melalui gerak peristaltik dan tidak
mengandung enzim-enzim pencernaan.
Pembuluh darah : a. thyroidea inferior, cabang aorta thoracalis, dan a. gastrika sinistra.
1. Lambung/gaster
Berbentuk seperti huruf J.
Berada pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma.
Regia lambung :
Cardiac : batas antara esofagus dengan
gaster.
Fundus : bagian menonjol di bagian kiri
atas dari gaster
Corpus : badan lambung yang memenuhi
2/3 lambung. Pada corpus terdapat bagian
yang tebal disebut curvatura mayor dan
bagian yang tipis disebut curvatura minor.
Pilorus : bagian menyempit di ujung bawah
lambung dan membuka duodenum.
Pada gaster terdapat dua sfingter untuk mencegah aliran balik, yaitu:
Sfingter cardiac : batas esofagus dengan gaster
Sfingter pilorus : batas gaster dengan duodenum
Pada gaster terdapat dua buah insicura :
Incisura cardialis
Insicura angularis
Fiksasi Lambung
Yang terkuat fiksasinya adalah cardiac, sebab pars abdominalis esofagus melekat
pada dinding belakang perut
Fiksasi lambung :
- Omentum minus ® lig. phrenico gastricus, lig. hepato gastricus, dan lig. hepato duodenale.
- Omentum mayus ® lig. gastrocolicum, lig. gastrolienalis, dan lig. gastrofrenika.
Fungsi lambung :
Penyimpanan makanan
Produksi kimus : masa homogen ½ cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari
bolus. Nantinya mendorong makanan ke duodenum
Digesti protein oleh enzim pepsin
Produksi mukus ® pelumas
Absorpsi
Pembuluh nadi lambung : cabang dari trunkus coeliacus.
Cabang-cabangnya:
1. a. gastrica sinistra : curvatura minor bagian atas
2. a. gastrika dekstra : curvatura minor bagian bawah
3. a. gastroepiploica sinistra : omentum mayus dan curvatura mayor
4. a. gastroepiploica dekstra : caudal dari curvatura mayor
5. a. gastrica brevis : curvatura mayor, pada fundus melewati ligamen gastrolienalis
Pembuluh balik : mengikuti pembuluh nadi dan bermuara :
1. v. gastrika sinistra ® v. porta
2. v. gastroepiploica sinistra ® v. lienalis
3. v. gastroepiploica dekstra ® v. mesentrica superior
4. Intestinum tenue
Merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai katup iliosaecal (tempat
menyatu dengan usus besar.
Normalnya panjang usus besar 7 m, tapi saat bekerja panjangnya menjadi 3-5 m, diameter : 2,5
cm.
Terdiri dari :
- duodenum : bagian terpendek (25-30 cm).
Berbentuk huruf C.
Letak retroperitoneal.
Berada di regio epigastrika dan umbilikalis.
Terdiri dari 4 bagian :
1. Pars superior : antara pilorus dengan duodenum
2. Pars desenden : tempat muara duktus pankreaticus dan duktus choledocus (biliaris).
3. Pars inferior : berjalan horizontal ke kiri dan membelok ke atas
4. Pars asenden : menuju ke arah cranial sampai fleksura duodenoyeyunalis
Perbatasan duodenum dengan yeyunum : fleksura duodenoyeyunalis.
Pembuluh nadi :
Arcus bagian atas : berasal dari a. gastroduodenale, di depan caput pankreas
bercabang : a. gastroepiploica sinistra dan a. pancreatico duodenale superior
Arcus bagian bawah : berasal dari a. pancreatico duodenale inferior à a.
mesenterica superior
- Yeyunum : panjang 1-1,5 m
- Ileum : panjang ±3,5 m dan menyatu dengan usus besar.
Beda antara yeyunum dan ileum :
ü Dinding yeyunum lebih tebal dari ileum
ü Pembuluh darah ileum lebih rapat dan pada ileum terdapat jaringan limfoid
Pada ileum terminal, terdapat muara yang berhubungan dengan saecum : valvula iliosaecalis.
Pembuluh darahnya adalah cabang ke-2 dari aorta abdominalis yaitu a. mesenterica superior ® a.
yeyunalis dan a. ilealis.
1. Intestinum crassum
Diameter lebih lebar, panjangnya lebih pendek, dan daya regangnya lebih besar dari usus halus.
Serabut otot longitudinal dalam muskularis eksterna membentuk 3 pita taenia coli yang menarik
kolon menjadi kantong besar yaitu haustra.
Terdapat apendiks epiploica : kantong serosa berisi lemak.
Terdiri dari:
- caecum àmuara ileum à valvula ileocaecalis à fossa iliaca dextra
- appendix vermiformisà tabung buntu sempit berisi jaringan limfoid menonjol ke ujung
saecum.
- colon ascendens à bagian yang naik
- colon transversum à terdapat flexura coli dextra/flexura hepatica
- colon descendens à bagian usus besar yang turun, terdapat flexura coli sinistra/flexura
sphlenica.
- colon sigmoid berbentuk huruf S
Pembuluh darah à a. mesenterica superior dan inferior
1. Rektum, panjang : 12 – 15 cm, berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior anus.
Pembuluh darah :
- a. rectalis superior à cabang a. mesenterica inferior
- a. rectalis media à a. iliaca interna
- a. rectalis inferiorà cabang a. pudenda interna à anastomose dengan a. rectalis media
Pembuluh balik mengikuti arteri.
1. Anus
Anus à lubang bawah canalis anal berwarna coklat kemerahan. Berkerut akibat kontraksi m.
sphincter ani externa (oto lurik) dan interna (otot polos).
Pembuluh darah : cabang a. mesenterica inferior dan a. iliaca interna
LO 4 : Anatomi alat pencernaan
1. Hepar
Basis/sisi lateral kanan hati meluas dekat sisi midlateral crista iliaca kanan ®
menyilang iga ke 11, 10, 9, 8
Tekstur : lunak dan lentur
Batas superior : diafragma dan sisi superior lobus kanan hati setinggi iga ke-5
Tepi inferior yang tajam pada hati ® menyilang bidang transpylorik ± 2-3 cm di
sebelah kanan garis tengah ® berada di bawah tepi costa kanan ® mudah cidera bila
dinding kanan abdomen tertembus.
Secara nyata dibedakan atas : lobus dextra (terbesar) dan sinistra.
Terdapat juga lobus caudatus dan quadratus
facies inferior dan posterior à alur berbentuk h à fossa sagitalis sinistra à ligamen
teres hepatis
fossa sagitalis dextra à vesica fellea dan vena cava inferior
seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, hanya sebagian ditutupi peritonium
porta hepatis à v. porta, ductus choledochus dan a. hepatica
Fungsi hepar :
membentuk dan mensekresi empedu ke dalam traktus intestinalis
berperan pada metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan
protein
menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke
darah dari lumen intestinum
Ligamen hepatis :
ligamen falciforme : merupakan lipatan peritoneum berlapis ganda berjalan dari
umbilikalis ke hepar. Berjalan ke permukaan anterior – superior kemudian membelah
menjadi dua lapisan :
- lap. Kanan : atas lig. koronarius
- lap. Kiri : membentuk lig. triagulare kanan
ligamen teres hepatis : terdapat di dalam lig. falciforme yang merupakan sisa v.
umbilikalis kiri. Berjalan masuk ke fisura yang terdapat pada permukaan belakang hepar
dan bersatu dengan cabang v. porta dalam porta hepatis.
Ligamen venosus arantii merupakan sisa dukt. venosus melekat pada v. porta ®
berjalan ke atas melekat pada v. cava inferior.
Pembuluh darah hepar :
a. hepatica communis (a. hepatica sinistra dan dextra ) : membawa darah yang
kaya oksigen (mensuplay 30%)
- berasal dari a. coelica terletak di depan foramen epipleicum (winslow). Sebelah kiri dukt.
choleduchus dan depan v. porta
- pada porta hepatis bercabang 2 yaitu :
ü a. gastroduodenalis, bercabang : a. gastroepiploica dekstra, a. pancreatico duodenale superior, a.
supra dan retroduodenale
ü a. hepatica propria bercabang : a. gastrica dekstra, a. hepatica sinistra, a. hepatica dekstra
v. porta : membawa darah venosa yang kaya hasil pencernaan (mensuplay 70%)
Dibentuk oleh gabungan : v. lienalis, v. mesenterika inferior, v. mesenterika superior.
Terletak di antara kepala dan leher pada pankreas.
Terbagi atas v. porta dextra (lobus dextra) dan vena porta sinistra (lobus lainnya).
Pembuluh balik : v. centralis à sinusoid à v. hepatica à v. cava inferior
Aliran limfe : hepar menghasilkan 1/3 – 1/2 dari seluruh cairan limfe tubuh.
Pembuluh limfe :
kelenjar limfe di porta hepatis
beberapa berjalan dari area nuda melalui diafragma ke nodi lymphoidei
mediastinales posterior
1. Vesica fellea
Kantong berbentuk buah pir
Terletak pada permukaan bawah hepar
panjang ± 8 cm, berisi 40-80 cc empedu
terdiri dari bagian:
fundus : terproyeksi di luar tepi inferior hepar
dan bersentuhan dengan dinding
anterior abdomen
corpus : melekat pada permukaan inferior,
menuju ke porta hepatis
collum : s.d. corpus
ditemukan ductus cysticus dan bergabung dengan ductus hepaticus menjadi
ductus
choledochus
pembuluh darah à a.cystica à cabang hepatica dextra
pembuluh balik à vena cystica ® v. porta

1. Pankreas, berbentuk huruf j dan letaknya serong.


Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin
Terdiri dari :
Caput : bagian yang melengkung
Collum : menyilang abdomen
Corpus : menyilang abdomen,
berjalan a. lienalis
Cauda à lien
Pada pankreas terdapat ductus pancreaticus
1. Lien, terletak dalam iga ke 9, 10 dan 11.
Merupakan organ limfoid
Mempunyai permukaan diafragma
yang cembung dan viceral yang terbagi
tidak sama besar oleh lambung, ginjal dan colon.
Hillus lienalis à pembuluh darah
à a. lienalis cabang truncus coeliacus
Pembuluh darah
- A. lienalis à cabang a. coelica
® masuk melalui hillus dan bercabang
menjadi 6 pembuluh
- v. lienalis à akan membentuk v. porta
LO 5 : Histologi saluran pencernaan
a. histologi pencernaan atas
Histologi Saluran Pencernaan Atas :
1. Cavum Oris
Batas/Dinding
Depan : Labium Oris
Samping : Buccae (pipi)
Lantai : Diafragma Oris
Belakang : Faucium
Cavum oris berisi lidah,gigi-geligi, dan terdapat glandula salivatorius. Di bagian dinding dalam
cavum oris terdapat glandula labialis, glandula pallatina, dan glandula bucalis. Sedangkan di
dalam cavum oris terdapat galndula lingualis.
1. Labium Oris
Pars cutanea à - Merupakan bibir bagian luar
- Dilapisi oleh kulit kelanjutan kulit wajah kelenjar
- Mempuyai folikel rambut
- Mempunyai kelenjar sebacea
- Mempunyai kelenjar keringat
- Dilapisi epitel berlapis gepeng bertanduk
Pars marginalis à Lanjutan kulit tanpa rambut
Pars intermedia/rubrum labii
- Epitel berlapis gepeng dengan sedikit keratinisasi
- Di lamina propria terdapat banyak tonjolan tinggi banyak mengandung pembuluh darah
Pars mucosa à- Epitel berlapis gepeng tidak bertanduk
- Lamina propria mengandung glandula labialis
Terdapat otot serat lintang memanjang (orbicularis oris) yang melingkari celah bibir.
1. Lingua
Bagian-bagian lidah :
Apex linguae : ujung bagian depan
Corpus linguae : badan lidah
Radix linguae : pangkal lidah
Pada lidah terdapat glandula lingualis dan otot serat lintang di 2/3 bagian depannya. Di bagian
permukaannya terdapat papilla lingualis, yang sebenarnya merupakan tonjolan membran mucosa.
Terdapat beberapa papilla, yaitu :
1. Papilla filiformis :
- Tonjolan seperti benang, berbentuk kerucut memanjang
- Memenuhi sebagian besar permukaan depan
- Epitelnya tidak mengandung kuncup pengecap
- Mempunyai lapisan tanduk
1. Papilla Fungiformis :
- Berada diantara papilla filliformis
- Berbentuk seperti jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar dengan
permukaan licin
- Jumlahnya lebih sedikit dari papilla filliformis
- Mengandung sebatran kuncup pengecap pada permukaan atasnya, tersebar tak merata di
antara papilla filliformis
- Mengandung banyak pembuluh darh, sehingga memberi warna merah pada lidah
3. Papilla sirkumvalata
- Berderet-deret pada garis perbatasan depan radix linguae,berbentuk seperti V
- Permukaan atasnya licin dan dikelilingi oleh celah melingkar
- Dasar celah merupakan muara dari kelenjar serosa von ebner, kelenjar ini juga menyekresi
lipase
- Permukaan samping banyak gemma gestatoria (kuncup pengecap)
Glandula von ebner
Gemma gestatoria
1. Papilla foliata
1. Dentis
1. Lipatan-lipatan pada tepi samping lidah
2. Pada manusia bersifat rudimenter
3. Banyak pada hewan pengerat
Terdiri dari :
Corona dentis, berada di atas ginggiva dan ditutupi oleh email
Collum dentis
Radix dentis, di bawahnya ditutupi oleh cementum
Lapisan gigi :
1. Dentin
- Bagian terbesar gigi berupa materi berkapur
- Terdiri atas serabut kolagen tipe I, glukosaminoglikan, fosfoprotein, fosfolipid, dan garam
kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit
- Matrixnya dibentuk oleh odontoblas yang berbentuk columnar
- Endoplasmanya membentuk serat tomes/prosesus-prosesus odontoblas yang akan memanjang
seiring dengan tebalnya dentin, dan berada dalam saluran-saluran halus yang disebut tubulus
dentis
- Serat tersebut berfungsi sebagai penghantar saraf ke pulpa
- Dentin sensitif terhadap beberapa stimulus seperti panas, dingin, asam, trauma, dan semua
stimulus dirasakan sebagai nyeri
1. Email
- Komponen paling keras dalam tubuh karena terdiri dari 96 % mineral, 1% zat organik, dan 3 %
air
- Komponen anorganiknya kristak hidrosiapatit
- Matris email disekresi oleh ameloblas
- Terdapar garis konsentris (garis retzius)
1. Pulpa dentis
- Terdiri atas jaringan ikat longgar
- Komponen utamanya odontoblas, fibroblas, serabut kolagen halus, glikosoaminoglikan
- Jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah dan saraf
- Pembuluh darah dan saraf tersebut masuk melalui foramen apikal
- Serat pulpa sensitif terhadap nyeri
1. Cementum
- Menutupi akar gigi
- Terdapat serat kolagen yang menyebar sampai ke membran periodontal : serat sharpey
(penghubung gigi dan rahang)
- Penghubung cement & gigi berbentuk granular disebut : granular tomes
- Penghubung email % gigi disebut : interglobuler space
- Fungsi email & cementum : untuk pelindung gigi
1. Ligamen periodontal
Jaringan ikat fibrosadengan berkas serat kolagen yang tertanam di dalam cementum& tulang
alveolar, yang berfungsi menahan gigi dengan erat dalam saku tulangnya (alveolus)
Secara umum saluran pencernaan terdiri atas 4 lapisan :
1. Tunika mucosa
Epitel pelapis
Lamina propria : jaringan ikat longgar, banyak pembuluh darah, pembuluh limfe,
serat otot polos, kadang-kadang ada kelenjar & jaringan limfoid
Muscularis mucosa : lapisan sirlular yang tipis & lapisan longitudinal
1. Tunika submucosa
Terdiri dari jaringan ikat padat
Banyak pembuluh darah & pembuluh limfe, kelenjar & jaringan limfoid
Ada plexus meissner
3. Tunica Muscularis
Mengandung sel-sel otot polos yang terbagi dalam dua lapisan, yaitu lapisan
sirkular (melingkar) pada lapisan dalam dan lapisan longitudinal (memanjang) pada
lapisan luar
Terdapat plexus mienterikus (aurbach), yang berfungsi dalam peristaltik. Plexus
terdapat diantara lapisan longitudinal dan sirkular
4. Tunica adventitia/ serosa
Suatu lapisan tipis yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh
darah, pembuluh limfe serta jaringan lemak & epitel selapis gepeng sebagai mesotel.
Serosa dilapisi mesotel sedangkan adventitia tidak dilapisi oleh mesotel
1. Esofagus
Gambaran umum :
Panjang sekitar 25 cm
Lumen kecil & tidak teratur
Sebagian besar berada di cavum toracicus
Berfungsi mengangkut makanan dari mulut
Gambaran mikroskopis :
1. i. Membran mucosa
Epitel berlapis gepeng tidak bertanduk
Lamina propia : jaringan pengikat longar, jaringan limfoid, ada kelenjar cardia
yang menghasilkan mukus
Muscularis mukosa : otot polos longitudinal (paling tebal)
1. ii. Submucosa
Ada kelenjar submucosa
Terdapat plexus Meissner
1. iii. Tunica Muscularis
Terdapat lapisan otot, 1/3 atasnya otot lurik,1/3 tengah peralihan otot polos dan
lurik, 1/3 bawahnya otot polos
Bagian luar longitudinal dan bagian dalam sirkular
1. iv. Tunika adventitia à merupakan jaringan penyambung yang jarang
1. Gaster
Gambaran umum :
Dibungkus oleh túnica serosa
Terdiri dari cardiac, corpus, fundus, pylorus
Struktur mikroskopis :
Bagian 1/2 atas untuk reservoir,gerakan peristaltik kurang
Bagian ½ bawah peristaltik meningkat, untuk mendorong makanan ke duodenum
Di bagian mucosa terdapat epitel silindris tanpa sel goblet,yang berbentuk seperti
lipatan-lipatan : rugae
Pada rugae terdapat foveola gástrica sebagai muara glandula gástrica
Pada muscularis mukosa : otot polos
Di bagian submucosa : jaringan pengikat longar
Di túnica muskularis ada 3 bentuk otot, yaitu sirkular, longitudinal, obliq
Tunica serosa : jaringan pengikat dilapisi mesotel
Ada beberapa tipe kelenjar pada lambung
1. Kelenjar fundus :
– kelenjar spesifik, bentuk :
– Tubuler bercabang
– Bagian kelenjar :
Isthmus
Leher
Dasar
Terdapat 4 macam sel :
1. Chief cell/sel principal/zymogen cell
Selnya berbentuk kuboid,dengan inti bulat di bagian dasar
Warna kebiruan, berisi butir-butir glikogen
Jumlahnya banyak, & besar
Produknya pepsinogen yang akan diubah menjadi enzim pepsin (untuk mencerna
protein)
1. Parietal cell/sel oksitik kelenjar
Selnya lebih besar & inti bisa dua
Tidak ada butir-butir sekresi
Sitoplasma penuh dengan mitokondria
Produk :
Asam HCl
Faktor intrinsic lambung untuk absorbsi vitamin B12 di ileum
1. Mucous neck cell
Terdapat pada leher kelenjar
Berbentuk kuboid/toraks rendah
Inti di daerah basal
Warna agak pucat
Fungsi mengeluarkan mucin : melancarkan jalan makanan dan sebagai barier
1. Entero-endokrin cell
Distribusi : tersebar di antara sel-sek eksokrin kelenjar Penampilan : terwarna
khas dengan garam perak atau
Sel pyramidal
Butir-butir sekresi di daerah basal sel
Jenis sel:
Sel ECL : mengandung butir sekresi besar
Sel EC : mengandung butir sekresi kecil
Sel G : butir sekresi heterogen
Produk : Histamin oleh sel ECL
Serotonin oleh sel EC
Gastrin oleh sel G yang merangsang pelepasan asam
1. Kelenjar cardia dan pylorus : kelenjar non spesifik dan menghasilkan mucus
Di bagian pylorus foveola gastrica lebih dalam & tunica muscularisnya lebih tebal
b. histologi pencernaan bawah
1. Intestinum Tenue (Usus Halus)
Usus halus mempunya panjang 4 – 8 meter. Usus halus dibagi menjadi 3 bagian:
Duodenum, merupakan bagian retroperitoneal dengan panjang 25 cm
Yeyunum, merupakan bagian intraperitoneal
ileum. , merupakan bagian intraperitoneal
Usus halus berfungsi untuk:
meneruskan makanan
membantu pencernaan dengan secret dari dindingnya
melanjutkan pencernaan
penyerapan zat-zat makanan.(rearbsorpsi)
Karena usus halus berfungsi sebagai reabsorpsi makanan, maka usus halus memerlukan perluasan
permukaan. Lapisan dinding tertentu pada usus halus yang ikut dalam upaya perluasan permukaan
absorbsi, adalah:
tingkat sel: mikrovili pada permukaan sel
microvili
tingkat membrana mukosa: villi intestinal

tingkat tela submucosa: plica circularis/ valvula kerckringi

Seperti halnya oesephagus dan gaster, usus halus juga mempunyai 4 lapisan: Lapisan mukosa,
lapisan submukosa, tunika muskular, dan tunika serosa/ adventisia. Pada mucosa usus, terdiri dari
beberapa bagian:
1. a. Villi
Merupakan penjuluran dari mukosa. Mukosa tersebut terjulur ke dalam lumen. Villi ditutupi epitel
selapis silindris dan lebih banyak terdapat di bagian proksimal usus halus. Pusat jaringan ikat
setiap usus mengandung kapiler limfatik (lakteal), kapiler darah, dan berkas otot polos.
Sel goblet
1. b. Plica
Merupakan penonjolan mukosa yang diikuti lapisan submukosa. Plica berjalan berpilir dan
terjulur kedalam lumen usus. Plica paling berkembang pada yeyunum. Plica yang paling besar
terdapat di bagian proksimal usus halus dan makin mengecil ke arah ileum. Karena dibagian
tersebut sebagian besar absorbsi berlangsung. Plica terdiri dari lapisan epitel, lamina propria,
muscularis mucosa, dan submucosa.
PLICA CIRCULARIS KERCKRINGI
1. c. Kripti Liberkhun
merupakan cekukan ke dalam. Ciri-ciri kripti adalah:
Epitel: Lanjutan epitel viili intestinal
Sel: - ½ bagian atas: sel-sel absorptif dan sel piala
- ½ bagian bawah: sel-sel belum terdiffernsiasi, banyak mitosis
- Bagian dasar: kelompok sel paneth berbentuk piramidal, inti bulat di bagian basal, sitoplasma
bagian puncak terdiri dari butir-butir kasar
Lamina propria:
- jaringan pengikat longgar yang memisahkan crypta yang berdekatan
- jaringan pengisi villus intestinalis mengandung otot polos dari muskularis mukosa
- mengandung jaringan limfoid
Cripty liberkhun
Pada kelenjer usus kecil terdapat sel prakembang (stem cell), beberapa sel absorptif dan sel goblet,
sel paneth, dan sel enteroendokrin.
1. Sel Absorptif
Sel silindris tinggi masing-masing dengan inti lonjong pada ½ bagian basal se
Apeks sel terdapat lapisan homogen (striated bursh border), yatu lapisan
mikrovili berhimpit. mikrovili berfungsi: memperluas permukaan kontak antara
permukaan usus dan makanan karena enzim yang terikat pada mikrovili mampu
menghidrolisis disakarida dan dipeptida menjadi monosakarida dan asam amino. Selain
itu, mikrovili juga berfungsi dalam menyerap metabolit yang dihasilkan dari proses
pencernaan.
Tersebar diantara sel-sel absorptif
Tidak banyak dalam duodenum, makin banyak kearah ileum
Menghasilkan glikoprotein asam, untuk melindungi dan melumasi pelapis usus.
menghasilkan lisozim (enzim yang mencerna dinding sel beberapa bakteri)
berada di dalam granul sekresi eosinofilik yang besar dari sel ini. Lisozim punya aktivasi
anti bakteri dan dapat berperan dalam mengendalikan flora usus.
Merupaka sel epitel khusus diatas folikel limfoid dari plak peyen
Banyak sumur pada permukaan apikalnya
Invaginasi sel serta permukaan lateral oleh limfosit intraperitonela
Berfungsi dalam imunologi
1. Sel Goblet
1. Sel Paneth
1. Sel M (Lipatan Mikro)
Bagian-bagian usus halus:
1. a. Duodenum
Mucosa: – epitel selapis torak
- membentuk villi seperti daun dan agak lebar
- terdapat kelenjer intestinal di dalam laminapropria
- sel-sel goblet yang terpulas pusat
Submucosa: - terdapat kelenjer Brunner yang sampai ke mukosa
(sebelumnya ada di lamina propria, dan menembus lap.submucosa). kelenjer brunner
merupakan ciri duodenum bagian awal karena kelenjer inin tidak terdapat pada bagian
lain usus halu/ usus besar.
- terdapat fleksus meisner
T.Muscularis: terdapat fleksus Aurbach (fleksus mientrikus)
T. Serosa: terdiri dari sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan lemak.

Potongan Memanjang Duodenum

Glandula duodenalis Brunner


1. b. Yeyunum
Mukosa: – epitel selapis torak/ pelapis dengan sel goblet
- terdapat vili seperti lidah, panjang, dan banyak
- lamina propria, terdiri dari jaringan limfoid difus danberkas serat otot polos mukosa
muskularis.
Submukosa: – bekerjasama dengan mukosa membenruk plica semicirkularis
kerckringi yang tinggi, besar, dan bercabang.
- ada sel paneth, untuk sekresi enzim didasarnya ada kripti liberkhun
T.Muskularis: terdiri dari otot polos sirkular dalam dan otot polos longitudinal
luar yang bersatu membentuk fleksus mientrikus
T.Serosra: banyak terdapat sel lemak
1. c. Ileum
Mukosa: – epitel: collumner
- terdapat villi: runcing, kecil, pendek, halus, jarang, dan lebih sedikit
- terdapat kelenjer intestinal
- pada lamina propria, khas: nn.ll aggregati yang disebut plaque peyer (sebagian besar punya
pusat germinal)
Submukosa
T.Muskularis: otot polos sirkular dalam dan longitudinal luar
T. serosa/adventisia
Plaque Peyer
1. 2. Intestinum Crassum (Usus Besar)
Usus besar terdiri dari beberapa bagian: saicum, colon ascenden, colon transversum, colon
descenden, dan sigmoid. Residu yang masuk ke usus besar berbentuk semi cair, saat mencapai
bagian akhir usus besar, residu menjadi semisolid sebgaiamana feses pada umumnya.
Tampilan usus besar:
1. Dari luar
dibagi dalam penggal-penggal yang menggembung disebut haustra
terdapat tiga jalar: taenia colli
1. Dari Dalam
Permukaan membrana mucosa tampak licin tanpa lipatan-lipatan (tidak punya
villi intestinal)
Sel-sel goblet pada epitel usus besar lebih banyak dibandingkan dengan usus
halus.
Tidak mempunyai plica sirkularis
Kelenjer intestinal terletak lebih dalam dari usus halus. Pada kelenjer intestinal
tidak terdapat sel paneth, Namun masih punya sel enteroendokrin.

Gambaran mikroskopik colon secara histologis adalah:


1. Mukosa:
Berleku-lekuk oleh kelenjer intestinal, sehingga menerobos lamina propria
sampai muskularis mukosa
Epitel pelapisselapis torak dengan sedikit mikrovili dan banyak sel goblet. Epitel
ini berlanjut kedalam kelenjer intestinal.
Lamina propria: banyak jaringan limfoid difus (limfonodus yang lebih besar
dapat menembus mukosa muskularis masuk kedalam submukosa)
1. Submukosa
2. T.Muskularis
Muscularis longitudinal pada beberapa tempat menebal, disebut taenia colli yang
terdirir dari 3 pita, berbentuk seperti gunung-gunung.
Terdapat ganglia parasimpatis: fleksus misentrikus
1. T. Serosa
Menutupi kolon transversum dan kolon sigmoid, tetapi kolon ascenden dan
descenden letaknya retroperitoneal dan lapisan luar permukaan posteriornya adventisia.
1. 3. Appendix Vermicularis
1. Mucosa
Komponennya sama dengan colon
Kelenjer intestinal kurang berkembang
Jeringan limfatik banyak, berasal dari lamina propria sampai ke submucosa
Nnll besar dan satu-satu, disebut nnll.soltair
Pada lumen sering sekali terdapat masa feces (fecal mass)
1. Submukosa
Sangat vaskular atau kaya pembuluh darah.
1. T.Muskular
Terdiri dari lapisan otot polos sirkular dalam dan longitudinal luar
Terdapat fleksus misentrikus
1. T.Serosa

1. 4. Rektum
Struktur rektum sevara histologis hampir mirip dengan colon, yaitu mempunyai 4 lapisan mucosa,
submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa.
Ciri-ciri yang paling khas pada rektum adalah:
Mucosa hampir sama dengan colon, tetapi cripta liberkhun makin dekat-dekat,
panjang-panjang, dan sel goblet lebih banyak. Klinis: karena feses semakin keujung
semakin padat/keras sehingga diperlukan pelumas yang dihasilkan oleh sel goblet sebgai
penghasil mucus.
Terdapat lipatan longitudinal yang sementara dari submucosa-mucosa pada
bagian atas rectum
Bagian bawah rectum, lipatannya permanen (dekat ke anus), merupakan katup
pada anal kanal. Lipata ini disebut plica semilunaris/ collumna rectalis morgagni.
Epitel selapis torak
1. 5. Anus
Sama halnya dengan rektum, anus juga mempunyai 4 lapisan: mukosa, submukosa, T.muskularis,
dan T.Serosa/adventisia.
Ciri-ciri yang paling khas pada anus adalah:
Terdapat perubahan mukosa, yaitu dari epitel selapis torak menjadi epitel
berlapis gepeng tidak bertanduk.
Kelenjer intestinal memendek
Lamina proprianya bersatu dengan submucosa rectum dan terdapat banyak sekali
pembuluh darah yang membentuk fleksus hemoorhoidalis interna. Pada keadaan
patologis bisa menjadi hemorrhoid interna. Sedangkan hemorrhoid externa berasal
dari fleksus venosus eksterna.
Tunica muscularis circuler bertambah tebalnya menjadi sangat tebal sekali,
disebut sfingter ani internus. Sedangkan lebih kebawah otot polos ini menjadi otot lurik
membentuk sfingter ani eksterna. Ini memungkinkan kita dapat menahan defekasi.
Tunica muscularis longitudinal menipis, kemudian menghilang menjai jaringan
ikat yang terletak disekitar sfingter ani eksternus.

LO 6 : Histologi alat pencernaan


GLANDULA SALIVARIUS
Klasifikasi berdasarkan letak:
– Diluar cavum oris (masing-masing sepasang)
Glandula parotis
Glandula submandibularis
Glandula sublingualis
– Dalam dinding cavum oris
Glandula labialis
Glandula buccalis
Glandula palatina
– Dalam cavum oris
Glandula lingualis
Klasifikasi berdasarkan jenis sel sekretori
– Kelenjar mukosa murni (terutama musin) : glandula palatina dan lingualis posterior
– Kelenajr serosa murni (jernih, cair}: glandula parotis dan lingualis posterior von ebner
Mengandung: amilase, lisosim, peroksidase etc.
– Kelenjar campuran serosa dan mukosa : glandula sublingualis, submandibularis, lingualis
anterior, bukkalis dan labialis.

HEPAR
Satuan mikroskopis (3 pandangan):
– Lobulus hepatis klasik
– Lobulus portalis
– Acinus hepatis
Komponen parenkhim:
– Hepatosit
– Sinusoid yang dibatasi sel-el endoteldan sel kupffer
– Sel perisinosuidal
LOBULUS KLASIK
Konsep organisasi:
– Jaringan pengikat sebagai batas yang jelas
Bentuk
– Prismatik, poligonal. (0,7 x 2 mm)
Batas:
– Dipisahkan oleh jaringan pengikat
– Pertemuan batas menjadi trigonum kiernann atau spatium portalis atau canalis portalis,
dilalui:
Percabangan v. Portae
A et v. Hepatica
Ductus biliferus
Organisasi lobulus:
– Hepatosit tersusun dalam lempeng-lempeng yang teratur radier, ke pusat lobulus (v.
Centralis).
Tiap lempeng tersusun oleh 2 hepatosit
Tiap lempeng dipisahkan oleh sinusoid yang menerima darah dari pembuluh
darah di trigonum kiernann
Sinusoid bermuara dalam v. Centralis di pusat lobulus
LOBULUS PORTALIS
Konsep organisasi (mall):
– Satuan organisasi hepar sebagai organ kelenjar, seharusnya didasarkan bahwa pusat lobulus
kelenjar merupakan ductus excretorius yang akan menyalurkan cairan empedu.
Bentuk:
– Massa hepar yang berpusat pada ductus biliaris yang berada di trigonum kiernaan, sedang
batas perifer melintasi beberapa v. Centralis yang merupakan pusat lobulus klasik yang
berdekatan
Batas:
– Batas tidak jelas
Organisasi lobulus portalis
– Mencakup beberapa bagian lobulus klasik yang berdekatan
ACINUS HEPATIS
Konsep (rappaport):
– Mempunyai dasar yang sama dengan lobulus portalis, tetapi rappaport menyatakan
bahwa lobulus portalis bukanlah unit terkecil kelenjar. Pusat unit (acinus) adalah saluran empedu
yang menerima empedu langsung dari canaliculus biliferus.
Bentuk:
– Meliputi massa hepar bagian dari lobulus portalis, yang mengelilingi saluran empedu dan
cabang terminal v. Portae (venula portae terminalis) dan a. Hepatica (cabang terminal a.
Interlobularis), yang berada pada batas antara lobulus klasik yang berdekatan, sebagai sumbu
acinus hepatis
Batas fungsional:
– Berdasarkan perbedaan tingkat penimbunan glikogen dan lemak, serta perubahan
patologik, dibedakan daerah massa hepar dari pusat: zone 1, zone 2 dan zone 3.
PASOKAN DARAH UNTUK HEPAR
Sumber:
– 75 % darah
V. Portae yang masuk melalui porta hepatis yang bercabang-cabang sampai
trigonum kiernann dan dalam jaringan pengikat antara lobulus klasik yang berdekatan.
– 25 % darah
A. Hepatica yang masuk melalui porta hepatis, bercabang menjadi a. Interlobaris,
dan bercabang menjadi a. Interlobularis yang kemudian: a. Intralobularis yang
melanjutkan menjadi kapiler atau sebagian kecil sebagai arteriola terminalis hepatis
Sinusoid:
– Menampung darah
Yang bersumber dari v. Portae dan a. Hepatica
– Bermuara dalam v. Centralis di pusat lobulus klasik
V. Centralis bermuara dalam:
V. Sublobularis yang selanjutnya ditampung dalam v. Hepatica yang bermuara dalam v. Cava
inferior.
Sinusoid hepatis
Batas:
– Sel endotel
Berrbentuk pipih, berfenestra
Tidak fagositik
– Sel kupffer
Berbentuk stelat dengan tonjolan-tonjolan masuk lumen sinusoid
Termasuk dalam keluarga fagosit, berasal dari monosit dalam darah
Spatium perisinusoidalis / spatium disse
– Sel perisinusoidal:
1) sel stelat, sel ito, sel penimbun lemak, sel intersti-tialis (banyak nama)
– Diperlihatkan dengan pewarnaan khusus
– Mirip morfologi fibroblas
– Menimbun lemak yang mengandung vitamin a
2) pit cell
– Memiliki psedopodia
– Fungsi belum jelas

VESICA FELLEA
Be ntuk & ukuran:
– Kantong berbentuk buah jambu air, 4 cm – 10 cm
Volume: 40 – 70 ml
Kedudukan:
– Pada cekungan permukaan bagian bawah hepar
Bagian-bagian
– Corpus
– Fundus
– Infundibulum
– Collum
Fungsi:
– Menerima cairan empedu dari ductus hepaticus
– Menyimpan dan memekatkan cairan empedu
Melepaskan cairan empedu ke duodenum melalui ductus cysticus

PANCREAS
Kelenjar pencernaan terbesar kedua
Penampilan:
– Memanjang, besar pada caput dan mengecil pada cauda pancreatis (sebelah kiri)
Kedudukan:
– Retroperitoneal di antara kelokan duodenum
Ukuran:
– Panjang: 20 – 25 cm, berat: 65 – 160 g
Bagian-bagian:
– Caput pancreatis
– Corpus pancreatis
– Cauda pancreatis
Jaringan:
– Jaringan kelenjar asiner di seluruh kelenjar pancreas
– Tersebar pulau-pulau langerhans
JARINGAN KELENJAR PANCREAS
Organisasi:
– Terbagi dalam lobulus yang dipisahkan oleh jaringan pengikat longgar tipis
Berisi:
– Ductus interlobularis
– Pembuluh darah
– Saluran limfe dan serabut saraf
Lobulus tersusun oleh beberapa acinus kelenjar
Acinus:
– Terbentuk oleh 40-50 sel-sel piramidal
Bagian basal sel penuh dengan r er menempati 20% volume sel
Puncak sel: penuh dengan butir-butir zimogen
Permukaan puncak sel: sedikit mikrovili
– Sel sentro-asiner:
Sel-sel ductus excretorius berbentuk gepeng yang masuk dalam acinus
– Ductus excretorius
Epitel kuboid selapis

LO 7 : Kelainan kongenital sistem pencernaan


1. Sindroma lengkung pertama Terjadi karena kegagalan / perkembangan abnormal lengkung
pharynx pertama menyebabkan :
Sindroma treacher collins (Dysostosis Mandibulo Facialis)
- telinga luar abnormal
- kelainan telinga tengah dan dalam
- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah
- kelainan kelopak mata bawah
Sindroma Piere Robin
Hipoplasia rahang bawah
Palatoschizis
Kelainan telinga dan mata
1. Tongue – tie = ankyloglossia
Lidah tidak bebas dari mulut
Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel
pada dasar mulut, sehingga
lidah terikat pada dasar mulut
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, yang tersisa hanya : FRENULUM
1. Sumbing
Didepan foramen incisivum terjadi :
Sumbing bibir lateral
Sumbing rahang atas
Sumbing antara langitan primer dan sekunder
Dibelakang foramen incisivum terjadi :
- Sumbing langit sekunder
- Sumbing uvula
Campuran kedua sumbing diatas
Penyebab :
- Genetik
- Lingkungan
1. Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis
Kelainan ini akibat :
Penyimpangan septum eosophagotracheale ke posterior
Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan sederhana ke
arah anterior
Bentuk yang paling sering ditemukan:
Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu
Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.
Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.
Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.
1. Stenosis Pylorus
– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah pylorus menebal sehingga terjadi
penyempitan rongga pylorus
– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan proyektil
1. Atresia kandung empedu
Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat
proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu.
Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila
rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap
Saluran didalam dan luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak
terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus
choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat
melebar.
Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.
1. Atresia saluran empedu.
1. Pembelahan sebagian vesica felea
2. Bentuk ganda vesica felea
1. Diverticula pada kandung empedu.
2. Pancreas yang berbentuk cincin
Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan
berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.
Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri bergeser
kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk
cincin.
Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan
penyumbatan.
Keadaan dimana jaringan pancreas dapat ditemukan mulai dari ujung distal
oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.
Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum
Meckel.
1. Pancreas heterotopik
1. Fixasi jerat-jerat usus.
Terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga
selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat
pada kedudukannya.
1. Sisa-sisa ductus vitellinus.
1. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada membentuk sebuah kantong pada
illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak ± 40-
60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan
mesenterium.
1. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.
Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan
langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.
1. Kista vitellina atau enterocystoma.
Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk
kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah
terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.
1. Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut
tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini
menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.
1. Hernia umbilicalis congenitalis
Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan, sehingga lapisan
permukaan hanya dibentuk oleh amnion.
Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar pada masa janin,
sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang
berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut
eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.
1. Kelainan putaran jerat usus.
Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan dengan arah jarum jam.
Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri
rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terletak makin kekanan.
Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon transversum menyilang
A.mesenterica superior.
Bahaya utama dari kelainan ini:
a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri, sehingga menimbulkan
penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.
b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.
1. Bentuk ganda saluran pencernaan.
Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran pencernaan. Paling sering
terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :
- Diverticulum kecil
- Kista
1. Atresia dan stenosis usus.
Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus sederhana.
Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya terbentuk sekat pemisah
yang tipis melintasi rongga usus.
Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan rekanalisasi rongga
yang tidak sempurna. Akibat stenosis :
1. Peregangan bagian proximal
2. Penyempitan bagian distal.
Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala:
1. Duedonum proximal stenosis sangat melebar
2. Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.
1. Anus imperforatus dan atresia ani.
– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis yang hanya
dipisahkan oleh sekat pemisah.
– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa disebabkan:
Kegagalan perkembangan lobang anus
Atresia recti

Anda mungkin juga menyukai