Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non- letusan (non-explosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber). Kekentalan magma dan kandungan gas di dalam magma ditentukan oleh komposisi kimia magma. Pada erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh gunungapi ke angkasa. Pada erupsi non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava fountain), gas atau uap air Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari derajat kekentalan magma, tekanan gas magmatik, kedalaman dapur magma dan bahan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan sebagai berikut:
Letusan Tipe Hawaii
Tipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Letusan Tipe Stromboi
Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Letusan Tipe Vulkano
Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau
sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Letusan Tipe Perret atau Plinian
Tipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat dahsyat. Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km. Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980.
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.
Letusan Tipe Sint Vincen
Tipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.