Anda di halaman 1dari 4

1.

PENDAHULUAN
1.1.

PENGERTIAN UMUM
Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut yang terjadi secara

berulang dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari benda-benda angkasa
yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran
bulan mengelilingi matahari. Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi
tarikan terhadap bumi, dimana gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut
adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari. Secara statistik, Bulan
menyebabkan hampir 70% efek pasang surut. Sedangkan matahari memiliki pengaruh
sebesar 30%.
1.2.

PEMBANGKIT PASANG SURUT


Gaya-gaya pembangkit pasang surut disebabkan oleh gaya tarik menarik antara

bumi, bulan dan matahari. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar
dibandingkan matahari dikarena kan posisi bulan lebih dekat ke bumi, walaupun
massa bulan jauh lebih kecil dari pada matahari. Gaya tarik gravitasi menarik air laut
ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari . Perbedaan
vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal
range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Periode pasang laut adalah waktu antara
puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.
Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50
menit.
1.3.

TIPE-TIPE PASANG SURUT


Secara umum terdapat empat tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada

periode dan keteraturannya, pasang-surut di Indonesia dapat dibagi menjadi empat


jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal tide), harian ganda (semidiurnal tide)
dan dua jenis campuran.

1.3.1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)


Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal
misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan
Kalimantan.
1.3.2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode
pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya
terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
1.3.3. Pasang

surut

campuran

condong

ke

harian

ganda

(mixed

tide

prevailing semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi
dan periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda
(mixed tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan
Indonesia bagian timur.
1.3.4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis
campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal)
contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan
konfigurasi lantai samudera.
tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dinyatakan dalam bentuk:

F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]


dengan ketentuan :
F 0.25

: Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)

0,25<F1.5 :

1.50<F3.0 :
F > 3.0

Pasang surut tipe campuran condong harian ganda (mixed mainly


semidiurnal tides)
Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal (mixed mainly diurnal
tides)

: Pasang surut tipe tunggal (diurnal tides)

Dimana:
F

AK1

AO1

AM2

AS2

bilangan Formzal
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari
amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan
amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang
disebabkan oleh gaya tarik matahari

Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masingmasing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang
surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena
interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang
pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut
yang baru.
1.3.5. Pasang Surut Purnama dan Perbani

Proses terjadinya pasang surut purnama dan perbani dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada
dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang
sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini
terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk
sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan
pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4
dan 3/4.

Gambar: Kedudukan bumi-bulan-matahari saat pasang purnama (a) dan


pasang perbani (b)

Anda mungkin juga menyukai