Anda di halaman 1dari 6

Departemen Pendidikan Nasional

Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang


Program Pendidikan Akuntansi
Course Outline/Silabi (Tentative)
Matakuliah/Kode
: Akuntansi Forensik dan Kecurangan Keuangan
(dh. Forensic Accounting & Fraud Examination)
Dosen Pengampu
: Gugus Irianto, SE. MSA. PhD. Akt.
Gedung PPA Lama, Lantai II, FE Unibraw
Telp. (0341) 7750478 / 081 7962 4578
Email: gugusir@yahoo.com; gugusir@fe.unibraw.ac.id

1. Latar belakang
Transparency International secara periodik menyusun laporan tentang korupsi
yang terjadi di berbagai Negara. Indonesia merupakan salah satu Negara yang masuk
dalam daftar tersebut dan menempati ranking yang cukup tinggi (informasi tentang
ranking Indonesia dalam konteks ini dapat diakses di http://www.transparency.org/;
http://www. globalcorruptionreport.org/). Menyadari keadaan tersebut, pemerintah
Indonesia dan juga beragam organisasi non-pemerintah bahu membahu dalam
memerangi korupsi. Upaya yang sama juga dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi
(PT) walaupun aktivitasnya masih belum direncanakan dan diimplementasikan secara
sistemik.
Perang (fighting) terhadap praktek korupsi diyakini perlu dilaksanakan
secara sistematis dan melibatkan berbagai pihak. Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas sebagai bagian dari implementasi good governance, serta institusionlaisasi
dalam diseminasi tentang etika bisnis dan profesi merupakan salah satu aspek
fundamental dalam upaya pencegahan tindakan korupsi. Upaya tersebut perlu diikuti
dengan penguatan law enforcement dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam pencegahan, pendeteksian serta investigasi atas tindakan korupsi.
Pendidikan akuntansi dapat memegang peran sentral dalam proses
institusionalisasi kompetensi untuk melawan korupsi, oleh karena cukup banyak subjek
(matakuliah) yang bersinggungan dengan hal itu baik itu aspek akuntansi, auditing,
maupun sistem informasi. Meskipun demikian penguatan subjek tertentu yang secara
khusus dipersiapkan untuk memberikan bekal pemahaman dalam pencegahan,
pendeteksian dan investigasi terhadap korupsi atau kecurangan secara umum masih
diperlukan. Matakuliah ini dirintis melalui kerjasama dan dukungan materi (buku
dan DVD) dari ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) yang memiliki visi
Fighting Fraud Globally--. Kerjasama dan dukungan materi berupa buku juga
diperoleh dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Mendorong tumbuhnya
kesadaran akan bahaya kecurangan dan atau korupsi dalam arti luas serta
memberikan ruang untuk memiliki kemampuan dalam pencegahan, pendeteksian,

dan investigasi atas beragam bentuk kecurangan dan atau korupsi merupakan sasaran
yang dicitakan dalam subjek ini.1
2. Deskripsi Matakuliah dan Tujuan
Mata ajaran Forensic Accounting and Fraud Examination (FAIA) membahas Forensic
Accounting [yang merupakan perpaduan antara disiplin akuntansi, audit, dan
hukum untuk menangani sengketa dan fraud, dan Investigative Audit yang
mencakup teknik-teknik audit untuk mengungkapkan fraud .
Matakuliah ini dirancang untuk membuka jendela pemahaman mahasiswa tentang
fraud, forensic, dan fraud examination serta untuk memfasilitasi peningkatan
kemampuan dan atau kompetensi mahasiswa dalam pencegahan, pendeteksian, dan
investigasi tentang Fraud. Sehingga, setelah menempuh matakuliah ini, mahasiswa
diharapkan (setidaknya) memiliki kemampuan dalam:
1. Memahami tentang makna Fraud dan Forensik serta implikasinya
2. Memahami tentang bentuk dan jenis-jenis Fraud
3. Memahami tentang makna dan ruang lingkup lingkup kajian tentang Fraud
Examination, Forensic Accounting, dan Audit Investigasi
4. Memahami tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya Fraud
5. Memahami tentang berbagai pihak (aktor) yang dapat terlibat dalam Fraud
6. Memahami tentang cara pencegahan, pendeteksian dan investigasi atas Fraud
7. Memahami tentang resolusi atas Fraud
8. Memahami tentang peran akuntan dalam upaya pencegahan, pendeteksian,
dan investigasi atas Fraud dan Forensik.
9. Memiliki ketrampilan teknis dalam mengidentifikasi adanya gejala dan atau
tanda-tanda/indikasi kemungkinan terjadinya fraud dari laporan akuntansi
Disamping aspek diatas, proses pembelajaran dalam matakuliah ini diharapkan dapat
memberikan ruang kepada mahasiswa untuk (1) mengapresiasi etika profesi, (2)
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, (3) mengasah kemampuan dasar dalam
melaksanakan penelitian, dan (4) meningkatkan kemampuan untuk bekerja dalam
kelompok.
Mengingat luasnya cakupan materi dalam matakuliah ini, maka sangat mungkin tidak
semua aspek dapat didiskusikan dikelas secara detail, sehingga kegiatan mandiri secara
individual dan kelompok sangat penting artinya untuk memperoleh pemahaman serta
memiliki kompetensi yang memadai tentang Fraud. Sebagai bagian dari upaya untuk
menerapkan pola student-centered learning maka mahasiswa diharapkan proaktif dalam
Rintisan untuk sampai kepada penawaran matakuliah Fraud Examination sebagai matakuliah pilihan di Jurusan
Akuntansi FE Universitas Brawijaya telah penulis lakukan sejak berada di Australia pada November/Desember 2005,
disela revisi disertasi/thesis S-3 di University of Wollongong (UOW). Pada saat itu, penjajagan informal untuk
membuka program dual degree --kerjasama FE Unibraw dan Faculty of Commerce, UOW, penulis lakukan. Tertarik
dengan program Master of Forensic Accounting (MFA) di UOW, penulis berdiskusi intensif dengan Direktur Program MFA,
Dr. Kathy Cooper, dan dengan salah satu staf pengajar MFA, Dr. Annamaria Kurtovic, serta dengan Manager Hubungan
Internasional dari Faculty of Commerce UOW. Berdasar diskusi tersebut, penulis menangkap kemungkinan kesulitan
terutama dari aspek birokrasi dan keuangan jika langsung membuka progam dual degree. Dua buah buku yang diberikan
oleh Dr. Kathy Cooper pada penulis akhirnya memberikan inspirasi untuk menempuh jalan bertahap dan paling
memungkinkan untuk menuju cita-cita terwujudnya program dual degree, dan penawaran matakuliah ini merupakan
jembantan menuju kesana.
1

beragam aktivitas belajar mandiri dan kegiatan kelompok. Diharapkan pula, topiktopik dalam matakuliah ini dapat menjadi pemicu (driver) munculnya gagasan atau
ide untuk melakukan studi/riset tentang fraud di Indonesia.
3. Sumber bacaan/referensi utama:
_____________ (2004), Introduction to Fraud Examination, Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE)
Albrecht, W.S. (2003), Fraud Examination, South-Western, a division of Thomson
Learning [AWS]
Silverstone, H. dan Sheetz, M. (2004), Forensic Accounting and Fraud Investigation for
Non-Experts, John Wiley and Sons, Inc. [SS]
Tuanakotta, T.M. (2007), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2007)[TT]
4. Sumber bacaan/referensi pendukung:
Browne, M.N. dan Keeley, S.M. (1994), Asking the Right Questions: A Guide to Critical
Thinking, Fourth Edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Irianto, G. (2003), Skandal Korporasi dan Akuntan, Lintasan Ekonomi, Vol. XX No. 2,
Juli, hal. 104-14
Setiyono (2005), Kejahatan Korporasi: Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publishing.
------------ (2006), Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana
Korupsi, Cetakan Kedua, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
www.acfe.com
5. Rencana Kuliah
Sesi
Materi
1
Pengantar: penjelasan latar belakang
dan materi kuliah
2
Fraud, Fraud Examination, dan
Forensic Accounting
Skandal Korporasi & Akuntan
3
Who commits Fraud and Why?
Fighting Fraud: An Overview

4
5
6
7

Fraud Prevention
Preventing Fraud
Fraud Detection
Recognizing the symptoms of Fraud
Proactive approaches to detecting
Fraud
Fraud Investigation
Investigating thefts and concealment

Acuan Utama

Kasus

AWS Ch. 1 &


materi dari
ACFE
AWS Ch. 2
AWS Ch. 3

C1-1, C1-2
C1-8
Artikel
C2-3, C2-4
C2-8; C3-1,
C3-2, 3, C3-6
C4-1, C4-5
CD4-1, 2
C5-1, C5-2
C5-3
C6-1, C6-2
CD
C7-1, C7-2
C7-8

AWS Ch. 4
AWS Ch. 5
AWS Ch. 6
AWS Ch. 7

8
9

Midle test
Conversion Investigation Methods

AWS Ch. 8

10

Inquiry Methods and Fraud Reports

AWS Ch. 9

11

AWS Ch. 10,


Ch. 11
SS Ch. 9, 12
AWS Ch. 12,

13

Management Fraud
Financial Statement Fraud, Revenue
and Inventory Frauds
Liability, Asset, and Inadequate
disclosure frauds,
Resolution of Fraud

14

Akuntansi Ganti Rugi

TT, Bab 29

15

Follow the money dan UndangUndang Tindak Pidana Korupsi


Final Tes

TT Ch. 15,
16, 25

12

16

Ch. 16

C8-1, C8-2
C8-8
C9-1, C9-2
C9-8
C10-1, C10-2
C10-8, C11-1,
C11-2, C11-8
C12-1, C12-2
C12-8
C16-1, C16-2,
C16-8

6. Tugas Terstruktur Individu (TST-I)


TST-I merupakan kegiatan mandiri individu yang terdiri dari 2 (dua) tugas.
Pertama, membuat ringkasan eksekutif dari materi kuliah sesuai rencana kuliah diatas.
Dua (2) ringkasan akan dikumpulkan, masing-masing 1 ringkasan sebelum UTS
(minggu 5), dan sisanya setelah UTS (minggu 10). Kedua, berselancar di internet
untuk menemukan 1 (satu) kasus skandal keuangan yang terjadi di perusahaan (seperti
kasus Enron, dll, preferensi kasus yang di Indonesia). Hasil pencarian di internet
dikumpulkan pada minggu ke 7 bersama komentar Anda atas kasus tersebut yang
meliputi upaya pencegahannya dan peran akuntan di dalamnya. Ringkasan diketik
pada kertas A-4, spasi 1, single sided, jumlah antara 3-5 halaman (min-max), font 12,
huruf Arial/Times News Roman/Palatino Lynotype/ Garamound. Komentar atas
kasus skandal keuangan dibuat dengan format yang sama dengan panjang tulisan 2-3
halaman. Kasus skandal keuangan terpilih akan dipresentasikan di kelas yang
jadwalnya akan ditentukan kemudian setelah UTS.
7. Tugas Terstruktur Kelompok (TST-K):
Tugas kelompok adalah mendiskusikan setiap kasus sesuai jadwal dan
menuliskan jawabannya dalam format laporan sebagaimana tugas individu, hanya
jumlah halamannnya menyesuaikan dengan kebutuhan. Mulai minggu ke 3 atau ke 4
diskusi kelompok akan dimulai, satu atau dua kelompok akan ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil analisis kasus di depan kelas. Analisis kasus dianjurkan dapat
dievaluasi dengan membaca referensi yang relevan baik itu dari buku teks atau sumber
lain.
8. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)

UTS dan UAS dilaksanakan di kelas dalam bentuk objective test dan
pemecahan kasus. Jika ada perubahan akan disampaikan di kelas.
9. Evaluasi
Unsur yang dinilai
Kuis (1x)
TST-Kelompok
TST-Individu (3x)
UTS
UAS
Lain-lain (etika, dll)
Total
Presensi/Kehadiran

Points
25
100
100
100
125
50
500

Prosentase
10 %
15 %
20 %
20 %
25 %
10 %
100 %

Range Nilai
Nilai
A
>= 85%
B+
>= 75%
B
>= 69%
C+
>= 65%
C
>= 55%
D+
>= 50%
D
>= 45%
F
<45%
Kehadiran minimal (sesuai buku pedoman) wajib dipenuhi
untuk dapat berhasil dalam matakuliah ini atau sebaliknya.

10. Standar Etika


Mahasiswa yang menempuh matakuliah ini dianjurkan dan sangat diharapkan
untuk menjunjung tinggi etika dan atau norma akademik yang berlaku, setidaknya
seperti tertuang dalam buku panduan akademik FEUB, dan lebih dianjurkan lagi juga
diperluas dalam perilaku keseharian, terutama pada saat kuliah. Berpakaian dan
berperilaku yang pantas dan sopan, misalnya, juga sangat dianjurkan, untuk
membiasakan dan membangun diri sendiri untuk mempersiapkan diri kelak jika
terjun dalam lingkungan profesi dan masyarakat. Aspek ini menjadi pertimbangan
tersendiri dalam penentuan hasil akhir matakuliah ini. Perlu untuk diingat bahwa
bekal untuk hidup di tengah masyarakat tidaklah cukup hanya dengan kecerdasan
otak semata, namun juga perlu ditopang oleh kekuatan dan kebesaran hati.
11. Aspek Lingkungan: Keterbatasan
Seiring dengan misi yang diemban matakuliah ini untuk berkontribusi
dalam upaya penyebarluasan upaya pencegahan tindak kecurangan secara umum dan
korupsi secara khusus, maka delivery process dari matakuliah ini juga diupayakan
untuk sejauh mungkin dapat meminimilasi hal terkait dengan kecurangan. Sayangnya
terdapat keterbatasan yang berpengaruh terhadap upaya pencapaian misi dimaksud.
Sebagai contoh, harga buku ajar yang relatif mahal dan mungkin memberatkan bagi
sebagian besar mahasiswa dan pada akhirnya mendorong mahasiswa untuk
memfotocopy buku atau sumber belajar yang lain yang memiliki hak cipta--, menjadi
salah satu keterbatasan lingkungan yang pada gilirannya tidak dapat mendukung
tercapainya misi secara utuh dari seluruh proses pembelajaran. Di masa yang akan
datang, hal ini secara bertahap dan berkelanjutan akan diupayakan untuk diperbaiki.
12. Ketentuan lain:

Dianjurkan agar setiap mahasiswa memiliki buku pegangan agar dapat mengikuti
proses perkuliahan ini dengan baik. Ketentuan lain, misalnya soal plagiat dll., dapat
dipelajari pada Buku Pedoman Akademik FE Unibraw. Pengumpulan semua tugas
harus dilakukan sesuai jadwal, dan secara prinsip tidak ada penundaan waktu. Ujian
ulangan baik itu Kuis, UTS maupun UAS tidak dilakukan dalam matakuliah ini kecuali
dalam keadaan emergency.

Anda mungkin juga menyukai