Anda di halaman 1dari 3

Sudoyo, A.W., dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V.

Jakarta: Pusat Penerbitan


Ilmu Penyakit Dalam.
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. 2007. Ilmu
Kandungan, edisi III. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT GINJAL

Kehamilan dan penyakit ginjal memiliki dua aspek, yaitu kehamilan mempengaruhi
progresi penyakit ginjal dan sebaliknya penyakit ginjal mempengaruhi proses kehamilan.
Kehamilan merupakan kondisi hiperdinamik, hipervolemik, dengan adaptasi yang tampak
pada semua sistem organ utama. Perubahan fisiologik penting yang timbul pada ginjal selama
kehamilan antara lain:
-

Peningkatan aliran plasma renal


Peningkatan tingkat filtrasi glomerulus (Gromelural Filtration Rate/ GFR)
Perubahan reabsorpsi glukosa, sodium, asam amino, dan asam urat tubular
Adapun nilai laboratorium ginjal normal pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
Nilai Laboratorium
BUN, mg/dL

Perempuan tidak hamil


6 27

Perempuan hamil
7,2 10,2

Klirens kreatinin, ml/menit

100 180

150 200

Kreatinin serum, mg/dL

0,5 0,8

0,3 0,6

Asam urat, mg/dL

2,2 7,5

3,2 - 3,5

Protein total, mg/24 jam

< 150

< 300

Penyakit ginjal yang sering ditemui pada kehmilan diantaranya adalah:

Infeksi Traktus Urinarius/ Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi traktus urinarius merupakan penyakit ginjal utama pada kehamilan dan disertai
dengan risiko berat bayi lahir rendah, kematian bayi dalam kandungan dan kelahiran
prematur. Infeksi traktus urinarius yang sering ditemukan pada kehamilan adalah:

a. Bakteriuria asimtomatik. Bakteriuria (>100.000 kuman/ml urin) tanpa gejala klinik.


Pada perempuan tidak hamil keadaan ini tidak diberi obat, tetapi pada kehamilan
perlu diobati dengan antibiotik yang sesuai selama sekurang-kurangnya 10 hari. Hal
ini disebabkan resiko timbulnya infeksi ginjal/pielonefritis meningkat sampai 30%
pada kehamilan dan dapat ditekan sampai 3% dengan pengobatan yang tepat dan
cukup. Perlu diperiksakan biakan urin dan penyesuaian jenis antibiotika dengan hasil
biakan.
b. Sistitis. Merupakan infeksi kandung kemih dengan gejala sering kencing, nyeri waktu
kencing, dan rasa terdesak kencing. Sistitis bisa disertai dengan adanya kuman
ataupun tanpa kuman dan perlu dipertimbangkan adanya sindrom uretral
c. Pielonefritis. Pielonefritis pada kehamilan disertai dengan gejala nyeri pinggang,
mual, demam, menggigil sampai muntah dan terjadi pada 2% kehamilan. Keadaan ini
diobati dengan antibiotik parenteral, sebaiknya di rumah sakit sampai keadaan
membaik, diteruskan dengan terapi antibiotika oral, untuk menghindari komplikasi
sepsis dan gangguan kehamilan.

Gangguan ginjal akut


Gangguan ginjal akut seperti juga pada perempuan tidak hamil dibagi tiga jenis yaitu:
a. Gangguan ginjal akut pre-renal. Umumnya disebabkan faktor hipovolemi baik akibat
dehidrasi, perdarahan (abruptio placenta), dekompensasi kordis, dan sepsis. Sepsis
sering ditemukan pada abortus kriminal pada kehamilan muda.
b. Gangguan ginjal akut renal. Umumnya terjadi sebagai kelanjutan GGA prerenal atau
iskemia ginjal dan akibat faktor toksik biasanya berupa tubular nekrosis akut (ATN).
Dalam keadaan berat dapat terjadi nekrosis kortikal akut yang bersifat irreversibel.
c. Gangguan ginjal akut post renal. Umumnya disebabkan oleh obstruksi. Perlu disadari
bahwa sistem pelviokalises pada kehamilan melebar sehingga sukar dibedakan
dengan dengan pelebaran akibat obstruksi.

Gangguan Ginjal Kronik


Kehamilan dengan gangguan ginjal kronik saling mempengaruhi. Gangguan ini
mempengaruhi kehamilan melalui beratnya fungsi ginjal, derajat proteinuria, dan tingginya
tekanan darah. Pada gangguan ginjal yang ringan pun komplikasi berupa BBLR, kelahiran
prematur dan kehamilan bayi meningkat.
Penderita gangguan ginjal kronik yang hamil progresi penyakit ginjalnya sangat
tergantung fungsi ginjal sebelum hamil. Pada gangguan ginjal kronik dengan kehamilan,
etiologi gagal ginjal tidak mempengaruhi prognosis kehamilan, kecuali pada pasien lupus
nefritis dimana 50% penderita lupus nefritis akan kambuh lupusnya waktu kehamilan disertai

penurunan fungsi ginjal dan 50% akan disertai kematian janin. Dengan demikian dianjurkan
penderita lupus harus stabil dulu kondisi lupusnya selama 6 bulan sebelum kehamilan
dimungkinkan.

Anda mungkin juga menyukai